Anda di halaman 1dari 5

A. siapa yang mengalami masalah direstoran ?

(analisa penduduk,factor ekologis dan sumber


daya)

Berdasarkan hasil analisis pra-survey terhadap penilaian tamu, diketahui bahwa sebanyak 147
tamu memberikan pendapat yang hasilnya diperoleh bahwa, kualitas makanan menjadi sorotan
utama dengan jumlah responden yang menjawab sebesar 21,58 %, kemudian disusul aspek
kualitas suasana dengan 20,86 % dari 147 pelanggan. Hal ini diperkuat oleh pendapat para ahli
yang menyatakan bahwa salah satu komponen pembentuk kepuasan pelanggan dalam bisnis
restoran adalah kualitas makanan (Kurniawan, 2015). Hasil wawancara dengan pihak manager
restaurant terkait menyebutkan bahwa persentase keluhan konsumen cukup besar bila
dibandingkan pada target yang ingin dicapai yaitu zero defect, artinya tidak ada pelanggan yang
complaint.

b. apa tipe masalah gizi tersebut ? identifikasi masalah,hambatan,rintangan dan dorongan

Meskipun restoranrestoran di Kabupaten Garut selalu berupaya menigkatkan kualitas produk dan
suasana yang menarik, masih terdapat konsumen yang merasa tidak puas, sehingga sebab akibat
dari ketidakpuasan konsumen ini, restoran-restoran di Garut yang menjadi lokus peneliti,
mengalami penurunan kunjungan tamu dari target yang telah ditetapkan yang disebabkan salah
satunya oleh kualitas makanan. Berdasarkan pada data di lokus penelitian dan merujuk kepada
pendapat para ahli di atas, peneliti tertarik untuk menggali bagaimana pengaruh dari kualitas
makanan dan dinescape terhadap kepuasan pelanggan di restoran-restoran Kabupaten Garut,
yang dalam penelitian ini diwakili oleh Cargo Resto, D'anclom dan Lyfe Eatry sebagai lokus
penelitian

c. berapa luas kasus tersebut ? analisis jumlah penderita,golongan penduduk dan sasaran

d. dimana lokasi golongan sasaran ?

bagaimana pengaruh dari kualitas makanan dan dinescape terhadap kepuasan pelanggan di
restoran-restoran Kabupaten Garut

e. apakah yang memnyebabkan kasus tersebut (determinan atau penyebab )

kualitas makanan pada restoran kurang baik, rasa makanan, mutu hidangan, kandungan gizi,
suhu

makanan serta memunculkan khas.

Kualitas makanan dari point indicator desain estetika, suasana restoran, tata ruang restoran,
perlengkapan maknaan, dan pelayanan karyawan kurang baik

Kepuasan pelanggan dari point indicator kepuasan pelanggan yang terdiri dari akan berkunjung
kembali, akan merekomendasikan restoran, akan mengingat restoran, bersedia membayar lebih,
memberi saran dan ide pada perusahaan yang kurang baik.
A. siapa yang mengalami masalah diasrama ?(analisa penduduk,factor ekologis dan sumber
daya)

penyelenggaraan makanan yang diadakan oleh asrama pada suatu sekolah tertentu.
Penyelenggaraan makanan pada asrama siswa sebaiknya juga memperhatikan prinsip
penyelenggaraan makanan yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan kebutuhan gizi
penghuni asrama agar dapat menjaga status gizi, meningkatkan status kesehatan dan diharapkan
dapat berdampak pada tingkat kehadiran siswa serta meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. apa tipe masalah gizi tersebut ? identifikasi masalah,hambatan,rintangan dan dorongan

Menurut Badan POM RI (2011), Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan selama tahun
2011 tercatat 128 kejadian/kasus yang berasal dari 25 provinsi. Dilaporkan kasus KLB
keracunan pangan sebanyak 6.901 orang sakit. Pada bulan Juli-September 2015, keracunan
akibat makanan salah satunya disebabkan oleh makanan dari jasaboga, yaitu sebanyak 9 insiden
keracunan dengan jumlah korban 546 orang. Salah satu sumber penularan penyakit dan
penyebab terjadinya keracunan makanan, yaitu makanan dan minuman yang terkontaminasi
bahan berbahaya dan tidak memenuhi syarat higiene (Cahyaningsih, dkk., 2009). Perilaku
higiene penjamah makanan tidak terlepas dari sikap dan pengetahuan mengenai higiene dan
sanitasi makanan. Pengetahuan, sikap dan hygiene perorangan penjamah makanan sangat penting
dalam penyelenggaraan makanan agar makanan yang dihasilkan terhindar dari kontaminasi.
Berdasarkan hasil penelitian Budiyono, dkk. (2008), sebagian besar tingkat pengetahuan
penjamah makanan mengenai higiene dan sanitasi masuk kategori kurang. Purwaningtyas (2013)
juga menyatakan praktek higiene penjamah makanan pada penyelenggaraan makanan Pondok
Pesantren sebagian besar masuk kategori buruk dan menurut Meikawati, dkk. (2010), sebagian
besar penjamah makanan bersikap tidak mendukung mengenai higiene dan sanitasi. Menurut
hasil penelitian Erruliya (2008), terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap higiene dan
sanitasi penjamah makanan serta ada hubungan pula antara pengetahuan dengan praktek higiene
penjamah makanan

c. berapa luas kasus tersebut ? analisis jumlah penderita,golongan penduduk dan sasaran

