Anda di halaman 1dari 19

NAMA : SINTYA YUNI PERMATASARI

NIM : 170710101254

MATA KULIAH : HUKUM PERBANKAN ( C )

A.SEJARAH & PERKEMBANGAN BANK DI INDONESIA

Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada umumnya
pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan merencanakan membangun
kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan armada laut Perancis
akan tetapi pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai kemampuan pendanaan
kemudian berdasarkan gagasan William Paterson yang kemudian oleh Charles
Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah lembaga intermediasi keuangan yang
akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan tersebut hanya dalam waktu duabelas hari.
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan
tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia
Barat oleh para pedagang.Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika dibawa
oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia,
Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai
dari jasa penukaran uang.[Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai
meja tempat penukaran uang.[ Dalam perjalanan sejarah kerajaan pada masa dahulu
penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dnegan kerajaan yang lain.
[
 Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money
Changer).] Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan
berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan
simpanan.Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan
peminjaman uang.Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan
kembali kepada masyarakatyang membutuhkannya.Jasa-jasa bank lainnya menyusul
sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.
Sejarah Perbankan di Indonesia

Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan


Hindia Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada
tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto
Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi
dalam negeri dan penjualan ke luar negeri1 serta terdapat beberapa bank yang memegang
peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain[rujukan?]:
1. De Javasce NV.
2. De Post Poar Bank.
3. Hulp en Spaar Bank.
4. De Algemenevolks Crediet Bank.
5. Nederland Handles Maatscappi (NHM).
6. Nationale Handles Bank (NHB).
7. De Escompto Bank NV.
8. Nederlansche Indische Handelsbank
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing
seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:[rujukan?]
1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank
2. Bank Nasional indonesia.
3. Bank Abuan Saudagar.
4. NV Bank Boemi.
5. The Chartered Bank of India, Australia and China
6. Hongkong & Shanghai Banking Corporation
7. The Yokohama Species Bank.
8. The Matsui Bank.

1
Penders, C.L.M., (1977). Indonesia Selected Documents on Colonialism and Nationalism, 1930-1942,
University of Queensland Press, Queensland
9. The Bank of China.
10. Batavia Bank.

Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi.


Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di
zaman awal kemerdekaan antara lain:

1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank


OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung
2. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang
dikenal dengan BNI ’46.
3. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini
berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
4. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
5. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
6. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
7. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi
Bank Amerta.
8. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
9. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950
kemudian merger dengan Bank Pasifik.
10. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian
merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan.
[
rujukan?] Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank
Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah, dan juga Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS).[rujukan?]
Masing-masing bentuk lembaga bank tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya.
[
rujukan?]
 Doktrin Bank Berjuang
a. Bank Pemerintah
Melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1/M/61 tanggal 6 Januari 1961 yang
melarang pengumuman dan penerbitan angka-angka statistik moneter/perbankan, maka
antara tahun 1960-1965, Bank Indonesia tidak menerbitkan laporan tahunan, termasuk
data statistik mengenai kliring dan perhitungan sentral.
Pada 5 Juli 1964, atas dasar pertimbangan politik untuk mempermudah komando di
bidang perbankan untuk menunjang Pembangunan Semesta Berencana  , selanjutnya
pada tahun 1965 pemerintah menetapkan kebijakan untuk mengintegrasikan seluruh
bank-bank pemerintah ke dalam satu bank dengan nama Bank Negara Indonesia,
prakarsa pengintegrasian bank pemerintah ini berasal dari ide Jusuf Muda Dalam,] yang
saat itu menjabat sebagai Menteri Bank Sentral/Gubernur Bank Indonesia – yang baru
diangkat dari jabatan semula Presiden Direktur BNI – dan disetujui oleh Presiden
Soekarno. Ide dasarnya adalah menjadikan perbankan sebagai alat revolusi dengan
motto Bank Berdjoang di bawah pimpinan Pemimpin Besar Revolusi. Nama Bank
Negara Indonesia (BNI) sebagai bank tunggal, diusulkan oleh Jusuf Muda Dalam
sendiri.2 Hasilnya adalah lahirnya struktur baru Bank Berdjoang ini menjadikan; 3
Bank Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit I;
Bank Koperasi Tani dan Nelayan serta Bank Eksim Indonesia menjadi Bank Negara
Indonesia Unit II;
Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit III;
Bank Umum Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan
Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V. Akan tetapi tidak
semua bank pemerintah berhasil diintegrasikan ke dalam Bank Berdjoang yakni Bank
Dagang Negara (BDN) dan Bapindo. Luputnya BDN dari proses pengintegrasian ini

