Anda di halaman 1dari 15

PERANCANGAN TAS SEKOLAH BERBASIS MODEL ERGONOMIC –

ANTHROPOMETRY GUNA PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI TAS


DI KABUPATEN GRESIK

Deny Andesta
Program Studi Teknik Industri
Universitas Muhammadiyah Gresik
Email : deny.andesta@gmail.com

ABSTRAK

S alah satu sentra indusri kecil menengah yang potensial di Kabupaten Gresik adalah industri kerajinan tas. Tas
sekolah produksi sentra industri kecil menengah tersebut memiliki banyak kelemahan. Berdasarkan evaluasi
analisa anthropometri, dan biomechanical dengan software ergo-mannequin serta analisa subjektifitas pada tas sekolah
yang dipergunakan oleh siswa-siswi sekolah selama ini tidak ergonomis. Terdapat beberapa perubahan dan tambahan
yang sebaiknya dilakukan pada tas ransel yang diproduksi oleh industri kecil menengah agar menjadi ergonomis
seperti perancangan ulang tinggi tas menjadi 45 cm, lebarnya 33 cm, tebal tas : 16 cm, dengan genggaman tangan :
9.2 cm, handel = 10.8 x 4.7 cm dan penambahan penyangga yang juga berfungsi sebagai pengalir udara (airflow) pada
punggung.

