Dosen Koordinator
SOAL:
Mengumpulkan tugas
%%%%%%%$$$$$$$%%%%%%%%
IMPLEMENTASI HUBUNGAN KERJA SAMA PEMERINTAH
SEMINAR
2016230043
JAKARTA
MARET 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu kerja sama internasional yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia
adalah dengan Pemerintah Republik Serbia. Kerja sama antara Pemerintah Republik Indonesia
dengan Pemerintah Republik Serbia telah terjalin dengan baik dalam bidang perdagangan.
Komoditas ekspor utama Republik Indonesia ke Republik Serbia meliputi telepon, ikan, pakaian,
alas kaki, dan karet. Komoditas impor utama Indonesia dari Republik Serbia adalah amunisi dan
senjata, makanan, peralatan medis, dan pompa. Dalam konteks pertahanan, kerja sama antara
Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Republik Serbia masih terbatas di bidang
logistik dalam bentuk pembelian amunisi dan senjata yang merupakan alat utama sistem
pertahanan (alutsista) secara rutin (tahunan) yang dilakukan oleh Kementerian Pertahanan
Republik Indonesia dan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia.. ( Overview of Indonesia-
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang
pengesahan sepanjang dinyatakan dalam perjanjian tersebut dan pengesahan dapat dilakukan
Undang, salah satunya adalah apabila berkenaan dengan masalah politik, perdamaian,
pertahanan, dan keamanan negara. Selain itu dalam Nota Kesepahaman antara Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Serbia tentang Kerja Sama di Bidang Pertahanan
The Goverment of The Republic of Serbia on Cooperation in The Field of Defence) pada Pasal
XVI dinyatakan bahwa nota kesepahaman ini berlaku pada tanggal diterimanya pemberitahuan
oleh kedua pihak yang menginformasikan satu sama lain dari pemenuhan prosedur internal
mereka diperlukan untuk nota kesepahaman mulai berlaku, sesuai dengan Undang-Undang
https://dpr.go.id ).
justifikasi ilmiah mengenai perlu tidaknya Indonesia melakukan pengesahan terhadap perjanjian
Pengesahan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik
Serbia tentang Kerja Sama di Bidang Pertahanan (Memorandum of Understanding between The
Goverment of The Republic of Indonesia and The Goverment of The Republic of Serbia on
Cooperation in The Field of Defence). yang selanjutnya disebut dengan NA RUU Pengesahan
Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Serbia tentang
https://www.kemlu.go.id/belgrade. )
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di jelaskan bahwa Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Republik Serbia memiliki kedekatan yang cukup erat secara historis
sehingga kedua negara menyepakati banyak kerja sama khususnya dalam bidang pertahanan
guna mencapai tujuan dan kepentingan bersama, maka timbul pertanyaan peniliti yang ingin di
teliti yaitu :
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam ilmu
Hubungan Internasional yang berkaitan dengan bahasan yang diteliti, yakni Implementasi
hubungan kerja sama Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Serbia di
Penulis berharap penelitian ini berguna untuk Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(IISIP) Jakarta sebagai bahan pertimbangan untuk menjabarkan atau menguji studi kasus
yang ada pada penelitian ini. Penulis juga berharap penelitian ini berguna untuk para
studi HI yang ingin mempelajari dan membahas tentang Implementasi hubungan kerja
Keseluruhan gambaran pada penelitian ini akan diuraikan dalam lima bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah yang diteliti
adalah Hubungan bilateral Republik Indonesia dengan Republik Serbia dan kerja sama
Republik Indonesia dengan Republik Serbia di bidang pertahanan , dan rumusan masalah
penelitian ini yaitu bagaimana implementasi hubungan kerja sama Pemerintah Republik
Bab ini menjelaskan teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, berupa
pengertian dan definisi. Bab ini juga menjelaskan konsep-konsep yang berkaitan dengan
maksud penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni Liberalisme, dengan
kualitatif dengan metode penelitian studi kasus kemudian Teknik pengumpulan data
melalui studi pustaka dengan teknis analisa data yaitu mengkaji kasus dengan teori yang
kesimpulan. Pada bab ini juga dijelaskan tentang Desain Penelitian, Unit analisa, Teknik
Pengumpulan Data dan Metode Analisa Data serta paradigma yang dipakai penulis.
