Anda di halaman 1dari 8

Vol 2 No 3 Oktober 2017

E-ISSN: 2528-410X

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Konduksi Jantung


Ahmad Handayani

Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Email: ahmadhandayani@yahoo.com

Abstrak: Pemahaman ilmu dasar kedokteran sangat penting bagi seorang klinisi. Aritmia
merupakan masalah kardiovaskular yang cukup sering dijumpai dan menyulitkan.
Pemahaman tentang dasar elektrofisiologi, cara kerja elektrokardiografi, dan mekanisme
terjadinya aritmia jantung merupakan modal dasar seorang dokter untuk memiliki pendekatan
yang logis dalam diagnosa dan terapi pada pasien dengan kondisi aritmia. Pemahaman sistem
konduksi jantung setidaknya membutuhkan pemahaman tentang dua hal yakni dasar
kelistrikan jantung mencakup potensial aksi sel otot jantung dan sel pacu jantung dan konsep
pembentukan dan penjalaran impuls melalui sistem konduksi jantung. Tulisan ini bertujuan
memberikan gambaran umum yang ringkas dan mendasar tentang sistem konduksi jantung.
Kata kunci: aritmia, kelistrikan, konduksi, jantung

Heart Conduction System


Abstract: Understanding the basic science of medicine is very important for a clinician.
Arrhythmias are a quite common and complicated cardiovascular problem. Understanding of
the electrophysiological basis, the workings of electrocardiography, and the mechanism of
cardiac arrhythmia are the doctors' basic requirement for having a logical approach to
diagnosis and therapy in patients with arrhythmia. Understanding the cardiac conduction
system requires at least an understanding of two things: the base of the heart's electricity
includes the potential action of heart muscle and pacemaker cells and the concept of impulse
formation and propagation through the cardiac conduction system. This paper aims to
provide a concise and basic overview of the cardiac conduction system.
Keywords: arrhythmia, electricity, conduction, heart.

PENDAHULUAN berhubungan satu sama lain antara atrium


Jantung manusia berdetak 2.5 milyar dan ventrikel.2
kali seumur hidupnya. Pencapaian ini Diagnosis dan manajemen pasien
dihasilkan melalui kinerja sistem konduksi dengan aritmia jantung saat ini mengalami
jantung.1 Sistem ini membentuk dan berbagai perkembangan yang signifikan.
mengkoordinasi sinyal listrik yang Perkembangan tersebut memungkinan
menyebabkan kontraksi yang teratur dan pengobatan dan hasil luaran pasien yang

Buletin Farmatera
Fakultas Kedokteran (FK) 116
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/buletin_farmatera
Vol 2 No 3 Oktober 2017

