Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METODE PENELITIAN

PENGUKURAN VARIABEL : DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA

Oleh:

THALIA RULI PUTRI (A021171309)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sering sifat empiris atau peristiwa yang direpresentasi oleh konsep tidak dapat secara langsung
diobservasi. Sebagai contoh diobservasi secara langsung. Melalui definisi operasional konsep
memberikan refrensi empiris konsep persepsi, nilai, sikap, kekuasaan dan lainnya tidak dapat.
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunaka instrument untuk mengumpulkan data.
Intrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti. Seiap intrumen harus
mempunyai definisi dan skala. Hal ini didasari agar yang dikumpulakan dapat diukur,
penggunaan ukuran skala ini sesuai dengan kesepakatan bersama yang menjadi standarisasi
sebuah ukuran. Melalui definisi operasional dan skala pengukuran akan mempermudah kita
untuk mengoalah data yang telah kita kumpulkan baik itu dalam penelitian kuantitatif maupun
kualitatif. Data yang kurang memiliki validitas dan reliabilitas, akan menghasilkan kesimpulan
yang bias, kurang sesuai dengan yang seharusnya, dan bahkan bisa saja bertentangan dengan
kelaziman. Untuk membuat alat ukur instrumen itu, diperlukan kajian teori, pendapat para ahli
serta pengalaman-pengalaman yang kadangkala diperlukan bila definisi operasional variabelnya
tidak kita temukan dalam teori. Alat ukur atau instrumen yang akan disusun itu tentu saja harus
memiliki validitas dan reliabilitas, agar data yang diperoleh dari alat ukur itu bisa reliabel, valid
dan disebut dengan validitas dan reliabilitas alat ukur atau validitas dan reliabilitas instrumen.

B. Tujuan Makalah

Pada pembuatan makalah yang berjudul “Definisi Operasional dan Skala” kami berharap bahwa
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang terpenting penulis paham tentang definisi
operasional, skala, kenadalan dan validitas sehingga dapat mempermudah untuk melakukan
suatu penelitian.
BAB II

PEMBAHASAN

PENGUKURAN VARIABEL: DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA


A. Bagaimana Mengukur Variabel

Objek yang dapat diukur secara fisik dengan sejumlah instrument standar bukan merupakan
masalah pengukuran. Tetapi, ketika memasuki dunia perasaan, sikap dan persepsi subjektif
manusia, pengukuran faktor atau variabel tersebut menjadi sulit. Ada setidaknya dua jenis
variabel: yang satu bisa diukur secara objektif dan tepat; yang lain lebih samar-samar dan tidak
dapat diukur secara akurat karena sifatnya yang subjektif. Ada cara-cara untuk menelusuri
perasaan dan persepsi subjektif individu, salah satu tekniknya adalah mereduksi ide-ide abstrak
atau konsep menjadi perilaku dan karakteristik yang dapat diamati. Reduksi dari konsep abstrak
untuk membuatnya bisa diukur dalam cara tertentu disebut mengoperasionalkan konsep.

B. Definisi Operasional Dimensi dan Elemen

Mengoprasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya


bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan
oleh konsep. Lalu kemudian diterjemahkan kedalam elemen yang dapat diamati dan diukur
sehingga menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep.

Orang lain bisa menggunakan ukuran yang serupa, sehingga memungkinkan pengulangan atau
peniruan (replicability). Tetapi, perlu disadari bahwa semua definisi operasional sangat mungkin
(1) meniadakan beberapa dimensi dan elemen penting yang terjadi karena kelalaian mengenali
atau mengonsepkannya, dan (2) menyertakan beberapa segi yang tidak relevan, yang secara
keliru dianggap relevan.

Mendefinisikan konsep secara operasional adalah cara terbaik untuk mengukurnya. Tetapi,
benar-benar mengobservasi dan memperhitungkan seluruh prilaku individu dalam cara tertentu,
bahkan jika hal tersebut cukup praktis, akan selalu sulit dilakukan dan memakan waktu. Jadi,
daripada benar-benar mengobservasi perilaku individu, kita bisa meminta mereka menceritakan
pola perilaku mereka sendiri dengan mengajukan pertanyaan yang tepat yang bisa direspon pada
sekala tertentu yang telah disusun.