BAB V: PENUTUP
Merupakan Bab penutup dari penulisan penelitian yang terdiri dari kesimpulan
yang merupakan rangkuman peneliti mengenai seluruh isi dari penelitian dan saran dari
Landasan teori sangat penting dalam sebuah penelitian terutama dalam penulisan skripsi
maupun seminar, peneliti tidak bisa mengembangkan masalah yang mungkin di temui di tempat
penelitian jika tidak memiliki acuan landasan teori yang mendukungnya. Dalam skripsi landasan
teori layaknya fondasi pada sebuah bangunan. Bangunan akan terlihat kokoh bila fondasinya
kuat, begitu pula dengan penulisan skripsi, tanpa landasan teori penelitian dan metode yang
digunakan tidak akan berjalan lancar. Peneliti juga tidak bisa membuat pengukuran atau tidak
memiliki standar alat ukur jika tidak ada landasan teori. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono
(2012:52), bahwa landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang
kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).Sedangkan Menurut Neuman
2003 (dalam Sugiyono:2012) teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi
yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematis melalui spesifikasi hubungan antar
Selanjutnya fokus teori menurut (Moleong:2002) yaitu teori substantif dan teori formal.
(Gleser dan Strauss dalam Moleong, 2002:37-38) mengemukakan Teori substantif adalah teori
yang dikembangkan untuk keperluan substantif atau empiris dalam suatu ilmu pengetahuan,
misalnya antropologi, sosiologi, dan psikologi. Sedangkan teori formal adalah teori untuk
keperluan formal atau yang disusun secara konseptual dalam bidang ingkuiri suatu ilmu
memiliki berbagai fungsi yakni sebagai suatu ikhtisar fakta dan hukum yang dapat diterapkan,
teori berfungsi untuk transformasi. Suatu teori baru dapat mentransformasikan atau dapat
memberikan perubahan hubungan antara hukum dan fakta. Sesuatu yang sudah dikenal
maknanya dapat ditransformasikan menjadi unsur baru dalam teori yang baru. Dengan demikian
akan terjadi pembaharuan isi dan bentuk dalam ilmu yang sedang digeluti (Wahyono, 2005:205).
Teori adalah seperangkat konsep/konstruk, defenisi dan proposisi yang berusaha menjelaskan
hubungan sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerinci hubungan sebab-akibat yang
terjadi (Mizther:2005). Dengan teori dan beberapa konsep yang berkorelasi, diharapkan dapat
Liberalisme.