Kata kunci : Anthropometri, Ergonomis, Biomechanical

PENDAHULUAN sekolah produksi sentra industri kecil menengah


tersebut memiliki banyak kelemahan terutama dari
Latar Belakang segi desain produk. Dan ini berdasarkan keluhan-
Pemerintah Indonesia mencanangkan keluhan konsumen siswa-siswi sekolah yaitu tas
2009 sebagai tahun industri kreatif dengan sekolah mudah sobek, kurang nyaman dipakai,
fokus pengembangan 14 sub sektor industri, model monoton, warnanya cepat pudar, serta
diantaranya sub sektor kerajinan, desain, riset menimbulkan nyeri pada bahu yang disebabkan
serta pengembangan sebagai upaya mengatasi tidak ergonomis.
dampak krisis ekonomi global yang terjadi tahun
Hal tersebut merupakan permasalahan serius
ini. Di Indonesia terdapat 50 juta industri, 49 juta
dan perlu dicari solusi agar sentra industri kecil di
atau 99 persen merupakan usaha kecil menengah
Kabupaten Gresik mampu menciptakan produk tas
(BPS, 2007). Salah satu sentra indusri kecil
sekolah yang berkualitas dengan mengakomodasi
menengah potensial di Kabupaten Gresik adalah
keinginan-keinginan konsumen sesuai
industri kerajinan tas yang merupakan usaha UKM
dengan prinsip-prinsip ergonomi agar mampu
dengan pertumbuhan positif (BPS 2008). UKM
meningkatkan daya saing serta meningkatkan
tersebut memproduksi berbagai macam produk tas,
area pemasaran dan mampu bertahan ditengan
diantaranya tas sekolah, tas kerja, dompet dan lain-
persaingan usaha yang semakin kompetitif.
lain. Dari berbagai macam produk yang dihasilkan
disentra industri tersebut, produk tas sekolah yang Selama ini perhatian pemerintah dalam
paling diminati konsumen. memajukan sentra industri kecil menengah tersebut
kurang komprehensif serta melakukan usaha
Penelitian yang dilakukan oleh Mahbubah
pembinaan yang hanya berfokus pada pemberian
(2004) dapat disimpulkan bahwa selama ini tas
modal. Berdasarkan penelitan awal dapat
114
diketahui bahwa modal bukan merupakan faktor dalam mengembangkan usaha kecil menengah.
kendala utama yang menjadi penyebab penurunan
4. Bagi peneliti diharapkan dapat menggunakan
omset pada sentra industri kecil. Keterbatasan
hasil penelitian ini dan mengembangkan model-
teknologi merupakan hambatan terbesar dalam
model penelitian ergonomis dimasa yang akan
pengembangan usaha.
datang.
Penelitan mengenai ergonomic anthropometry
serta pemanfaatan software ergo mannequin
untuk diaplikasikan pada usaha kecil menengah di TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia masih sangat jarang. Ergonomi
Ergonomi berasal dari bahasa yunani
Tujuan Penelitian yaitu “ergo” yang berarti kerja dan “Nomos”
yang berarti hukum, aturan, prinsip atau
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
kaidah. Dengan demikian ergonomi adalah
1. Melakukan analisa ketidaklayakan tas sekolah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk
serta mengidentifikasi dampak ketidak layakan memanfaatkan informasi mengenai sifat,
terhadap tumbuh kembang siswa sekolah. kemampuan dan keterbatasan manusia untuk
merancang suatu sistem itu dengan baik, yaitu
2. Mengidentifikasi keinginan atau kebutuhan
mencapai tujuan yang diinginkan melalui
konsumen dalam perancangan tas sekolah yang
pekerjaan itu dengan efektif, efisien, aman dan
ergonomis.
nyaman.
3. Merancang dan membuat prototype tas sekolah
Fokus dari ergonomi adalah manusia
yang ergonomis berbasis perangkat lunak ergo-
dan interaksinya dengan produk, peralatan,
mannequin, guna meningkatkat kualitas dan
fasilitas, prosedur serta lingkungan yang
daya saing produk.
digunakan dalam bekerja dan hidup sehari-
hari. Perhatian utama dari ergonomi adalah
Manfaat Penelitian pada manusia dan bagaimana rancangan
suatu produk atau barang mempengaruhi
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini manusia yang menggunakannya. Ergonomi
adalah : yang juga disebut dengan “human factor”
1. Bagi konsumen yaitu siswa-siswi usia sekolah berusaha mencari perubahan terhadap produk
bisa menggunakan tas sekolah yang nyaman atau barang yang digunakan manusia agar
dipakai, praktis atau simpel, harga terjangkau, dapat meningkatkan kemampuan sekaligus
kualitasnya baik dengan model menarik dan mengatasi keterbatasan-keterbatasan manusia.
ergonomis sehingga mampu meminimalisir Pendekatan yang ada dalam disiplin
terhambatnya tumbuh kembang siswa sekolah ergonomi adalah penerapan secara sistematis
akibat tas yang kurang ergonomis. dari informasi yang relavan tentang
2. Bagi produsen pengrajin tas sekolah, mampu kemampuan, keterbatasan, karakteristik dan
mengembangkan usahanya untuk memenuhi perilaku manusia dalam perancangan, fasilitas
keinginan konsumen dalam merancang tas dan lingkungan kerja yang dipakai.
sekolah yang ENASE (efektif, nyaman, aman, Sedangkan menurut Sritomo
sehat, efisien) serta memproduksi tas sekolah Wignjosoebroto (1995, hal 57) pokok-pokok
yang ergonomis yang mampu meningkatkan kesimpulan mengenai disiplin ergonomi, yaitu
nilai jual dan daya saing dipasaran. sebagai berikut :
3. Bagi pengambil kebijakan, produk penelitian • Fokus perhatian ergonomi berkaitan dengan
ini diharapkan mampu mengembangkan potensi aspek manusia di dalam perancangan “Man-
daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal made Objects”, fasilitas dan lingkungan
dalam perencanaan dan pengembangan usaha kerja.
kecil menengah dan dijadikan format baku
• Tujuan utama dari ergonomi :
115
1. Memperbaiki performance seperti menambah pembentukan pembentukan kembali energi, akan
kecepatan kerja, akurasi, keselamatan kerja menurunkan efesiensi kerja dan hal inilah yang
dan mengurangi kesalahan menimbulkan adanya kelelahan.
2. Mengurangi waktu pelatihan biaya Pada kalelahan fisiologis sebenarnya merupakan
kelelahan yang semu karena hal ini timbul dari
3. Memperbaiki pendayagunaan SDM melalui
perasaan yang ada dalam pikiran seseorang, seperti
pengurangan tingkat ketrampilan yang
bosan, keadaan yang monoton, lingkungan yang
diperlukan
tidak cocok, tanggung jawab, kekhawatiran serta
4. Meminimalkan kerusakan peralatan yang konflik. Pikiran semacam inilah yang kemudian
disebabkan oleh human error disadari serta dianggap sebagai kelelahan otot.
5. Memperbaiki kanyamanan manusia dalam
bekerja. Anthropometri
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka Istilah Anthropometri berasal dari kata “anthro”
penelitian tentang ergonomi akan memerlukan yang berarti manusia dan ”metri” yang berarti
dukungan berbagai disiplin keilmuan seperti ukuran. Secara definitive anthropometri dapat
psikologi, anthropologi, faal atau anatomi dan dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan
tekhnologi (engineering). dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Sedangkan indicator diperlukannya ergonomi Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai
dalam sistem industri dapat disebutkan sebagai bahan pertimbangan-pertimbangan ergonomis