Menilustrasikan cara yang mungkin untuk mengukur variabel terkait dengan wilayah subjektif
dari sikap, perasaan dan persepsi orang dengan pertama-tama mendefinisikan konsep secara
operasional. Definisi operasional disusun dengan mereduksi konsep dari level abstraksi, dengan
menguraikannya kedalam dimensi dan elemen. Dengan menentukan perilaku yang berhubungan
dengan sebuah konsep, kita dapat mengukur variabel. Tentu saja, pertanyaan akan mengundang
respon pada beberapa skala yang dilekatkan padanya (seperti “sangat sedikit” atau “sangat
banyak”).

C. Apa yang Bukan Definisi Operasional

Sama pentingnya dengan memahami apa yang dimaksud dengan definisi operasional, adalah
mengingat apa yang bukan. Definisi operasional tidak menjelaskan korelasi konsep. Jelas bahwa
mendefinisikan sebuah konsep secara operasional tidak meliputi penguraian alasan, latar
belakang, konsekuensi, atau korelasi konsep. Sampai tingkat tertentu, hal tersebut menjelaskan
karakteristik yang dapat diamati dalam rangka mengukur konsep. Adalah penting untuk
mengingat hal ini, karena jika kita mengoperasionalkan konsep secara tidak tepat atau
mengacaukannya dengan konsep lain, kita tidak akan memperoleh ukuran yang valid dan
penelitian akan menjadi tidak ilmiah.

D. Tinjauan Definisi Operasional

Kita telah menelaah bagaimana mendefinisikan konsep secara operasional, membingkai, dan
mengajukan pertanyaan yang tepat untuk mengukur konsep. Definisi operasional adalah perlu
untuk mengukur konsep abstrak seperti hal-hal yang biasanya jatuh ke dalam wilayah subjektif
perasaan dan sikap. Suatu artikel akan memberitahu anda kapan ukuran tersebut dibuat, oleh
siapa dan berapa lama ukuran tersebut telah digunakan. Hanya instrument yang disusun dengan
baik, yang telah didefinisikan secara operasional dengan teliti, yang akan diterima dan sering
dipakai oleh para peneliti lain.

E. Skala Pengukuran 
Skala (scale) adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan dalam hal terkait
variabel minat yang kita pelajari (Uma Sekaran, 2006:15). Seadangkan skala pengukuran
merupakan alat  ukur yang digunakan untuk mengkuantifikasi infoemasai yang diberikan oleh
konsumen jika mereka diharuskan menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam suatu
kuesioner (Juliansyah Noor, 2015:125).

Ada empat tipe skala dasar dalam penelitian yakni skala nominal, skala ordinal, skala interval
dan  skala rasio. Tingkat kerumitan akan meningkat secara progresif yang bergerak dari arah
skala nominal ke rasio. Artinya, informasi mengenai variabel dapat diperoleh secara lebih rinci
jika menggunakan skala interval dan rasio jika dibandingkan dengan menggunakan skala
nominal dan skala ordinal.

1. Skala Nominal

Skala nominal (nominal scale) adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan
subyek pada kategori atau kelompok tertentu. Digunakan untuk mengklasifikasikan obyek baik
individu maupun kelompok misalnya berdasarkan kategori gender (laki-laki dan perempuan),
agama, pekerjaan, area geografis dan lain-lain. Dalam mengidentifikasi kategori digunakan
simbol simbol berupa angka sebagai label kategori sederhana tanpa nilai intrinsik. Contoh
kategori pria diberi kode nomor 1 dan wanita dengan kode nomor 2 untuk kategori gender.
Informasi yang didapat dari skala nominal adalah untuk menghitung persentase (atau frekuensi)
laki-laki dan perempuan dalam sampel responden.

Contoh sederhana misalnya apabila kita mempunyai kuesioner sebanyak 100 buah dimana
sebanyak 55 orang mengisi kode nomor 1 untuk laki-laki dan 45 mengisi kode nomor 2 yang
berarti perempuan maka analisis data akhir survei menunjukkan bahwa dari 100 responden
ternyata menunjukkan 55 orang laki-laki atau 55% dan 45 orang adalah perempuan atau
45%.  Skala ini adalah skala dasar, kategorial dan mentah serta memberikan informasi lain
mengenai kedua kelompok. 