Liberalisme sering kali dianggap alternatif terbaik setelah realisme. Akar-akar dari
liberalisme sebenarnya sudah dapat ditemukan bersamaan dengan munculnya realisme, yaitu
sekitar abad ke-18. Namun, liberalisme baru dianggap sebagai perspektif sejak berlangsungnya
Perang Dunia I (Wardhani, 2016). Munculnya liberalisme banyak dipengaruhi oleh esai seorang
filsuf Jerman, Immanuel Kant, yang berjudul Perpetual Peace di tahun 1795. Esai tersebut
memberikan konsribusi besar bagi terbentuknya perspektif liberalisme (Steans & Pettiford 2009:
23). Realisme memang telah dianggap sebagai teori yang mendominasi dalam Hubungan
Internasional. Namun, liberalisme adalah perspektif yang dapat dikatakan sebagai pesaing utama
Berbanding terbalik dengan realisme yang bersikap pesimis terhadap sifat dasar manusia,
kaum liberal lebih terfokus pada sifat positif manusia. Menurut mereka, akal dan pikiran manusia
yang rasional dapat digunakan untuk masalah-masalah internasional (Jackson & Sorensen, 2013:
175). Kaum liberal memang mengakui bahwasannya manusia lebih mementingkan diri sendiri,
dan cenderung kompetitif terhadap suatu hal. Namun, kaum liberalis juga percaya, bahwa
individu-individu memiliki banyak kepentingan, dan dengan demikianlah mereka dapat terlibat
dalam aksi sosial yang bersifat koorperatif dan kolaboratif dalam lingkup domestik maupun
internasional, yang dapat membawa manfaat besar bagi setiap orang baik di dalam negeri
maupun di luar negeri (Jackson & Sorensen, 2013: 175). Asumsi-asumsi dasar kaum liberalis
adalah: (1) pandangan positif mengenai sifat dasar manusia; (2) keyakinan bahwa hubungan
internasional dapat bersifat koorperatif daripada konfliktual; dan (3) percaya adanya kemajuan
Terdapat tiga jenis macam liberalisme menurut Tim Dunne (2001), yaitu
liberal yang menganggap bahwa alam telah dirusak oleh para pemimpin negara yang tidak
telah usang sehingga dapat memicu terjadinya perang maupun konflik. Kaum liberal
internasionalis berpendapat bahwa dengan adanya kontak antara masyarakat dunia melalui
perdagangan dan perniagaan akan memfasilitasi bentuk kedamaian yang lebih dalam hubungan
internasional. Tokoh liberal internasionalisme yang terkenal adalah Immanuel Kant dan Jeremy
Bentham (Dunne, 2001: 170). Sedangkan liberal idealis menganggap kebebasan dari suatu
negara merupakan bagian dari masalah dalam hubungan internasional dan bukan merupakan
sebuah solusi. Dibutuhkan dua hal untuk mengikuti anggapan para kaum liberal idealis ini, yang
pertama adalah kebutuhan berfikir normatif, seperti bagaimana cara menciptakan perdamaian
dan dunia yang lebih baik; yang kedua adalah negara harus menjadi bagian dari organisasi
internasional dan terikat oleh aturan dan norma-norma di dalamnya (Dunne, 2001: 171). Di sisi
171). Aktor-aktor dan pola-pola baru tersebut diharapkan dapat membantu menyelesaikan
Bagi kaum liberal, perdamaian merupakan persoalan normal bagi sebuah negara.
Immanuel Kant sebagai salah satu tokoh liberalis terkenal menegaskan bahwa perdamaian dapat
berlangsung secara terus-menerus. Hukum alam menciptakan harmoni dan kerjasama antar
manusia. Oleh sebab itu, perang—baik yang rasional maupun tidak rasional—merupakan hal
yang tidak nyata dan dibuat-buat, serta bukan hasil keganjilan dari sifat manusia. Hal itu
dikarenakan liberalis percaya akan kesempurnaan dari sifat manusia (Burchill, 2005: 58). Kaum
liberal menegaskan bahwa adanya ketergantungan antar negara akan menambah penghasilan
negara serta mengurangi kemungkinan perang. Adapun biaya, perang, embargo, dan bentuk-
bentuk pemaksaan antar negara yang sering mengganggu atau bahkan merusak hubungan
maupun transaksi internasional yang sebenarnya bersifat menguntungkan (Moravcsik, 1992: 27).
Hal ini jelas menunjukkan bahwa perang maupun konflik sangat ditentang di dalam perspektif
ini. Dengan kata lain, perang dijadikan sebagai pilihan terakhir apabila upaya-upaya
penyelesaian konflik yang telah dilakukan sebelumnya tidak membuahkan hasil (Wardhani,
2016). Konflik sering disebabkan oleh berbagai halangan yang dapat menyembunyikan
keselarasan dari kepentingan yang biasanya disebarkan oleh individu-individu di seluruh dunia.