2
Bank BNI. (1996). Bank Negara Indonesia 50 Tahun, Jakarta, hal 160
3
Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1965 tentang Pendirian Bank Tunggal Milik
Negara.
terutama karena Presiden Direktur BDN J.D. Massie saat itu menjabat sebagai Menteri
Penertiban Bank-bank Swasta Nasional yang tentu mempunyai cukup punya pengaruh
untuk berkeberatan atas penyatuan BDN dengan bank-bank lainnya. Massie beralasan
bahwa kebijakan ini akan membingungkan koresponden bank di luar negeri untuk
penyelesaian L/C ekspor maupun impor karena nama bank yang sama. Sementara,
Bapindo tidak terintegrasi ke dalam Bank Berjuang karena bank ini dibawah Dewan
Pembangunan yang diketuai Menteri Pertama Urusan Pembangunan dengan anggota-
anggota Menteri Keuangan, yang juga Ketua Dewan Pengawas Bapindo, dan Gubernur
Bank Indonesia sebagai anggota.4Dengan demikian, melalui kedudukannya itu, pengaruh
Bapindo cukup kuat untuk menghalangi terintegrasi ke dalam BNI. Bank Swasta
Pada tahun 1965 pemerintah hendak mengabungkan seluruh bank swasta atau bank asing
dalam Bank Pembangunan Swasta sebagai satu-satunya bank penghimpun dan
penyalur dari semua dana-dana progresif di sektor swasta dan alat-alat yang dapat
dipergunakan Pembangunan Semesta Berencana dan rencana-rencana lain yang
ditentukan oleh Presiden Republik Indonesia.5

Sejarah Bank Pemerintah

Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas


penjajahnya, yaitu Belanda.[rujukan?] Oleh karena itu, sejarah perbankanpun tidak lepas
dari pengaruh negara yang menjajahnya baik untuk bank pemerintah maupun
bank swasta nasional. Pada 1958, pemerintah melakukan nasionalisasi bank milik
Belanda mulai dengan Nationale Handelsbank (NHB) selanjutnya pada tahun 1959 yang
diubah menjadi Bank Umum Negara (BUNEG kemudian menjadi Bank Bumi Daya)
selanjutnya pada 1960 secara berturut-turut Escomptobank menjadi Bank Dagang Negara