E-ISSN: 2528-410X

lebih baik.3 Pemahaman tentang dasar kesamaan yang membedakan dengan sel
elektrofisiologi, cara kerja otot yang bekerja untuk fungsi pompa.4
elektrokardiografi, dan mekanisme Pada manusia, komponen yang
terjadinya aritmia jantung memungkinkan berfungsi pada sistem konduksi jantung
seorang dokter untuk memiliki pendekatan dapat dibagi menjadi sistem yang
yang logis dalam diagnosa dan terapi pada berfungsi untuk menghasilkan impuls dan
pasien dengan kondisi aritmia.4 sistem yang berfungsi untuk menjalarkan
Pemahaman yang mendasar tentang impuls.1,2 Hal ini terdiri dari nodus
sistem konduksi jantung sangat penting sinoatrial (nodus SA), nodus
untuk memahami kelainan-kelainan irama atrioventrikuler (nodus AV), dan jaringan
jantung yang sangat sering terjadi dalam konduksi cepat (sistem His-Purkinje).2
praktek medis sehari-hari. Pemahaman ini
juga penting dalam memahami efek obat- Dasar Elektrofisiologi
obatan secara umum dan antiaritmia secara Seperti seluruh sel yang hidup maka
khususnya dalam pengelolaan penyakit di dalam sel otot jantung memiliki muatan
kardiovaskuler serta kondisi-kondisi lain negatif, hal ini terjadi karena ada beda
yang dapat mengganggu sistem konduksi potensial sepanjang membran sel yang
jantung seperti pengaruh disebut sebagai potensial transmembran.
ketidakseimbangan elektrolit ataupun Tidak seperti sel lainnya, sel otot jantung
sistem saraf otonom. Tulisan ini bertujuan itu dapat dirangsang. Ketika diberikan
memberikan gambaran umum yang stimulasi yang sesuai maka kanal ion di
ringkas dan mendasar tentang sistem membran sel akan terbuka sehingga ion-
konduksi jantung. ion dapat bergerak menyeberangi. Hal
inilah yang menyebabkan terjadinya suatu
Sistem Konduksi Jantung potensial aksi.4
Sistem kondisi jantung bukan Stimulus terjadi karena pembentukan
merupakan suatu sistem tunggal tapi potensial aksi, yang terjadi akibat
merupakan sistem sirkuit yang cukup perpindahan ion melalui kanal ion spesifik
kompleks yang terdiri dari sel yang di sarkolema. Sel jantung yang memiliki
identik. Seluruh sel miosit di dalam sistem kemampuan menghantarkan listrik terbagi
konduksi jantung memiliki beberapa menjadi tiga tipe secara elektrofisiologi,
yakni:5

Buletin Farmatera 117


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/buletin_farmatera
Vol 2 No 3 Oktober 2017

E-ISSN: 2528-410X

1. Sel pacemaker (contoh: nodus konsentrasi dari berbagai ion yang terdapat
sinoatrial, nodus atrioventrikular) di intra dan ekstrasel, serta bergantung
2. Sekelompok sel dengan kemampuan pada jenis kanal ion yang terbuka saat
konduksi sangat cepat/specialized istirahat. Keseimbangan antara berbagai
rapidly conducting tissue (contoh : ion ini menimbulkan tegangan RP sekitar -
serabut purkinje) 90mV pada miosit ventrikel. Kondisi RP
3. Sel otot (miosit) di atrium dan ini disebut sebagai fase 4 dari potensial
ventrikel aksi.5,6
Ketiga sel ini memiliki sarkolema Ketika suatu saat terjadi perubahan
yang tersusun atas dua lapisan fosfolipid tegangan pada membran sel, maka
yang secara umum bersifat impermeabel konsekuensinya akan terjadi perubahan
terhadap ion. Perpindahan ion terjadi permeabilitas sel terhadap berbagai ion
karena adanya protein spesifik yang oleh karena sifat voltage sensitive gating
berperan sebagai kanal ion, kotransporter, ion channel pada berbagai kanal ion di
dan transporter aktif. Keadaan ini membran sel.5,6,7
membantu untuk mempertahankan Proses apapun yang membuat
perbedaan konsentrasi ion pada intrasel potensial membran menjadi kurang negatif
dan ekstrasel.5 hingga melebihi kadar threshold, akan
memulai terjadinya potensial aksi. Ketika
Potensial Aksi Pada Sel Otot Jantung potensial membran mencapai threshold
Pada sel otot jantung terdapat tiga (yakni -70 mV pada sel otot jantung),
komponen potensial aksi yaitu fase maka akan terjadi pembukaan kanal ion
istirahat, depolarisasi, dan repolarisasi. Na+ jenis cepat (fast sodium channel) yang
Fase istirahat adalah periode antara satu berlangsung secara cepat menimbulkan
potensial aksi dan potensial aksi rapid upstroke atau fase 0 pada AP. Hal ini
berikutnya. Selama fase istirahat disebut sebagai fase depolarisasi.
kebanyakan sel otot jantung tidak memiliki Depolarisasi ini menyebar kepada sel di
pergerakan ion melintasi membran sel.4 sekeliling. Peningkatan kadar Na+ yang
Perbedaan tegangan listrik pada membran cepat ini akan menimbulkan deolarisasi
sel pada saat sel sedang istirahat dikenal cepat dan terjadi perubahan tegangan
sebagai resting potential (RP). Besarnya membran mencapai kadar positif sekitar 10
tegangan RP ini ditentukan oleh perbedaan mV. Ketika mencapai kadar tersebut,