Menurut Adam Smith dan Tom Paine, solusi untuk permasalahan ini adalah perlunya
mengadakan perdagangan dan pertukaran jasa secara bebas (Burchill, 2005: 63).
yang mulai muncul sejak abad ke-18, ketika Immanuel Kant mempublikasikan tulisannya dalam
sebuah buku yang berjudul Perpetual Peace di tahun 1795. Asumsi-asumsi dasar dari liberalisme
bertolak belakang dengan asumsi-asumsi dasar yang dimiliki oleh realisme. Jika realisme fokus
terhadap sisi negatif dalam sifat dasar manusia, liberalis justru menganggap bahwa manusia
sebanarnya memiliki sisi baik yang dapat dimanfaatkan oleh dirinya sendiri dan orang-orang di
sekitarnya. Jika realisme menganggap perang adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan
konflik, maka liberalisme percaya bahwa perang belum tentu dapat menyelesaikan masalah, dan
hanya menimbulkan kerugian yang sangat besar. Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan
bahwa liberalisme merupakan hasil pemikiran dari mereka yang telah lama dan masih
konseptualisasi saintifik, dunia perseptual dibuat menjadi teratur dan utuh. Sebelum dilakukan
konseptualisasi, keteraturan dan keutuhan tersebut tidak terlihat. Oleh karena itu, konsep
pengalaman pribadinya ke tingkat makna yang disepakati bersama. Konsep juga memungkinkan
ilmuwan tersebut melakukan interaksi dengan lingkungan, yaitu dengan cara memberi definisi
tentang apa yang dimaksudkannya dengan konsep itu dan menggunakan konsep itu sesuai
simbol, yaitu dalam bentuk klasifikasi dan generalisasi. Dengan menggunakan konsep, ilmuwan
melakukan kategorisasi, strukturisasi, penataan (order) dan generalisasi terhadap fenomena yang
dialami dan diamati. Singkatnya, konseptualisasi melibatkan proses kategorisasi, klasifikasi, dan
pemberian nama pada suatu obyek. Konsep digunakan sebagai batu-bata bagi bangunan yang
disebut teori. Karena teori berkaitan erat dengan penjelasan (eksplanasi) dan prediksi, maka
konsep juga merupakan batu-bata bagi bangunan yang disebut eksplanasi dan prediksi itu
Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu negara
dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk kepentingan
negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang meliputi kerja sama di bidang politik,
sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri
masing-masing. Kerja sama ekonomi internasional terbagi dalam 4 (empat) macam, yaitu
sebagai berikut :
Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini
Kerja sama regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh beberapa negara dalam suatu
kawasan atau wilayah. Kerja sama ini biasanya dilakukan karena adanya kepentingan bersama
baik dalam bidang politik, ekonomi, dan pertahanan. Contoh: kerja sama ekonomi antara negara-
negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), antara negara-negara di kawasan Eropa (MEE),
Kerja sama ekonomi antarregional yaitu kerja sama ekonomi di antara dua kelompok
kerja sama ekonomi regional. Contoh: kerja sama antara MEE dengan ASEAN.
Kerja sama internasional adalah kerja sama antara negara-negara diseluruh dunia.
Hubungan kerja sama antar negara (internasional) di dunia diperlukan guna memenuhi
kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional, di
samping demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan keinginan setiap
manusia dan negara di dunia. Setiap negara sudah tentu memiliki kelebihan, kekurangan dan
kepentingan yang berbeda. Hal-hal inilah yang mendorong dilakukannya hubungan dan
kerjasama internasional. Kerjasama antar bangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati
– Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian
dunia.
– Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.
variabel independen dan variabel dependen hingga terjadi hubungan sebab akibat yang kemudian
menimbulkan sebuah pertanyaan pada rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian.
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Sedangkan variabel dependen
atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 39). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
adanya inisiatif pemerintah Indonesia dan Serbia dalam menghadapi tantangan keamanan global
dan kawasan, sedangkan variabel dependen nya adalah persetujuan kerja sama di bidang
METODE PENELITIAN
Desain penelitian (research design) adalah cetak biru dari sebuah penelitian. Menurut
David de Vaus (2005), fungsi desain penelitian adalah untuk memastikan bahwa bukti yang akan
dicari dalam penelitian memungkinkan untuk menjawab research question sejelas mungkin.