berikut : dalam proses perancangan (design) produk
maupun sistem kerja yang akan memerlukan
a. Pekerja sering membuat kesalahan dalam interaksi manusia (Wignjosoebroto, 1995). Data
pekerjaannya anthropometri yang berhasil diperoleh akan
b. Sering terjadi kecelakaan dalam diaplikasikan secara luas dalam hal:
melaksanakan pekerjaannya a. Perancangan areal kerja (work station,
c. Pekerja cepat mengalami kelelahan interior mobil, dan lain-lain)
d. Personal dan fatigue allowance terlalu tinggi b. Perancangan peralatan kerja seperti mesin,
equipment, perkakas (tools) dan sebagainya
e. Banyak permintaan untuk pindah ke
pekerjaan lain c. Perancangan produk-produk konsumtif
(pakaian, meja / kursi, komputer, dan lain-
f. Kualitas produk rendah.
lain)
d. Perancangan lingkungan kerja fisik
Kelelahan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa data anthropometri akan menentukan bentuk,
kelelahan merupakan keadaan suatu individu, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan
dimana terjadi penurunan kekuatan dan kontraksi dengan produk yang dirancang dan manusia yang
otot serta perlambatan gerakan aktivitas yang akan menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan
sedang dilakukanya. Hal ini dapat ditimbulkan oleh ini produk harus mampu mengakomodasikan
dua hal, yaitu akibat fisik (fosiologis atau kimia) dimensi tubuh manusia dari populasi terbesar
dan akibat kelelahan mental (psikologis). yang akan menggunakan produk hasil rancangan
Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang tersebut, sekurang-kurangnya 90% - 95% dari
timbul karena adanya perubahan fisiologis dalam populasi yang menjadi target dalam pemakaian
tubuh manusia. Pada saat terjadi kegiatan, terjadi suatu produk. Rancangan produk yang dapat diatur
proses kimia dalam otot, antara lain penyediaan secara fleksibel jelas memberikan kemungkinan
energi yang diperlukan. Pada saat relaksasi, lebih besar bahwa produk tersebut akan mampu
cadangan tenaga akan dibentuk kembali. Jika dioperasikan oleh setiap orang meskipun ukuran
konsumsi energi melampaui kemampuan tubuh mereka berbeda-beda. Kemampuan
116
menyesuaikan (adjustability) suatu produk persentil yang paling rendah (1-th, 5-th, 10-th
merupakan suatu persyaratan yang sangat penting persentil) dari distribusi data anthropometri
dalam proses perancangan terutama untuk produk- yang ada. Hal ini diterapkan sebagai
produk yang berorientasi ekspor. contoh dalam penetapan jarak jangkauan
dari suatu mekanisme kontrol yang haru
dioperasikan oleh seorang pekerja. Secara
Penerapan Data Anthropometri dalam umum aplikasi data anthropometri untuk
Perancangan perancangan produk ataupun fasilitas kerja
Data anthropometri yang menyajikan akan menetapkan nilai 5-th persentil untuk
data ukuran dari berbagai macam anggota dimensi maksimal dan 95-th persentil untuk
tubuh manusia dalam persentil tertentu dimensi minimalnya.
akan sangat besar manfaatnya pada b. Prinsip perancangan produk yang bisa
saat suatu produk nantinya bisa sesuai dioperasikan di antara rentang ukuran
dengan ukuran tubuh manusia yang tertentu. Disini rancangan bisa diubah-
akan mengoperasikannya, maka prinsip- ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel
prinsip apa yang harus diambil di dalam dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki
aplikasi data anthropometri tersebut harus berbagai macam ukuran tubuh. Contoh yang
ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan paling umum dijumpai adalah perancangan
berikut ini: kursi mobil yang dalam hal ini letaknya
a. Prinsip perancangan bisa digeser maju / mundur dan sudut
produk bagi individu dengan ukuran sandarannya pun bisa diubah-ubah sesuai
yang ekstrim disini rancangan produk dengan yang diinginkan. Dalam kaitannya
dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel
produk, yaitu: semacam ini, data anthropometri yang umum
diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-th
1) Bisa sesuai untuk ukuran persentil sampai dengan 95-th persentil.
tubuh manusia yang mengikuti
klasifikasi ekstrim dalam arti c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran
terlalu besar atau kecil bila rata-rata. Dalam hal ini rancangan produk
dibandingkan dengan rata-ratanya. didasarkan terhadap rata-rata ukuran
manusia. Problem pokok yang dihadapi
2) Tetap bisa digunakan dalam hal ini justru sedikit sekali mereka
untuk memenuhi ukuran tubuh yang berada dalam ukuran rata-rata. Di sini
yang lain (mayoritas dari populasi produk dirancang dan dibuat untuk mereka
yang ada) yang berukuran sekitar rata-rata, sedangkan
Agar bisa memenuhi sasaran bagi mereka yang memiliki ukuran ekstrim
pokok tersebut maka ukuran yang akan dibuatkan rancangan tersendiri.
diaplikasikan ditetapkan dengan cara: Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri
1) Untuk dimensi minimal yang diperlukan dalam proses perancangan produk,
yang harus ditetapkan dari suatu maka ada beberapa saran / rekomendasi yang bisa
rancangan produk umumnya diberikan sesuai dengan langkah-langkah sebagai
didasarkan pada nilai persentil berikut:
yang terbesar seperti 90-th, 95- 1) Pertama kali harus ditetapkan anggota tubuh
th, atau 99-th persentil. Contoh yang nantinya akan difungsikan untuk
konkrit pada kasus ini bisa dilihat mengoperasikan rancangan tersebut.
misalnya pada penetapan ukuran
minimal dari lebar dan tinggi pintu 2) Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam
darurat, kursi, dan lain-lain. proses perancangan tersebut, dan juga perlu
diperhatikan apakah perlu menggunakan data
2) Untuk dimensi maksimal yang harus structure body dimension atau functional
ditetapkan diambil berdasarkan nilai body dimension.
117
3) Tentukan populasi terbesar yang harus 6) Untuk setiap dimensi tubuh yang telah
diantisipasi, direkomendasikan dan menjadi diidentifikasikan, selanjutnya pilih nilai
target utama pemakai rancangan tersebut. ukuran dari tabel data anthropometri yang
Hal ini lazim dikenal sebagai “market sesuai. Aplikasikan data tersebut dan
segmentation”, seperti mainan anak-anak, tambahkan faktor kelonggaran (allowance)
peralatan rumah tangga untuk wanita dan bila diperlukan seperti halnya tambahan
lain-lain. ukuran oleh akibat tebalnya pakaian yang
harus dikenakan oleh operator, pemakaian
4) Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti,
sarung tangan dan lain-lain.
sebagai contoh apakah ukuran rancangan
tersebut untuk orang yang mempunyai Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data
ukuran ekstrim, rentang ukuran yang anthropometri untuk bisa diaplikasikan dalam
fleksibel atau ukuran rata-rata. berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja,
yaitu dapat dilihat pada gambar di bawah ini
5) Pilih persentase populasi yang harus diikuti
(Wignjosoebroto, 1995):
yaitu 90-th, 95-th, 99-th, atau nilai persentil
yang lain yang dikehendaki.

