Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana atas limpahan rahmat, nikmat, taufiq
dan hidayah-Nya sehingga makalah ini mampu diselesaikan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia.
Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Agung
Muhammad SAW. Nabi yang telah memberikan pedoman serta tuntunan ke jalan yang
benar yakni agama islam.Sebagai rasa hormat atas bantuan dan bimbingan serta
dorongan dari semua pihak, diucapkan terima kasih kepada :
Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala budi kebaikan mereka semua dan
selalu memberikan berkahnya.
Menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan untuk perbaikan pada makalah berikutnya, berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..............................................................................................................................1
Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
Tujuan Pembahasan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Definisi..........................................................................................................................................3
Ketentuan Syar’i, Rukun Transaksi, Pengawasan Syariah Transaksi Ijarah dan IMBT...............3
Alur Transaksi Ijarah dan IMBT...................................................................................................6
Teknis Perhitungan dan Penjurnalan Transaksi Ijarah bagi Bank Syariah....................................7
Perlakuan Akuntansi Beban Perbaikan dan Pemeliharaan..........................................................13
Penyajian pada Laporan Laba Rugi dan Laporan Perhitungan...................................................13
Variasi Transaksi Ijarah...............................................................................................................14
Teknis Perhitungan dan Penjurnalan Transaksi IMBT bagi Bank Syariah.................................17
Pelepasan Melalui Penjualan Objek Sewa Sebelum Berakhirnya Masa Sewa...........................20
Pelepasan Melalui Penjualan Objek Sewa Setelah Berakhirnya Masa Sewa..............................21
Pelepasan Melalui Penjualan Objek Sewa secara Bertahap........................................................22
Penyajian Transaksi Ijarah atas Aset Berwujud..........................................................................22
Pengungkapan Transaksi Ijarah atas Aset Berwujud..................................................................23
Teknis Perhitungan dan Penjurnalan Transaksi Ijarah untuk Multi Jasa....................................23
Penyajian Transaksi Ijarah atas Jasa............................................................................................27
Pengungkapan Transaksi Ijarah atas Jasa....................................................................................27
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership
atau milkiyyah) atas barang itu sendiri. Dalam konteks perbankan syariah, ijarah
adalah lease contract di mana suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan
peralatan (equipment) kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan
biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya (fixed charge).
Dalam hal ini kita akan membahas proses akuntansi transaksi ijarah dan IMBT
yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga penyajian dalam laporan
keuangan. Dari bagaimana perhitungan, penjurnalan, pelepasan, penyajian, dan
pengungkapannya. Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat atau
sewa. Transaksi ini dapat menjadi transaksi leasing sebagai pilihan kepada
penyewa/nasabah untuk membeli aset tersebut pada akhir masa penyewaan,
meskipun hal ini tidak selalu dibutuhkan. Dalam perbankan syariah transaksi ini
dikenal dengan ijarah muntahhiyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan
berpindahnya kepemilikan). Bank mendapatkan imbalan atas jasa sewa tersebut.
Harga sewa dan harga jual pada akhir masa sewa disepakati pada awal
perjanjian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi ijarah dan IMBT ?
2. Apa saja ketentuan syar’i, rukun transaksi, pengawasan syariah transaksi ijarah
dan IMBT ?
3. Bagaimana alur transaksi ijarah dan IMBT ?
4. Bagaimana teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah dan IMBT bagi
bank syariah serta jasa ?
5. Bagaimana perlakuan akuntansi beban perbaikan dan pemeliharaan ?
6. Bagaimana penyajian pada laporan laba rugi dan laporan perhitungan, penyajian
serta pengungkapan dalam transaksi ijarah atas aset berwujud dan jasa?
7. Apa saja variasi transaksi ijarah ?
8. Bagaimana pelepasan terhadap objek sewa ?
1
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk memahami apa itu ijarah dan IMBT
2. Untuk memahami ketentuan syar’i, rukun transaksi, pengawasan syariah
transaksi ijarah dan IMBT
3. Untuk memahami alur transaksi ijarah dan IMBT
4. Untuk memahami teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah dan IMBT
bagi bank syariah serta jasa
5. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi beban perbaikan dan pemeliharaan
6. Untuk memahami penyajian pada laporan laba rugi dan laporan perhitungan,
penyajian serta pengungkapan dalam transaksi ijarah atas aset berwujud dan jasa
7. Untuk mengetahui apa saja variasi dalam transaksi ijarah
8. Untuk mengetahui bagaimana pelepasan terhadap objek sewa
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Akad ijarah merupakan akad yang memfasilitasi transaksi pemindahan hak guna
atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa / upah tanpa
diikuti pemindahan kepemilikan barang. Akad IMBT merupakan akad yang
memfasilitasi transaksi ijarah, yang pada akhir sewa, penyewa diberi hak pilih untuk
memiliki barang yang disewa dengan cara yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Dalam lembaga keuangan syariah akad ijarah digunakan untuk transaksi penyewaan
suatu barang maupun penggunaan suatu jasa yang dibutuhkan oleh nasabah.