Untuk memperoleh bukti yang relevan perlu lebih dulu menentukan jenis bukti yang dibutuhkan
untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk menguji teori, untuk mengevaluasi program, atau
untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian. Desain penelitian merupakan
dasar dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, desain penelitian yang baik akan
menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien. Penyusunan desain dilakukan setelah kita
menentukan topik dan judul penelitian yang akan diteliti. Desain penelitian memaparkan apa,
metodologis. Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan
penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang menghasilkan model
alamiah, sehingga tidak perlu dibatasi oleh variabel-variabel tertentu, karena perilaku sosial
cenderung bersifat dinamis dan situasional. Maka, desain penelitian kualitatif harus bersifat
justru membuat peneliti tidak bebas menangkap data-data dari objek yang dinamis dan tidak
dapat diprekdisikan.
Dari penjelasan mengenai desain penelitian dibutuhkannya kontrol (control) atas data
yang dimiliki sehingga membentuk struktur dalam penjelasannya. Dalam hal ini data yang
dikumpulkan adalah Implementasi Hubungan Kerja sama Pemerintah Republik Indonesia dan
Penelitian ini menggunakan literature review, yaitu skripsi yang dibuat oleh Yati
Skripsi tersebut berjudul “Kerja sama Indonesia-Serbia di sektor pertanian dan pengaruhnya
terhadap pengembangan agribisnis di Indonesia” dan Skripsi yang dibuat oleh Aulia Wafda
seorang mahasiswi jurusan ilmu hubungan internasional di Universitas Islam Negeri Jakarta
yang berjudul “ Diplomasi Publik Indonesia melalui bidang pendidikan dalam hubungan bilateral
terdapat pada subjek dan objek penelitian, skripsi tersebut membahas mengenai kerja sama
Indonesia.
3.2 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian, terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif banyak digunakan di lingkungan ilmu-ilmu sosial, seperti antropologi, sosiologi, dan
psikologi, ilmu politik, dan hubungan internasional. John W. Cresswell (2013) menyatakan,
makna (meaning) yang oleh sejumlah individu atau kelompok orang dianggap berasal dari
masalah sosial dan kemanusiaan” (h. 4). Penelitian kualitatif ini melibatkan pertanyaan dan
prosedur yang muncul, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data
secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan peneliti kemudian
memberikan interpretasi mengenai makna dari data yang diperoleh. Laporan akhir penelitian
kualitatif memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel (Cresswell, 2013, h. 4).
penelitian kualitatif. Pertama, tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to
understand) dan menafsirkan (to interpret) sebuah perilaku atau interaksi sosial. Penelitian
kualitatif berusaha untuk menemukan makna (meaning), proses, dan konteks sebuah perilaku
atau peristiwa sosial yang sedang diamati. Kedua, dalam penelitian kualitatif, peneliti berfungsi
sebagai instrumen penelitian. Ketiga, data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif lebih
berupa kata-kata (words), gambar-gambar atau objek, dan bukan angka-angka. Keempat,
kelompok atau objek yang diteliti dalam penelitian kualitatif biasanya kecil (tidak terlalu luas)
dan tidak ditentukan secara acak (random). Kelima, penelitian kualitatif ditujukan untuk
menghasilkan data non-numerik, yakni data-data yang sifatnya verbal (Bakry, 2016, h. 18-20).