Buletin Farmatera 118


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/buletin_farmatera
Vol 2 No 3 Oktober 2017

E-ISSN: 2528-410X

kanal ion menjadi inaktif, dan AP lain membran semakin negatif maka sel
tidak dapat diinisiasi sampai potensial memasuki fase 3 dari potensial aksi Pada
membran turun menjadi serupa dengan RP fase 3, adalah fase repolarisasi final yang
(-90 mV).4,5,6 akan mengembalikan tegangan permukaan
Setelah depolarisasi akan terjadi membran sel menjadi -90 mV. Fase ini
repolarisasi dimana potensial membran terutama diperankan oleh efflux dari K+.
jantung akan kembali ke normal oleh Setelah mencapai repolarisasi komplit, sel
karena berbagai interaksi kanal yang otot jantung kemudian akan siap untuk
melibatkan kanal ion kalium dan kalsium. mengalami depolarisasi lagi. Fase-fase
Selama fase ini sel otot jantung tidak dapat pada potensial aksi selengkapnya dapat
berkontraksi yang disebut sebagai periode dilihat pada gambar 1.5,6,7
refrakter.4
Repolarisasi terdiri dari 3 fase. Fase
pertama repolarisasi adalah fase 1 yakni
terjadinya repolarisasi singkat yang
mengembalikan tegangan permukaan
membran menjadi 0. Hal ini terutama
diperankan oleh pengeluaran ion K+ dari
intrasel. Fase berikutnya adalah fase 2
yang merupakan fase terpanjang pada
Gambar 1. Skema Potensial Aksi Otot
potensial aksi. Pada fase ini terjadi
Jantung
keseimbangan pengeluaran K+ dengan
pemasukan Ca++, yang berjalan melalui
Pembentukan Impuls oleh Sel
kanal ion spesifik tipe L. Fase yang
Pacemaker
panjang ini disebut sebagai fase plateau.
Seperti disebutkan di atas bahwa
Masuknya Ca++ ke dalam intrasel akan
fase depolarisasi di otot jantung tidak
mencetuskan pelepasan Ca++ dari
terjadi secara spontan, melainkan terjadi
retikulum sarkoplasma, yang sangat
jika ada gelombang depolarisasi dari sel di
penting dalam menginisiasi kontraksi sel
sekitarnya yang mengeksitasi sel otot
otot jantung. Kanal Ca++ ini kemudian
tersebut. Sel-sel pada serabut purkinje juga
+
akan inaktif dan eflux dari ion K melebihi
berperilaku serupa, namun dengan RP
influx dari Ca++, sehingga potensial

Buletin Farmatera 119


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/buletin_farmatera
Vol 2 No 3 Oktober 2017