1) Dibandingkan akad murabahah, akad ijarah lebih fleksibel dalam hal objek
transaksi. Pada akad murabahah objek transaksi berupa barang sedangkan akad
ijarah berupa jasa seperti jasa kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan,
pariwisata, dan lainnya.
2) Dibandingkan investasi, akad ijarah mengandung risiko usaha yang lebih
rendah, yaitu adanya pendapatan ijarah yang relatif tetap.
B. KETENTUAN SYAR’I, RUKUN TRANSAKSI, DAN PENGAWASAN
SYARIAH TRANSAKSI IJARAH DAN TRANSAKSI IMBT
1) Ketentuan Syar’I Transaksi dan Transaksi IMBT
Penyewaan dalam sudut pandang islam meliputi dua hal, yaitu: Pertama,
penyewaan terhadap potensi atau sumber daya manusia. Kedua, penyewaan
terhadap suatu fasilitas. Penyewaan terhadap potensi manusia, misalnya adalah
menyewa seseorang untuk membantu pekerjaan dalam waktu tertentu. Selain itu,
penyewaan untuk fasilitas antara lain penyewaan tempat tinggal, tanah garapan
atau mobil angkutan.
Ketentuan syar’i transaksi ijarah diatur dalam fatwa DSN Nomor 09
Tahun 2000. Ketentuan syar’i transaksi ijarah untuk penggunaan jasa diatur
3
dalam fatwa DSN Nomor 44 tahun 2004. Ketentuan syar’i IMBT diatur dalam
fatwa DSN Nomor 27 Tahun 2000.1
2) Rukun Transaksi Ijarah
a. Transaktor
Transaktor terdiri atas penyewa (nasabah) dan pemberi sewa (Bank
Syariah). Kedua transaktor tersebut disyaratkan memiliki kompetensi
berupa akil baligh dan kemampuan memilih yang optimal seperti tidak gila,
tidak sedang dipaksa dan lain-lain. Untuk transaksi dengan anak kecil, dapat
dilakukan dengan izin dan pantuan dari walinya. Perjanjian sewa menyewa
antara bank syariah dengan nasabah harus memiliki implikasi kepada dua
belah pihak. Implikasi tersebut adalah :
Menyediakan asset yang disewakan.
Menanggung biaya pemeliharaan asset.
Menjamin bila terdapat cacat pada asset yang disewakan.
1
Rizal Yaya,dkk, Akuntansi Perbankan Syariah.(Jakarta: Salemba Empat, 2016), hlm. 266.
2
Ibid., hlm. 263.
4
Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas termasuk jangka
waktunya. Atau bisa juga dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.
Ketentuan dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran
waktu, tempat dan jarak.
c. Ijab dan Kabul
Ijab dan Kabul dalam akad ijarah merupakan pernyataan dari kedua belah
pihak yang berkontrak, dengan cara penawaran dari pemilik asset dan
penerimaan yang dinyatakan oleh penyewa.3
3) RukunTransaksi IMBT
Berdasarkan fatwa DSN Nomor 27 Tahun 2002, disebutkan bahwa pihak
yang melakukan transaksi IMBT harus melaksanakan akad ijarah terlebih
dahulu. Dengan demikian, pada akad IMBT juga berlaku semua rukun dan
syarat transaksi ijarah. Berdasarkan fatwa DSN Nomor 27 tersebut janji
pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad ijarah hukumnya bersifat
tidak mengikat. Oleh karena itu, apabila janji tersebut ingin dilaksanakan, maka
harus ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa ijarah
selesai.