Secara substantif, penelitian kualitatif telah memberikan kontribusi dalam setiap program
perdamaian demokrasi, konflik etnis, perang sipil, berakhirnya Perang Dingin, politik lingkungan
internasional, dan kajian keamanan (Bakry, 2016, h. 61). Dengan demikian, pendekatan kualitatif
sangat tepat digunakan pada penelitian ini. Untuk mendapatkan hasil penelitian sesuai dengan
masalah pokok, harus dapat memahami dan menafsirkan makna sebuah peristiwa atau perilaku
sosial yang sedang diamati seperti yang dijelaskan di atas, dalam hal ini Implementasi Hubungan
kerja sama Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Serbia di bidang pertahanan.
Cresswell dan Clark menyebut lima jenis tradisi penelitian kualitatif yang sudah cukup
dikenal di kalangan ilmuwan sosial, yaitu narasi, fenomenologi, grounded theory, etnografi, dan
studi kasus (Bakry, 2016, h. 114). Selain itu, sejumlah pakar juga menyebutkan beberapa metode
penelitian lain yang tergolong dalam penelitian kualitatif, misalnya biographical study,
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif bervariasi, mulai dari
teknik yang terstruktur hingga semi-terstruktur. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang
Studi kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif,
terinci, dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat
aktual (reallife events), yang sudah berlangsung maupun yang sedang berlangsung.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif lebih berupa katakata dan gambar-
gambar atau objek. Data yang dikumpulkan dari partisipan lebih bersifat open-ended responses
dan reflektif, yang diperoleh dari teknik wawancara, pengamatan berpartisipasi, dan catatan
lapangan. Dengan demikian, laporan penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif dan eksplanatif
(Bakry, 2016, h. 19). Dalam penelitian ini, sifat penelitiannya adalah deskriptif, kalaupun ada
angka-angka atau tabel-tabel sifatnya juga deskriptif. Pada penelitian ini, analisis data disajikan
dalam bentuk asli (natural). Setiap bagian ditelaah satu demi satu dan memberikan makna.
Dalam buku Disiplin dan Metodologi Ilmu Hubungan Internasional Mohtar Mas’oed
(1994) menerangkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang berupaya untuk
menjawab pertanyaan “bagaimana”. Seperti pada pertanyaan penelitian pada penelitian ini yaitu
“ Bagaimana Implementasi Hubungan kerja sama Pemerintah Republik Indonesia dan Republik
Serbia di bidang pertahanan ”. Penelitian yang bersifat deskriptif yaitu menjelaskan dengan
menggambarkan berdasarkan data-data yang ada secara objektif, apa adanya tanpa ada pengaruh
subjektifitas penulis, dan menjelaskan variabel-variabel yang dibangun dari data-data yang ada
sehingga diperoleh hubungan satu sama lainnya untuk sampai pada suatu kesimpulan. Hasil
penelitian yang bersifat deskriptif adalah tersedianya gambaran yang lengkap tentang subjek
yang diteliti sekaligus aktivitas sosial yang terdapat di dalamnya (Neuman, 2000, h. 21-22).
Sementara itu, sifat penelitian eksplanatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk
menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir dari
Dalam proses memilih tingkat analisis, ditetapkan unit analisis, seperti yang dikutip dari
Mohtar Mas’oed (1994), yaitu yang perilakunya hendak dideskripsikan, dijelaskan, dan
diramalkan (bisa juga disebut variabel dependen) dan unit eksplanasi yaitu dampaknya terhadap
unit analisis yang hendak diamati (bisa juga disebut variabel independen) (h. 35).
Dalam Ilmu Hubungan Internasional dikenal adanya level of analysis yang ditujukan
untuk mempermudah para peneliti dalam menganalisa masalah dan fenomena yang akan diteliti.