Gambar 1. Data anthropometri yang diperlukan untuk perancangan produk


Keterangan:
118
1 = Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (tidak ditunjukkan dalam gambar)
(dari lantai sampai dengan ujung kepala)
24 = Tinggi jangkauan tangan dalam posisi
2 = Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak berdiri tegak, diukur dari lantai sampai
dengan telapak tangan yang terjangkau lurus
3 = Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak
ke atas (vertikal)
4 = Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak
25 = Tinggi jangkauan tangan dalam posisi
(siku tegak lurus)
duduk tegak diukur seperti halnya no. 24
5 = Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan
dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar dalam gambar)
tidak ditunjukkan)
26 = Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke
6 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur depan diukur dari bahu sampai ujung jari
dari alas tempat duduk / pantat sampai tangan
dengan kepala)
Data anthropometri dibuat sesuai dengan
7 = Tinggi mata dalam posisi duduk ukuran tubuh laki-laki dan perempuan, harga rata-
8 = Tinggi bahu dalam posisi duduk rata (X ), standart deviasi (σx), secara persentil
tertentu (5-th, 95-th, dan sebagainya).
9 = Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak
lurus)
Biomekanika
10 = Tebal atau lebar paha
Dasar-dasar Biometika
11 = Panjang paha diukur dari pantat sampai
dengan ujung lutut Dalam gerakan pada sistem kerangka otot, otot
bereaksi terhadap tulang untuk mengendalikan
12 = Panjang paha yang diukur dari pantat gerak rotasi di sekitar sambungan tulang beberapa
sampai dengan bagian belakang dari lutut / sistem pengungkit menjelaskan hal tersebut. Dalam
betis sistem ini bertindak sebagai sistem mekanis yang
13 = Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam berfungsi untuk suplai energi kinetic dan gerakan
posisi berdiri ataupun duduk angular (Eko Nurmianto, 1996 ; hal 33-42).
14 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang a. Sistem Pengungkit I
diukur dari lantai sampai dengan paha Contoh Sistem Pengungkit I :
15 = Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi - Otot triceps menarik ulang untuk
berdiri ataupun duduk) menggerakkan siku
16 = Lebar pinggul / pantat - Otot Quadriceps menarik tibia melalui
17 = Lebar dari dada dalam keadaan membusung patella untuk menggerakkan lutut
(tidak tampak ditunjukkan dalam gambar) b. Sistem Pengungkit II
18 = Lebar perut Contoh Sistem Pengungkit II
19 = Panjang siku yang diukur dari siku sampai - Otot Biceps menarik radius untuk
dengan ujung jari-jari dalam posisi siku mengangkat siku
tegak lurus.
- Otot Bracialis menarik ulna untuk
20 = Lebar kepala mengangkat siku
21 = Panjang tangan diukur dari pergelangan - Otot Deltoid menarik humerus untuk
sampai dengan ujung jari mengangkat bahu
22 = Lebar telapak tangan
23 = Lebar tangan dalam posisi tangan Perbedaan Antara Gaya Statis dan Gaya Dinamis
terbentang lebar-lebar kesamping kiri kanan
Gaya otot dikeluarkan tanpa menghasilkan suatu
119
kerja, hal ini terjadi arena gerakan otot tersebut W = m.g
terhambat dalam suatu sistem kerja. Misalnya
Dimana : W = berat badan (newton)
mengangkat badan yang terlalu berat.
M = massa (kg)
Memanjang atau mendekatnya otot
menghasilkan suatu kerja atau dengan kata lain, g = gaya gravitasi (9,8 m/s2)
gaya otot dikeluarkan dan menghasilkan suatu Sehingga diperoleh :
kerja. Hal ini dikategorikan menjadi dua bagian,
yaitu : W = ( 20 kg ) ( 9,8 m/s2) = 196 N

a. Konsentris : memendeknya otot sambil tetap


menahan sesuatu tegangan Beban setiap tangan dapat dihitung sebagai
Misalnya : mengangkat beban (kerja positif) berikut :