Menurut Badan POM RI (2011), Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan selama tahun
2011 tercatat 128 kejadian/kasus yang berasal dari 25 provinsi. Dilaporkan kasus KLB
keracunan pangan sebanyak 6.901 orang sakit. Pada bulan Juli-September 2015, keracunan
akibat makanan salah satunya disebabkan oleh makanan dari jasaboga, yaitu sebanyak 9 insiden
keracunandengan jumlah korban 546 orang.
d. dimana lokasi golongan sasaran ?

asrama putri Al Izzah Kota Batu dan Ar Rohmah Malang

e. apakah yang memnyebabkan kasus tersebut (determinan atau penyebab )

determinan :

umur ,pendidikan,lama bekerja, sebagian

besar penjamah makanan tidak pernah mengikuti

pelatihan/penyuluhan mengenai higiene dan

sanitasi penyelenggaraan makanan

Pengetahuan, Sikap dan Higiene Perorangan


(Personal Hygiene)

penyebab :
A. siapa yang mengalami masalah direstoran ?(analisa penduduk,factor ekologis dan sumber
daya)

Data peristiwa keracunan makanan dari Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit


Menular menunjukkan bahwa 30,0% dari kasus-kasus keracunan di Indonesia disebabkan oleh
makanan yang dihasilkan oleh jasa catering karena tidak terjamin kebersihan pangan atau
alatnya. Kasus kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan berdasarkan laporan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selama periode 2009-2013 per tahunnya ada sekitar
10.700 kasus dengan jumlah yang meninggal 2.500 orang. Data tersebut digarisbawahi oleh
BPOM masih terus meningkat sampai saat ini. Di negara-negara industri, setiap tahun, sebanyak
30% dari populasinya terkena penyakit bawaan makanan. Sebanyak 2,1 juta orang akan mati
akibat dari penyakit diare, terutama anak-anak di negara-negara yang kurang berkembang.

b. apa tipe masalah gizi tersebut ? identifikasi masalah,hambatan,rintangan dan dorongan

Pengelolaan makanan dan alat makan di lapas wanita klas IIA Semarang dikelola oleh 13 orang
napi yang telah dipercaya memasak untuk 305 orang napi dengan menu yang telah ditentukan
setiap harinya oleh kepala unit dapur, sehingga para napi memperoleh kecukupan dalam jumlah
dan zat-zat gizi yang diperlukan. Namun dalam praktek higiene sanitasi makanan belum banyak
diperhatikan, seperti menggunakan air sumur untuk keperluan mencuci sayur dan peralatan
makan. Mengingat air sumur yang tidak higienis sehingga rentan terkena pencemaran lingkungan
yang berasal dari tanah yang tercemar oleh sampah dan pembuangan kotoran manusia yang
berdekatan dengan sumber air, sehingga air tercemar dan mengandung bakteri patogen. Selain itu
perlengkapan dan peralatan masak yang digunakan dalam penyiapan makanan dapat menjadi
sumber kontaminasi, pisau dan talenan yang digunakan untuk memotong bahan mentah seperti
daging mentah dapat mengontaminasi makanan bila digunakan kembali tanpa dibersihkan
dengan benar, terutama untuk makanan matang atau siap santap.

Teknik pencucian yang dilakukan oleh responden dengan tidak memenuhi syarat sebanyak 11,8
% berpengaruh terhadap jumlah kuman, teknik pengeringan yang dilakukan oleh responden
dengan tidak memenuhi syarat sebanyak 35,3% tidak berpengaruh terhadap jumlah kuman, dan
tempat penyimpanan peralatan makan yang tidak baik sebanyak 17,6% berpengaruh terhadap
jumlah kuman. 4. Jumlah kuman pada alat makan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 15,7%.

c. berapa luas kasus tersebut ? analisis jumlah penderita,golongan penduduk dan sasaran

lapas khusus wanita yang menampung 305 orang dengan jumlah 8 sel

d. dimana lokasi golongan sasaran ?

Lapas wanita klas IIA Semarang yang berada di Jalan MGR.Sugiya Pranoto No. 59 Semarang

e. apakah yang memnyebabkan kasus tersebut (determinan atau penyebab )


determinan : tempat penyimpanan makanan,teknik pencucian yang tidak bersih

penyebab : jumlah kuman

Anda mungkin juga menyukai