E-ISSN: 2528-410X

yang lebih negatif dan fase rapid upstroke 3. Fase 0 rapid upstroke pada sel
yang lebih cepat.6 pacemaker tidak setinggi dan securam
Pada sel pacemaker, terjadi inisiasi ada sel miosit, dikarenakan fast
sendiri dari sel tersebut untuk mencetuskan sodium channel tidak terbuka pada sel
depolarisasi. Sifat ini dikenal sebagai pacemaker.
automatisitas dimana sel mengalami
depolarisasi spontan selama fase 4. Sel Penjalaran Impuls
yang memiliki kemampuan seperti ini Komponen utama dari sistem
5
termasuk nodus SA dan nodus AV. konduksi jantung adalah nodus SA, nodus
Perbedaan potensial aksi pada sel AV, berkas his, berkas cabang, dan serat
otot jantung dibandingkan dengan sel purkinje.4,5
pacemaker terlihat pada tiga hal yakni:5 Pembentukan impuls dinisiasi oleh
1. Maximum negative voltage atau nodus SA yang berlokasi pada sambungan
tegangan negatif maksimal pada sel vena kava superior dan atrium kanan.
pacemaker adalah -60 mV. Hal ini Nodus SA kaya akan suplai nervus dari
mengakibatkan fast sodium channel sistem simpatis dan parasimpatis.2,5
menjadi tidak aktif
2. Fase 4 pada sel pacemaker tidak
menunjukkan garis datar namun
berupa penanjakan ke atas (upward
slope). Penanjakan ini menandai suatu
depolarisasi spontan bertahap.
Depolarisasi spontan ini menimbulkan
gambaran arus yang disebut
pacemaker current, dan dikenal juga
Gambar 2. Potensial Aksi pada Sel
sebagai funny current sehingga
Pacemaker
diistilahkan sebagai If. Ion yang
Impuls kemudian berjalan menuju
bertanggung jawab terhadap proses
nodus AV, difasilitasi oleh tiga traktus
ini adalah ion Na+. namun bukan
intermodal yakni bachman (anterior),
melalui fast sodium channel
wenckebach (medial), dan thorel
melainkan melalui kanal pacemaker
(posterior). Nodus AV ini sendiri terletak
selama masa repolarisasi.

Buletin Farmatera 120


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/buletin_farmatera
Vol 2 No 3 Oktober 2017

E-ISSN: 2528-410X

di lantai atrium kanan, mencakup apeks Impuls listrik dari nodus AV


dari segitiga Koch.2 diteruskan ke sistem konduksi cepat sistem
Pada saat impuls mencapai nodus His-Purkinje. Impuls masuk ke berkas His
AV terjadi perlambatan konduksi yang yang terletak pada septum interventrikuler
bertujuan untuk memberikan atrium waktu posterior.kemudian. Berkas his kemudian
untuk berkontraksi penuh sebelum membentuk percabangan menjadi berkas
dimulainya kontraksi ventrikel, dan juga cabang kanan dan berkas cabang kiri.
berperan sebagai gatekeeper konduksi dari Berkas cabang kiri akan bercabang
atrium ke ventrikel pada keadaan dimana menjadi fasikulus anterior dan posterior.
terjadi ritme atrium yang terlalu cepat Masing-masing cabang berkas cabang ini
(seperti pada atrial fibrilasi).5,6 akan membentuk plexus yang
Perlambatan ini memberikan kesempatan memperantarai konduksi ke serabut
bagi ventrikel untuk melaksanakan fase purkinje yang tertanam di dalam otot
diastol (pengisian) selama terjadinya jantung. Impuls dari sistem his-purkinje ini
4,8,9
kontraksi atrium. pertama kali ditransmisikan ke muskulus
Nodus AV memiliki keunikan papilaris baru kemudian ke dinding otot
struktur elektrofisiologi yang disebut ventrikel. Koordinasi ini mencegah
sebagai dekrementasi. Hal ini berarti terjadinya regurgitasi darah ke atrium
semakin cepat kontraksi atrium maka selama fase sistolik. Dari serabut purkinje
semakin lama waktu yang dibutuhkan ini impuls ditransmisikan ke sel otot
untuk melewati nodus AV. Ini merupakan jantung sehingga kemudian ventrikel
struktur yang sangat penting dalam diaktivasi dari apeks ke basis.2,5
konteks keamanan untuk mencegah Konduksi yang cepat melewati
terjadinya laju ventrikel sangat cepat pada antrium menyebabkan kontraksi yang
kondisi dimana letupan atrium sangat sinkron dari otot atrium yaitu dalam waktu
cepat (pada kasus atrial fibrilasi). Pada laju 60 – 90 ms sama juga kontraksi yang
atrium yang cepat maka waktu untuk melewati vertikel juga memiliki kecepatan
melintasi nodus AV semakin lama yang yang cukup tinggi yaitu sekitar 60 ms.4
pada EKG terlihat adanya pemanjangan
dari interval PR dan gelombang P yang KESIMPULAN
tidak terkonduksi, ini disebut sebagai Sistem konduksi jantung terdiri dari
4
fenomena Wenkebach. sekelompok sel otot jantung khusus di

Buletin Farmatera 121


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/buletin_farmatera
Vol 2 No 3 Oktober 2017

E-ISSN: 2528-410X

dinding jantung yang mengirimkan sinyal Arrhythmogenic Than Others? Circ


ke otot jantung sehingga menyebabkan Arrhythmia Electrophysiol. 2009; 2: p.
terjadinya kontraksi. Komponen utama 195-207.
dari sistem konduksi jantung adalah nodus 3. Annane D , Sebille V , Duboc D , Le
SA, nodus AV, berkas His, berkas cabang, Heuzey JY , Sadoul N , Bouvier E , et
dan serat Purkinje. Kontraksi jantung yang al. Incidence and prognosis of
ritmis bergantung kepada pembentukan sustained arrhythmias in critically ill
dan penjalaran impuls yang teratur di patients. Am J Respir Crit Care Med.
sepanjang jalur konduksi ini. 2008; 178(1): p. 20-25.
Pembentukan impuls dimulai dengan 4. Chakrabarti S , Stuart AG.
adanya potensial aksi. Potensial aksi Understanding cardiac arrhythmias.
terjadi sebagai akibat dari perubahan kadar Arch Dis Child. 2005; 90: p. 1086-
ion. Perubahan kadar ion dimungkinan 1090.
karena perubahan membuka menutupnya 5. Lilly LS. Pathophysiology of Heart
berbagai kanal ion. Potensial aksi pada Disease : A Collaborative Project of
otot jantung lebih lama dibandingkan Medical Students And Faculty
dengan sel syaraf maupun sel otot lurik. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2011.
Potensial aksi terjadi dalam 4 fase. 6. Braunwald E , Bonow RO , Mann DO
Potensial aksi pada sel pacemaker bersifat , Zipes DP , Lippy P. Braunwald’s
mampu melakukan depolarisasi spontan Heart Disease, A Textbook of
dan oleh karena kecepatannya yang paling Cardiovascular Medicine Philadelphia:
tinggi, maka nodus SA menjadi native Elsevier Saunders; 2012.
pacemaker pada jantung. 7. Topol EJ CRPTJTP. Textbook of
Cardiovascular Medicion. 3rd ed.
DAFTAR PUSTAKA Philadelphia: Lippincott WIlliams and
1. Park DS , Fishman GI. The Cardiac WIlkins; 2007.
Conduction System. Circ. 2011; 123: 8. Dobrzynski H , Nikolski VP ,
p. 904-915. Sambelashvii AT , Greener ID ,
2. Christoffels C , Moorman AFM. Yamamoto M , Boyet MR , et al. Site
Development of the Cardiac of origin and molecular substrate of
Conduction System. Why Are Some atrioventricular.
Regions of the Heart More

Buletin Farmatera 122


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/buletin_farmatera
Vol 2 No 3 Oktober 2017

E-ISSN: 2528-410X

9. Kreuzberg MM , Willecke K , 10. Junctional rhythm in the rabbit


Bukauskas FF. Connexin-mediated heart.. Circ Res. 2003; 93: p. 1102-
cardiac impulse propagation: 1110
connexin 30.2 slows atrioventricular
conduction in mouse heart. Trends
Cardiovasc Med. 2006; 16: p. 266-
272.

Buletin Farmatera 123


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/buletin_farmatera

Anda mungkin juga menyukai