Anda di halaman 1dari 21

MAS ABAS

type to search

Pusat HP Seken Singapore di Batam

Pusat HP Seken Singapore di Batam

Agen HP Seken Singapore Terpercaya

Join Seller & Reseller

Join Seller & Reseller

BC Forum Jual Beli HP Seken Singapore

HOME › PROPOSAL › SKRIPSI

CONTOH SKRIPSI BAB III METODOLOGI PENELITIAN

13 Comments

Usiaku 70 tahun, aku menyetubuhi teman-teman cucuku! Saat aku memperbesar penis

Usiaku 70 tahun, aku menyetubuhi teman-teman cucuku! Saat aku memperbesar penis

Ini adalah obat baru yang tingkatkan daya penglihatan 89 kali lipat. Gunakan...

Ini adalah obat baru yang tingkatkan daya penglihatan 89 kali lipat. Gunakan...

Penis akan tumbuh 7 cm. Dalam 5 hari! Tonton video

Penis akan tumbuh 7 cm. Dalam 5 hari! Tonton video


Siswa Indonesia temukan cara bantu orang jadi langsing

Siswa Indonesia temukan cara bantu orang jadi langsing

HEBOH! METODE MEMULIHKAN PENGLIHATAN TANPA OPERASI

HEBOH! METODE MEMULIHKAN PENGLIHATAN TANPA OPERASI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Menurut Kasiram dalam Sujarweni (2014:39) mendifiniskan penelitian kuantitatif adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui.

Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat
dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau cara-cara lain dari kuantifikasi
(pengukuran). Pendekatan kuantiatf memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang mempunyai
karakteristik tertentu di dalam kehidupan manusia yang dinamakannnya sebagai variabel. Dalam
pendekatan kuantitatif hakekat hubungan di antara variabel-variabel dianalisis dengan menggunakan
teori yang obyektif.

CONTOH SKRIPSI BAB III METODOLOGI PENELITIAN

CONTOH SKRIPSI BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah meletakkan arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan
keinginan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu. Variabel penelitian dari penelitian yang
akan diteliti adalah kinerja karyawan sebagai variabel dependen (Y), Motivasi (X1), Kompensasi (X2)
Konflik (X3) sebagai variabel independen (X).

1. Motivasi (X1)
Motivasi adalah proses yang menyebabkan intensitas (intensity), arah (direction), dan usaha terus
menerus (persistence) individu menuju pencapaian tujuan. Intensitas menunjukkan seberapa besar
seseorang berusaha (Wibowo, 2014,322).

2. Kompensasi (X2)

kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan
pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya, yang dapat berupa gaji, upah, bonus, insentif,
dan tunjangan lainnya seperti tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, uang makan, uang cuti, dan
lain-lain (Sutrisno, 2009:236),

3. Konflik (X3)

Konflik adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam
organisasi yang timbul karena meraka harus menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-
sama, atau menjalankan kegiatan bersama-sama atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-
nilai dan persepsi yang berbeda (Sunyoto, 2013:29)

4. Kinerja (Y)

Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dan hasil yang diharapkan (Arif dan Kartika,
2012;8),.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Operasional Variabel

Variabel

Konsep Variabel

Indikator / Kisi-kisi

Skala

Motivasi (X1)

Motivasi adalah proses yang menyebabkan intensitas (intensity), arah (direction), dan usaha terus
menerus (persistence) individu menuju pencapaian tujuan. Intensitas menunjukkan seberapa besar
seseorang berusaha (Wibowo ,2014,322).

1. Kondisi Linkungan Kerja

2. Kompensasi yang memadai

3. Supervisi yang baik Adanya jaminan pekerjaan Status dan tangung jawab (Sutrisno,2009:116)

Likert
Kompensasi (X2)

Kompesasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pekerja balas jasa atas kerja mereka. Masalah
kompensasi berkaitan dengan konsistensi internal dan konsistensi eksternal Hasibuan (2016:34).

1. Pendidikan dan pengalaman kerja.

2. Kemampuan perusahaan.

3. Keadaan ekonomi.

4. Kondisi-kondisi pekerjaan.

5. Peraturan pemerintah

Likert

Konflik (X3)

Konflik adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam
organisasi yang timbul karena meraka harus menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-
sama, atau menjalankan kegiatan bersama-sama atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-
nilai dan persepsi yang berbeda. Sunyoto (2013:29)

1. Komunikasi Yang Buruk

2. Struktur

3. Variabel Pribadi

4. Perbedaan Perpsepi

5. Perbedaan Tujuan

Likert

Kinerja (Y)

Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dan hasil yang diharapkan (Arif dan Kartika,
2012;8)

1. Biasnya penilaian

2. Jenis kelamin

3. Ras atau kesukuan


4. Fanatisme

5. penilai terhadap suatu prinsip

6. Senioritas.

Likert

Baca Juga

CONTOH TERBARU: CARA MEMBUAT SURAT PENAWARAN BARANG

CONTOH SKRIPSI LENGKAP: BAB II KERANGKA TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS Dan
SUMBERNYA

Contoh Skripsi: Pengaruh Penggunaan Estrak Apel Hijau Terhadap Pengurangan Ketombe Di Kulit Kepala
Berminyak

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Domestik Telaga Punggur yang berlokasi di .........................,Kota
Batam. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016 sampai dengan Mei 2016.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari pra riset yang dilakukan pada bulan Februari 2016 selama satu minggu
diminggu ketiga. Kemudian pengajuan judul di mulai pada minggu pertama dibulan Maret 2016.
Selanjutnya penulisan proposal dilakukan pada bulan April 2016 dari minggu ketiga sampai dengan
minggu keempat bulan April 2016.

Tabel 3.2 Waktu Penelitian

No

Kegiatan

Bulan

Feb-16
Mar-16

Apr-16

May-16

Jun-16

Jul-16

4
1

Pra Riset
2

Pengajuan Judul
3

Penulisan Proposal
4

Penyusunan Instrumen
5

Uji coba instrumen


6

Pengumpulan data
7

Analisis data
8

Penyusunan laporan
3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi dalam suatu penelitian merupakan sekumpulan objek yang dapat dijadikan sumber penelitian
yang berbentuk benda-benda, manusia ataupun peristiwa yang terjadi sebagai objek atau sasaran
penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Silalahi, (2006:147) bahwa: “populasi merupakan jumlah total
dari keseluruhan elemen yang dianalisis atau dipelajari. Populasi dapat berupa organisme, orang, benda,
objek, peristiwa, atau laporan”. Populasi dalam penelitian ini 56 orang karyawan Pelabuhan Domestik
Telaga Punggur Batam.

3.4.2 Sampel

Sampling adalah suatu proses memilih sebagian dari unsur populasi yang jumlahnya mencukupi secara
statistik sehingga dengan mempelajari sampel memahami karakteristik-karaktersitiknya akan diketahui
tentang keadaan populasi, dikarenakan penelitian populasi kurang dari 100 orang, maka seluruh jumlah
populasi digunakan sebagai sampling sensus.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:


1. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara
sistematik dan berlandaskan tujuan penelitian (Marzuki, 2005). Wawancara dilakukan dengan
menggunakan daftar pertanyaan, dan merupakan cara memperoleh data yang bersifat langsung.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dan informasi dengan melakukan kegiatan
kepustakaan melalui buku-buku, jurnal, penelitian terdahulu dan lain sebagainya yang berkaitan dengan
penelitian yang sedang dilakukan.

3. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pertanyaan dan pertanyaan yang akan
digunakan bisa melalui telepon, surat ataupun tatap muka (Ferdinand, 2006). Pertanyaan yang diajukan
pada responden harus jelas dan tidak meragukan responden.

Dengan melakukan penyebaran kuesioner untuk mengukur persepsi responden digunakan Skala Likert
yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Skala Likert umumnya menggunakan 5 angka penelitian, yaitu:

1. Sangat Setuju (SS) dengan score 5.

2. Setuju (S) dengan score 4.

3. Ragu-ragu (RR) dengan score 3.

4. Tidak Setuju (TS) dengan score 2.

5. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan score 1.

Urutan setuju atau tidak setuju dapat dibalik mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat
setuju.

3.6 Sumber Data

Menurut Rumengan (2013:42) ketika melakukan tahap statistik adanya suatu pngumpulan suatu data
yang akan diolah, pada umumnya statistik memiliki dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder.

Menurut Sari dalam Usman dan Akbar (2006), sumber data penelitian meliputi:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti atau pihak pertama.
Dalam hal ini, penulis memperoleh data primer langsung dari karyawan yang ada di PT. Bintan Bersatu
Apparel melalui kuesioner.

2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dalam penelitian atau dari pihak lain yang terkait
dengan objek yang diteliti. Data ini bisa diperoleh dari studi pustaka berupa buku, referensi, dokumen,
dan sebagainya yang berfungsi untuk melengkapi data primer.

3.7 Uji Kualitas Data

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Rumengan (2013:83), validitas menujukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan penelitian, maka
kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin di ukurnya. Setelah kuesionernya tersusun
dan teruji validitasnya, dalam praktek belum data yang terkumpulkan adalah data yang valid.

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak sahnya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan
valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
itu.

Selain itu validitas data akan ditentukan oleh keadaan responden sewaktu diwawancara. Bila diwaktu
menjawab semua pertanyaan, responden merasa bebas tanpa ada rasa malu atau rasa takut, maka data
yang diperoleh akan valid dan reliable. Tetapi bila si responden merasa malu, takut dan cemas akan
jawabannya, maka besar kemungkinan dia akan memberikan jawaban yang tidak benar. Adapun cara
menguji validitas, langkah – langkahnya yaitu:

1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.

2. Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan
rumus teknik korelasi ‘product moment’.

Menurut Idrus (2009:123), suatu instrumen dinyatakan valid (sah) apabila instrumen tersebut betul-
betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Metode yang sering digunakan untuk mencari validitas
instrumen adalah korelasi produk momen antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total
sehingga disebut sebagai inter item-total correlation (Idrus, 2009:123)

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Dalam hal ini digunakan beberapa butir pertanyaan yang dapat
secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut.

Untuk mengukur tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Hipotesis yang diajukan adalah:
Ho Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk.

Ha Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk.

Uji validitas dilakuan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk tingkat signifikansi 5
persen dari degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel
maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid, demikian sebaliknya bila r hitung < r tabel
maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2005).

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.
Kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap kuesioner stabil dari waktu kewaktu.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukuran dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan
hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable (Rumengan,
2011:70).

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel
atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran reliabilitas
dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS uji statistik
Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0.60 (Nunnally dalam Ghozali, 2005).

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Untuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah linier dan dapat
dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan, maka akan dilakukan pengujian asumsi
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan normalitas.

1. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel independen. Untuk mendeteksinya dengan cara menganalisis nilai toleransi dan Variance
Inflation Factor (VIF).

Uji multikolinieritas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
multikolinearitas (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

a. Nilai R yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara
individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat (Ghozali,
2005).

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Apabila antar variabel bebas ada korelasi
yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas
(Ghozali, 2005).

c. Multikolinieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor
(VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menguji apakah sebuah grup mempuyai varians yang sama di antara anggota
grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan adalah
homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Alat untuk
menguji heteroskedastistas bisa dibagi dua, yakni dengan alat analisis grafik atau analisis residual yang
berupa statistik (Rumengan, 2011: 89).

3. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati
normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola
seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau menceng ke kanan.
Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data (Rumengan, 2011:83).

3.7.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu Motivasi (X1) ,
Kompensasi (X2) dan Konflik (X3) terhadap variabel terikatnya yaitu Kinerja Karyawan (Y).

Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005):

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + 85.2

Dimana:

Y = Variabel dependen (Kinerja Karyawan)

a = Konstanta

b1, b2,b3 = Koefisien garis regresi


X1, X2, X3 = Variabel independen (Motivasi, Kompensasi, Konflik)

e = Error / variabel pengganggu

3.8 Pengujian Hipotesis Penelitian

3.8.1 Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing variabel Motivasi, Kompensasi
dan konflik dalam menerangkan variabel kinerja karyawan. Dalam hal ini apakah masing-masing variabel
motivasi, kompensasi dan konflik berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan.

Penelitian ini dilakukan dengan melihat langsung pada hasil perhitungan koefisien regresi melalui SPSS
pada bagian Unstandardized Coefficients dengan membandingkan Unstandardized Coefficients B
dengan Standard error of estimate sehingga akan didapatkan hasil yang dinamakan t hitung. Sebagai
dasar pengambilan keputusan dapat digunakan kriteria pengujian sebagai berikut:

Apabila t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi < α (0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
berarti variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Apabila t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi > α (0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal
ini berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.8.2 Uji Statistik F

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel
independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Dalam
penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah:

Ho: Variabel-variabel bebas yaitu motivasi, kompensasi dan konflik mempunyai pengaruh tidak
signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu kinerja karyawan.

Ha: Variabel-variabel bebas yaitu motivasi, kompensasi dan konflik mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel terikatnya yaitu kinerja karyawan.

Dasar pengambilan keputusannya (Ghozali, 2005) adalah dengan menggunakan angka probabilitas
signifikansi, yaitu:

1. Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.


3.8.3 Analisis Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Nilai (R²) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas (motivasi, kompensasi dan konflik)
dalam menjelaskan variasi variabel terikat kinerja karyawan) amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai
yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel terikat.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas
yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka (R²) pasti meningkat tidak
perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena
itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted (R²) pada saat mengevaluasi mana
model regresi yang terbaik. Tidak seperti (R²) nilai Adjusted (R²) dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan ke dalam model.

Anda mungkin juga menyukai