Anda di halaman 1dari 26

PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DAN PERAWATAN DIRI

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok

Mata kuliah
Keperawatan Dasar 1

Dosen Pengampu

Disusun Oleh
Kelompok 1 (A 2017 1)

Adhatul Hikmah Rina Suprayanti


Apriyani Darwin Roza Misalia
Ayu Whyuni Siti Jamariah
Citra Pratiwi Sri Wahyu Gusti Fajri
Hermi Julianti Suci Rahmatul Yassiro
Indah Afriani Tresawati Kh. Utami
Lina Triwahyuni Tri Indah Purnama
M. Arif Mundhil Sari
M. Khairul Anwar Utari Dwisilvana
Novia Agustina Manurung

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan dan Perawatan Diri”. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Dasar 1 pada Semester ganjil (I) Fakultas Keperawatan, jurusan
IlmuKeperawatan tahun ajaran 2071/2018.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 13 Desember 2017

Tim Penyusun

2
3

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1STEP I...................................................................................................................5
2.2 STEP II.................................................................................................................5
2.3 STEP III................................................................................................................6
2.4 STEP IV...............................................................................................................9
2.5 STEP V...............................................................................................................10
2.6 STEP VI.............................................................................................................10
2.7STEP VII.............................................................................................................10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.........................................................................................................26
3.2 Saran...................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................27

3
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan,
ocial,keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang terhadap kesehatan,serta perkembangan
( dalam Tarwoto & Wartonah 2006).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi
tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan
itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan pasien.
Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam
meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan
(dalam Perry & Potter, 2005).
Jika seseorang sakit,biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.Hal
initerjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalahsepele,padahal
jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatansecara umum (dalam
Tarwoto & Wartonah 2006).

4
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi pemenuhan kebutuhan kebersihan dan perawtan diri?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri?
3. Bagaimana bentuk-bentuk dan manfaat dari pemenuhan kebutuhan kebersihan
dan perawatan diri?
4. Bagaimana dampak positif dan negatif jika kebutuhan kebersihan tidak
terpenuhi?
5. Apa saja organ tubuh yang terkait pada kebersihan diri?
6. Bagaimana proses keperawatan dalam pemenuhan kebersihan pasien?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk memahami dan menyelesaikan permasalahan pemenuhan kebutuhan
kebersihan dan perawatan diri.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 STEP I
Skenario
“Anji Malu….”
Anji adalah seorang laki laki yang berusia 18 tahun di rawat diruang rawat bedah karena
mengalami fraktur pada kaki kiri. Saat ini Anji baru saja dilakukan pemasangan traksi pada
kaki kirinya yang menyebabkan Anji tidak dapat turun dari tempat tidur. Pada saat perawat
melakukan pengkajian didapat kulit nampak kotor dan berminyak. Terdapat tinea corporis
pada bagian bokong dan punggung. Selain itu kulit nampak berminyak dan terdapat banyak
sebeum. Pada rambut ditemukan peduculosis dan terdapat banyak ketombe. Anji mengatakan
bahwa kulitnya terasa gatal dan perih. Kondisi ini menyebabkan Anji malu untuk bertemu
dengan orang lain. Perawat melakukan penilaian terhadap skala pemenuhan kebutuhan dasar
didapat skor 4. Perawat kemudian berencana untuk melakukan morning care kepada Anji.

2.2 STEP II
1. Fraktur : Patah tulang yang biasanya disebabkan trauma
atau tenaga fisik.
2. Traksi : Tahanan yang dipakai dengan berat atau alat
lain untuk menangani kerusakan atau gangguan
pada tulang dan otot.
3. Tinea corporis : penyakit infeksi pada kulit tubuh yang
disebabkan oleh jamur. Jamur kulit ini tumbuh
pada kulit bagian kulit yang terluar, bentuknya
khas seperti bentuk lingkaran-lingkaran
berwarna merah.
4. Sebum : kelenjar mikroskopik yang berada tepat di
bawah kulit yang mengeluarkan minyak.
5. Peduculosis : Infeksi kulit kepala pada manusia yang
disebabkan oleh parasit pediculus atau kutu.
6. Morning care : Perawatan kebersihan yang dilakukan perawat
pada pasien di pagi hari.
4

