Tray Dryer
2.0 PENDAHULUAN
Pengeringan merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengawetkan bahan
makanan selain menggunakan proses pengalengan atau pembekuan. Proses pengeringan juga
menghambat proses pembusukkan dari suatu makanan dengan mengurangi kadar air dari
makanan tersebut. Dengan Sedikitnya kandungan air dalam makanan, bakteri yang
menyebabkan pembusukkan makanan tidak dapat berkembang biak. Beberapa enzim yang
dapat membuat perubahan kimia terhadapat makanan biasanya tidak dapat berfungsi tanpa
adanya air. Pengeringan bahan makanan juga mengurangi berat dan ukuran dari makanan itu
sendiri sehingga mempermudah proses penyimpanan dan transportasi.
Untuk proses pengeringan yang efektif, udara yang digunakan harus panas, kering dan
bergerak secara kontinu. Air yang terkandung di dalam bahan makanan akan terevaporasi
oleh udara kering yang panas. Agar proses ini terjadi, dibutuhkan panas laten penguapan
yang di-supply ke dalam proses pengeringan.
Terdapat 2 faktor penting dalam proses pengeringan : (1) transfer panas untuk memberikan
panas laten penguapan yang dibutuhkan dan (2) pergerakan dari air atau uap air melalui
bahan makanan yang akan dibawa oleh udara kering yang dikontakkan untuk memisahkan
antara air dan bahan makanan.
Ukuran dari bahan makanan, humiditas relatif, laju alir dan temperatur dari udara yang
digunakan akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses pengeringan.
Semua factor ini saling berhubungan satu sama lain.
Temperatur dari udara, ditentukan oleh temperatur bulb, disebut sebagai temperatur dry bulb.
Temperatur dari udara mempengaruhi kelembaban. Temperatur yang lebih tinggi mengurangi
kelembaban dan membebaskan udara untuk membawa uap air lebih banyak. Perbedaan antara
temperatur dry bulb dan wet bulb digunakan untuk mencari kelembaban relative (HR) udara
dari grafik Psychrometric.
Titik embun adalah temperatur di mana udara menjadi jenuh dengan uap air (100% RH) dan
setiap pendinginan lebih lanjut dari titik ini menghasilkan kondensasi air dari udara. Ini
terjadi pada malam hari ketika udara dingin dan uap air terbentuk seperti embun di tanah.
Selama tahap awal proses pengeringan, temperatur udara bisa relatif tinggi sehingga uap air
dapat menguap dengan cepat dari permukaan makanan. Karena makanan kehilangan panas
selama penguapan cepat, temperatur udara bisa tinggi tanpa meningkatkan temperatur
makanan. Tapi begitu kelembaban permukaan hilang (bagian luar mulai terasa kering) dan
tingkat penguapan melambat, makanan menghangat. Temperatur udara kemudian harus
dikurangi sehingga uap air di dalam makanan bisa menguap.
2.6 Effisiensi Dryer
Effisiensi energy pada proses pengeringan sangan penting, energy terkonsumsi untuk
pengeringan adalah komponen paling besar dari keseluruhan cost. Effisiensi energy
didefinisikan sebagai rasio dari minimum energy yang dibutuhkan dengan energy actual yang
dikonsumsi.
Perhitungan effisiensi berguna ketika menilai performa dari dryer, perbaikan, dan membuat
perbandingan antara jenis-jenis dryer.
Pengukuran efisiensi pengeringan berguna untuk mengetahui heat balance, kemudian proses
dianggap adiabatic, tanpa pertukaran panas dengan lingkungan. Panas yang ditransfer ke
makanan untuk pengeringan berhubungan dengan penurunan suhu udara pengeringan, dan
panas yang harus di supply sesuai dengan kenaikan suhu udara pada pemanas udara. Jadi,
effisiensi pengeringan udara adiabatic, dapat didefinisikan oleh :
T 1−T 2
η=
T 1−T a
Dimana, T1 = Temperatur udara yang masuk ke dalam dryer, oC
T2 = Temperatur udara yang keluar dari dryer, oC
Ta = Temperatur udara ambient
Pembilang, perbedaan antara T1 dan T2 merupakan factor yang paling penting dalam
effisiensi
Kapabilitas demonstrasi dari unit ini termasuk demonstrasi rejim laju pengeringan, analisis
transfer massa dan panas, uji pengeringan pada padatan, efek dari kecepatan udaran dan
temperature terhadap laju pengeringan, dll.
Kapabilitas eksperimen termasuk uji pengeringan pada padatan untuk penggunaan komersial
dan industry. Menentukan laju pengeringan, analogi transfer panas dan analogi transfer
massa.
3.2 Features
Floor Standing Unit dengan variabel kecepatan aksial dari fan dipasang pada satu ujung
Elemen pemanas listrik dibawah fan dengan regulator
Chamber dengan penutup transparan yang berisi tray yang dipasang bagian atas drier.
Kapasitas total dari dryer sekitar 4 kg
Control panel dipasang di ujung fan utuk variasi kecepatan udara dan penyetelan temperature
pemanas untuk variasi temperature di pada dryer
Pengukuran suhu wet dan dry bulb dan humidity terhubung ke port sebelum dan sesudah
kompartemen pengering.
6.0 PERCOBAAN
6.1 Eksperimen 1: Pengeringan Padi / Pasir Basah (Laju Aliran Udara Rendah)
1. Masukkan tray kosong ke dalam wadah tray.
2. Pasang dudukan tray ke timbangan digital untuk mengukur berat awal tray.
3. Tambahkan kira-kira 80 g air ke 1 kg beras / pasir kering pada tray.
4. Ukur berat beras / pasir basah untuk mendapatkan berat air yang sebenarnya.
5. Kadar air awal harus lebih dari 20%
6. Ukur area permukaan pasir yang terpapar udara.
7. Nyalakan catu daya dan sakelar daya utama di bagian depan panel kontrol.
8. Nyalakan daya pemanas dan atur suhu pemanas ke 65 ° C atau sesuai dengan penugasan.
9. Nyalakan kipas aksial dan atur kecepatan ke 5 atau sesuai dengan penugasan.
10. Catat nilai awal untuk T1, T2, T3 dan T4.
11. Pada interval 10 menit, catat semua suhu dan berat total beras / pasir di baki.
12. Lihat grafik psikrometri untuk nilai-nilai kelembaban relatif pada interval waktu yang
berbeda.
13. Eksperimen selesai ketika massa total beras / pasir menjadi konstan.
Dengan menggunakan pengaturan yang sama dari Eksperimen 1, rancang dan jalankan
eksperimen untuk menyelidiki efek kecepatan udara terhadap kecepatan pengeringan.