Kenneth Waltz, ilmuwan yang pada pertengahan 1950-an, mengidentifikasi tiga tingkat analisa,
yaitu individu, negara, dan sistem internasional (Mas’oed, 1994, h. 40). Dan J. David Singer
menekankan tingkat analisa negara dan sistem internasional sebagai yang paling efektif untuk
analisa yang paling komprehensif dan tuntas, sehingga memungkinkan untuk menelaah semua
kemungkinan unit analisa, yaitu kerangka yang mengidentifikasikan lima kemungkinan tingkat
Pada penelitian ini, unit analisis yang digunakan adalah unit analisis negara-bangsa, yaitu
Indonesia. Karena penelitian ini lebih melihat kepada negara Indonesia dalam menjalankan kerja
sama nya dengan Serbia di bidang pertahanan. Hubungan internasional pada dasarnya
didominasi oleh perilaku negara-bangsa. Dalam hal ini, perilaku individu, kelompok, organisasi,
lembaga dan proses perpolitikan mereka hanya akan diperhatikan sejauh perilaku mereka itu
berkaitan dengan tindakan internasional negara yang bersangkutan (Mas’oed, 1994, h. 41).
Sedangkan untuk unit eksplanasinya adalah upaya reunifikasi dengan Korea Utara.
3.6 Konsep.
Suatu konsep merupakan abstraksi yang mewakili suatu objek, sifat suatu objek, atau
suatu fenomena tertentu. Konsep merupaka sebuah kata yang melambangkan suatu gagasan.
hal-hal yang ditemukan berdasarkan ciri-ciri yang relevan (Mas’oed, 1990: 94). Konsep
berfungsi sebagai gambaran pembahasan dari suatu penelitian. Dengan menentukan konsep,
konsep. Selain itu, konsep juga berfungsi sebagai pengorganisir gagasan, persepsi, dan simbol,
yaitu dalam bentuk klasifikasi dan generalisasi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu negara
dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk
kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang meliputi kerja sama
Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja
sama ini biasanya dalam bentuk hubungan diplomatik, perdagangan, pendidikan, dan
kebudayaan.
Kerja sama regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh beberapa negara
dalam suatu kawasan atau wilayah. Kerja sama ini biasanya dilakukan karena adanya
kepentingan bersama baik dalam bidang politik, ekonomi, dan pertahanan. Contoh: kerja
sama ekonomi antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), antara negara-
negara di kawasan Eropa (MEE), antara negara-negara di kawasan Asia Pasifik (APEC),
dan sebagainya.
Kerja sama ekonomi antarregional yaitu kerja sama ekonomi di antara dua
kelompok kerja sama ekonomi regional. Contoh: kerja sama antara MEE dengan
ASEAN.
Kerja sama internasional adalah kerja sama antara negara-negara diseluruh dunia.
2. Keamanan Regional
pada level analisis di tingkat subsistem regional. Konsep ini penting merujuk
kekenyataan adanya tingkat otonomi yang relatif tinggi dari hubungan keamanan
regional. Walaupun demikian analisis pada leval subsistem regional ini tetap diletakkan
pada konteks analisis tingkat negara dan tingkat sistemik. Untuk memahami isu
dikembangkan oleh Barry Buzan. Dalam bukunya yang berjudul People, State and Fear:
an Agenda for International Security Studies in the Post Cold War Era Buzan
(relational phenomenon).
Oleh karena itu, keamanan suatu negara dan suatu kawasan tidak dapat difahami
kawasan tersebut. Dalam memahami keamanan regional ini maka Buzan menawarkan
suatu konsep yang disebutnya sebagai phenomena security complex. Yang dimaksud
dengan security complex oleh Buzan didefinisikan sebagai “a group of states whose
primary security concern link together sufficiently closely that their national security
cannot realistically be considered apart from one another”. Dengan demikian, konsep
security complex ini mencakup aspek persaingan dan juga kerjasama diantara negara-
rivalry as well as that of shared interest” ini ini selanjutnya oleh Buzan diistilahkan
dengan “pattern of amity and enmity among states”. ( Koledziej, Edward A. 2007.)