4
Prawiroardjo, Priasmoro (1987). “Teori Ekonomi dan Kebijaksanaan Pembangunan: Kumpulan Esei
Untuk Menghormati 70 tahun Sumitro Djojo hadikusumo”. di dalam Hendra Asmara. Perbankan
Indonesia 40 tahun. Penerbit Gramedia, Jakarta. hlm. 193-196.
5
Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1965 tentang penunjukan Bank Pembangunan
Swasta sebagai Bank Tunggal swasta untuk pembangunan
(BDN) dan Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM) menjadi Bank Koperasi Tani
dan Nelayan (BKTN) dan kemudian menjadi Bank Expor Impor Indonesia (BEII).[15].
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah, yaitu:
 Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU No 13 Tahun
1968. Kemudian ditegaskan lagi dnegan UU No 23 Tahun 1999.Bank ini sebelumnya
berasal dari De Javasche Bank yang di nasionalkan di tahun 1951.
 Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor
Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank, kemudian di lebur setelah
menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI) Unit II yang
bergerak di bidang rural dan expor impor (exim), dipisahkan lagi menjadi:
1. Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan UU No 21
Tahun 1968.
2. Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi Bank Expor
Impor Indonesia.
 Bank Negara Indonesia (BNI ’46)
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah menjadi
Bank Negara Indonesia ’46.
 Bank Dagang Negara(BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan dengan PP No 13 Tahun
1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut dengan diganti dengan UU No 18
Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN merupakan satu-satunya Bank
Pemerintah yangberada diluar Bank Negara Indonesia Unit.
 Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank, kemudian menjadi
Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit
IV dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya.
 Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
 Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU No 13
Tahun 1962.
 Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos
tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan terakhir menjadi
Bank Tabungan Negara dengan UU No 20 Tahun 1968.
 Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang
Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank Expor Impor
Indonesia (Bank Exim). Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun
1999.
https://3db23.wordpress.com/2012/03/05/sejarah-perkembangan-perbankan-di-indonesia/
B. LEMBAGA KEUANGAN BANK & NON-BANK
 Lembaga Keuangan Bank
Jenis-jenis Lembaga Keuangan Bank
Lembaga keuangan bank yang termasuk dalam siklus akuntansi perusahaan jasa secara garis
besar terdiri dari 2 jenis antara lain:
1. Bank Umum (Konvensional dan Syariah),
2. Bank Perkreditan Rakyat (Konvensional dan Syariah).
Pengertian Bank Umum dan Penjelasan
Pengertian Bank Umum berdasarkan Undang-undang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang
perbankan yang telah diperbarui dengan UU nomor 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank
yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional serta prinsip syariah yang dalam
kegiatannya menyediakan jasa lalu lintas pembayaran. Bank umum atau bank komersil
(commercial bank) berperan dalam menyediakan jasa lalu lintas pembayaran yang bersifat
umum (semua jasa perbankan yang ada) dan wilayah operasinya bisa di seluruh wilayah.
Kegiatan utama bank umum yang identik dengan bank konvensional yaitu funding atau
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro atau deposito yang
diputarkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit (lending). Funding
atau pengumpulan dana dilakukan dengan balas jasa berupa bunga atau bagi hasil simpanan
kepada nasabah. Pemberian pinjaman (kredit) dikenakan jasa pinjaman dalam bentuk bunga
dan biaya administrasi kepada penerima kredit (debitur). Penyaluran dana kepada masyarakat
(lending) terdiri dari 3 bentuk yaitu kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi.
Bank umum yang pada awalnya hanya berbentuk bank konvensional menyediakan jasa-
jasa bank dalam bentuk lainnya (Services) antara lain transfer (pengiriman uang), inkaso
(collection), kliring (clearing), save deposit box (penitipan uang), credit dan debit card, valuta
asing (Bank Notes), bank garansi, referensi bank, bank draft, Letter of Credit (L/C),
Traveller’s Cheque, jual beli surat-surat berharga, payment point seperti pembayaran pajak,
telepon, air, listrik, Biaya Pembayaran Ibadah Haji (BPIH), transfer uang kuliah dari nasabah
kepada universitas, gaji/ pensiun/ honorarium, deviden, kupon, bonus/hadiah, tantiem, dan
lainnya. Bank bisa juga menjadi pinjaman emisi (underwriter), Penjamin (guarantor), Wali
amanat (trustee), Perantara perdagangan efek (pialang/broker). Bentuk-bentuk badan hukum
bank umum yaitu persero, perseroan daerah, koperasi dan perseroan terbatas.
Dari segi kegiatan, bank umum konvensional dan syariah sama namun dibedakan dari
segi balas jasa atau keuntungan bank. Pada bank konvensional menggunakan sistem bunga,