b. Eksentris : memanjangnya otot sambil tetap ∑f=0


menahan suatu tegangan dan gerakannya - 196 + 2 RH = 0
berlawanan dengan tegangannya.
RH = 98 N
Misalnya : meletakkan kembali setelah
Untuk 50 persentil pria, memberikan jarak 17,2
mengangkat (kerja negatif)
cm. (dari siku kepusat gravitasi lengan bawah) dan
Otot dapat mengeluarkan gaya berlebihan pada 35,5 cm (jarak antara beban pusat gravitasi).
gerakan eksentris sedangkan untuk beban yang
Sedangkan massa lengan bawah adalah WF+H =
sama otot akan lebih aktif pada gerakan konsentris
15,7 N.
yang mana jauh lebih besar konsumsi gaya yang
dikeluarkan. Gaya reaksi dari siku (RE) dapat dihitung sebagai
berikut :
Untuk dasar dari analisa biomekanik untuk
hukum Newton. Hal tersebut sebagai dasar ∑F = 0
permodelan biomekanik, ketiga teori tersebut
-98N – 15,7 + RE = 0
untuk :
RE = 113,7 N
1. Suatu massa akan tetap dalam keadaan diam
atau bergerak kecuali bila ada gaya luar yang Sedangkan momen puntar pada siku dapat dihitung
bekerja padanya sebagai berikut :
2. Gaya sebanding dengan percepatan ∑M=0
3. Setiap gaya aksi akan menghasilkan reaksi yang (- 98 N) (0,355m) + (-15,7N) (0.172 m) +
sama besar tetapi arahnya berlawanan. ME = 0
Hukum tersebut digunakan secara luas dalam ME = 37,5 Nm
biomekanik untuk menggambarkan keadaan tubuh Perhitungan diatas dibuat dengan menggunakan
atau segmen. hukum Newton yang berkaitan dengan gaya reaksi
dan momen. Untuk posisi statis jumlah gaya dan
momen sama dengan nol sehingga dinamakan
Model Statis Satu Segmen (Single Segment Model
kondisi kesetimbangan.
Static)
Untuk menjelaskan model ini di berikan
contoh seorang operator yang memegang massa Model Statis Dua Segmen (Two Segmen Static
20 kg dengan menggunakan presentase 150,12 2 Model)
km di tentukan besar dan arah gaya serta momen Model ini berguna untuk menganalisa dua
pentingnya yang dialami persentil 5 kg karbon segmen tubuh dalam keadaan statis. Contoh pada
Berat badan dihitung dengan cara sebagai gambar Free Body Diagram, dimana diketahui RE
berikut : = 113,7 dan ME = 37,5 Nm. Untuk 50 percentil
pria diketahui massa lengan atas adalah 20,6 N.
120
Jarak siku dengan bahu : 32,9 cm dan jarak pusat tubuh manusia, ada umuran yang pendek, ada pula
gravitasi lengan atas dengan bahu : 13,2 cm. yang tinggi, serta ada orang yang kurus dan ada
yang gemuk.
∑F=0
Dalam melakukan desain atau perancangan
-RE – WuA + Rs = 0
sistem kerja yang ergonomis, perlu informasi yang
-113,7 – 20,6 + Rs = 0 lengkap mengenai kemampuan manusia dengan
Rs = 134,3 N segala keterbatasanya. Salah satu usaha untuk
mendapatkan informasi-informasi ini, telah banyak
∑M=0 dilakukan menurut empat kelompok besar sebagai
MS = (0,132 m) (20,6 N) + (0,329 m) berikut : (Iftikar Z. Sutalaksana, 1997 ; hal 64).
(113,7N) + (37,5 Nm) a. Penyelidikan tentang display
MS = 77,6 Nm Yang dimaksud display adalah bagian
dari lingkungan yang berkomunikasikan
Dimana Rs = Gaya yang dialami bahu
keadaannya pada manusia. Contohnya : kalau
kita ingin mengetahui berapa kecepatan
motor yang sedang kita kemudikan, maka
Desain Yang Sesuai dengan Kemampuan dan
dengan melihat jarum speedometer kita akan
Keterbatasan Manusia
mengetahui keadaan lingkungan dalam hal
Karena adanya kenyataan bahwa pada saat ini kecepatan motor.
melakukan kerja fisik seseorang banyak terlibat di
b. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia
dalamnya, maka sebaiknya kita hindari hal seperti
dan proses pengendaliannya
beban statis, sikap kerja atau postur yang berlebihan
penggunaan tenaga secara berlebihan, konsentrasi Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-
beban kerja yang berlebihan, serta konsentrasi aktivitas manusia ketika bekerja dan
beban kerja hanya pada sejumlah bagian otot saja. kemudian mempelajari cara mengukur dari
Begitu juga dengan kerja mental usahakan agar setiap aktivitas tersebut, dimana penyelidikan
beban mental dapat kita tekan sekecil-kecilnya, ini banyak berhubungan dengan biomekanik.
bahkan apabila mungkin kita hilangkan.
c. Penyelidikan mengenai tempat kerja
Sejumlah konsep dasar perancangan kerja yang
Agar diperoleh tempat kerja yang baik,
ergonomi dapat diberikan sebagai berikut :
dalam arti kata sesuai dengan kemampuan
- Manusia bervariasi dan keterbatasan manusia, maka ukuran-
ukuran dari tempat kerja tersebut harus
- Manusia semakin berpendidikan
sesuai dengan tubuh manusia. Hal-hal yang
- Manusia menginginkan untuk menyampaikan bersangkutan dengan tubuh manusia ini
pendapatnya dipelajari dalam anthropometri.
- Kesehatan dan keamanan adalah penting d. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik
- Transportasi dan komunikasi menyebabkan Yang dimaksud dengan lingkungan fisik
dunia terasa kecil disini meliputi ruangan dan fasilitas yang
- Mesin tekhnologi menjadi semakin canggih biasa digunakan oleh manusia, yang kedua-
duanya banyak mempengaruhi tingkah laku
- Terdapat perubahan spesialisasi kerja manusia.
- Pekerjaan-pekerjaan semakin berhubungan
Bila kita amati butir pertama diatas tentang METODE
manusia bervariasi, kelihatan bahwa pada dasarnya
suatu desain atau perancangan ditunjukkan pada Pada bagian ini berisi mengenai alur atau
manusia yang memiliki karakteristik yang berbeda kerangka kerja yang terstruktur dan sistematis
satu sama lain. Sebagai contoh dapat ambil ukuran dalam melakukan penelitian, dimana terdiri dari
tahap-tahap yang saling terkait satu sama lainnya.
121
Lokasi Penelitian melakukan wawancara langsung pada siswa-
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gresik siswi dan pengrajin tas.
dengan cara purposive atau dipilih secara sengaja 3. Observasi
karena karakteristik wilayah yang dipilih sesuai
Metode pengumpulan data dengan jalan
dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini dipilih
melakukan pengamatan langsung pada
Desa Terate Kecamatan Gresik dengan alasan
obyek yang akan diteliti. Data anthropometri
bahwa daerah tersebut terdapat sentra industri kecil
dan dimensi tas diperoleh dengan mengukur
menengah pengrajin tas dan merupakan mayoritas
secara langsung.
pekerjaan masyarakat setempat. Penelitian ini
dilakukan di 3 (tiga) kecamatan yang ada di daerah Data yang diperlukan adalah dimensi
Gresik, yaitu Kecamatan Manyar, Kecamatan tas sekolah yang diproduksi dan
Gresik dan Kecamatan Kebomas. Pemilihan dipergunakan siswa-siswi sekolah, dan
lokasi penelitian ini dikarenakan pada daerah- keluhan-keluhannya. Data anthropometri
daerah tersebut banyak terdapat lembaga-lembaga diperlukan untuk merancang tas sekolah dan
pendidikan formal setingkat pra sekolah, sekolah mengevaluasi tas produksi ukm.
dasar hingga sekolah menengah. 5. Pengolahan Data
Langkah-langkah Pemecahan Masalah Data yang telah didapat, selanjutnya diolah.
Langkah-langkah pemecahan masalah dapat Data anthropometri dipergunakan sebagai acuan
diuraikan sebagai berikut : untuk melakukan evaluasi keergonomisan.
1. Pengamatan Awal 6. Analisa dan Interpretasi
Merupakan kegiatan untuk melihat real Menganalisa hasil pengolahan data. Dari
condition dari produk tas sekolah yang digunakan hasil pengolahan data didapat ukuran dan
siswa-siswi sekolah, meliputi pengamatan kepada dimensi tas yang sesuai dengan anthropometri.
bentuk desain dan keluhan-keluhan dari siswa. 7. Kesimpulan dan Saran
2. Perumusan Masalah Menyimpulkan hasil penelitian dan
Identifikasi permasalahan ergonomis pada tas memberikan rekomendasi desain baru.
yang digunakan siswa-siswi sekolah.
3. Tinjauan Pustaka
Melakukan literature review untuk memperoleh
landasan teori yang berubungan dengan
permasalahan yang diselesaikan
4. Pengumpulan Data
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan
penelitian maka dalam pengumpulan data
mengunakan kaidah “snow ball”. Sesuai dengan
permasalah yang dijelaskan, maka pengumpulan
data akan bersifat konteks terfokus, dengan peneliti
sebagai utama. Pengumpulan data akan dilaksanaan
dengan cara sebagai berikut :
1. Survey, dilakukan pada tempat-tempat
penelitian di sentra-sentra industri tas dan
beberapa sekolah yang tersebar di tiga
kecamatan.
2. Wawancara
Metode pengumpulan data dengan jalan
122
Pengamatan Awal