Informan penelitian pada penelitian kualitatif merupakan pilihan peneliti yang secara
purposif disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Informan penelitian adalah orang yang
memberikan informasi mengenai masalah yang berkaitan dalam penelitian. Alasan pemilihan
informan yang tepat adalah informan yang sesuai dengan kajian yang ia dalami. Dalam
penelitian ini, kemungkinan narasumber yang dilibatkan di antaranya berasal dari institusi
Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian maka
yang dijadikan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data sekunder diperoleh
melalui studi pustaka atau library research, yaitu dengan memperoleh informasi melalui literatur
(buku, dokumen, hasil penelitian, artikel, jurnal, surat kabar, majalah, atau website) atau
informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti kemudian menganalisa data
tersebut sehingga dapat ditemukan jawaban atas pertanyaan penelitian tentang masalah yang
terkait. Data sekunder yang diperlukan berupa literatur yang relevan dengan permasalahan
penelitian seperti buku-buku, dokumen, hasil penelitian, artikel, jurnal, surat kabar, majalah, atau
website (internet).
Metode kualitatif secara umum menggunakan strategi atau teknik analisis data yang
bergantung pada data non-numerik. Informasi atau data-data yang telah terkumpul melalui
metode penelitian kualitatif kemudian dianalisis secara interpretif, subjektif, impersionistik, atau
bahkan diagnostik. Pada dasarnya analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam
Dalam menganalisa, penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif, yaitu
dengan menggambarkan suatu fenomena secara faktual dan kemudian menyajikan penjelasan
yang objektif berdasarkan data dan fakta yang tersedia. Teknik analisa menggunakan kualitatif
ini menghubungkan antar faktor sebagai unit analisis dan kemudian melakukan interpretasi untuk
menarik kesimpulan.
analisis isi (content analysis) dan analisis wacana (discourse analysis). Dalam studi hubungan
internasional umumnya digunakan teknik analisis wacana, sementara analisis isi lebih banyak
digunakan sebagai metode penelitian kuantitatif. Analisis wacana menaruh perhatian pada
interpretif, dan konstruktivis (h. 19). Analisis wacana bukan sekedar sebuah teknik untuk
memahami isi sebuah teks, tetapi juga membawa serta seperangkat asumsi tentang bagaimana
Langkah-langkah dalam analisis data dalam penelitian ini adalah pada awal pengumpulan
data, dikumpulkan data-data mengenai permasalahan yang diangkat seperti sumber sejarah yang
mendukung penelitian, informasi melalui library research ataupun internet diringkas, disusun
dikendalikan; lalu mengklasifikasikan data yang sudah terkumpul dengan pendekatan kerangka
berpikir yang mencakup berbagai konsep atau teori sehingga didapatkan suatu fakta sejarah yang
penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan data, maka dilakukan analisis
data. Dari hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan
jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yang
terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut. Karena sifat penelitian yang
Website :
- Kerja sama Republik Indonesia – Kerajaan Serbia di bidang pertahanan, https://dpr.go.id. (Di
Jurnal/Buku :
- Burchill, Scott. 2005. “Liberalism” dalam Burchill, Scott, Andrew Linklater, Richard Devetak,
Jack Donnely, Matthew Paterson, Christian Reus Smit, Jacqui True. 2005. Theories of
- Dunne, Tim. 2001. “Liberalism,” dalam Baylis, John & Smith, Steve (eds.) 2001. The
Globalization of World Politics, 2nd edition. Oxford University Press. Part 2 Chapter 8.
- Jackson, Robert & Georg Sorensen. 2013. Pengantar Studi Hubungan Internasional, Teori dan
- Steans, Jill dan Lloyd Pettiford. 2001. Hubungan Internasional Perspektif dan Tema.
- Wardhani, Baiq. 2016. Liberalism in IR. Materi disampaikan dalam kelas Teori Ilmu
2016.
- Koledziej, Edward A. 2007. “Testing security theories: explaining the rise and the demise of
the Cold War”, dalam Security and the International Relations, Cambridge: Cambridge
- Richmond, Oliver P. 2016. “Peace in International Relations Theory”, dalam The Palgrave
Handbook of Disciplinary and Regional Approaches to Peace. New York: MacMillan, pp.57-68.