sedangkan bank syariah tidak menerapkan bunga namun sistem bagi hasil berdasarkan prinsip
syariah. Prinsip syariah dengan menerapkan aturan yang didasarkan pada hukum Islam yang
dilakukan antara bank dan pihak lain (nasabah) untuk penyimpanan dana, pembayaran
kegiatan usaha, atau kegiatan lain sesuai dengan syariat islam. Bentuk hukum bank syariah
berupa perseroan terbatas, perusahaan daerah atau koperasi. Kegiatan usaha bank umum
syariah terdiri dari:
1. Penampungan dana berupa simpanan dari masyarakat dalam 3 bentuk yaitu giro
berdasarkan prinsip wadi’ah, tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah, dan
deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah serta bentuk lainnya berdasarkan
prinsip wadi’ah atau mudharabah.
2. Penyaluran dana dalam bentuk piutang dengan prinsip jual beli yang meliputi
mudharabah, istishna, ijarah, dan salam. Selanjutnya, pembiayaan dengan prinsip bagi
hasil yang meliputi akad mudharabah dan musyarakah. Serta pembiayaan berdasarkan
prinsip qardh dalam ruang lingkup akuntansi syariah.
3. Pembelian, penjualan dan atau penjaminan risiko surat-surat berharga pihak ketiga yang
diterbitkan atas dasar transaksi nyata (underlying transaction) berdasarkan prinsip jual-
beli atau hiwalah.
4. Surat-surat berharga pemerintah serta BI dengan prinsip syariah yang dibeli oleh bank.
5. Pemindahan uang untuk kepentingan sendiri dan atau nasabah berdasarkan prinsip
wakalah.
6. Penerbitan tagihan surat berharga dengan prinsip wakalah (pelimpahan kuasa).
7. Sebagai tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat berharga secara aman dengan
prinsip wadi’ah yad amanah.
8. Penitipan beserta seluruh pemberkasan sesuai kontrak dengan prinsip wakalah.
9. Penerimaan dana nasabah yang dialihkan kepada nasabah lain dengan prinsip ujrah
berupa surat berharga sebagai tanda bukti yang tidak tercatat di bursa efek.
10. Letter of Credit (L/C) dengan prinsip walakah, murabahah, mudharabah, musyarakah,
dan wadi’ah juga disediakan oleh bank. Garansi bank juga disediakan bank dengan prinsip
kalafah.
11. Kegiatan wali amanat berdasarkan prinsip walakah.
12. Penyediaan kartu debet untuk transaksi berdasarkan prinsip ujrah.
13. Kegiatan lain yang lazim dilakukan Bank sepanjang disetujui oleh Dewan Syariah
Nasional.
14. Kegiatan dalam valuta asing berdasarkan prinsip sharf.
15. Kegiatan penyertaan modal berdasarkan prinsip musyarakah dan atau mudharabah.
16. Menjadi pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan Prinsip Syariah sesuai
perundang-undangan yang berlaku.
17. Bank dapat bertindak sebagai lembaga baitul ma’al yaitu menerima dana yang berasal
dari zakat, infaq, shadaqah, waqaf, hibah atau dana sosial lainnya.
Larangan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
 Melakukan penyertaan modal (pengertian dan jenis jenis modal) kecuali sebagaimana
dimaksud dalam kegiatan usaha Bank Umum di atas
 Melakukan usaha perasuransian
 Melakukan kegiatan usaha lain di luar kegiatan usaha bank pada umumnya
 Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)
Pengertian Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB )
Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah bentuk badan usaha yang melakukan berbagai
aktivitas keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung, mengumpulkan dana dari
masyarakat dan mengedarkan dana kepada masyarakat untuk kegiatan produktif demi
keuntungan perusahaan dan masyarakat diberikan balas jasa atau bunga simpanan.
Kegiatan moneter yang berhubungan dengan uang dan keuangan bisa dilakukan oleh
lembaga keuangan bukan bank karena bank memiliki keterbatasan untuk melakukan
kegiatannya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Otoritas
Jasa Keuangan. LKBB berperan untuk membantu dunia usaha agar produktivitas barang atau
jasa meningkat, melancarkan distribusi barang, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat.
Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank
1. Perusahaan Asuransi
Perusahaan yang menawarkan berbagai jasa untuk menanggulangi risiko atas kerugian,
kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum pada  pihak  ketiga karena ketidakpastian di
masa yang akan datang. Ada 2 hal terkait usaha asuransi yaitu polis asuransi dan premi
asuransi. Pengertian Polis Asuransi adalah surat kontrak penerapan asuransi berupa
kesepakatan kedua belah pihak yaitu pemilik dana asuransi dan penyedia jasa
asuransi. Pengertian Premi Asuransi adalah uang pertanggungan yang dibayar oleh
tertanggung kepada pihak penanggung. Keuntungan dari kegiatan asuransi berdasarkan jenis
jenis asuransi yaitu:
Bagi Pemilik Asuransi
 Berasal dari premi yang dibayar nasabah
 Berasal dari hasil penyertaan modal ke perusahaan lain
 Berasal dari hasil bunga investasi surat-surat berharga, namun pada asuransi berbasis
syariah berasal dari bagi hasil surat berharga syariah.
Bagi Nasabah atau Pengguna Jasa Asuransi
 Menyediakan rasa aman
 Menawarkan simpanan yang bisa ditarik pada saat jatuh tempo
 Menghindari risiko kerugian
 Mendapatkan penghasilan di masa depan
 Mendapat penggantian akibat kerugian kerusakan atau kehilangan

 2. Perusahaan Dana Pensiun (TASPEN)


Badan hukum atau perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip akuntansi untuk
mengelola dana dan menyediakan program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi orang
yang sudah tidak produktif (lanjut usia). Manfaat keberadaan perusahaan dana pensiun yaitu
menghimpun dana dari iuran peserta sebagai modal bagi dunia usaha dan memberikan
jaminan pendapatan di hari tua bagi para nasabah (pengguna jasa). Kegiatan utama dari
perusahaan ini adalah pengelolaan dana pensiun pada suatu perusahaan yang dipotong dari
gaji karyawan setiap bulan. Dana yang telah terkumpul akan diusahakan dengan
menginvestasikannya ke sektor-sektor yang menguntungkan perusahaan. Manfaat taspen bagi
perusahaan yaitu menjaga loyalitas karyawan, kewajiban moral, dan kompetisi dalam pasar
tenaga kerja. Sedangkan manfaat bagi karyawan yaitu rasa aman dan kompensasi yang lebih
baik.
3. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi dalam bentuk simpan pinjam memiliki kegiatan berupa penghimpunan dana
dari masyarakat yang umumnya sudah menjadi anggota koperasi dan meminjamkan kembali
kepada anggota. Modal koperasi berasal dari simpanan pokok yang dibayar satu kali sebagai
syarat awal menjadi anggota, simpanan wajib yang dibayar selama menjadi anggota dengan
jangka waktu tertentu sesuai keputusan rapat anggota, dan simpanan sukarela yang dibayar
dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Keuntungan menjadi anggota koperasi yaitu
peminjaman uang tidak memakai jaminan namun berdasarkan asas kekeluargaan dan
kepercayaan, anggota koperasi terhindar dari rentenir, dan anggota memperoleh sisa hasil
usaha (SHU) pada akhir tahun. Landasan hukum atau ketentuan koperasi yaitu:
 Landasan Idiil adalah Pancasila
 Landasan Struktural adalah UUD 1945 pasal 33 ayat 1
 Landasan Operasional adalah UU no 25 tahun 1992
 Landasan Mental adalah kesetiakawanan dan kesadaran
4. Bursa Efek / Pasar Modal
Bursa efek atau pasar modal merupakan tempat jual beli surat-surat berharga berupa
saham dan obligasi. Saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh pemilik perusahaan.
Obligasi merupakan surat berharga yang menjadi instrumen utama perusahaan untuk
memperoleh tambahan modal, pemilik obligasi bukan pemilik perusahaan. Manfaat pasar
modal bagi beberapa pihak terkait akan dijelaskan sebagai berikut. Manfaat bagi investor
yaitu pemegang saham mendapat keuntungan berupa deviden, capital gain jika harga saham
naik, dan bunga bagi pemegang obligasi. Pemegang saham memiliki hak suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) dan bisa mengganti instrumen investasi. Manfaat bagi
Emiten yaitu memperoleh dana yang lebih besar, lebih fleksibel dalam mengolah dana,
memperkecil ketergantungan terhadap bank, besar kecilnya deviden tergantung besar kecilnya
keuntungan, dan tidak ada kewajiban yang terikat sebagai jaminan. Sedangkan manfaat bagi
pemerintah yaitu pembangunan ekonomi negara menjadi terdorong, mendorong kegiatan
investasi termasuk pengertian aset tetap, dan menciptakan kesempatan kerja yang lebih besar.

5. Perusahaan Anjak Piutang (Factoring)


Anjak piutang merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan  pembiayaan dalam
bentuk pembelian atau pengalihan dan pengurusan piutang. Manfaat perusahaan ini bagi klien
yaitu meningkatkan penjualan, mempermudah untuk menambah modal kerja, memudahkan
penagihan utang, dan efisiensi usaha. Manfaat bagi perusahaan yaitu mendapat fee dari klien,
sedangkan manfaat bagi customer yaitu mendapat kesempatan untuk membeli secara kredit
dan penjualan menjadi lebh baik.
6. Perusahaan Modal Ventura
Modal ventura adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan dalam
bentuk penyertaan modal perusahaan. Keunggulan modal ventura yaitu sumber dana bagi
perusahaan baru, tersedia penyertaan manajemen, kepedulian yang tinggi dari perusahaan
modal Ventura, PPU bisa mencari bantuan modal dalam bentuk lain, mendukung usaha kecil
yang berpotensi berkembang dan memperluas kesempatan kerja. Adapun kelemahan modal
ventura yaitu Jangka waktu pembiayaan relatif lama (panjang), perusahaan modal ventura
dalam mencari perusahaan pasangan usaha lebih selektif, kontrol manajemen perusahaan
pasangan usaha bisa diambil alih oleh perusahaan modal ventura jika terindikasi masalah
kegagalan. Manfaat modal ventura antara lain meningkatkan produktivitas usaha, distribusi
barang secara efisien, meningkatkan kapabilitas perusahaan, modal perusahaan meningkat,
dan adanya peningkatan likuiditas.
7. Pegadaian
Pegadaian merupakan bentuk usaha yang memberikan pinjaman bagi nasabah dengan
jaminan barang bergerak. Pegadaian diciptakan untuk mengurangi atau meniadakan ijon, riba,
dan pinjaman tidak wajar yang dilakukan oleh rentenir serta menunjang kebijakan program
pemerintah di bidang ekonomi.
8. Perusahaan Sewa Guna (Leasing)
Perusahaan ini melakukan pembelian secara angsuran, namun sebelum angsurannya
selesai atau lunas maka hak barang yang diperjualbelikan masih dimiliki oleh penjual.
Kontrak leasing ditandatangani oleh kedua belah pihak. Segala fasilitas dan kegunaan barang
boleh digunakan oleh pembeli. Leasing bertujuan untuk menghemat modal, menciptakan
sumber-sumber pembiayaan yang beraneka ragam, persyaratan pinjaman uang yang lebih
mudah dan biaya menjadi lebih murah.
https://dosenakuntansi.com/jenis-lembaga-keuangan-bank-dan-bukan-bank

C.TUGAS DAN FUNGSI BANK INDONESIA


1. Menetapkan dan melaksanakan kewajiban moneter
Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasaran
laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya,
baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Implementasi kebijakan moneter
dilakukan dengan menetapkan suku bunga (BI Rate).
Perkembangan indikator tersebut dikendalikan melalui piranti moneter tidak langsung, yaitu
menggunakan operasi pasar terbuka, penentuan tingkat diskonto, dan penetapan cadangan wajib
minimum bagi perbankan.
Pendekatan pegendalian moneter secara tidak langsung ini telah dilakukan sejak 1983 dengan
mekanisme operasional yang disesuaikan dengan dinamika perkembangan pasar uang di dalam
negeri.
2. Operasi Pasar Terbuka
Operasi Pasar Terbuka (OPT) dilaksanakan untuk mempengaruhi likuiditas rupiah di pasar uang,
yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat suku bunga. OPT dilakukan melalui dua cara,
yaitu melalui penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Intervensi Rupiah. Penjualan SBI
dilakukan melalui lelang sehingga tingkat diskonto yang terjadi benar-benar mencerminkan
kondisi likuiditas pasar uang. Sedangkan kegiatan intervensi rupiah dilakukan oleh Bank
Indonesia untuk menyesuaikan kondisi pasar uang, baik likuiditas maupun tingkat suku bunga.
3. Penetapan Cadangan Wajib Minimum

Kebijakan ini mewajibkan setiap bank mencadangkan sejumlah aktiva lancar yang besarnya
adalah persentasi tertentu dari kewajiban segeranya. Saat ini, kebijakan ini tertuang dalam
ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 5% dari dana pihak ketiga yang diterima bank,
yang wajib dipelihara dalam rekening bank yang bersangkutan di Bank Indonesia.Apabila Bank
Indonesia memandang perlu untuk mengetatkan kebijakan moneter maka cadangan wajib
tersebut dapat ditingkatkan, dan demikian pula sebaliknya.

4. Peran sebagai Lender of The Last Resort

Bank Indonesia juga berfungsi sebagai lender of the last resort. Dalam melaksanakan fungsi ini,
Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada
bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya
mismatch dalam pengelolaan dana. Pinjaman tersebut berjangka waktu maksimal 90 hari, dan
bank penerima pinjaman wajib menyediakan agunan yang berkualitas tinggi serta mudah
dicairkan dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman.

5. Kebijakan Nilai Tukar

Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya
stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan
untuk terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha.Secara garis besar,
sejak tahun 1970, Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar
tetap mulai tahun 1970 sampai tahun 1978, sistem nilai tukar mengambang terkendali sejak
tahun 1978, dan sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate system) sejak
14 Agustus 1997.Dengan diberlakukannya sistem yang terakhir ini, nilai tukar rupiah
sepenuhnya ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang berlaku adalah benar-benar pencerminan
keseimbangan antara kekuatan penawaran dan permintaan.Untuk menjaga stabilitas nilai tukar,
Bank Indonesia pada waktu-waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya
pada saat terjadi gejolak kurs yang berlebihan.

6. Pengelolaan Cadangan Devisa

Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva luar negeri Pemerintah dan bank-bank devisa,
yang harus dipelihara untuk keperluan transaksi internasional. Dalam mengelola cadangan devisa
ini, Bank Indonesia lebih mengutamakan tercapainya tujuan likuiditas dan keamanan daripada
keuntungan yang tinggi. Walaupun demikian, Bank Indonesia tetap mempertimbangkan
perkembangan yang terjadi di pasar internasional, sehingga tidak tertutup kemungkinan
terjadinya pergeseran dalam portfolio komposisi jenis penempatan cadangan devisa.Dalam
mengelola cadangan devisa yang optimal, Bank Indonesia menerapkan sistem diversifikasi, baik
berdasarkan jenis valuta asing maupun berdasarkan jenis investasi surat berharga. Dengan cara
tersebut diharapkan penurunan nilai dalam salah satu mata uang dapat dikompensasi oleh jenis
mata uang lainnya atau penempatan lain yang mempunyai nilai yang lebih baik.

