Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA PELAJARAN :

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SMAN 3 BANDUNG

Nama : Muhamad Rafli Permadi


Kelas : X MIPA 7
No. Absen : 19

ARTIKEL :
CARA MENYIKAPI KASUS COVID-19 DALAM
PANDANGAN ISLAM & PENGARUH WABAH COVID-19
TERHADAP PEMBERANGKATAN HAJI DAN UMROH
ANALISIS DENGAN QODO & QODARNYA
ARTIKEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Cara Menyikapi Kasus Covid-19 dalam Pandangan Islam

Beberapa akhir ini dunia sedang digemparkan dengan sebuah virus yang
bernama Corona Virus Disease (Covid-19), yang mulai juga tersebar ke
Indonesia. Atas wabah ini, sebagai seorang muslim, kita harus bijak dalam
menyikapinya. Melihat dan mengukur wabah ini dengan cara pandang Islami.
Senantiasa mengaitkan antara aspek empiris, rasional dengan aspek ilahi.
Bukan dengan cara pandang sekuler, yang meniadakan peran Ilahi dalam alam
realitas yang terjadi. Padahal, semua yang terjadi di muka bumi ini adalah
kehendak Allah SWT.

Hal ini sejalan dengan Firman-Nya:

َ‫ َواِلَ ْينَا تُرْ َجعُوْ ن‬،ً‫ َونَ ْبلُو ُك ْم بِال َّش ِّر َو ْالخَ ي ِْر فِ ْتنَة‬،‫ت‬
ِ ْ‫س َذائِقَةُ ْال َمو‬
ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬

(35 :‫)األنبياء‬

Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji
kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian/cobaan (yang sebenar-
benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-
Anbiyaa’ [21]: 35).
Lebih lanjut sikap terbaik menghadapi ujian berupa serangan virus
korona itu yakni:

Pertama, berikhtiar menghindarinya dengan memperhatikan hukum


kausalitas Sunnatullah. Misalnya, kita harus mencuci tangan ketika akan
makan atau minum atau baru datang dari bepergian.

Kedua, kita bertawakkal sepenuhnya kepada Allah setelah berikhtiar.


Bahkan kita yakin sepenuhnya atas usaha sungguh-sungguh pemerintah dalam
menanggulangi pandemi COVID-19. Hal ini sebagaimna firman Allah SWT:

“Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka


bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang bertawakkal. Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada seorangpun
yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak
memberi pertolongan), maka siapa yang bisa menolongmu setelah itu?
Karena itu, hendaklah hanya kepada Allah saja orang-orang mukmin
bertawakkal.” (Qs Ali Imran: 59-60).

Ketiga, jangan melupakan Allah SWT sebagai pencipta virus Corona.


Kita mohon pertolongan-Nya. Sebab, pandemi Covid-19 akan musnah dengan
cepat jika Allah menghendakinya. Karena itu, mari kita berdoa kepada-Nya
disertai kesabaran dan istiqamah mengerjakan sholat, serta diiringi keyakinan
akan dikabulkan Allah SWT.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Qs. Al
Baqarah: 186)

Keempat, dengan adanya wabah ini, seharusnya lebih menyadarkan


kita untuk mendekatkan diri kita kepada Allah Azza wa Jalla yang
menandakan bahwa manusia adalah makhluk sangat lemah dibandingkan
dengan kekuasaan dan kebesaran Allah. Yakinlah, setiap yang terjadi telah
ditakdirkan oleh Allah, dan tidak ada sesuatu yang menimpa setiap manusia
kecuali itu telah menjadi ketetapan Allah.

Kelima, muhasabah dan evaluasi diri dari segala perbuatan dan


kemaksiatan yang telah kita kerjakan. Dengan wabah ini seharusnya lebih
membuat kita sadar dan takut kepada Allah serta kembali kepada-Nya. Lebih
semangat dan gigih lagi dalam melakukan amalan ibadah serta memenuhi hak-
hak Allah dan menjauhi segala larangannya.

Dan yang terakhir, yakinlah, bahwa kematian akan datang dimana pun
kita berada. Baik di dalam rumah dan ditempat-tempat keramaian, dalam
keadaan duduk, baring dan berjalan. Maka kematian adalah ketetapan yang
kita tidak bisa lari bersembunyi darinya.

Semoga dengan penyebaran wabah ini, menjadi pengingat dan penyadar


bagi kita semua agar lebih mendekatkan diri kepada Allah, bertaubat dengan
segala dosa dan maksiat yang telah kita kerjakan. Serta melakukan amar
ma’ruf dan nahi mungkar. Dan menjadi jalan untuk kita kembali kepada Allah
dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi laragannya. Aamiin Ya
Robbal Alaamiin.

B. Pengaruh Wabah Covid-19 Terhadap Pemberangkatan Haji dan


Umroh Analisis dengan Qodo & Qodarnya

Virus Covid-19 bukan hanya merenggut ribuan nyawa, tetapi juga


mengubah tata cara kehidupan manusia di seluruh dunia mulai dari
interaksi sesama maupun proses berhubungan dengan Tuhan.

Masjidil Haram di Mekah biasanya dipenuhi oleh ribuan peziarah,


tetapi jumlah itu kini berkurang drastis. Berbagai umat Muslim dari seluruh
dunia biasanya datang untuk menjalani ibadah umrah yang berlangsung
sepanjang tahun. Kemudian ada sekitar delapan juta umat Muslim
menunaikan ibadah haji ke sana setiap tahun. Pihak berwenang Arab Saudi
mengatakan larangan kunjungan hanya bersifat sementara dan hingga kini
belum ada indikasi proses ibadah haji akan terganggu..

Dalam kasus ini, kita bisa menganalisis dari segi Qodo dan Qodar yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT. Wabah virus Covid-19 ini merupakan
ketetapan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Berdasarkan
pengertiannya sendiri, Qodo adalah tetapan Allah SWT. Sejak zaman
azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenaan
dengan makhluk-Nya, Qodo imi bersifat dapat diubah, sedangkan Qodar
adalah perwujudan kehendak Allah SWT. Terhadap semua makhluk-
Nya dalam ukuran dan bentuk-bentuk tertentu tertentu sesuai dengan
iradah-Nya, Qodar bersifat tidak dapat diubah.

Wabah virus Covid-19 ini merupakan bagian dari Qodo Allah SWT.
Meskipun wabah virus Covid-19 merupakan bagian dari qadha Allah, tetap
saja manusia telah memiliki area-area yang mampu ia kendalikan.
Sederhananya, manusia punya kemampuan berusaha mengubah suatu
keadaan. Sehingga, sekalipun kita wajib bersabar dan beriman bahwa
wabah virus Covid-19 adalah qadha-Nya, di sisi lain wajib pula berikhtiar.
Yakni melakukan upaya pencegahan dan penyembuhan yang tentu saja
bukan hanya dilakukan oleh individu melainkan peran negara sangat
dibutuhkan. Hubungan dengan ibadah Umroh dan Haji ini adalah manusia
dapat menunda pemberangkatan Haji dan Umroh untuk mencegah
menyebarluasnya wabah virus Covid-19 ini baik di negara tujuan maupun
di negara asal. Sesuai dengan anjuran pemerintah, bahwa kita berada dalam
situasi pandemic, kita harus berusaha menjauhi kerumunan orang banyak,
agar virus ini cepat segera teratasi dan tidak tersebar luas.

Namun, kita juga harus mengingat Qadar Allah SWT. Qadar/takdir


merupakan suatu ketetapan yang tidak bisa diubah oleh manusia. Dengan
adanya wabah virus Covid-19 ini, sangat mungkin bahwa beberapa dari
manusia di muka bumi ini meninggal akibat virus tersebut. Kematian
merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap makhluk-Nya.
Dengan adanya penundaan ibadah Haji dan Umroh ini, tidak menutup
kemungkinan bahwa Jemaah Haji dan Umroh yang hendak berangkat
kesana, sudah terpapar terlebih dahulu virus Covid-19 dari negara asalnya
dan meninggal kemudian di negara asalnya. Begitu pula yang sudah
terlanjur berangkat kesana, tidak menutup kemungkinan bisa terkena
paparan virus Covid-19. Jadi meskipun dilakukan penundaan
pemberangkatan ibadah haji dan Umroh, qadar Allah selalu berada di
sekeliling kita.

Demikian artikel yang saya buat ini, tentunya masih dapat banyak
kekurangan, kerena terbatasnya pengetahuan saya dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul artikel ini. Semoga
Allah SWT. senantiasa melindungi kita semua dari segala penyakit dan
berbagai wabah buruk lainnya, Aamiin Ya Robbal Alaamiin.

Anda mungkin juga menyukai