Anda di halaman 1dari 9

SILABUS MATERI

KONSTITUSI HMI

Alokasi Waktu : 10 Jam

Tujuan Pembelajaran Umum :


Peserta Dapat Memahami Ruang Lingkup Konstitusi

Tujuan Pembelajaran Khusus :


1. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup konstitusi HMI dan hubungannya dengan
pedoman pokok organisasi lainnya.
2. Peserta dapat mempedomani konstitusi HMI dan pedoman-pedoman pokok organisasi
dalam kehidupan berorganisasi.

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan :


1. Pengantar Ilmu Hukum
1.1. Pengertian dan Fungsi Kumum
1.2. Hakikat Hukum
1.3. Pengertian Konstitusi dan Arti Penting Dalam Organisasi
2. Ruang Lingkup Konstitusi HMI
2.1. Makna Mukodimah AD HMI
2.2. Makna HMI Sebagai Organisasi Yang Berasaskan Islam
2.3. Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI
2.3.1. Masalah Keanggotaan
2.3.2. Masalah Struktur Kekuasaan
2.3.3. Masalah Struktur Kepemimpinan
3. Pedoman-Pedoman Dasar Organisasi
3.1. Pedoman Perkaderan
3.2. Pedoman Kohati
3.3. Pedoman Lembaga Kekaryaan
3.4. Pedoman Atribut HMI
3.5. GPPO dan PKN
4. Hubungan Konstitusi AD/ART Dengan Pedoman-Pedoman Organisasi Lainnya

Metode Penyampaian :
1. Membagikan Handbook
2. Presentasi Slide
3. Diskusi
4. Brainstorming (Jajak Pendapat)

Evaluasi :
1. Test Obyektif/Subyektif
2. Membuat Resume
Materi Terurai :

Pengertian
Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang tertinggi yang menjadi dasar dan
sumber semua peraturan perundangan yang dibawahnya dalam suatu organisasi/negara.
Konstitusi : - Aturan pokok
- Hukum pokok

Qur’an & Hadist  Islam


Pancasila & UUD 1945  Indonesia
AD/ART  Organisasi

Syarat yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan dan piagam
(sebagai dasar pijakan) :
1. Bentuknya
Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang berlaku dalam
suatu organisasi/negara.
2. Isinya
Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua masalah yang
penting harus dibuat, melainkan hal-hal yang bersifat pokok, dasar atau azas-azasnya
saja.
3. Sifatnya
 Universal
 Fleksibel
 Luwes

PIAGAM MADINAH
(Untuk perbandingan)

Prinsip-prinsip umum atau pokok-pokok pikiran


1. Monotheisme
Konsep tauhid terdapat dalam Mukadimmah, pasal 22, 23, 42 dan akhir pasal 47
2. Persatuan dan kesatuan
Terdapat dalam pasal 1, 15, 17, 25, dan 37
3. Persamaan dan keadilan
Terdapat pada pasal 13, 15, 16, 22, 24, 37, dan 40
4. Kebebasan beragama
Terdapat pada pasal 25
5. Bela negara
Tersirat dalam pasal 24, 37, 38, dan 44
6. Pelestarian adat yang baik
Terdapat dalam pasal 2 – 10. Adat yang dipertahankan seperti gotongroyong,
pembayaran diat dan tebusan tawanan.

Ruang Lingkup Konstitusi HMI

Mukadimmah
Alinea 1 :
1) Islam ajaran yang haq dan sempurna (Ali Imron 19)
2) Fitrah manusia : Hanief/cenderung pada kebenaran (Al-Araf 172)
3) Khalifah fil ardh (Al-Baqarah 30)
4) Pengabdian diri (Az-Zariat 56)

Alinea 2 :
Azas keseimbangan (Al-Qashash 77)
Duniawi – Ukhrawi, Individu – Sosial, Iman – Ilmu – Amal