4) Pengawasan Syariah Transaksi Ijarah dan IMBT
Untuk menguji kesesuaian transaksi ijarah dan IMBT yang dilakukan
bank dengan fatwa dewan DSN, DPS suatu bank syariah akan melakukan
pengawasan syariah. Pengawasan tersebut adalah:
a. Memastikan penyaluran dana berdasarkan prinsip ijarah tidak dipergunakan
untuk kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah.
b. Memastikan bahwa akad pengalihan kepemilikan dalam IMBT dilakukan
setelah akad ijarah selesai, dan dalam akad ijarah, janji untuk pengalihan
kepemilikan harus dilakukan pada saat berakhirnya akad ijarah.
c. Meneliti pembiayaan berdasarkan prinsip ijarah untuk multi jasa
menggunakan perjanjian sebagaimana diatur dalam fatwa yang berlaku
tentang multi jasa dan ketentuan lainnya antara lain ketentuan standar akad.
C. ALUR TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
3
Ibid., hlm. 264.
5
Negoisasi dan Akad
Ijarah
Bank Syariah
Nasabah sebagai
sebagai
penyewa
pemberi sewa
H barang / jasa 4. Membayar sewa pada
3. Menggunakan
6
Ketiga, nasabah menggunakan barang atau jasa yang disewakan sebagaimana
yang telah disepakati dalam kontrak.4
Keempat, nasabah penyewa membayar fee sewa kepada bank syariah sesuai
dengan kesepakatan akad sewa.
Kelima, pada transaksi IMBT, setelah masa ijarah selesai, bank sebagai pemilik
barang dapat melakukan pengalihan hak milik kepada yang menyewa.
PT Namira membutuhkan sebuah mesin untuk keperluan produksi usahanya. Pada bulan
Januari 20XA, PT Namira mengajukan permohonan ijarah kepada Bank Syariah. Adapun
informasi tentang penyewaan tersebut sebagai berikut :
: Rp2.000.000
7
: Rp2.000.000 + (20% x Rp2.000.000)
: Rp2.400.000
: 1% x Rp2.000.000 x 24 bulan
: 1% x Rp48.000.000
: Rp480.000
8
10/06/XA Aset yang diperoleh untuk ijarah 120.000.000
Tanggal
Sewa per Porsi pokok Porsi ujrah Tanggal Jumlah
No Jatuh
bulan (Rp) (Rp) (Rp) pembayaran dibayar
Tempo
10 Des XA 1.400.000
6 10 Des XA 2.400.000 2.000.000 400.000
3 Jan XA 1.000.000
5
Ibid., hlm. 268.
9
Pendapatan ijarah 2.400.000
6
Ibid., hlm. 270.
10
10/12/XA Kas/Rekening nasabah 1.400.000
11
10/10/XA Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000
1) Biaya perbaikan tidak rutin objek ijkarah diakui pada saat terjadinya
2) Jika penyewa melakukan perbaikan rutin objek ijarah dengan persetujuan
pemilik, maka biaya tersebut dibebankan kepada pemilik dan diakui sebagai
beban pada saat terjadinya
3) Dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan secara bertahap, biaya
perbaikan objek ijarah yang dimaksud dalam (a) dan (b) ditanggung pemilik
maupun penyewa sebanding dengan bagian kepemilikan masing – masing atas
objek ijarah.7
F. PENYAJIAN PADA LAPORAN LABA RUGI DAN LAPORAN
PERHITUNGAN
Pendapatan ijarah dilaporkan, baik pada laporan laba rugi maupun laporan
perhitungn bagi hasil. Pada kedua laporan, pendapatan yang disajikan adlah pendapatan
bersih, yaiu pendapatan ijarah dikurangi dengan beban – beban yang terkait dengan
ijarah, antara lain beban penyusutan dan beban perbaikan dan pemeliharaan. Pada
laporan laba rugi biasanya dibuat pada akhir tahun, sedangkan laporan perhitungan bagi
hasil di sajikan setiap bulan untuk keperluan perhitungan bagi hasil dengan pemilik
dana pihak ketiga. Laporan laba rugi memasukan pendapatan ijarah yang memang
7
Ibid., hlm. 271.
12
terjadi pada periode terkait, tetapi laporan untuk perhitungan bagi hasil hanya
memasukkan pendapatan ijarah yang sudah berwujud kas pada periode terkait.