2. Skala Ordinal

Skala ordinal (ordinal scale) tidak hanya mengkategorikan variabel-variabel yang menunjukkan


perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya ke dalam beberapa cara.
Skala ini memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh
obyek atau individu tertentu. Apabila jawaban pertanyaan dalam kuesioner berupa peringkat
berupa simbol 1 untuk sangat tidak setuju, simbol 2 untuk tidak setuju, simbol 3 untuk netral,
simbol 4 untuk setuju dan simbol 5 untuk sangat setuju. Simbol angka 1 sampai dengan 5
hanyalah merupakan peringkat tidak mengekspresikan jumlah. Biasanya jawaban kuesioner
menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap.

Contoh aplikasi dalam kuesioner: Menurut pendapat anda, urutkan nama-nama provinsi  yang
paling tepat untuk tujuan investasi pembukaan pabrik kelapa sawit. Kota yang paling anda
anggap sesuai diberi angka 1, berikutnya 2, dan seterusnya.

____Aceh ____Jambi

____Sumatera Utara  ____Sumatera Selatan

____Riau ____Bengkulu

 ____Sumatera Barat ____Lampung

Skala ordinal membantu peneliti untuk menentukan persentase responden yang sangat tidak
menyetujui sampai sangat menyetujui suatu pernyataan. Pengetahuan tersebut akan sangat
berguna dalam membantu mendesain kebijakan yang lebih dapat diterima oleh semua pihak.

Dari contoh sederhana di atas dapat kita lihat bahwasanya skala ordinal menyediakan lebih
banyak informasi jika dibandingkan dengan skala nominal. Kalau skala nominal hanya
membedakan kategori untuk mendapatkan informasi, maka skala ordinal melangkah lebih jauh
dengan cara mengurutkan tingkatannya walaupun skala ini tidak memberi petunjuk apapun
mengenai besaaran perbedaan antar tingkatan.

3. Skala Interval

Skala interval (interval scale), adalah skala yang mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki
skala nominal dan ordinal ditambah dengan interval yang tetap yang memungkinkan kita
melakukan operasi aritmatika tertentu terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Skala
interval menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan dalam variabel. Oleh
karena itu skala interval lebih kuat dibandingkan dengan dua skala sebelumnya yakni skala
nominal dan skala ordinal dan bisa diukur tendensi sentralnya (central tendency) dengan
perhitungan rata-rata aritmatika. Ukuran dispersinya adalah kisaran (range), standar deviasi
(standart deviation) dan varians (variance). Skala interval digunakan jika respon untuk berbagai
macam item pertanyaan yang mengukur suatu variabel bisa dihasilkan dengan skala yang kita
tetapkan (bisa lima point, tujuh point atau lainnya) yang kemudian dapat diterapkan pada seluruh
item.

Contoh aplikasi dalam kuesioner: Berikut ada beberapa pernyataan tentang seberapa penting
motivasi bekerja ini buat anda. Beri jawaban 1 bila anda sangat tidak setuju; 2 bila anda tidak
setuju; 3 bila anda tidak berpendapat; 4 bila anda setuju, dan; 5 bila anda sangat setuju.

sangat tidak tidak Setuju sangat


tidak setuju setuju berpendapat 4 setuju
1 2 3 5
Berikut ada beberapa pernyataan tentang seberapa penting motivasi bekerja ini buat anda.
a Menghidupi 1 2 3 4 5
keluarga dengan
rejeki yang halal 
b Sudah dicita-citakan 1 2 3 4 5
sejak kecil
c Sarana 1 2 3 4 5
mengengembangkan
kreatifitas 
d Sarana aktualisasi 1 2 3 4 5
diri

4. Skala Rasio

Skala rasio (ratio scale) mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal,
skala ordinal maupun skala interval dengan kelebihan mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut.
Nilai 0 empiris absolut terjadi pada saat suatu karakteristik yang sedang diukur tidak ada.
Perbandingan berat badan adalah merupakan contoh yang sederhana dn mudah dari skala
rasio.  Misalnya seseorang yang mempunyai berat 120 kg adalah dua kali berat seseorang yang
mempunyai berat 60 kg. Perkalian dan pembagian angka tersebut (120 dan 60) dengan angka
apapun akan menghasilkan rasio 2:1. Ukuran tendensi sentral skala rasio bisa mean aritmatik
atau geometrik, dan ukuran dispersi bisa standar deviasi, varians atau koefisien variasi. Beberapa
contoh skala rasio diantaranya adalah berkaitan dengan penghasilan, jumlah organisasi yang
diikuti, umur aktual dan lain-lain.

