I. Pengkajian
A. Anamnesa
Pengkajian pada pasien dengan kasus preeklamsia dalam kehamilan meliputi :
1. Identitas umum ibu, meliputi : nama, tempat tanggal lahir/umur (umur
biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun),
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah.
2. Data riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang : ibu mengalami : sakit kepala didaerah
frontal, terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium, penglihatan kabur, mual
muntah, anoreksia.
b. Riwayat kesehatan dahulu : kemungkinan ibu menderita penyakit
hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu mempunyai
riwayat preeklamsia dan eklamsia pada kehamilan terdahulu, biasanya
mudah terjadi pada ibu dengan obesitas, DM.
c. Riwayat kesehatan keluarga : kemungkinan mempunyai riwayat
kehamilan dengan hipertensi dalam keluarga.
d. Riwayat obstetric : biasanya peeklamsia pada kehamilan paling sering
terjadi pada ibu hamil primigravida, kehamilan ganda,
hidramnion( kelebihan cairan ketuban) , dan molahidatidosa (hamil
anggur) dan semakin tuanya usia kehamilan.
e. Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok
maupun selingan.
f. Psiko social spiritual : emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. keadaan umum : biasanya ibu hamil dengan peeklamsia akan mengalami
kelelahan
b. TD : ibu hamil ditemukan dengan darah sistol diatas 140 mmHg dan
diastole diatas 90 mmHg.
c. Nadi : ibu hamil dengan preeklamsia ditemukan nadi yang meningkat.
d. Nafas : ibu hamil dengan preeklamsia akan ditemukan nafas pendek,
terdengar nafas berisik dan ngorok
e. Suhu : ibu hamil dengan preeklamsia dalam kehamilan biasanya tidak ada
gangguan pada suhu.
f. BB : akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/minggu atau
sebanyak 3 kg dalam 1 bulan.
2. Kepala : ditemukan kepala yang berketombe dan kurang bersih dan pada ibu
hamil dengan preeklamsia akan mengalami sakit kepala
a. Wajah : ibu hamil yang mengalami preeklamsia wajah tampak edema
b. Mata : ibu hamil dengan preeklamsia akan ditemukan konjungtiva anemis,
dan penglihatan kabur
c. Bibir : mukosa bibir lembab
d. Mulut : Terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi menjadi hiperemik dan
lunak, sehingga gusi bisa mengalami pembengkakan dan pendarahan
e. Leher : biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjar tiroid
3. Thorax
a. Paru – paru : akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan nafas
pendek
b. Jantung : terjadi adanya dekompensasi jantung
c. Payudara : biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih padat dan
lebih keras, putting menonjol, areola menghitam dan membesar dari 3 cm
menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh darah menjadi terlihat
4. Abdomen : ditemukan nyeri pada epigastrium dan terjadi mual muntah
5. Pemeriksaan janin : bunyi jantung tidak teratur dan gerakan janin melemah
6. Ektremitas : adanya edema pada kaki dan juga pada jari – jari
7. System persyarafan : ditemukan hiperfleksia klonus pada kaki
8. Genitourinaria : biasanya didapatkan oliguria dan proteinuria.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream (biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif), kadar
hematokrit menurun, berat jenis urine meningkat, serum kreatini meningkat,
uric acid biasanya > 7 mg/100 ml.
2. Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
3. USG ; untuk mengetahui keadaan janin
4. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena
faktor biologi
3. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Gangguan mekanisme
regulasi.
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Hambatan
Kognitif.
E. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Tujuan
Setelah dilakukan perawatan tidak terjadi nyeri atau ibu dapat mengantisipasi
nyerinya
Kriteria Hasil
- Ibu mengerti penyebab nyerinya
- Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat intensitas nyeri 1. Ambang nyeri setiap orang
pasien berbeda ,dengan demikian akan dapat
menentukan tindakan perawatan yang
sesuai dengan respon pasien terhadap
nyerinya.
2. Jelaskan penyebab nyerinya 2. Ibu dapat memahami penyebab
nyerinya sehingga bisa kooperatif
3. Ajarkan ibu mengantisipasi 3. Dengan nafas dalam otot-otot
nyeri dengan nafas dalam bila HIS dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi
timbul pembuluh darah, expansi paru optimal
sehingga kebutuhan 02 pada jaringan
terpenuhi
4. Bantu ibu dengan 4. Untuk mengalihkan perhatian
mengusap/massage pada bagian pasien
yang nyeri
Dapus :
M. Bulechek, G. (2016). edisi enam Nursing interventions classification ( N I C ). singapore:
elsevier Global rights.
NANDA. (2015).buku diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC