PENDAPATAN
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
LATAR BELAKANG
Akuntansi kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita
jalani, apakah memperoleh laba atau menderita kerugian. Dengan akuntansi kitapun dapat
memperoleh informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya, baik itu pihak ekstern
maupun intern. Semua informasi diatas terkait halnya dengan seberapa banyak pendapatan
yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, kerana pendapatan adalah sesuatu yang
sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat
penghasilan atau earnings . Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas
perusahaan yang biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,
arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan
selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanaman modal. Namun demikian, Konsep mengenai pendapatan belum
dapat dirumuskan dengan jelas dalam literatur akuntansi, karena pendapatan ini sangat erat
tergantung dari sudu tmana pendapatan ini dipandang. Pada dasarnya ada dua pendekatan
a. Pendekatan pendapatan yang memusatkan perhatian pada arus masuk aktiva yang
b. Pendekatan pendapatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang dan jasa.
Ikatan Akuntan Indonesia ( 2004 : 23.2 ) menyatakan bahwa ”Pendapatan adalah arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normalperusahaan
selama satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikanekuitas, yang
Untuk pendekatan yang menekankan pada arus masuk, dapat kita lihat dari pengertian
yang terdapat dalam FASB yang dikutip oleh Smith Skousen ( 2001 : 27 ) pendapatan diakui
sebagai ”arus masuk atau peningkatan aktiva lain sebuah entitas atau penetapan utangnya ( atau
kombinasi dari keduanya ) dari pengantaran barang atau produksi barang yang
menyumbangkan pelayanan atau melakukan aktivitas lain yang membentuk operasi pokok atau
Menurut Rosjidi ( 1999 : 128 ) ”Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau
penurunan jumlah kewajiban perusahaan, yang timbul dari transaksi penyerahan barang dan
jasaatau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode yang dapat diakui dan diukur berdasarkan
Prinsip Akuntansi Berlaku Umum”. Dalam pengertian ini pendapatan yang diperoleh dari
transaksi penyerahan barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya itu adalah yang berhubungan
secara langsung dengan kegiatan untuk memperoleh laba usaha yang dapat mempengaruhi
terhadap jumlah ekuitas pemilik. Dengan demikian, tidak termasuk dalam pengertian
pendapatan, adalah peningkatan aktiva perusahaan yang timbul dari pengadaan aktiva,
investasi oleh pemilik, pinjaman ataupun koreksi labarugi pada periode sebelumnya. Menurut
1. Aliran masuk asset bersih yang berasal dari penjualan barang dan jasa.
3. Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan
A. Definisi Pendapatan
Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
PSAK) No. 23 mendefinisikan pendapata sebagai berikut:
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi
menjelaskan bahwa pendapatan adalah:
“Pendapatan (revenue) dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu
perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku.
Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya
telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan.”
Sofyan Syafri Harahap (2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah :
“Pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada
langganan/mereka yang menerima”
Definisi-definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang
pendapatan yaitu sebagai berikut:
1. Konsep Pendapatan yang meusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai
hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan
sebagai inflow of net asset.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan
jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini
menganggap pendapatan sebagai outflow of good and services.
Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus dinyatakan
dengan jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar
terjadi.
B. Karakteristik Pendapatan
Dari beberapa definisi di atas dapat didaftar karakteristik karakteristik atau kata
kata kunci yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang membentuk
pengertian pendapatan dan untung adalah :
1. Kenaikan Aset
Paton dan Litleton (1970:47) menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena
berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai berikut:
a. Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor.
b. Laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, surat
berharga, segmen bisnis, dan anak perusahaan.
c. Hadiah, donasi atau temuan
d. Revaluasi aset yang telah ada.
e. Penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa)
2. Operasi Utama Berlanjut
Pengertian ‘operasi utama’ dalam hal ini lebih dikaitkan dengan tujuan utama
perusahaan yaitu menghasilkan produk / jasa untuk mendatangkan laba dan bukan
untuk membatasi jenis produk utama dan produk samping.
Pengertian operasi utama menunjukkan kegiatan sebagaimana pengertian
operasi dalam klasifikasi kegiatan yang membentuk statemen aliran kas yaitu,
operasi, investasi, dan pendanaan.