Kesimpulan: Sifat masing-masing skala (Uma Sekaran, 2006:21)

Sifat Pokok
Skala Perbedaan Urutan Jarak Titik Ukuran Ukuran Beberapa
Awal Tendensi Dispersi Uji
Khas Sentral Signifikansi
Nominal Ya Tidak Tidak Tidak Modus - X2

Ordinal Ya Ya Tidak Tidak Median Kisaran Korelasi


semi urutan
antarkuartil tingkatan
Interval Ya Ya Ya Tidak Mean Standar t,F
Aritmatik deviasi,
varians,
koefisien
variansi
Rasio Ya Ya Ya Ya Mean Standar t,F
Aritmatik deviasi
atau atau
geometrik varians
atau
koefisien
variansi
Catatan: Titik awal skala interval bisa dengan 1 atau angka apa saja (arbitary), skala rasio
mempunyai titik awal 0, yang memiliki arti.

PENGUKURAN: PENSKALAAN, KEANDALAN, VALIDITAS


A. SKALA PERINGKAT

Berikut skala peringkat yang sering dipakai dalam penelitian organisasi:

1. Skala Dikotomi

Skala dikotomi digunakan untuk memperoleh jawaban Ya atau Tidak.

2. Skala Kategori

Skala kategori menggunakan banyak item untuk mendapatkan respons tunggal.

3. Skala Likert

Skala likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan
pernyataan pada skala 5 titik.

4. Skala Diferensial Semantik

Beberapa atribut berkutub dua diidentifikasi pada skala ekstrem dan responden diminta untuk
menunjukan sikap mereka pada hal yang biasa disebut sebagai jarak semantik terhadap individu,
objek, atau kejadian tertentu pada masing-masing atribut. Kata sifat berkutub dua yang
digunakan misalnya akan berupa istilah tertentu, seperti baik-buruk; kuat-lemah; panas-
dingin. Skala diferensial semantik dipakai untuk menilai sikap responden terhadap merek, iklan,
objek atau orang tertentu.

5. Skala Numerikal

Skala numerikal mirip dengan skala difensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada
skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata lain sifat berkutub dua pada ujung keduanya.

6. Skala Peringkat Terperinci

Pada skala peringkat terperinci skala 5 titik atau 7 titik dengan titik panduan atau jangkar, sesuai
keperluan, disediakan untuk tiap item dan responden menyatakan nomor yang tepat di sebelah
masing-masing item, atau melingkari nomor yang relevan untuk tiap item.

7. Skala Jumlah Konstan atau Tetap


Disini responden diminta untuk mendistribusikan sejumlah poin yang diberikan ke berbagai
item. Skala jumlah konstan atau tetap lebih bersifat skala ordinal.

8. Skala Stapel

Skala stapel secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap terhadap item yang dipelajari.
Skala ini memberikan ide mengenai seberapa dekat atau jauh respons individu terhadap stimulus.
Karena skala ini tidak memiliki titik nol absolut, skala ini adalah skala interval.

9. Skala Peringkat Grafik

Gambaran grafis membantu responden untuk menunjukkan pada skala peringkat grafik jawaban
mereka untuk pertanyaan tertentu dengan menempatkan tanda pada titik yang tepat pada
garis. Terlihat seperti skala interval. Deskripsi singkat mengenai titik skala berguna sebagai
pedoman dalam menempatkan peringkat daripada mewakili kategori diskrit.

10. Skala Konsensus

Skala juga dibuat berdasarkan konsensus, di mana panel juri memilih item tertentu, mengukur
konsep yang menurut mereka relevan. Item dipilih terutama berdasarkan ketepatan atau
relevansinya dengan konsep. Skala konsensus tersebut dibuat setelah item terpilih diperiksa dan
diuji validitas dan keandalannya. Satu contoh skala konsensus konsensus adalah Thurstone Equal
Apprearing Interval Scale, di mana sebuah konsep diukur dengan suatu proses rumit yang
melibatkan sebuah panel juri. Skala ini jarang dipakai untuk mengkur konsep organisasional
karena banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya.

