Anda di halaman 1dari 2

M Rizki Aditya

02011381722456
Hukum Perkawinan B

TUGAS HUKUM PERKAWINAN

KASUS :

Jihan sudah menikah dengan Aldo selama 2 (dua) tahun dan belum mempunyai keturunan dari
hasil perkawinan mereka. Dengan alasan Jihan tidak dapat memberikan keturunan, maka Aldo
bermaksud menceraikan Jihan. Tanpa persetujuan Jihan (istri), Aldo menikah lagi dengan Anggi
dan mempunyai 1 (satu) orang anak.

Pertanyaan :
1. Apakah perkawinan Aldo dengan Anggi dikatakan sah menurut UUP? Jelaskan!
2. Apa yang dapat dilakukan Jihan sebagai istri sah dari Aldo terhadap perkawinan Aldo dan
Anggi. Dan apa akibat hukumnya? Jelaskan!
3. Apakah Aldo dapat menceraikan Jihan dengan alasan Jihan tidak dapat memberikan?
Jelaskan!

Jawab:
1. Perkawinan Aldo dan Anggi dikatakan tidak sah menurut Undang Undang Perkawinan
dikarenakan menurut pasal 3 ayat 2 UU No. 1 Thn 1974 menyebutkan bahwa Pengadilan,
dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristeri lebih dari seorang apabila
dikehendaki oleh fihak-fihak yang bersangkutan. Jadi dengan mengacu pada UUP tersebut
maka perkawinan Aldo dan Anggi dikatakan cacat hukum.

2. Yang dapat dilakukan Jihan sebagai istri sah terhadap perkawinan Aldo dan Anggi dalam
Undang-undang yang mengatur, Jihan dapat saja melakukan Pembatalan perkawinan
terhadap Perkawinan Aldo dan Anggi. Dengan mengacu pada penjelasan dibawah ini:
 Bahwa seorang laki-laki hanya dapat kawin dengan seorang perempuan saja, dan
seorang perempuan hanya dapat kawin dengan seorang laki-laki (vide Pasal 27
KUH Perdata/BW).
 Bahwa seoramg suamai tidak dapat melakukan poligami tanpa izin dari
pengadilan.
 Sehingga dalam peraturan hukum positif yang ada Indonesia (Pasal27 KUH
Perdata) dapat dilakukan sebuah pembatalan oleh Jihan dengan alasan bahwa asas
monogami yang diterapkan di Indonesia, yang menegaskan bahwa seorang hanya
dapat kawin dengan satu orang suami atau istri saja. Dengan catatan jika
perceraian yang dilakukan oleh Jihan dan Aldo belum sah.
3. DalamPenjelasanPasal 39 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1974, dijelaskan beberapa alasan yang
kuat mengenai alasan-alasan dapat dilakukannya perceraian.
 Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, penjudi, dan lain-lain.
 Salah satupihakmeninggalkan yang lain selama 2 (dua) tahunberturut-turuttanpaizinpihak
yang lain dan tanpa alasan.
 Salah satupihakmendapathukumanpenjara 5 (lima) tahunatauhukuman yang lebih
beratsetelahperkawinanberlangsung.
 Salah satupihakmelakukanpenganiayaanberat yang mernbahayakanterhadappihak yang
lain.
Antarasuamidanisteriterusmenerusterjadiperselisihandanpertengkarandantidakadaharapana
kanhiduprukunlagidalamrumah-tangga.
 Salah satupihakmendapatcacatbadanatau, penyakit yang
mengakibatkantidakdapatmenjalankankewajibannyasebagaisuami/isteri.
Menurut saya, dalam syarat yang ada diatas tidak disebutkan dengan eksplisit bahwasanya
tidak bisa mendapatkan keturunan menjadi alasan untuk bercerai. Tetapi, pada poin ke 5 di
jelaskan bahwa, Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah-tangga. Jika alasan
tidak dapat mempunyai keturunan menyebabkan hal tersebut dapat saja pengadilan
memutuskan sah perceraian Aldo dan Jihan seperti yurispludensi yang pernah ada bahwa,
hakim memutus cerai suami dan istri dengan alasan istri tidak dapat memberikan keturuan.

Anda mungkin juga menyukai