7. Ketombe : serpihan kulit kepala berwarna putih atau


keabua-abuan yang mengelupas dan menempel
pada rambut atau bahu.
8. Perih : Suatu perasaan yang tidak pada tubuh yang
terjadi akibat adanya luka atau gesekan
terhadap kulit.
9. Rambut : Organ seperti benang yang tumbuhdi kepala
yang berfungsi untuk melindungi kepala.
10. Gatal : rasa tidak nyaman dan tidak aman pada kulit
yang umumnya disebabkan oleh alergi
11. Ruang rawat bedah : ruangan tempat di rawatnya pasien setelah
dilakukan operasi atau pembedahan.
5

2.3 STEP III


1. Pertanyaan :
a. Apa saja jenis-jenis fraktur ?
b. Apakah seseorang yang mengalami fraktur harus di rawat di ruang bedah?
c. Apa saja penyebab fraktur?
d. Bagaimana peran perawat dalam ruang bedah?
e. Bagaimana keluhan pasien yang mengalami fraktur?
f. Pertolongan peratama untuk pasien yang mengalami fraktur?
g. Manfaat dari pemasangan traksi?
h. Keuntungan dan kerugian pemasangan traksi?
i. Apakah ada perbedaan traksi untuk jenis jenis fraktur?
j. Bagaimana cara pemasangan traksi?
k. Apa reaksi Anji setelah dipasang traksi?
l. Ciri-ciri tinea corporis?
m. Penyebab utama tinea corporis?
n. Bagaimana penatalaksanaan perawat terhadap pasien yang mengalami tinea
corporis?
o. Apa faktor penyebab tinea corporis?
p. Apakah penyebab dari penyakit pedulosis hanya gatal?
q. Bagaimana bentuk morning care yang diberikan padapasien?
r. Tingkat skala prioritas pada pasien?

2. Jawaban :
a. Jenis fraktur: patah tulang tertutup (sederhana), patah tulang terbuka
(gabungan), fraktur greenstick, fraktur lembut, fraktur kompleks, fraktur
kominuta, fraktur avulasi, fraktur kompresi.
b. Jika pasien memerlukan pemasangan traksi skeletal maka pasien di rawat di
ruang rawat bedah, sesuai makna dari traksi skeletal yaitu traksi yang di
lakukan dengan pembedahan.
c. Penyebab fraktur: aktivitas,cidera seperti kecelakaan olahraga dan jatuh,
trauma, proses penyakit seperti kanker tulang.
d. Mempersiapkan alat, membantu dokter, memeriksa infus dan suhu tubuh,
memenuhi kebutuhan dasar pasien dan mengatur posisi pasien.
e. Otot bengkak dan sakit, perih dan kejang otot.
f. Pembidaian yaitu memberikan papan dan diikat dengan kain.
g. Mempercepat penyembuhan, menghilangkan rasa sakit, menurunkan nyeri,
meminimalkan nyeri pada otot.
6

h. Keuntungannya dapat menurunkan nyeri dan kerugiannya perawatan lebih


lama, sulit berjalan, dan mobilisasi terbatas.
i. Ada, sesuai fraktur yang dialami.
j. Skeletal traksi atau pemasangan pen, skin traksi yaitu menahan dengan alat,
peralatan terpasang dengan baik, posisi supinasi, bersihkan area.
k. Otot bengkak dan sakit, perih, kejang otot.
l. ruam, rasa gatal dan perih.
m. Kurang menjaga kebersihan tubuh, tinggal di daerah yang lembab dan juga
kotor.
n. Perawat care kepada pasien, dan memberikan perawatan kebersihan.
o. Obesitas, diabetes 1, pakaian ketat, alas tempat tidur yang kotor, infeksi
jamur .
p. Iya, karena perih disebabkan karena jamur yang berkembang, gatal
disebabkan oleh proses penyembuhan, panas disebabkan oleh efek
samping.
q. Memenuhi kebutuhan dasar dan menjaga kebersihan pasien.
r. 0 = sehat atau sembuh, 1 = memerlukan alat. 2 = memerlukan bantuan dan
pengawasan. 3 = memerlukan bantuan, memerlukan pengawasan dan juga
memerlukan alat. 4 = sangat tergantung kepada perawat.
7

2.4 STEP IV
SKEMA

Anji (18 th) dirawat di ruang rawat bedah

Mengalami fraktur pada kaki kiri

Dilakukan pemasangan traksi pada kaki kiri,


yang menyebabkan dia tidak dapat turun dari
tempat tidur

1. Kulit kepala tampak kotor dan


Perawat melakukan pengkajian, didapat: berminyak.
2. Terdapat tinea corporis pada
bagian bokong dan punggung.
3. Terdapat banyak sebum.
4. Pada rambut ditemukan
pediculosis dan terdapat banyak
ketmbe.

Dia mengatakan kulitnya terasa gatal dan perih

Kondisi ini menyebabkan dia malu untuk bertemu dengan orang lain

PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN


KEBERSIHAN DIRI
8

2.5 STEP V
1. Apa definisi pemenuhan kebutuhan kebersihan dan perawtan diri
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri?
3. Bagaimana bentuk-bentuk dan manfaat dari pemenuhan kebutuhan kebersihan dan
perawatan diri
4. Bagaimana dampak positif dan negatif jika kebutuhan kebersihan tidak terpenuhi
5. Apa saja organ tubuh yang terkait pada kebersihan diri
6. Bagaimana proses keperawatan dalam pemenuhan kebersihan pasien

a. STEP VI
MANDIRI

b. STEP VII
1. Definisi kebersihan dan perawatan diri
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis.
Menurut beberapa ahli :
a.       Sjarifuddin
Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan. Sjarifudin.
1979 (dalam Basyar.2005)
b.      Efendy
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan halyang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihanakan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihanitu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan.Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,sosial,
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006)
c.       Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
9

d.      Nurjannah
Defisit perawatan diri adalah gangguankemampuan untuk melakukan aktifitas mandi,
berhias,makan, toileting)
e.       Poter Perry
Menurut Poter Perry (2005), Personal hygiene adalah suatutindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisidimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 )
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal
jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Karena itu hendaknya setiap orang selalu berusaha supayapersonal hygiennya
dipelihara dan ditingkatkan. Kebersihan dankerapian sangat penting dan diperlukan
agar seseorang disenangidan diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena kebersihan
diperlukan agar seseorang dapat hidup secara sehat.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri
a.         Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang
tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat
mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan
berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana
memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat
pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra
untuk meningkatkan hygiene.
b.         Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak
mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah
orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan
beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
c.          Status sosio-ekonomi
10

sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan
yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-
bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga
harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari
kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.
d.         Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah
cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali,
pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan
hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam
mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan
yang perlu.
e.         kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan
diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di
Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya
sekali dalam seminggu.
f.           Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda
(mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
g.         kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani
operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan
hygiene pribadi.
h. Agama
Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan kebiasaan
sehari – hari. Agama islam misalnya, umat islam diperintahkan untuk selalu menjaga
kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan
mendorong individu untuk meningkatkan pentingnya kebersihan diri bagi
kelangsungan hidup.

3. Bentuk-bentuk dan tujuan pemenuhan kebutuhan kebersihan dan perawatan


diri
11

Berdasarkan waktu pelaksanaannya:


Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannyadibagi
menjadi empat yaitu:
a.   Perawatan dini hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktubangun tidur, untuk
melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan
pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan
atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi, mempersiap kanpasien dalam
melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene,
seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut,
b.   Perawatan pagi hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau makan
pagi seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB /
BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan
pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur
pasien. Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.
c.    Perawatan siang hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelahmelakukan berbagai tindakan
pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siangdimana pasien yang dirawat di
rumah sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau
prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan,
antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkanmulut, merapikan tempat tidur,
dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungankesehatan pasien.
d.   Perawatan menjelang tidur
Merupakan personal hygiene yang dilakukanpada saat menjelang tidur agar pasien
relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengantenang. Berbagai kegiatan yang dapat
dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhaneliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan
dan muka, membersihkan mulut, danmemijat daerah punggung.
Tujuan perawatan personal hygiene adalah
a.       Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan
bakteri
b.      Menghilangkan bau badan yang berlebihan
c.       Memelihara integritas permukaan kulit
d.      Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
12

e.       Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien


f.        Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
g.       Meningkatkan percaya diri seseorang
h.       Menciptakan keindahan
i.         Meningkatkan derajat kesehatan sesorang

4. Dampak jika kebersihan diri tidak terpenuhi


a. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya


kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yangsering terjadi
adalah:Gangguan intergritas kulit,gangguan membranemukosa mulut, infeksi pada
mata dan telinga,dan gangguan fisik padakuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri,dan gangguan interaksisosial
5. Organ tubuh yang terkait dalam pemenuhan kebersihan diri
a. Kulit
Umumnya, kulit dibersihkan dengan cara mandi. Ketika mandi, kita sebaiknya
menggunakan jenis sabun yang banyak mengandung lemak nabati karena dapat mencegah
hilangnya kelembaban dan menghaluskan kulit. Sabun detergen jarang digunakan untuk
mandi karena sifatnya iritatif. Dalam memilih dan memakai sabun, make up, deodorant,
dan shampoo hendaknya pilih produk yang tidak menimbulkan rasa perih atau iritasi. Kulit
anak – anak cenderung lebih tahan terhadap trauma dan infeksi. Meski demikian, kita
harus rutin membersihkannya karena anak sering sekali buang air dan senang bermain
dengan kotoran.

Cara perawatan kulit adalah sebagai berikut :


1) Biasakan mandi minimal 2 kali sehari atau setelah beraktifitas.

2) Gunakan sabun yang tidak bersifat ititatif.

3) Sabuni seluruh tubuh, terutama area lipatan kulit seperti sela – sela jari, ketiak,
belakang telinga, dll.
13

4) Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah.

5) Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan, badan,
hingga kaki.

b. Kuku

Kuku merupakan pelengkap kulit. Kuku terdiri atas jaringan epitel. Badan kuku
adalah bagian yang tampak di sebelah luar, sedangkan akarnya terdapat didalam lekuk
kuku tempat kuku tumbuh dan mendapat makanan. Kuku sehat berwarna merah muda.

Cara – cara merawat kuku antara lain :


1) Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengikir atau memotongnya dalam bentuk
oval (bujur) atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku jari kaki dipotong dalam
bentuk lurus.

2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit dan kulit
disekitar kuku.

3) Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam, sebab akan
merusak jaringan di bawah kuku.

4) Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.

5) Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong segera setelah mandi atau direndam
dengan air hangat terlebih dahulu.

6) Jangan menggigit kuku karena akan merusak bagian kuku.

c. Rambut
Rambut merupakan struktur kulit. Rambut terdiri atas tangkai rambut yang tumbuh
melalui dermis. Rambut yang sehat terlihat mengkilap, tidak berminyak, tidak kering, atau
mudah patah. Pertumbuhan rambut bergantung pada keadaan umum tubuh/ normalnya,
rambut tumbuh karena mendapat suplai darah dari pembuluh – pembuluh darah disekitar
rambut. Bila rambut kotor dan tidak dibersihkan lama kelamaan akan menjadi sarang kutu
kepala.
14

Cara merawat rambut antara lain :


1) Cuci rambut 1-2 kali seminggu ( atau sesuai kebutuhan ) dengan memakai shampoo
yang cocok.

2) Pangkas rambut agar terlihat rapi. Gunakan sisir yang bergerigi besar untuk
merapikan rambut keriting dan olesi rambut dengan minyak.

3) Jangan gunakan sisir yang bergerigi tajam karena bisa melukai kulit kepala.

4) Pijat – pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang pertumbuhan
rambut.

5) Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung hingga ke
pangkal dengan pelan dan hati – hati.

d. Gigi dan mulut

Mulut merupakan bagian pertama dari system perncernaan dan merupakan bagian
tambahan dari system pernafasan. Dalam rongga mulut terdapat gigi dan lidah yang
berperan penting dalam proses pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, ada pula saliva
yang penting untuk membersihkan mulut secara mekanis. Mulut merupakan rongga tidak
bersih sehingga harus selalu dibersihkan. Salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut
adalah untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misal : tifus,
hepatitis) mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh (Adam,
syam sunir, 1994).

Cara merawat gigi antara lain :

1) Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam.

2) Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel benda keras. (misal :
membuka tutup botol).

3) Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat menyebabkan gigi patah.

4) Menyikat gigi sesudah makan dan khusunya sebelum tidur.

5) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus, kecil sehingga dapat menjangkau
bagian dalam gigi.
15

6) Meletakkan sikat pada sudut 450 di pertemuan antara gigi dan gusi dan sikat
menghadap kearah yang sama dengan gusi.

7) Menyikat gigi dari atas ke bawah dan seterusnya.

8) Memeriksakan gigi secara teratur tiap 6 bulan sekali

e. Mata

Mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari kotoran. Kotoran dapat menempel
pada bulu mata dan sudut mata.
Cara merawat mata antara lain :
1) Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam ke bagian luar.

2) Saat mengusap mata, gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut.

3) Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran.

4) Bila menggunakan kaca mata, hendaklah selalu dipakai.

5) Bila mata sakit cepat periksakan ke dokter.

f. Hidung

Cara merawat hidung antara lain :


1) Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil.

2) Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam lubang hidung, sebab nantinya dapat
terhisap dan menyumbat jalan nafas serta menyebabkan luka pada membran
mukosa.

3) Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara perlahan dengan
membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuka.

4) Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan menggunakan jari karena
dapat mengiritasi mukosa hidung.
16

g. Telinga
Saat membersihkan telinga bagian luar hendaklah kita tetap memperhatikan telinga
bagian dalam.
Cara – cara merawat telinga adalah sebagai berikut :
1) Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara perlahan dengan
menggunakan penyedot telinga.

2) Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati – hati agar tidak
menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air yang berlebih.

3) Aliran air yang masuk hendaklah dialirkan ke saluran telinga dan bukan langsung ke
gendang telinga.

4) Jangan gunakan peniti atau jepit rambut untuk membersihkan kotoran telinga karena
dapat menusuk gendang telinga.

h. Perineum

Tujuan dari perawatan perineum adalah untuk mencegah dan mengontrol infeksi,
mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan, serta mempertahankan kebersihan
diri (Poter & Perry, 2000).

6. Proses keperawatan dalam pemenuhan kebersihan tubuh


Perawat memiliki peran penting didalam upaya menjaga dan memenuhi
kebutuhan personal hygiene pasien. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara
melakukan proses keperawatan yaitu (Hidayat, 2006) :
a. Pengkajian
1) Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang
dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik faktor
pendukung maupun faktor pencetus.

2) Pemeriksaan Fisik
17

Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari ekstremitas atas
sampai bawah:
a) Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah tampak kusam?
Apakah ditemukan kerontokan?

b) Kepala : Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya


ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.

c) Mata : Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat, sekret pada kelopak
mata, kemerahan dan gatal-gatal pada kelopak mata.

d) Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan


hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau
perubahan pada daya penciuman.

e) Mulut : Amati kondisi mulut dan amati kelembabannya. Perhatikan adanya lesi,
tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.

f) Gigi : Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang
gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu.

g) Telinga : Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau
kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.

h) Kulit : Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan kebersihannya.


Perhatikan adanya perubahan warna kulit, kulit keriput, lesi, atau pruritus.

i) Kuku tangan&kaki : Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya


kelainan atau luka.

j) Genetalia : Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum.


Perhatikan pola rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan
testisnya.

k) Personal hygiene secara umum : Amati kondisi dan kebersihan kulit secara
umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atau bentuk tubuh.

b. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

1) Kurangnya perawatan diri:mandi/hygiene berhubungan dengan gangguan kognitif,


18

kurangnya motivasi, gangguan penglihatan.


Intervensi :
a) Cegah kulit dari iritasi dan injury

b) Kuku tajam, cincin yang dapat membuat luka kecil perlu dihindari

c) Hindarkan penggunaan handuk yang kasar serta menggosok badan secara kasar
yg dapat menyebabkan kerusakan jaringan.

d) Anjurkan klien untuk mandi atau seka kurang lebih 2x/hari.

e) Anjurkan klien setelah mandi kulit dikeringkan secara hati-hati terutama di area
bawah payudara, ketiak, sela paha diantara jari kaki.

f) Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi.

g) Cegah kulit dari iritasi dan injury

2) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobility, gangguan sirkulasi vena dan
arteri.
Intervensi :
a) Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi

b) Anjurkan klien untuk miring kanan miring kiri saat tidur untuk menghindari
gangguan integritas kulit berlebih.

c) Jika klien merasa gatal-gatal, anjurkan klien agar tidak menggaruk secara
berlebihan untuk mengurangi luka berlebih.

3) Gangguan Body Image berhubungan dengan penampilan fisik. halitosis, tidak adanya
gigi.
Intervensi :
a) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang ganguan body image
saat ini.

b) Observasi tentang kebiasaan klien saat menyikat gigi

c) Anjurkan klien untuk memakai gigi palsu untuk meningkatkan body image klien.

d) Berikan pengertian pada klien bahwa keaadan tersebut sangat fisiologis dan
semua orang akan mengalami hal tersebut
19

4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma mukosa mulut.


Intervensi :
a) Gosok gigi setelah makan

b) Irigasi diperlukan untuk cleaning mencegah plaq.

c) Pilihlah sikat gigi yang lunak untuk menghindari luka pada daerah mulut

d) Klien yg infeksi oral

1) Jangan gunakan gigi palsu

2) Beriobat kumur–kumur (betadine kumur)

3) Gunakan liquid topikal antibiotik


20
21

BAB III
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personalyang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri. Macam personal hygiene adalah
perawatan yang mencakup seluruh bagian tubuh. Jenis-jenisnya yaitu, perawatan pagi
hari, siang hari, menjelang tidur, dan dini hari.

6.2 Saran
22
23

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,dan


Praktik,Edisi 4 Volume 1.EGC.Jakarta

Hidayat, Alimul Aziz.(2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Buku 2. Salemba


Medika.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai