Anda di halaman 1dari 18

PREMATUR

DISUSUN

OLEH

SULIS

PROGRAM STUDI S- 1 ILMU KEPERAWATAN


STIKes NURUL HASANAH
KUTACANE- ACEH TENGGARA
2020

1
BAB I 
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 
American Academy Pediatric mendefinisikan prematuritas adalah
kelahiran hidup bayi dengan berat <2.500 gram.Kriteria ini dipakai terus secara
luas, sampai tampak bahwa ada perbedaan antara usia hamil dan berat lahir yang
disebabkan adanya hambatan pertumbuhan janin. 
Tanda-tanda klinis dari persalinan preterm adalah didahului dengan
adanaya kontraksi uterus dan rasa menekan pada panggul (menstrual like
cramp,low back pain) kemudian diikutidengan keluarnya cairan vagina yang
mengandung darah.
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dihitung dari
hari pertama haid tertentu. Namun,sekitar 4-14 % atau rata-rata 10 % kehamilan
akan berlangsung sampai 42 minggu atau lebih. Angka ini bervariasi dari
beberapa peneliti tergantung kriteria yang dipakai.
Kehamilan lewat bulan (KLB) terutama berpngaruh terhadap
janin,meskipun hal ini masih banyak diperdebatkan dan sampai sekarang belum
ada penyesuaian paham. Pada kenyataan keadaan ini mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan janin sampai kematian janin. Ada janin yang dalam mada
kahamilan 42 minggu atau lebih,berat badan kurang dari semestinya atau
meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen. KLB
mempunyai hubungan erat dengan mortalitas,morbiditas perinatal,maupun
makrosomia. Resiko bagi ibu dengan KLB dapat berupa perdarahan postpartum
maupun tindakan obstetrik yang meningkat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prematur 
1. Pengertian Prematur 
American Academy Pediatric mendefinisikan prematuritas  adalah
kelahiran hidup bayi dengan berat <2.500 g . kriteria ini dipakai terus secara
luas,sampai tampak bahwa ada perbedaan antara usia hamil dan berat lahir yang
disebabkan adanya hambatan pertumbuhan janin. 

WHO (1961) menambahkan bahwa usia sebagai kriteria untuk bayi


prematur adalah yang lahir sebelum 37 minggu dengan berat lahir di bawah 2.500
g. AGOG (1995) mengusulkan bahwa dinamakan persalinan preterm apabila bayi
lahir sebelum usia 37 minggu. Dengan perbaikan perawatan pada bayi
prematur,maka kelompok kerja samaa pengobtan steroid antenatal (1981)
melaporkan bahwa morbiditas dan mortalitas terbesar pada bayi yang lahir
preterm adalah usia hamil dibawah 34 minggu.
Pengelompokan bayi-bayi yang lahir preterm antara lain adalah sebagian
berikut : 
1.      Low Birth (LBW) bila berat lahir <2.500 gram 

3
2.      Very low birth weight (ELBW) bila berat lahir <1.500 gram
3.      Extreemly low weight (ELBW) bila berat lahir <1000 gram
Persalinan preterm banyak menimbulkan masalah bergantung pada hal – hal
sebagai berikut : 
1.      Seberapa jauh kemampuan seorang ahli kebidanan dalam mengupayakan
agar bayi yang lahir tersebut mempunyai kemampuan hidup yang cukup tinggi
di luar rahi dengan jalan seperti berikut. 
 Menunda persalinan sehingga mencapai usi hamil yang cukup bulan 
 Pemberian obat-obat untuk memacu paru janin di dalam rahim
 Merencanakan cara persalinan preterm yang tepat 
2.      Sebarapa jauh kemampuan seorang menotologis merawat bayi yang lahir
preterm antara lain dengan upaya-upaya berikut ini 
 Perawatan intensif unutk bayi prematur yang baru lahir (NICU)
 Pemberian obat-obat yang mampu menanggulangi komplikasi
kegagalan napas pada bayi (RDS),misalnya pemberian surfaktan
intrakeal pada neonatus preterm 
3.  Seberapa besar dana yang diperlukan untuk merawat bayi-bayi yang lahir
preterm dengan perencanaan perawatan intensif neonatus 
4.  Seberapa jauh kemampuan kita untuk menggulangi masalah-masalah yang dari
kondisi yang berkaitan dengan prematuritas,maupun akibat dari perawatan
yang dilakukan dirumah sakit. Dengan kemajuan dalam perawatan intensif
neonatus maka makin tinggi kemungkinan hidup bayi-bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) terutama dengan berat lahir yang sangat rendah
2. Dampak Dari Bayi Yang Lahir Preterm 
1.      Dampak jangka pendek  
Komplikasi janka pendek pada bayi yang lahir preterm selalu dikaikan
dengan pematangan paru janin yang belum sempurna,antara lain respiratory
distress syndrome (RDS),intra ventricular haemorrhage (IVH) ,dan Necrotizing
Enterocolitis (NEC). Pada ketiga ini,hipoksia memegang peran yang  sangat
dominan .

4
2.      Dampak jangka panjang
Allen dkk (1993),mengemukakan bahwa bayi-bayi yang lahir pda usia
hamil 23-24 minggu yang berhasil diselamatkan menunjukkan komplikasi
kelainan otak yang cukup berarti (79 % ayau lebih) . hack dkk. (1994) melakukan
pengamatan terhadap 60 anak yang lahir dengan berat 750 gr sampai dengan usia
sekolah,tenyata mereka mempunyai masalah dalam hal keterampilan. Sebesar 45
% dari bayi-bayi preterm yang hidup memerlukan sarana pendidikan
khsus,dimana 21 % mempunyai IQ <70 dan banyak yang  mengalami hambatan
pertumbuhan dan daya penglihatan yang bawah normal
Sementara itu,bayi –bayi preterm yang lahir lebuh tua (32-34 minggu) dan
mempunyai berat lahir yang besar masih juga mempunyai resiko jangka pendek
yang berupa RDS,bahkam komplikasi jangka pendek ini masih bisa terjadi pada 6
% bayi yang lahir dengan usia hamil 35-38 minggu. 
3.      Dampak dalam segi Ekonomi persalinan preterm 
Amerika Serikat , untuk 7 % persalinan preterm, memerlukan ⅓dari
pembiayaan kesehatan untuk tahun pertama kehidupan . perawatan bayi preterm
dengan berat kesehatan untuk tahun pertama kehidupan . perawatan bayi preterm
dengan berat lahir <2.500 gr memerlukan biaya 8 kali lebih besar dibandikan
dengan bayi normal,sedangkan bila berat lahir <1500 gr memerlukan biaya >16
kali dibanding bayi normal. 
3. Penyebab Dari Persalinan Preterm
Bebrapa faktor yang berkaitan dengan kejadian persalinan preterm antara lain
sebagai berikut 
1.      Komplikasi medis maupun obstetrik 
Kurang lebih ⅓ dari kejadian persaliann preterm disebabkan oleh hal-hal
yang berkaitan dengan komplikasi medis ataupun obstetrik tertentu misalnya pada
kasus-kasus perdarahan antepartum ataupun hipertensi dalam kehamilan yang
sebagai besar memerlukan tindakan terminasi saat kehamilan preterm. 
2.      Faktor gaya hidup 
Kebiasaan merokok,kenaikan berat badan ibu salama hamil yang
kurang,serta penyalahgunaan obat (kokain) dan alkohol,merupakan faktor yang

5
berkaitan dengan gaya hidup seseorang yang bisa dihubungkan dngan persalinan
preterm. Menurut Halzman,alkohol tidak hanya meningkatkan kejadian persalinan
preterm saja,tetapi juga meningkatkan resiko terjadinya kerusakan otak pada bayi
yang lahir preterm. 
3.      Infeksi dalam air ketuban (Amniotic Fluid Infection) 
Infeksi pada jeringan korioamniotik (karioamnionitis) yang disebabkan
bebagaijenis mikroorganisme pada alat reproduksi wanita dikaitkan dengan
kejadian persalinan preterm pertama kali yang dikemukakan oleh knox &
Haernes. Akhirnya pada tahun 1996 ditemukan bahwa pemeriksaan bakteriologik
yang positif didalam cairan ketuban ditemukan pada 20 % kasus persalinan
preterm tanpa disrtai dengan tanda-tanda klinik infeksi.    
4.   Ketuban pecah prematur pada kehamilan preterm (KPP preterm).
Suatu reaksi inflamasi yang ditemukan pada tempat pecahnya selaput
amnion pada KPP preterm telah diketahui sejak tahun 1950 dan ini memberikan
gambaran yang lebih nyata tentang infeksi. McGregor dkk,dengan menunjukkan
bahwa pratease yang dikeluarkan oleh kuman bisa mengurangi elastisitas selaput
amnion (in vitro). 
5.      Vaginosis bakterial
Vaginosis bakterial (BV) adalah kondisi dimana flora normal vagina
lactobasilus digantikan dengan bakteri anoerob gardnerella vaginalis dan
mycoplasma hominis. Diognosis dari BV ini didasarkan atas pemeriksaan berikut
ini 
a.       PH vagina >4,5 
b.      Bau mine bila lendir vagina ditambah KOH 
 Sel clue (sel spitel vagina diliputi bakteri)
  Pengecatan dengan gram tampak adanya sel putih dengan flora
campuran 
6.      Trikomoniasis dan kandidiasis
Meis dkk. Mengemukakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
trikomoniasis dan kandidiasis dengan kejadian persalinan preterm

6
7.      Klamydiasis
Sering dikemukakan oleh sejumlah peneliti tentang adanya gangguan
terhadap fungsi reproduksi wanita (infertility) sebagai akibat dari infeksi oleh
kuman chlamydia trachomatis,akan tetapi Mcgregor & French (1991) serta Ryan
dkk,(1990) , menunjukkan bahwa adanya ketidakjelasan hubungan antara infeksi
ini dengan proses persalinan preterm 
4. Gejala Klinis Dari Persalinan Preterm 
Tanda-tanda klinis dari persalinan preterm adalah didahului dengan
adanaya kontraksi uterus dan rasa menekan pada panggul (menstrual like
cramp,low back pain) kemudian diikutidengan keluarnya cairan vagina yang
mengandung darah.
5. Diagnosis Dari Persalinan Preterm 
Diagnosis suatu persalinan yang membakat (preterm lobor) didasarkan
atas gejala klinis yang ditandai dengan suatu kontraksi rahim yang teratur dengan
interval <5-8 menit pada kehamilan 20-37 minggu,yang disertai dengan satu atau
lebih gejala-gelaja berikut. 
1.      Perubahan serviks yang progresif 
2.      Pembukaan serviks 2 cm atau lebih 
3.      Pendataran serviks 80 % atau lebih 
Iams dkk. Mengemukakan tentang cara menentukan resiko terjadinya
persalinan preterm dengan USG dan pemeriksaan vaginal pada kehamilan 24-34
minggu dan sebelum 36 minggu. Dikemukakan apabila ditemukan panjang
serviks (secara USG) <3 cm,maka resiko terjadinya persalinan preterm 100 % .
lain halnya dengan pemeriksaan dalam,bila ditemukan pembukaan 2 cm atau lebih
atau pendarahan serviks 50 % atau lebih,maka akan tejadikan persalinan preterm
sebanyak 72 % dan 83%.
Pada kehamilan 28- 34 minggu apabila ditemukan tanda-tanda adanya
kontraksi uterus 3 kali /lebih 10 menit,penipisan serviks >50% dan konsentrasi IL-
6 dalam air ketuban 3000 pg/ml atau lebih (pemeriksaan air ketuban dengan
metode elisa) dapat diramalkan bahwa persalinan akan terjadi dalam waktu 6 jam
sampai dengan 11 hari. Selanjutnya dikemukakan bahwa apabila ditemukan

7
tanda-tanda di atas , usia hamil dan outcome perintal tidak akan terpengaruh
dengan pemberian tokolitik kortikosteroid dan antibiotik.
6. Pencegahan Persalinan Prematur
 Hindari kehamilan pada ibu yang terlalu muda (< 17 tahun).
 Hidari jarak kehamilan yang terlalu dekat.
 Mengguanakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan
antenatal yang baik.
 Anjuran tidak merokok maupun mengkonsumsi obat terlarang (narkotik).
 Hindari kerja berat dan cukup istirahat.
 Obati penyakit dengan segera yang dapat menyebabkan persalinan preterm
 Kenali dan obati infeksi genital/ saluran kencing.
 Deteksi dan penanganan factor resiko terhadap persalinan preterm.
 Dilaksanakan perawatan prenatal, diet, pemberian vitamin dan penjagaan
hygine.6
 Keadaan seperti toksemia dan DM memerlukan control yang seksama.
 Tindakan pembedahan abdomen yang elektif dan tindakan operatif gigi
yang berat harus ditunda.
 Pasien-pasien dengan kehamilan kembar harus istirahat ditempat tidur
sejak minggu ke-28 hingga ke-36/38.
 Fibromyoma uteri, kalau memberikan keluhan, dirawat dengan istirahat
ditempat tidur dan analgesia. Pembedahan sedapat mungkin dihindari.
 Plasenta previa dirawat dengan istirahat total dan tranfusi darah untuk
menunda kelahiran bayi sampai tercapai ukuran yang viable. Tentu saja
perdarahan yang hebat memerlukan pembedahan segera.
 Inkompetensi serviks harus dijahit dalam bagian pertama trimester ke II
selama semua persyaratannya dipenuhi.
 SC elektif dan ulangan hanya dilakukan kalau kita yakin bahwa bayi sudah
besar. Bahaya pada pembedahan yang terlalu dini adalah kelahiran bayi
kecil yang tidak bisa bertahan hidup.
 Obat-obat dapat digunakan untuk menghentikan persalinan.

8
7. Penatalaksanaan Persalinan Prematur
a) Komuikasi
Komunikasi yang efektif sangat penting dalam perawatan dan
penatalaksaan ibu selama persalinan prematur. Ibu harus mendapat informasi
tentang resiko persalinan prematur.
b) Transfer In-Utero
CEMACH merekomendasikan agar ibu dan bayi ditangani tim pakar
spesialis. Jika tidak ada tim spesialis, transfer in-Utero ke unit yang memiliki
fasilitas spesialis kebidanan dan spesialis neonates sangat dianjurkan agar dapat
memperbaiki hasil kelahiran.
c) Analgesia
Penggunaan analgesia epidural bermanfaat dalam penatalaksanaan
persalinan prematur karena dapat membantu mencegah dan menghambat upaya
ibu untuk mengejan sebelum pembukaan lengkap atau mencegah dan menghamba
kelahiran yang mendadak dan dramatis yang dapat menyebabkan gangguan pada
janin. Selain itu, juga dapat membantu melemaskan otot dasar panggul dan
perineum serta mampu mempercepat kelahiran perabdomen, apabila dibutuhkan.
d) Tanda Vital Ibu dan Janin
Pemantauan ketat tanda vital ibu dan janin penting dilakukan untuk
menjamin keselamatan ibu dan bayi, khususnya ibu yang sejak awal sudah
memiliki masalah fisiologis seperti perdarahan dan infeksi. Hal itu dilakukan
sebab masalah tersebut dapat memperburuk dan menimbulkan dampak negatif
pada ibu dan bayi.
e) Penalaksanaan Membran
Membrane sedapat mungkin harus tetap utuh selama persalinan agar cairan
ketuban dapat berfungsi sebagai buffer untuk menahan tekanan intrauterine yang
ditimbulkan oleh kontraksi uterus. Cairan ini dapat membantu melindungi tubuh
janin yang rapuh dan khususnya kepala janin dari trauma lahir. Cairan ketuban
dapat membantu meminimalkan kompresi kepala janin guna mencegah hemoragi
intraventrikular pasca-pelahiran.

9
f) Model Pelahiran
Model pelahiran bergantung pada presentasi janin. Seksio sesarea juga
diindikasikan apabila ditemukan ganguan pada ibu atau janin, seperti eklampsi
berat yang disertai konvulsi. Kebanyakan persalinan preamtur cenderung
berlangsung dengan cepat dan dalam durasi singkat, dan banyak kemungkinan
akan lahir melalui vagina. Idealnya, peraslinan dan pelahiran prematur harus
berlangsung di unit rumah sakit konsultan akan tetapi, bidan dapat juga dipanggil
untuk membantu ibu yang akan melahirkan di komunitas dan tidak mungkin
menjalani transfer in-utero. Bidan harus meminta bantuan tenaga bidan tambahan
dan layanan para medik, jika dilingkungan tersebut tidak ada ‘regu penyelamat’
obstetric. Bidan mungkin harus meresusitasi dan mengintubasi bayyi prematur
begitu bayi lahir dan mengupayakan pemindahannya segera ke unit perawatan
intensif neonatus.
Asuhan Kebidanan
Rujuk ibu ke tempat yang memiliki failtitas perawatan neonatus. Jika
umur kehamilan 35 minggu atau lebih persalinan dapat dilanjutkan dan
kebanyakan bayi yang lahir pada usia ini akan berkembang dengan lebih baik jika
diberikan perawatan yang tepat setelah lahir.
Jika UK dibawah 35 minggu, dokter dapat memberikan obat tokolitik jika
keadaan ibu dan fetus baik, tidak ada tanda perdarahan pervaginam pada saat ini
atau KPD .
Prinsip pertolongan persalinan prematur :
1. Jika terdapat kelainan letak termasuk letak bokong dengan Berat janin
kurang dari 2000 gram dapat dilakukan SC
2. Jika persalinan dilakukan pervaginam, harus diupayakan untuk
memeperpendek kala II dengan jalan :
a. Episiotomi luas
b. Forceps Ekstraksi
3. Jika terdapat kelainan anatomis alat reproduksi bagian dalam, perawatan
bayi prematur sebaiknya dilakukan di RS tersier, sehingga terjamin
mendapat perawatan yang memadai : NIUC (neonatal intensive unit care)

10
8. Manajemen Kasus
A. Data Subyektif
1. Biodata

Nama Bayi : By. Ny “S”


Umur : 30 menit
Tgl/jam/ lahir : 09-08-2009 /09.00 WIB
Jenis kelamin : Laki – laki
No. Registrasi :
Nama Ibu : Ny.”S” Nama Ayah :Tn “M”
Umur : 20 Thn Umur : 25 Thn
Suku Bangsa : Madura/ Indo Suku Bangsa :Madura/Indon
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani Pekerjaan : Tani
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Pragaan Alamat : Pragaan
Telp :-
S : - Ibu megatakan bayi lahir kurang bulan
O : - Keadaan umum lemah
- TTV : - Nadi : 165 x/menit
- Suhu : 35 ‘C
- Pernafasan : 65 x/menit
- A-S : 4-5
A : Bayi Ny.”S” dengan prematuritas usia 30 menit.
P : 1. Lakukan pertolongan awal pada BBL prematur, seperti resusitasi, cairan
infuse, dan terapi antibiotic.
2. Lakukan penghangatan bayi didalam incubator untuk sementara.
3. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI saja, namun karena bayi tidak
bisa/lemah lakukan pemberian ASI melalui sonde

11
4. Ajarkan ibu cara melakukan metode kanguru setelah bayi membaik dan
selama perawatan dirumah.
5. Lakukan rujukan segera ke rumah sakit untuk perawatan intensif.
B. Postmatur 
1. Pengertian
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dihitung dari
hari pertama haid tertentu. Namun,sekitar 4-14 % atau rata-rata 10 % kehamilan
akan berlangsung sampai 42 minggu atau lebih. Angka ini bervariasi dari
beberapa peneliti tergantung kriteria yang dipakai 

Kehamilan lewat bulan (KLB) terutama berpngaruh terhadap


janin,meskipun hal ini masih banyak diperdebatkan dan sampai sekarang belum
ada penyesuaian paham. Pada kenyataan keadaan ini mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan janin sampai kematian janin. Ada janin yang dalam mada
kahamilan 42 minggu atau lebih,berat badan kurang dari semestinya atau
meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen. KLB
mempunyai hubungan erat dengan mortalitas,morbiditas perinatal,maupun
makrosomia. Resiko bagi ibu dengan KLB dapat berupa perdarahan postpartum
maupun tindakan obstetrik yang meningkat.
Berbeda dengan angka kematian ibu yang cenderung menurun,kematian
perinatal tampaknya masih menunjukkan angka yang cukup tinggi sehingga
pemahaman dan penatalaksanaan yang tepat terhadap KLB akan memberikan

12
sumbangan besar dalam upaya menurunkan angka kematian,terutama kematian
perinatal.
2. Pengertian Kehamilan Lewat Bulan 
KLB disebut juga kehamilan serotinus , kehmilan lewat waktu ,prolonged
pregnancy postterm pregnancy , extended pregnancy,postdate / postdatisme atau
postmaturitas di mana pengertian adalah sebagai berikut 
“kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih,dihitung
dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-
rata 28 hari.” (WHO[1977]FIGO[1986]).
Sering kali istilah postmaturitas dipakai sebagai sinonim dismaturitas,
yang sebenarnya hal ini tidak tepat. Postmaturitas merupakan diagnosis waktu
yang dihitung menurut rumus Naegele,sebaliknya dismaturitas hanya menyatakan
kurang sempurnanya pertumbuhan janin dalam kandungan akibat plasenta yang
tidak berfungsi dengan baik sehingga janin tidak tumbuh seperti biasa. Keadaan
ini dapat terjadi pada beberapa keadaan seperti hipertensi, preeklamsia, gangguan
gizi, maupun pada KLB sendiri. Jadi,janin dengan dismaturitasdapat dilahirkan
kurang bulan,genap bulan,maupun lewat bulan. 
Istilah postmaturitas lebih banyak dipakai oleh dokter ahli kesehatan
anak,sedangkan istilah postterm banyak digunakan oleh dokter ahli kebidanan.
Dua istilah ini sering menimbulkan kesan bahwa bayi yang dilahirkan dari KLB
disebut sebagai postmaturitas. 
3. Penyebab Terjadinya Kehamilan Lewat Bulan 
Seperti hanya teori bagaimana terjadinya persalianan,sampai saat ini sebab
terjadinya KLB,belum jelas. Beberapa teori dianjurkan , pada umumnya
menyatakan bahwa terjadinya KLB sebagai akibat gangguan timbulnya
persalinan. Beberapa teori dianjurkan antara lain sebagai berikut.
1.      Pengaruh progesteron : penurunan hormon progesteron dalam kehamilan
dipercaya merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam
memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan sensetivitas
uterus terhadap oksitosis sehingga beberapa penulis menduga bahwa
terjadinya KLB adalah karena masih berlangsungnya pengaruh progesteron. 

13
2.      Teori oksitosin : pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada KLB
memeberi kesan taau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis memegang
peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari
neurohipofisis. Wanita hami yang kurang pelepasan oksitosin dari
neurohipofisis pada kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu faktor
penyebab KLB.
3.      Teori kortisol / ACTH janin : dalam teori ini dianjurkan bahwa sebagai
”pemberi tanda” untuk dimulainya persalinan adalah janin. Hal ini diduga
akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. 
4.      Syaraf uterus : tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser
akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada
tekanan pada pleksus ini,seperti pada kelainan letak,tali pusat pendek dan
bagian bawah masih tinggi , semua hal tersebut diduga sebagai penyebab
terjadinya KLB.
5.      Herediter . beberapa penulis menyataka bahwa seorang ibu yang mengalami
KLB,mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan pada
kehamilan berikutnya. 
4. Diagnosis 
Tidak jarang seorang dokter mengalami kesulitan dalam menentukan
dignosis KLB karena diagnosis ini ditegakkan berdasarkan umur kehamilan bukan
terhadap kondisi dari kehamilan. Beberapa kasus yang dinyatakan sebagai KLB
merupakan kesalahan dalam menentukan umur kehamilan. Lipshutz menyatakan
bahwa kasus KLB yang tidak dapat ditegakkan secara pasti sebesar 22 % . Dalam
menentukan diagnosa KLB di samping dari riwayat menstruasi , sebagiknya
dilihat pula dari hasil pemeriksaan antenatal.
1.      Riwayat haid 
Diagnosis KLB tidak sulit untuk ditegakkan bila hari terakhir (HPHT) diketahui
dengan pasti. Untuk riwayat haid yang dapat dipercaya,diperlukan  beberapa
kriteria antara lain sebagai berikut. 
a.       Penderita harus yakin betul dengan HPHT-nya
b.      Siklus 28 hari dan teratur 

14
c.       Tidak minum pil antihamil setidaknya 3 bulan terakhir 
Selanjutnya diagnosis ditentukan dengan menghitung menurut rumus
Naegele. Berdasarkan riwayat menstruasi ,seorang penderita yang ditetapkan
sebagai KLB kemungkinan adalah sebagai berikut. 
 Terjadi kesalahan dalam menentukan tanggal haid terakhir atau akibat
menstruasi abnormal. 
 Tanggal haid terakhir diketahui jelas namun terjadi kelambatan ovulasi.
 Tidak ada kesalahan menentukan haid terakhir dan kehamilan memang
berlangsung lewat bulan (keadaan ini sekitar 20-30% dari seluruh
penderita yang diduga KLB)
2.      Riwayat pemeriksaan antenatal 
 Tes kehamilan : bila pasien melakukan pemeriksaan tes imunologi setelah
terlambat 2 minggu,maka dapat diperkirakan kehamilan memang telah
berlangsung 6 minggu. 
 Gerak janin : gerak janin atau quickening pada umumnya dirasakan ibu
pada umur kehamilan 18-20 minggu. Pada primigravida dirasakan sekitar
umur kehamilan 18 minggu,sedangkan multigravida pada 16 minggu.
Pertunjuk umum untuk menetukan persalinan adalah quickening ditambah
22 minggu pada primigravida atau ditambah 24 minggu pada multiparitas
 Denyut jantung janin : dengan stetoskop laennec , DJJ dapat didengar
mulai umur kehamilan 18-20 minggu,sedangkan dengan Doppler dapat
terdengat pada usia kehamilan 10-12 minggu  Pernoll menyatakan bahwa
kehamilan dapat dinyaktakan sebagai KLB bila terdapat 3 ataua lebih dari
4 kriteria hasil pemeriksaan berikut ini .
a. Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif. 
b. Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar Doppler
c. Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerak janin pertama kali 
d. Telah lewat 22 minggu sejak terdengar DJJ pertama kali dengan
stetoskop laennec
3.      Tinggi fundus uteri 

15
Dalam trimester I,pemeriksaan tinggi fundus uteri dapat bermanfaat bila
dilakukan pemeriksaan secara berulang tiap bulan. Lebih dari 20 minggu,tinggi
fundus uteri dapat menentukan umur kehamilan secara kasar. 
5. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan
yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama
(sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28
minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan
memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7
bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7 – 8 bulan dan seminggu sekali pada
bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar
usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya.
Perhitungan dengan satuan minggu seperti yang digunakan para dokter
kandungan merupakan perhitungan yang lebih tepat.. Untuk itu perlu diketahui
dengan tepat tanggal hari pertama haid terakhir seorang (calon) ibu itu.

16
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan 
American Academy Pediatric mendefinisikan prematuritas  adalah
kelahiran hidup bayi dengan berat <2.500 gram.Kriteria ini dipakai terus secara
luas,sampai tampak bahwa ada perbedaan antara usia hamil dan berat lahir yang
disebabkan adanya hambatan pertumbuhan janin. 
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dihitung dari
hari pertama haid tertentu. Namun,sekitar 4-14 % atau rata-rata 10 % kehamilan
akan berlangsung sampai 42 minggu atau lebih. Angka ini bervariasi dari
beberapa peneliti tergantung kriteria yang dipakai.
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui.
Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada
janin (anenefal, kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan
pertumbuhan tulang janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim
sulfatase plasenta).
Kehamilan lewat bulan dapat juga menyebabkan resiko pada ibu, antara
lain distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, dan moulding
(moulage) kepala kurang. Sehingga sering dijumpai partus lama, kesalahan letak,
inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum.
B.  Saran 
Semoga makalah tentang Prematur dan Postmatur ini bisa menambah ilmu
pengetahuian dan wawasan bagi yang membaca. Makalah ini jauh dari
kesempurnaan , maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifatnya membangun agar kami membuat makalah yang lebih baik dikemudian
hari. 

17
DAFTAR PUSTAKA

Fadlun & Achmad Feryanto.2012.Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta.Salemba 


Fadjar, Bambang. Bayi Berukuran Besar dan Tali Pusar Pendek Bisa Sebabkan
Kehamilan Lewat Waktu. Tabloid Mom & Kiddie, edisi 09/th II/7-30
desember 2007.

Mansjoer Arif, et al. Induksi persalinan. Dalam kapita selekta kedokteran ed.3
cet.1 hal. 300. Media Aesculapius, Jakarta. 2000.

Fouda Ashraf. Prolonged Pregnancy. Damietta specialized hospital. 2006.

Chan, L.G. Post-Maturity. The Bulletin of Hongkong Chinese Medical


Association. Department of Obstetrics & Gynaecology, University of
Hongkong.

Mochtar, Rustam. Postmatur. Dalam: Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi,


Obstetri Patologi ed.2. EGC:Jakarta. 1998.

Karkata, M. K., dkk. Kehamilan Postterm. Dalam: Pedoman Diagnosis – Terapi


Dan Bagan Alir Pelayanan Pasien. SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FK UNUD, RS Sanglah, Denpasar. 2003.

18

Anda mungkin juga menyukai