(beban lain) - - - - - - -
(beban lain) - - - - - - -
13
Kasus 12.2 transaksi ijarah dengan skema sewa atas sewa
14
Pendapatan ijarah ijarah 4.707.347,22
15
Sisa sewa yang masih harus dibayar 18.829.388,89 (112.796.333,34 –
(20 x 4.707.347,22))
Sewa bersih yang akan diterima 2.162.722,22
Maka jurnal saat pelunasan sebelum masa sewa berakhir adalah sebagai
berikut :
Dengan mengacu pada transaksi kasus 12.1 PT Namira yang telah dibahas pada
bagian terdahulu, misalkan akad yang disepakati adalah IMBT dengan informasi
tentang penyewaan sebagai berikut :
16
Masa sewa (umur ekonomi) : 24 bulan
= 5.000.000 + 1.000.000
= 6.000.000
17
Adapun untuk free IMBT, mengingat penyewa memiliki hak pilih untuk
memiliki barang yang disewakn, modal barang persewaan dapat diperlakukan
sama denganharga perolehan barang.
Pada perpindahan hak milik sewa dalam IMBT melalui hibah, maka
jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai beban.
18
Akumulasi penyusutan (120.000.000)
Nilai bersih 0
Kas 24.000.000
19
Misalkan setelah penerimaan pendapatan ijarah bulan ke-20, bank
syariah menjual mesin yang menjadi aset ijarah tersebut sebesar Rp 15.000.000.
Adapun nilai buku aset di neraca apda bulan ke-20 adalah sebagai berikut :
Kas 15.000.000
20
Nilai bersih 0
Kas 2.000.000
8
Ibid., hlm. 279.
21
5) Cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa disajikan sebagai pos
lawan (Contra account) piutang ijarah.
6) Beban penyusutan/amortisasi aset ijarah disajikan sebagai pengurang
pendapatan ijarah pada laporan laba rugi. 9
M. PENGUNGKAPAN TRANSAKSI IJARAH ATAS ASET BERWUJUD
Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 6.6-7), hal hal yang harus diungkapkan terkait
transaksi ijarah dengan menggunakan aset berwujud antara lain :
1) Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan ijarah;
2) Jumlah piutang cicilan ijarah yang akan jatuh tempo hingga dua tahun terakhir;
3) Jumlah objek sewa berdasarkan jenis transaksi (ijarah ijarah dan ijarah
muntahiyah bittamlik), jenis aset dan akuntansi penyusutannya serta cadangan
kerugian penurunan nilai jika ada, apabila bank sebagai pemilik objek sewa;
4) Komitmen yang berhubungan dengan perjanjian ijarah mutahiyah bittamlik yang
berlaku efektif pada periode laporan keuangan berikutnya;
5) Kebijakan akuntansi yang digunakan atas transaksi ijarah dan ijarah mutahiyah
bittamlik;
6) Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak yang berelasi.
N. TEKNIS PERHITUNGAN DAN PENJURNALAN TRANSAKSI IJARAH
UNTUK MULTI JASA
Praktik perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah untuk jasa pada dasarnya
sama perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah untuk barang. Perbedaannya
adalah pada ijarah untuk jasa tidak terdapat kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
aset ijarah. Berikut adalah salah satu contoh kasus transaksi ijarah untuk multijasa.
Ibu Ulli melakukan transaksi ijarah dengan BPRS Anugerah Sejahtera untuk
keperluan biaya sekolah anaknya selama 1 semester di Universitas Gadjah Mada
(UGM). Adapun informasi tentang transaksi untuk penyediaan jasa tersebut adalah
sebagai berikut;
9
Ibid.
22
Masa sewa : 6 bulan (mulai 1 Februari 20XA s.d. 1 Agustus 20XA)
Jurnal untuk transaksi diatas meliputi jurnal pengadaan aset ijarah, jurnal
pada saat akad, jurnal penyusutan aset ijarah, dan jurnal penerimaan pendapatan
ijarah ijarah.
23
2 1.500.000 1.700.000 1 April 20XA
Jurnalnya :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
24
01/07/XA Beban amortisasi aset ijarah 1.500.000
25
tergolong non-performing maka pendapatan sewa multijasa yang akan diterima
disajikan pada rekening administratif.
5) Cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa disajikan sebagai pos
lawan (Contra account).
6) Beban amortisasi aset ijarah disajikan sebagai pengurangan pendapatan ijarah
pada laporan laba rugi.
10
Ibid., hlm. 282.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
27
DAFTAR PUSTAKA
Yaya Rizal, Aji Erlangg Martawireja, dan Ahim Abdurohim. (2016). Akuntansi
Perbankan Syariah. Jakarta : Salemba Empat.
28