Alinea 3 :
1) Kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT
(At-Taubah 41, Al-Baqarah 105, Yunus 25)
1) Umat Islam wajib mengisi kemerdekaan (fungsi umat Islam)
(Al-Anfal 61, Al-Jum’ah 10, Ar-Radu 11)
2) Adil makmur

Alinea 4 :
1) Fungsi generasi muda Islam
2) Orientasi pengabdian kepada Allah SWT (Az-Zariat 56)

Makna HMI sebagai Organisasi berasaskan Islam


HMI adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang (mengaku) beragama Islam
dimana secara individu dan organisatoris memiliki cirri-ciri keislaman, dan menjadikan Al-
Qur’an dan As-Sunah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi dan sumber
aspirasi di dalam setiap aktivitas dan dinamika organisasi.

Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI


Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI merupakan konstitusi HMI, isinya memuat
aturan-aturan pokok organisasi yang bersifat fundamental. Secara khusus masalah-
masalah yang memerlukan penjelasan lebih lanjut diurai dalam beberapa naskah, yaitu
penjelasan dan pedoman-pedoman organisasi lainnya.

Hal utama yang harus diketahui kader selain asas dan implikasinya adalah masalah
tentang keanggotaan, dan struktur organisasi.

Yang dapat menjadi anggota HMI adalah mahasiswa Islam yang terdaftar pada perguruan
tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus
Besar HMI. Keanggotaan HMI dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Anggota Muda
Anggota muda adalah mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di perguruan tinggi atau
yang sederajat dan telah mengikuti Maperca
1) Anggota Biasa
Anggota biasa adalah anggota muda yang telah memenuhi syarat dan atau anggota
muda yang telah mengikuti Latihan Kader I
2) Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah orang yang berjasa kepada HMI yang telah ditetapkan
oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI.

Setiap mahasiswa Islam yang berkeinginan untuk bergabung di HMI dengan status
sebagai anggota harus mengajukan permohonan secara menyatakan secara tertulis
kesediaan mengikuti dan menjalankan AD/ART serta pedoman HMI lainnya kepada
pengurus cabang setempat. Apabila yang bersangkutan memenuhi syarat dan telah
mengikuti Maperca, maka dinyatakan sebagai anggota muda HMI, kemudian jika anggota
muda tersebut telah megikuti dan lulus Latihan Kader I akan dinyatakan sebagai anggota
biasa HMI.
Masa keanggotaan HMI dihitung sejak kelulusan dari Latihan Kader I dan akan berakhir
maksimum 5 (lima) tahun untuk program S0, 7 (tujuh) tahun untuk program S1, dan 9
(sembilan) tahun untuk program pasca sarjana. Perhitungan tahun antar program bukan
dibuat akumulasi. Selain habis masa keanggotaan, status anggota HMI juga dapat
berakhir jika anggota yang bersangkutan meninggal dunia, mengundurkan diri, dan
diberhentikan atau dipecat. Dalam keadaan tertentu masa keanggotaan dapat
diperpanjang apabila yang bersangkutan masih menduduki kepengurusan di HMI, dan
akan diperpanjang sampai masa kepengurusannya berakhir.

Anggota muda HMI mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara (gimana
bisa bicara kalo bersuara tidak boleh), dan mengikuti Latihan Kader I. Anggota biasa
memiliki hak suara sehingga otomatis punya hak bicara, mengikuti latihan dalam
organisasi sesuai dengan peruntukannya, dan mempunyai hak untuk dipilih sebagai
fungsionaris pengurus HMI sesuai dengan peruntukannya. Anggota kehormatan dapat
mengajukan saran/usul dan pertanyaan kepada pengurus secara lisan atau tertulis.

Anggota HMI berkewajiban untuk menjaga nama baik organisasi, berpartisipasi dalam
seluruh kegiatan HMI. Khusus untuk anggota muda dan anggota biasa, juga harus
membayar uang pangkal dan iuran organisasi.

Anggota HMI dapat dipecat karena dua hal :


1) Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh HMI
2) Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi
Yang bisa mencabut status keanggotaan HMI adalah Pengurus HMI Cabang dan
Pengurus Besar HMI, dengan prosedur yang telah diatur secara khusus.

STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi HMI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu (1) Struktur Kekuasaan, dan (2)
Struktur Pimpinan.

Struktur kekuasaan secara hirarki terdiri dari :


1) Kongres
2) Konferensi/Musyawarah Cabang
3) Rapat Anggota Komisariat

Struktur pimpinan secara hirarki terdiri dari :


1) Pengurus Besar HMI
2) Pengurus HMI Cabang
3) Pengurus HMI Komisariat

Pedoman-Pedoman Dasar Organisasi

Pedoman Perkaderan
Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang sistem perkaderan
yang dilakukan di HMI. Sistem inilah yang dilaksanakan secara masif, seragam, standar,
dan menyeluruh oleh seluruh komponen HMI.

Hal-hal yang menjadi pokok dalam sistem perkaderan HMI adalah :


1. Tujuan Perkaderan
Terciptanya kader Muslim-Intelektual-Profesional yang berakhlakul karimah serta
mampu mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil ardh dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
2. Aspek Perkaderan
 Pembentukan integritas watak dan kepribadian
 Pengembangan kualitas intelektual
 Pengembangan kemampuan professional
3. Landasan Perkaderan
 Landasan teologis
 Landasan ideologis
 Landasan konstitusi
 Landasan historis
 Landasan sosio-kultural
4. Pola Dasar Perkaderan
 Rekrutmen
 Pembentukan Kader
 Training Formal
 Pengembangan :
o Up-Grading
o Pelatihan
o Aktivitas
 Pengabdian

Pedoman KOHATI
KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-Wati. KOHATI merupakan badan khusus HMI
yang bertugas untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati
dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. KOHATI didirikan pada tanggal 2
Jumadil Akhir 1386 H yang bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 pada Kongres
VIII HMI di Solo, KOHATI berkedudukan dimana HMI berada.

KOHATI bertujuan “Terbinanya muslimah yang berkualitas insan cita”. KOHATI


merupakan organisasi yang bersifat semi otonom. KOHATI memiliki fungsi sebagai wadah
peningkatan dan pengembangan potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika gerakan
keperempuanan. Dalam internal HMI, KOHATI berfungsi sebagai bidang keperempuanan,
dan di eksternal HMI, KOHATI berfungsi sebagai organisasi perempuan. KOHATI
berperan sebagai pencetak dan pembinan muslimah sejati untuk menegakkan dan
mengembangkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. Yang dapat menjadi anggota
KOHATI adalah HMI-Wati yang telah lulus Latihan Kader I HMI.

Pedoman Lembaga Kekaryaan

Sejarah Lembaga Kekaryaan HMI


Terbentuknya lembaga kekaryaan sebagai satu dari institusi HMI terjadi pada kongres ke
tujuh HMI di Jakarta pada tahun 1963 dengan diputusakannya mendirikan beberapa
lembaga khusus (sekarang lembaga kekaryaan) dengan pengurus pusatnya ditentukan
berdasarkan kuota yang mempunyai potensi terbesar pada jenis aktifitas lembaga
kekaryaan yang bersangkutan diantaranya :
 Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) dipusatkan di Surabaya
 Lembaga Da’wah mahasiswa Islam (LDMI) yang dipusatkan di Bandung
 Lembaga Pembangunan Mahasiswa Islam (LPMI) pusatnya di Makassar
 Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSBMI) pusatnya di Yogyakarta
Dan kondisi politik tahun 60-an berorientasi massa, lembaga kekaryaan pun semakin
menarik sebagai suatu faktor bagi berkembang pesatnya lembaga kekaryaan ditunjukkan
dari :
 Adanya hasil penelitian yang menginginkan dipertegasnya status lembaga kekaryaan,
struktur organisasi dan wewenang lembaga kekaryaan
 Keinginan untuk menjadi lembaga kekaryaan otonom penuh terhadap organisasi induk
HMI

Kemudian sampai pada tahun 1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga Tekhnik
Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI), Lembaga
Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI). Akhirnya dengan latar belakang diatas melalui
kongres VIII HMI di Solo melahirkan keputusan Kongres dengan memberikan status
otonom penuh kepada lembaga kekaryaan dengan memberikan hak yang lebih kepada
lembaga kekaryaan tersebut, antara lain :
a. Punya struktur organiasasi yang bersifat nasional dari tingkat pusat sampai rayon
b. Memiliki Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) sendiri
c. Bentuk megadakan musyawarah lembaga termasuk memilih pimpinan lembaga

Keputusan-keputusan di atas di satu pihak lebih mengarahkan kepada kegiatan lembaga,


namun di lain pihak lebih merugikan organisasi ke tingkat induk bahkan justru
menimbulkan permasalahan serius. Ini dibuktikan dengan adanya evaluasi pada kongres
di Malang pada tahun 1969, dimana kondisi pada saat tersebut lembaga kekaryaan sudah
cenderung mengarah kepada perkembangan untuk melepaskan diri dari organisasi
induknya, sehingga dalam evaluasi kongres IX HMI di Malang tahun 1969 antara lain
melalui papernya mempertanyakan :
a. Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI)
b. Perlu tidaknya penegasan oleh kongres, bahwa lembaga kekaryaan adalah bagian
mutlak dari HMI misalnya LKMI menjadi LK HMI, LDMI menjadi LD HMI, dsb.

Setelah kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan tidak lagi menjadi
permasalahan dan perhatian Himpunan. Ha ini mengakibatkan lembaga kekaryaan
perlahan-lahan mengalami kemunduran dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya SK
Mendikbud tentang pengaturan kehidupan kemahasiswaan melalui NKK/BKK tahun 1978.

Namun realitas perkembangan organisasi merasakan perlu dihidupkannya kembali,


lembaga kekaryaan yang dikukuhkan melalui kongres XIII HMI di Ujung Pandang.
Kemudian LK menjadi perhatian/alternatf baru bagi HMI karena gencarnya isu
profesionalisme. Melalui kongres XVI di Padang tahun 1986 pendayagunaan LK kembali
dicanangkan.

Lembaga Kekaryaan
Yang dimaksud dengan Lembaga Kekaryaan adalah badan-badan khusus HMI (diluar
KOHATI, LPL) yang bertugas melaksanakan kewajiban-kewajiban HMI sesuai dengan
fungsi dan bidangnya (ladang garapan) masing-masing, latihan kerja berupa dharma
bhakti kemasyarakatan dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimana
terdapa dalam unsur-unsur pokok Esensi Kepribadian HMI yang meliputi :
1. Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yakni dasar
keyakinan bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”, dan Allah adalah merupakan inti
daripada iman, Islam dan Ihsan.
2. Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia dan akhirat,
jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
3. Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir nasional dan kritis,
hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
4. Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta dengan cepat
memberikan respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi sehingga memiliki
fungsi pelopor yang militan.
5. Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan kader seluruh
umat Islam Indonesia menuju persatuan nasional.
6. Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda patriotic
mengutamakan kepentingan bersama bangsa datas kepentingan pribadi. Memihak
dan membela kaum-kaum yang lemah dan tertindas dengan menentang
penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan manifestasinya. Aktif dalam
pembentukan dan peranan umat Islam Indonesia yang adil dan makmur yang diridhoi
oleh Allah SWT.

Dilihat dari jenisnya, maka lembaga kekaryaan yang pernah ada :


a. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
b. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
c. Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam (LDMI)
d. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
e. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
f. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
g. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
h. Lembaga Astronomi Mahasswa Islam (LAMI)
i. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
j. Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
k. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI)
l. Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan karena lembaga
kekaryaan adalah badan pembantu pimpinan HMI, maka dengan melaksanakan
tugas/fungsional (sesuai dengan bidangnya masing-masing) haruslah terlebih dahulu
dirumuskan dalam suatu musyawarah tersendiri. Musyawarah badan yang selanjutnya
disebut rapat kerja itu, bertugas untuk menjabarkan program HMI yang telah
diputuskan oleh instansi-instansi kekuasaan HMI.

Maksud dan Fungsi Lembaga Kekaryaan


Adanya lembaga kekaryaan dimaksudkan untuk mempertajam alat pencapai tujuan HMI,
sehingga dalam proses dapat terbentuk arah yang jelas, agar pelaksanaan, pembinaan
dan pengembangan Lembaga Kekaryaan benar dapat terkoordinasikan.
Adapun fungsi dari lembaga kekaryaan adalah :
a. Melaksanakan peningkatan wawasan profesionalsme anggota, sesuai dengan bidang
masing-masing, (Pasal 59 ART HMI) dan lembaga kekeryaan bertanggung jawab
kepada pengurus HMI setempat, (Pasal 60 ayat d ART HMI)
b. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan HMI untuk meningkatkan
keahlian para anggota melalui pendidikan, penelitian dan latihan kerja praktis serta
darma bakti kemasyarakatan (pasal 60 ayat b ART HMI)

Pedoman Atribut HMI


Pedoman atribut HMI berisi tentang lagu, lambing dan berbagai macam penerapannya.
Lagu yang dijadikan sebagai Hymne HMI adalah lagu yang diciptakan oleh RM Akbar
sebagai berikut :

HYMNE
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Bersyukur dan Ikhlas
Himpunan Mahasiswa Islam
Yakin Usaha Sampai
Untuk kemajuan
Hidayah dan taufiq
Bahagia HMI

Berdoa dan Ikrar


Menjunjung tinggi syiar Islam
Turut Qur’an dan hadist
Jalan keselamatan
Ya Allah berkati
Bahagia HMI

Lambang HMI adalah sebagai berikut :


1. Bentuk huruf alif :
- Sebagai huruf hidup, lambang optimis kehidupan HMI
- Huruf alif merupakan angka 1 (satu) lambang, dasar/semangat HMI
2. Bentuk perisai :
Lambang kepeloporan HMI
3. Bentuk jantung :
Jantung adalah pusat kehidupan manusia, lambang proses perkaderan HMI
4. Bentuk pena :
Melambangkan bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa yang senantiasa haus akan
ilmu pengetahuan
5. Gambar bulan bintang :
Lambang keimanan seluruh umat Islam di dunia
6. Warna hijau :
Lambang keimanan dan kemakmuran
7. Warna hitam :
Lambang ilmu pengetahuan
8. Keseimbangan warna hijau dan hitam :
Lambang keseimbangan, esensi kepribadian HMI
9. Warna putih :
Lambang kesucian dan kemurnian perjuangan HMI
10. Puncak tiga :
- Lambang Iman, Islam dan Ikhsan
- Lambang Iman, Ilmu dan Amal
11. Tulisan HMI :
Kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam

Pengunaan lambang HMI dapat diterapkan pada :


a) Lencana/Badge HMI
b) Bendera
c) Stempel
d) Kartu Anggota
e) Papan Nama HMI
f) Gordon/Selempang HMI
g) Aksesoris atau perlengkapan lain dengan tidak menyimpang dari lambing dan
penggunaannya
Aturan penggunaan dan lainnya diatur dengan rinci.

Atribut lain yang digunakan dalam HMI adalah :


1) Muts/Peci HMI
2) Baret HMI

Segala sesuatu yang berkaitan dengan atribut diatur dalam ketentuan khusus.

Hubungan Konstitusi dan Pedoman lainnya


Pada dasarnya konstitusi hanya memberikan aturan yang bersifat umum, aturan secara
khusus dijelaskan dalam pedoman-pedoman lainnya. Pedoman lain berfungsi sebagai
penjelasan teknis hal-hal yang dibahas dalam konstitusi, sehingga tidak boleh
bertentangan dengan konstitusi. Secara hirarki hukum konstitusi merupakan aturan
tertinggi.

Anda mungkin juga menyukai