Dengan demikian, yang disebut pendapatan adalah kenaikan aset yang berkaitan
dengan operasi utama bukan dengan investasi dan pendanaan. Akan tetapi,
pendapatan atau untung yang tidak berasal dari operasi utama dengan sendirinya
lalu dapat disebut sebagai pos nonoperasi.
4. Penurunan Kewajiban
Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya
misalnya menerima pembayarn di muka dari pelanggan penerimaan ini bukan
merupakan pendapatan karena perusahaan belum melakukan prestasi yang
menimbulkan hak penuh atas aset yang diterima. Oleh karena itu, jumlah rupiah
yang diterima biasanya diperlukan sebagai pendapatan tak terhak atau pendapatan
tangguhan yang statusnya adalah kewajiban sampai ada prestasi dari perusahaan
berupa pengirimkan barang atau pelaksanaan jasa. Pengiriman barang atau
pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan.
Kejadian itu mengubah kewajiban menjadi pendapatan.
5. Suatu Entitas
Dimasukkan kata entitas atau perusahaan dalam definisi mengisyaratkan bahwa
konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Pendapatan didefinisikan
sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas bersih. Jadi, aset yang masuk
itulah yang disebut pendapatan. Aset tersebut dikuasai oleh perusahaan. Akan tetapi,
karena hubungan perusahaan dengan pemilik merupakan hubungan utang-piutang,
pada saat aset naik sebagai pendapatan utang perusahaan kepada pemilik juga naik
dengan jumlah yang sama. Hal ini mengisyaratkan bahwa konsep kesatuan usaha
dianut dalam pendefinisian. Karena pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset
bukan kenaikan ekuitas.
6. Produk Perusahaan
Paton dan Littleton menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan.
Di sini pendapatan didefinisikan secara fisis bukan moneter. Definisi ini juga netral
terhadap saat pengakuan. Aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai
pengukur tetapi bukan pendapatan itu sendiri produk fisis yang dihasilkan oleh
kegiatan usaha itulah pendapatan. Pengertian semacam ini sesuai dengan konsep
upaya dan capaian (efford and accomplishment) yaitu pendapatan merupakan
capaian upaya produktif perusahaan.
Terdapat dua aliran yang berkaitan dengan pendapatan yaitu aliran fisis dan
moneter. Kam (1990, hlm. 237) mempertanyakan apakah pendapatan itu objek atau
kejadian. Untuk menjawab hali tersebut, Kam merinci lebih lanjut kedua aliran
tersebut yaitu:
a. Aliran fisis berupa :
Kejadian memproduksi dan menjual produk
Objek, yaitu produk fisis itu sendiri.
b. Aliran moneter berupa :
Kejadian menaiknya nilai aset perusahaan karena produksi atau penjualan
produk ke konsumer.
Objek, yaitu jumlah rupiah aset atau produk yang dihasilkan atau dijual.
7. Pertukaran
Paton dan littleton memasukan kat apertukaran (exchange) dalam definisinya
karena pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat
dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau jumlah
rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen.
Pendapatan untuk suatu periode merupakan akumulasi pendapatan yang diukur
secara objektif tsb.
9. Untung
Seperti pendapatan, kata – kata kunci yang melekat pada pengertian untung
adalah :
a. Kenaikan ekuitas ( aset bersih )
b. Transaksi periferal atau insidental
c. Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik
FSAB merinci lebih lanjut transaksi, kejadian, atau keadaan yang menimbulkan
untung menjadi empat sumber atau karakteristik yaitu :
C. Pengakuan Pendapatan
Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statement keuangan. Secara
konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran
(measurability) dan keterandalan (reliability).
Untuk menjabarkan kriteria kualitas informasi menjadi kriteria pengakuan
pendapatan, perlu dipahami dua konsep penting yaitu pembentukan pendapatan dan
realisasi pendapatan.
1. Pembentukan Pendapatan (Earning Process)
Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya
pendapatan. Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan opoerasi
yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan
produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memberikan kontribusi
terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi
sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi.
2. Realisasi Pendapatan (Realization Process)
Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau
terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan.
Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat
barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak
penjualan mendahului produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat
dikatakan terjadi, karena belum terjadi proses penghimpunan pendapatan.
Dari kedua kejadian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses realisasi
merupakan konfirmasi proses penghimpunan dana.
Walaupun kedua kriteria harus dipenuhi, bobot pentingnya untuk suatu kegiatan
tertentu dapat berbeda artinya dalam keadaan tertentu penghimpunan menjadi lebih
kritis daripada realisasi dan sebaliknya. Terbentuknya pendapatan, tidak selalu harus
mendahului realisasi pendapatan, dapat terjadi pendapatan sebelum realisasi terbentuk.
Kam (1990) mengemukakan kriteria pengakuan secara teknis. Pendapatan baru
dapat diakui kalau dipenuhi syarat-syarat berikut :
Syarat (1) dan (2) telah dicakupi dalam kriteria dari FASB. Agar dapat
dikatakan terealisasi pendapatan memang harus diukur secara objektif dan hal tersebut
pada umunya dapat dicapai setelah adanya transaksi penjualan atau kontrak. Syarat (1)
berkaitan dengan masalah apakah aliran masuk asset harus bersifat likuid dan bila
pendapatan dalam bentuk piutang apakah ketertagihan (collectability) cukup pasti
sehingga jumlah rupiah pendapatn yang dicatat benar merefleksi jumalh rupiah yang
akhirnya diterima.Dengan demikian pengukkuran pendapatan sangat andal. Syarat (3)
tidak berbeda dengan kriteria b dari FASB.
2. Kos purna-jual
Masalah yang paling pelik dan sulit adalah masalah yang bersangkutan
dengan penyesuaian yang diperlukan untuk mengakui pengaruh kegiatan yang
mungkin akan terjadi setelah penjualan dan harus dibebankan terhadap
penjualan tersebut. Prosedur yang umum dilakukan untuk mengantisipasi kos
semacam itu adalah mendebit jumlah rupiah yang sama ke dalam satu akun
cadangan melalui penyesuaian akhir tahun.
3. Kerugian piutang
Keberatan lain terhadap dasar penjualan adalah pendapat yang
menyatakan bahwa piutang bukanlah merupakan bukti yang efektif terhadap
realisasi pendapatan. Alasannya, piutang bukan merupakan sarana yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran sehingga kurang tepat digunakan sebagai
pengukur pendapatan. Masalah kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakuan
yang sama seperti kos purna jual, yaitu dengan membentuk cadangan kerugian
piutang. Dengan demikian pendapatan disajikan dalam statemen sejumlah
piutang yang benar-benar dapat direalisasi.
4. Transaksi penjualan
Secara umum, penjualan adalah transaksi pertukaran barang atau jasa
hasil produksi perusahaan dengan kas atau klaim atas kas.Secara teknis,
transaksi penjualan adalah transaksi pertukaran aset secara aktual bukan
transaksi kontrak itu sendiri.Penjualan dikatakan telah terjadi secara teknis bila
produk (dan risiko yang melekat) telah ditransfer ke pembeli dan sebagai
penghargaan penjual mendapat kas atau klaim atas kas.
5. Pada Saat Kas Terkumpul
Pengakuan pendapatan pada saat kas terkumpul sebenarnya merupakan
pengakuan pendapatan berdasarkan asas kas. Penerapan pengakuan berdasarkan
kas paling banyak dijumpai pada perusahaan jasa dan perusahaan yang
melakukan penjualan secara angsuran. Pengakuan dasar kas digunakan untuk
transaksi penjualan yang barang atau jasanya telah diserahkan/dilaksanakn
tetapi kasnya baru akan diterima secara berkala dalam waktu yang cukup
panjang. Alasan digunakannya dasar ini adalah adanya ketidakpastian tentang
kolektabilitas atau ketertagihan piutang
H. Prosedur Pengakuan
Kebijakan akuntansi perusahaan harus menetapkan kejadian atau kegiatan
internal apa yang dapat digunkan sebagai pemicu pencatatan ke dalam sistem akuntansi.
I. Penyajian
Masalah penyajian berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah memisahkan
antara pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa
dan luar biasa dan cara menuangkannya dalam statemen laba rugi.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.