1. Bentuk desain tas


2. Keluhan siswa-siswi sekolah

Perumusan Masalah

Identifikasi permasalahan ergonomi pada tas

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

1. Dimensi tas sekolah yang dipakai dan keluhannya


2. Data Anthropometri

Pengolahan Data

1. Ukuran / dimensi anthropometri


2. Keseragaman data
3. Penetapan persentil
Analisa dan Interpretasi Data

1. Analisa dan evaluasi anthropometri tas


2. Perancangan tas yang ergonomis

Kesimpulan dan Rekomendasi

Gambar 2. Bagan Sistematika Penelitian


HASIL DAN PEMBAHASAN dari tas sekolah. Dimensi tubuh tersebut antara
Data Anthropometri Tubuh lain :

Berkaitan dengan perancangan tas sekolah 1. Tinggi bahu dalam posisi duduk (D8)
yang ergonomi, maka diperlukan pengamatan dan 2. Lebar dari bahu (D15)
pengumpulan data-data yang diperlukan. Data
3. Lebar pinggul / pantat (D16)
anthropometri tubuh ini diperoleh dari pengukuran
siswa-siswi sekolah yang terdapat di daerah gresik. 4. Lebar telapak tangan (D22)
Dimensi tubuh yang diukur dalam penelitian ini Uji Keseragaman Data
merupakan dimensi tubuh yang diperlukan untuk Peta kontrol adalah suatu alat yang tepat guna
melakukan perancangan ulang ukuran geometri dalam menguji keseragaman data yang diperoleh
123
dari hasil pengamatan. Untuk membuat peta atas (BKA), batas kontrol bawah (BKB). Hasil uji
kontrol dihitung rata-rata (mean), batas kontrol keseragaman dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil Uji Keseragaman Data
Dimensi
No. N Rata-rata (cm) BKA (cm) BKB (cm) Keterangan
Tubuh
1. D8 45 828.9 891.9 765.9 Seragam
2. D15 45 387.67 414,4 360.94 Seragam
3. D16 45 331.9 385.5 278.3 Seragam
4. D22 45 58.48 64.75 52.21 Seragam
Pembuatan Tabel Anthropometri menganalisa kesesuaian antara geometri tas
Langkah selanjutnya adalah pembuatan sekolah dengan dimensi tubuh manusia. Hasil tabel
tabel anthropometri yang akan digunakan untuk anthropometri dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Tabel Percentile Anthropometri dimensi tubuh siswa sekolah
Lebar
Tinggi Bahu Lebar Lebar Telapak Tebal Perut
Percentiles Panggul
Duduk (cm) Bahu (cm) Tangan (cm) (cm)
(cm)
2.5 552.3400 376.1000 305.8430 55.3300 197.2200
5 554.6900 376.1300 308.8310 55.5000 198.4100
10 561.2000 376.5400 310.4420 55.6000 201.2200
50 612.4000 385.4000 335.2800 58.6000 219.4000
90 642.3600 401.6400 350.2780 61.5000 241.2800
95 647.6800 404.3600 358.8720 61.6700 244.8000
97.5
648.7350 404.6850 359.8535 61.8700 245.3950