7. Kredit Program

Dengan status Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang independen, pemberian kredit
program yang selama ini dilakukan selanjutnya berada di luar lingkup tugas Bank
Indonesia.Tugas pemberian kredit program akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang ditunjuk Pemerintah. Pengalihan tugas ini dimaksudkan agar Bank Indonesia
dapat lebih memfokuskan perhatian pada pencapaian sasaran-sasaran moneter serta agar dapat
tercipta pembagian tugas yang baik antara Pemerintah dan Bank Indonesia.

https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/fungsi-bi/tujuan/contents/pilar1.aspx

D.TUGAS DAN FUNGSI OJK


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen bebas dari campur tangan
pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan dan penyidikan terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik
dari sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti Asuransi, Dana
Pensiun, Lembaga Pembiayaan, Fintech dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya.Saat ini OJK
diketuai oleh Wimboh Santoso, SE., MSc., Ph.D dan didampingi Ir. Nurhaida, MBA, Wakil
Ketua Dewan Komisioner OJK yang juga sekaligus menjabat sebagai Ketua Komite Etik.
OJK dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan
yang telah diresmikan pada 16 Juli 2012. Ada lima langkah yang dilalui OJK, sebelum pada
akhirnya OJK menjalankan seluruh rangkaian tugasnya secara menyeluruh, antara lain:
 15 Agustus 2012 dibentuk Tim Transisi OJK Tahap I yang bertugas untuk membantu para
Dewan Komisioner OJK dalam melaksanakan tugas.

 31 Desember 2012, OJK secara efektif beroperasi dengan cakupan tugas Pengawasan Pasar
Modal dan Industri Keuangan Non-Bank.

 18 Maret 2013, dibentuk Tim Transisi OJK Tahap II yang bertugas membantu Dewan
Komisioner OJK yang melasanakan pengalihan fungsi, tugas dan wewenang Pengaturan dan
Pengawasan Perbankan dari BI.

 31 Desember 2013, OJK sepenuhnya menjalani tugasnya dalam mengawasi kinerja


Perbankan.

 01 Januari 2015, OJK mulai meluaskan pengawasannya ke industry Non-Bank, yaitu


Pengaturan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

Fungsi dan Tugas OJK


1. Fungsi

OJK menyelenggarakan sistem pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan yang


terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan seperti sektor perbankan,
pasar modal dan non-bank. Selain itu, OJK juga sebagai pengambil keputusan mengenai
perkembangan dan kemajuan keuangan hingga perlindungan konsumen.

2. Tugas

OJK memiliki tugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan
di sektor perbankan, pasar modal dan IKNB. Setiap sektor keuangan tersebut menjalankan
serangkaian tugas yang hampir semuanya terbilang sama.
Secara rincinya tugas tersebut adalah menyusun peraturan, pembinaan, pengawasan,
penegakan hukum yang telah dibuat dan sebagainya. Adanya tugas tambahan lain, biasanya
tergantung dari keputusan yang diberikan oleh Dewan Komisioner.6

E. BANK UMUM
Pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan sebagai
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

Kegiatan Usaha Bank Umum

Kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh Bank Umum:


 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
 Memberikan kredit.
 Menerbitkan surat pengakuan utang.
 Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya:
o Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa
berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
o Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak
lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
o Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
o Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
o Obligasi.
o Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun.
6
https://www.ojk.go.id/id/tentang-ojk/Pages/Tugas-dan-Fungsi.aspx
o Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun
 Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
 Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank
lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel
unjuk, cek atau sarana lainnya.
 Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan
dengan antar pihak ketiga.
 Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
 Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
 Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
 Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat.
 Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
 Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan
dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain itu Bank Umum dapat pula:

 Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
 Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di bidang keuangan,
seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
 Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan
kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus
menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia, dan
 Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.7

F. JAMINAN DALAM PERBANKAN


G.ASPEK HUKUM DALAM KREDIT
H.JASA PELAYANAN PERBANKAN
I. PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH DALAM DUNIA PERBANKAN
J. AKUISISI DAN MERGER DALAM PERBANKAN
K. RAHASIA BANK

7
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Bank-Umum.aspx

Anda mungkin juga menyukai