11. Skala Lainnya

Ada juga beberapa metode penskalaan yang sudah sangat maju atau rumit seperti penskalaan
multidimensional, di mana objek, orang, tau kedua-duanya diskalakan secara visual dan
dilakukan analisis gabungan. Hal tersebut memberikan gambaran visual mengenai hubungan
yang ada diantara dimensi sebuah konsep.

Biasanya skala linkert atau suatu bentuk skala numerikal paling sering digunakan untuk
mengukur sikap dan perilaku dalam penelitian organisasional.
B. SKALA RANKING (RANKING SCALE)

Skala ranking digunakan untuk mengungkap preferensi antara dua atau lebih objek atau item.
Tetapi, ranking semacam itu mungkin tidak memberi petunjuk yang pasti mengenai jawaban
yang dicari. Berikut metode alternatif yang dapat dipakai:

1. Perbandingan Berpasangan

Skala perbandingan berpasanagan digunakan ketika di antara sujumlah kecil objek, responden
diminta untuk memilih antara dua objek pada suatu waktu. Perbandingan berpasangan
merupakan metode yang baik jika jumlah stimulus yang diberikan sedikit.

2. Pilihan yang Diharuskan

Pilihan yang diharuskan memungkinkan responden meranking objek secara relatif satu sama
lain, si antara alternatif yang disediakan. Hal ini mempermudah responden, khususnya jika
jumlah pilihan yang harus diranking terbatas jumlahnya.

3. Skala Komparatif

Skala komparatif memberikan standar atau poin referensi untuk menilai sikap terhadap objek,
kejadian, atau situasi saat ini yang diteliti.

Singkatnya, skala nominal berkaitan dengan skala dikotomi atau kategori; data ordinal dengan
semua skala ranking; dan data interval atau mirip interval berkaitan dengan skala peringkat
lainnya. Skala diferensial semantik dan numerikal sebenarnya bukan skala interval, meskipun
keduanya sering diperlakukan sebagai skala interval dalam analisis data.

Skala peringkat dipakai untuk mengukur kebanyakan konsep yang berhubungan dengan perilaku.
Skala ranking digunakan untuk membuat perbandingan atau meranking variabel yang telah
diungkap pada skala nominal.

C. KETEPATAN PENGUKURAN

Untuk menelaah bagaimana dapat memastikan bahwa ukuran yang dibuat adalah baik secara
logis. Hal pertama yang dilakukan adalah menganalisis item terhadap respons atas pertanyaan
yang mengungkap variabel, dan kemudian keandalan dan validitas ukuran dilakukan.
Analisis Item

Analisis item dilakukan untuk melihat apakah item dalam instrumen memang sudah seharusnya


berada dalam instrumen atau tidak.  Tiap item diuji kemampuannyauntuk membedakan antara
subjek yang total skornya tinggi, dan yang rendah. Dalam analisis item, mean antara kelompok
skor tinggi dan kelompok skor rendah diuji untuk menemukan perbedaan signifikan melalui
nilai-t.

D. KEANDALAN

Keandalan suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias dan
karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam
instrumen.

1. Stabilitas Pengukuran

Kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama sepanjang waktu meskipun terdapat kondisi
pengujian yang tidak dapat dikontrol atau keadaan responden itu sendiri merupakan indikasi dari
stabilitas dan kerentanannya yang rendah untuk berubah dalam situasi. Dua uji stabilitas adalah
keandalan tes ulang dan keandalan untuk paralel.

2. Keandalan Tes Ulang

Koefisisen keandalan yang diperoleh dengan pengulangan ukuran yang sama pada kesempatan
kedua disebut keandalan tes ulang. Yaitu, jika sebuah kuesioner yang mengandung sejumlah
item yang diandalkan mengukur suatu konsep diberikan kepada sekumpulan responden saat ini,
dan lagi kepada responden yang sama, katakanlah beberapa minggu hingga 6 bulan mendatang,
maka korelasi antara skor yang diperoleh pada dua waktu yang berbeda dari sekumpulan
responden yang sama disebut koefisien tes ulang.  Semakin tinggi koefisien tersebut, semakin
baik keandalan tes ulang dan konsekuensinya, stabilitas ukuran melintasi waktu.