Data Ukuran Tas ransel Sebelum Perancangan 2. Lebar tas ransel : 35 cm


Ulang
3. Tebal tas ransel : 14 cm
Adapun data ukuran geometris tas sekolah
4. Keliling pegangan tangan : 8,5 cm
sebelum perancangan ulang sebagai berikut :
5. Ruang untuk lebar telapak tangan : 20 cm
1. Tinggi tas ransel : 50 cm

Gambar 3. Tas yang diproduksi UKM


Pendeskripsian Posisi Tubuh penentuan posisi tubuh yang perlu diperbaiki
dan posisi tubuh yang sebaiknya digunakan saat
Pendeskripsian posisi tubuh berguna untuk
menggunakan tas ransel sekolah oleh siswa-siswi.
mengidentifikasi bagian tubuh yang mendapatkan
Dengan menggunakan software MannequinPro
gaya dan momen terbesar akibat posisi tubuh
10.2 maka didapatkan rekapitulasi bagian tubuh
tertentu. Informasi ini berguna sebagai dasar
yang mendapatkan gaya dan momen yang besar
124
akibat posisi tubuh tertentu. Dari perhitungan bahu, punggung, paha, lutut dan kepala. Posisi
MannequinPro dapat diketahui bahwa bagian tubuh tubuh dengan momen terbesar pada punggung
yang mendapatkan momen terbesar adalah leher, terjadi ketika berjalan.

Gambar 4. posisi 1 dan posisi 2 dari biomechanics dari software MannequinPro


Dari analisa momen pada MannequinPro dapat
diketahui berbagai akibat dan respon tubuh terutama
pungung dan tulang belakang dalam menerima dan
mengangkat beban tas ransel, hal ini ditentukan oleh
berat beban. Pada posisi 2 dimana punggung dalam
posisi terbungkuk dan posisi lengan atas dan bawah
yang menekuk akan menimbulkan momen terkecil,
dalam hal ini bernilai negatif dari gaya atau beban
yang diangkat sehingga saat itu didapat daya angkat
terbesar. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
dengan membungkukkan badan dan menekuk
lengan akan memudahkan dalam mengangkat
beban tetapi dapat menyebabkan Back Injuries
atau rasa sakit pada tulang belakang bila dilakukan
secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang
relatif lama. Punggung dan tulang belakang yang
terlalu lama dan menerima beban yang terlalu berat
dikhawatirkan akan menimbulkan rasa sakit dan
kecelakaan kerja.
Gambar 5. Area yang sakit pada penggunaan tas
ransel
125
Tekanan pada punggung, pinggang dan leher hal tersebut akan mengakibatkan tidak adanya
dapat dikurangi dengan cara menambahkan aliran udara pada punggung siswa-siswi sekolah.
penyangga dan ketika punggung menerima Hal ini akan menambah panas pada punggung
tekan dari tas ransel yang cukub berat, akan pengguna tas ransel. Penambahan penyangga pada
mengakibatkan tubuh kecenderungan untuk punggung, juga mempertimbangkan aliran udara
mengimbangi dengan cara membukungkuk badan. seperti gambar dibawah ini.
Tas ransel akan lebih merapat pada punggung dan


Gambar 6. Penyangga dan airflow pada tas ransel sekolah.

Perancangan Ulang Tas Ransel Sekolah  Dimensi tubuh yang di gunakan adalah tinggi
bahu duduk (TBD) dan tebal paha (TP)
Penelitian ini dikembangkan berdasarkan
penelitian – penelitian pendahuluan serta  Persentil yang di gunakan adalah persentil
penelitian sejenis yang dilakukan oleh peneliti 2,5 = 55,2cm
lain yang berhubungan dengan faktor ergonomic-
 Allowance yang di tambahkan adalah tinggi
anthropometry. Penelitian pendahuluan telah
sepatu = 2 cm
dilakukan oleh Mahbubah (2004) dengan
melakukan penelitian yang berkaitan dengan  Pertimbangan pemilihan persentil. Ukuran
keingininan siswa sekolah terhadap tas sekolah, tas tidak boleh lebih tinggi dari tinggi bahu
menghasilkan suatu kesimpulan bahwa selama badan. Hal ini di maksudkan agar pengguna
ini tas sekolah produksi sentra industri kecil di yang memiliki ukuran tubuh lebih pendek
Kabupaten Gresik memiliki banyak kelemahan dapat memakai tas dengan nyaman.
terutama dari segi desain produk berdasarkan data  Jadi ukuran tas rancangan ulang = 55,2 – 11
keluhan – keluhan siswa yaitu tas sekolah mudah = 45 cm.
sobek, kurang nyaman dipakai, model monoton,
warnanya cepat pudar, serta menimbulkan nyeri b. Perancangan ulang lebar tas
pada bahu.  Dimensi yang di gunakan adalah lebar
Perancangan ulang tas sekolah meliputi pinggang ( LP)
perancangan ulang ukuran geometris. Perancangan  Persentil yang di gunakan adalah persentil
ulang dilakukan dengan mempertimbangkan hasil 50 = 33 cm
analisa dari kondisi awal.
 Pertimbangan pemilihan persentil. Ukuran
a. Perancangan ulang tinggi tas tas tidak boleh lebih lebar dari lebar pinggang.
126
Hal ini di maksudkan apabila pengguna yang produk berdasarkan data keluhan – keluhan
mempunyai lebar pinggang kecil tetap dapat siswa yaitu tas sekolah mudah sobek,
memakai tas dengan nyaman dan apalagi kurang nyaman dipakai, model monoton,
buku yang mereka bawa saat ini sangat besar. warnanya cepat pudar, serta menimbulkan
nyeri pada bahu.
 Jadi lebar tas rangsel adalah = 33 cm
3. Terdapat beberapa perubahan dan tambahan
c. Perancangan ulang tebal tas
yang sebaiknya dilakukan pada tas ransel
 Disesuaikan dengan tebal buku yang yang diproduksi oleh industri kecil menengah
biasa mereka pakai. Buku yang mereka agar menjadi lebih ergonomis lagi dalam hal
gunakan saat ini cukup tebal dan juga sering :
membawa peralatan serta tugas sehingga
a. Perancangan ulang tinggi tas = 45 cm.
ukuran tas rangsel adalah 16 cm. Ini juga
perlu mempertimbangkan tebal perut. b. Perancangan ulang lebar tas = 33 cm.
d. Perancangan ulang genggaman tangan c. Perancangan ulang tebal tas : 16 cm
 Dimensi tubuh yang digunakan adalah d. Perancangan ulang genggaman tangan = 9.2
panjang telapak tangan (D2), dalam hal ini cm
diambil untuk keliling genggaman tangan.
e. Perancangan ulang ruang dalam handel =
 Persentil yang digunakan adalah persentil 5 10.8 x 4.7 cm
wanita = 8.7 cm.
f. Penambahan penyangga yang juga berfungsi
 Allowance diberikan adalah tebal sarung sebagai pengalir udara pada punggung.
tangan = 0.5 cm.
 Pertimbangan pemilihan persentil.
DAFTAR PUSTAKA
 Untuk diameter genggaman tangan diambil
Annete, S.P. and Jen, A.H., 1994, The working
keliling genggaman tangan.
positions of school children, applied ergonomics,
e. Perancangan ulang ruang dalam handel 25(1), 63-64.
 Dimensi tubuh yang digunakan untuk lebar Barroso, M.P., Arezes, P.M., Costa, L.G., Miguel,
pegangan tangan adalah lebar telapak tangan A.S., 2005., Anthropometric study of Portuguese
dan ruang untuk tinggi pegangan tangan worker, Internasional Journal of Industrial
adalah tebal telapak tangan. Ergonomics 35, 401-410.
 Persentil yang digunakan adalah persentil Bendix, T., 1984, seated trunk posture at various
97.5 pria, lebar = 10.8 cm dan tinggi seat inclinations, seat heights and table height,
pegangan = 4.7 cm. Human Factor, 26(6), 695-703.
BPS., 2008, BPS dalam angka, Jakarta.
KESIMPULAN Fagarasanu, M and Kumar, S. “Measurement
instrument and Data Collection of Construct
Setelah dilakukan analisa dan interpretasi
and Bias in Ergonomics Research”. . 30
terhadap hasil pengolahan data, maka langkah
(2002). Page 355-369. Industrial Ergonomic.
terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
penarikan kesimpulan Hong, Y., Li, J., Wong, A., & Robinson, P. 2000.
Effects of load carriage on heart rate, blood
1. Berdasarkan evaluasi analisa anthropometri,
pressure and energy expenditure in children.
serta analisa subjektifitas pada tas sekolah
Ergonomics, 43, 717-27.
yang dipergunakan oleh siswa-siswi sekolah
selama ini tidak ergonomis. Lloyd, R., & Cooke, C., 2000. The oxygen
consumption associated with unloaded
2. Tas sekolah yang diproduksi oleh sentra
walking and load carriage using two different
industri kecil di Kabupaten Gresik memiliki
backpack designs. European Journal of Applied
banyak kelemahan terutama dari segi desain
127
Physiology, 81, 486-92.
Mahbubah, Nina Aini, 2004, Perancangan
tas sekolah model ransel yang ergonomis
berdasarkan metode quality function deploymen.
Proceedings seminar nasional ergonomic 2, 9
oktober 2004, ISBN 979-97955, I-6, hal 373.
Murphy S., Buckle P., Stubbs, D. 2007. A cross-
sectional of self-reported back and neck pain
among English schoolchildren and associated
physical and psychological risk factors. Appl.
Ergon. 38, 797 – 804.
Nurmianto, E.,2004. Ergonomi: Konsep Dasar
dan Aplikasinya. Edisi Kedua, Guna Widya:
Surabaya.
Pietri, F., Leclerc, A., Boitel, L., Chastang, J.F.,
Morcet, J.-F. And Blondet, M., 2004, “Low-back
Pain in Commercial Travelers”, Scandinavian
Journal of Work, Environment and Health, 18,
pp. 52 – 58.
Tarwaka, Bakri,SHA (2004). Ergonomi untuk
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan
Produktivitas. UNIBA Press. Surakarta
Waters, T.R., V. Putz-Anderson, A. Garg, and L.J.
Fine. 1993. Revised NIOSH Equation for the
Design and Evaluation of Manual Lifting Tasks.
Ergonomics 36(7):749-776.
Wignjosoebroto, Sritomo, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja, Guna Widya, Jakarta, 1995.
Yanto, Evi situmorang, Herlina, Hotniar
Siringoringo, Baba Md Deros. (2008).
Mismatch between school furniture dimensions
and student’s anthropometry (A Cross-Sectional
Study in an Elementary School, Tangerang,
Indonesia). Proceedings of the 9th Asia Pacific
Industrial Engineering & Management Systems
Conference (APIEM 2008).

128

Anda mungkin juga menyukai