3. Keandalan Bentuk Paralel

Bila respons terhadap dua tes serupa yang mengungkap ide yang sama menunjukkan korelasi
yang tinggi, kita memperoleh keandalan bentuk  paralel. Kedua tes memiliki item yang setara
dan format respons yang sama, yang berubeh hanya susunan dan urutan pertanyaan. Bila kedua
tes yang sebanding menghasilkan skor yang berkorelasi tinggi, kita bisa cukup yakin bahwa
ukuran tersebut secara logis dan dipercaya, dengan varians kesalahan minimal yang disebabkan
oleh susunan kata, urutan, atau faktor lain.

4. Konsistensi Internal Ukuran

Konsistensi internal ukuran merupakan indikasi homogenitas item dalam ukuran yang
mengungkap ide. Konsistensi dapat diuji melalui keandalan antar item dan uji keandalan belah
dua. Keandalan konsistensi antar item merupakan pengujian konsistensi jawaban responden atas
semua item yang diukur. Keandalan belah dua mencerminkan korelasi antara dua bagian
instrumen.

E. VALIDITAS

Ada beberapa jenis uji validitas yang digunakan untuk menguji ketepatan ukuran dan penulis
menggunakan istilah yang berbeda untuk menunjukkannya. Uji validitas dibagi dalam tiga
kelompok, yaitu validitas isi, validitas berdasar kriteria, dan validitas konsep.

1. Validitas Isi

Validitas isi memastikan bahwa pengukuran memasukkan sekumpulan item yamg memadai dan
mewakili yang mengungkap konsep.

2. Validitas Berdasar Kriteria

Validitas berdasar kriteria terpenuhi jika pengukuran membedakan individu menurut suatu
kriteria yang diharapkan diprediksi.

3. Validitas Konsep

Validiatas konsep menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan cocok
dengan teori yang mendasari desain tes. Hal tersebut dinilai melalui validitas konvergen dan
validitas diskriminan. Validitas konvergen terpenuhi jika skor yang diperoleh dengan dua
instrumen berbeda yang mengukur konsep yang sama menunjukkan korelasi tinggi. Validitas
diskriminan terpenuhi jika, berdasarkan teori, dua variabel diprediksi tidak berkorelasi, dan skor
yang diperoleh dengan mengukurnya benar-benar secara empiris membuktikan hal tersebut.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karateristik yang dapat diamati atau di ukur,
dapat diamati artinya memungkinkan penelitian untuk melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat dalam suatu obyak atau fenomena yang dapat diulang oleh orang lain

Skala digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti, skala pengkuran dibuat dengan
maksud agar hasil yang dihasilkan dalam pengukuran itu akurat, dengan skala pengukuran ini
maka dengan variable yang diukur dengan instrument tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk
angka. Ada empat tipe skala dasar dalam penelitian yakni skala nominal, skala ordinal, skala
interval dan  skala rasio

Untuk menelaah bagaimana dapat memastikan bahwa ukuran yang dibuat adalah baik secara
logis. Hal pertama yang dilakukan adalah menganalisis item terhadap respons atas pertanyaan
yang mengungkap variabel, dan kemudian keandalan dan validitas ukuran dilakukan.

Analisis item dilakukan untuk melihat apakah item dalam instrumen memang sudah seharusnya


berada dalam instrumen atau tidak

Keandalan suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias dan
karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam
instrumen.

Ada beberapa jenis uji validitas yang digunakan untuk menguji ketepatan ukuran dan penulis
menggunakan istilah yang berbeda untuk menunjukkannya. Uji validitas dibagi dalam tiga
kelompok, yaitu validitas isi, validitas berdasar kriteria, dan validitas konsep.

B. Saran

Kami menyadari makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, maka dari itu kami membuka
pintu saran dan kritik agar kedepanya makalah ini dan makalah selanjutnya menjadi lebih baik
lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Sekaran, Uma, dan Roger Bogie, (2017), Metode Penelitian Untuk Bisnis: Pendekatan
Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta Selatan 12160.

Anda mungkin juga menyukai