Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
Risa umami 201851240
Kartini Sihombing 20181139
Ummu Kalsum aini 201851311
Zauharotul azizah febriyanti 201851328
1
PROTOZOA JARINGAN DAN BAGIAN TUBUH LAINNYA
A. PENGERTIAN
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup
bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat
parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa
organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia.
Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua
protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut
merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang
hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa
yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan
2
ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan
penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri. berbahaya dan
menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk
koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoa
dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein,
sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar
( cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi
jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel
antara lain nucleus, badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa
bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,.
Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic
dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan
sisa bahan organic dari organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila
protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada
persamaannya. Hal ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan
ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.
Protozoa merupakan organisme yang menyerupai hewan yang merupakan salah satu dari
filum dari kingdom protista. Ciri-ciri Protozoa ( Protista Mirip Hewan ) ialah sebagai beikut:
3
D. REPRODUKSI PROTOZOA
Protozoa dapat bereproduksi secara aseksual ( tak kawin ) dan secara seksual ( kawin ).
Berikut penjelasan reproduksi secara aseksual dan seksual antara lain sebagai beikut:
Secara aseksual pada umumnya denga melakukan pembelahan biner. Dari satu sel menjadi
dua sel, dari dua sel menjadi empat sel, dan seterusnya. Pembelahan biner diawali pada
pembelahan inti atau kariokinesis dan kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasma
( sitokinesis ).
Secara seksual ialah dengan cara penyatuan gamet yang berbeda jenis sehingga bisa
menghasilkan zigot atau secara konjugasi ( penyatuan inti vegetatif sel ), namun ada juga
Protozoa yang tidak melakukan reproduksi secara seksual seperti Amoeba sp.
E. MORFOLOGI PROTOZOA
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa
untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan
letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif
(trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak
menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada
keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak
mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae.
Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai denganfleksibilitas ektoplasma
yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka
luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat
4
mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan
dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil.
Kerangka luarForaminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun
dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas
menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak
aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa
dikelompokkan ke dalam 4 kelas.
F. FISIOLOGI PROTOZOA
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup
pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.
Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik,
dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.
Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau
partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan
air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel.
Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara
pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian
masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian
dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma.
Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan
anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel
untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan).
Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke
dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar
kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa
yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa
bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom.
Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke
dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang
terletak disamping sitosom. Pada umumnya Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh
5
antara 16-25°C, dengan suhu maksimumnya antara 36-40°C. Adapun pH (derajat keasaman
optimum) untuk proses metabolismenya adalah antara pH 6-8.
G. ADAPTASI PROTOZOA
Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan
microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di
decomposer link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam
mengendalikan populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat menyerap makanan melalui
membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas, mengelilingi dan menelan makanan
itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu
makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen
disebut vakuola.
Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan
penting bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam transfer
bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa
seperti parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga penting
sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel.
Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif
(misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup
kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau
waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu.
Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan
memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam
bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk memberi makan), mereka secara aktif
memberi makan dan tumbuh. Proses mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut
encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke trophozoite
disebutexcystation.
Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa
protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa
menggunakan kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah
hermaphroditic.
6
Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat
menyebabkan malaria atau disentri amuba.
H. PERKEMBANGBIAKAN PROTOZOA
Protozoa dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Secara aseksual, protozoa
dapat mengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel (biner), tetapi pada flagellata pembelahan
terjadi secara longitudinal dan pada ciliata secara transversal. Beberapa jenis protozoa membelah
diri menjadi banyak sel (skizogoni). Pada pembelahan skizogoni, inti membelah beberapa kali
kemudian diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan. Perkembangbiakan secara seksual
dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan sitogami. Protozoa yang mempunyai habitat atau
inang lebih dari satu dapat mempunyai beberapa cara perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies
Plasmodium dapat melakukan skizogoni secara aseksual di dalam sel inanG manusia, tetapi di
dalam sel inang nyamuk dapat terjadi perkembangbiakan secara seksual. Protozoa umumnya
berada dalam bentuk diploid. Protozoa mempunyai kemampuan untuk memperbaiki selnya yang
rusak atau terpotong. Beberapa ciliata dapat memperbaiki selnya yang tinggal 10% dari volume
sel asli asalkan inti selnya tetap ada.
7
I. KLASIFIKASI
1. Rhizipoda /
Sarcodina
Rhizopoda atau
Sarcodina (Rhizoid = akar,
podos = kaki) yaitu protozoa
yang
bergerak
dengan
menggunakan pseudopodia (kaki
semu)yang merupakan penjuluran
dari sitoplasma,misal Amoeba,
Foraminifera, Radiolaria, Arcella, Entamoeba coli,dan Entamoeba histolytica. Merupakan
hewan mikroskopis yang hidup sebagai massa kecil yang jernih dan bersifat amorf atau
dapat berubah – ubah bentuknya.
Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda :
1) Amoeba
Jenis Amoeba yang hidup di dalam
tubuh manusia disebut Entamoeba,
misalnya:
a) Entamoeba dysentriae,
penyebab penyakit disentri,
karena menyerang dan
merusak jaringan usus,
disebut juga Entamoeba histolitica.
b) Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut.
c) Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya bukan parasit, tetap
kadang-kadang menyebabkan diare.
8
2) Foraminifera, hidup di laut, terlindung kerangka luar yang beruang banyak yang
terbuat dari kalsium karbonat. Kerangka yang telah kosong mengendap di dasar
laut dan merupakan tanah "globigerina". Fosilnya berguna sebagai petunjuk
dalam pencarian minyak bumi.
3) Radiolaria, hidup di laut. Kerangka tubuhnya tersusun dari silikat membentuk
tanah radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok..
a. Etamoeba Histolytica
Hopes : Manusia
Penyakit : Amoebiasis
Cara infeksi : tertelan kista infektif atau kista berinti 4
Marfologi :
Bentuk trofozoit
Ukuran besarnya 20 – 40 mikron, mempunyai satu inti dengan nukleolus
atau karyosom yang terletak sentral, krimatiin tepi halus dan teratur.
Terdalat “halo” yang merupakan daerah terang di sekitar inti.
Sitoplasma terdiri dari endoplasma dan ektoplasma, endoplasma bergranul
sedangkan ekoplasma bening. Ekoplasma membentuk tonjolan-tonjolan
yang disebut pseudopodia ( kaki semu ) yang berfungsi untuk bergerak.
Pada yag patogen terdapat vakuola dan eritrisit.
Bentuk kista
Berbentuk bulat, berukuran 10 – 20 mikron, dengan dinding kista tipis,
jumpla inti adalah 1, 2, dan 4 buah, structur inti sama dengan trofozoit.
Pada sitoplasma tampak benda kromatid seperti batang
Kista yang mempunyai 4 buah intin merupakan stadia infektif
b. Entamoeba coli
Hospes : Manusia
Tidak patogen
Marfologi
Bentuk trofozoit
Ukuran besarnya 15 – 30 mikron
9
Mempunyai satu inti dengan nukleolus yang letaknya eksentris, terdapat
“halo” yang merupakan daerah terang di sekitar inti.
Kromatin tepi kasar dan tidak teratur
Endoplasma berisi vakuola dan bakteri, ekoplasma tidak jelas
Bentuk kista
Ukuran 15 – 22 mikro, dinding kista tebal, lebih besar dari kista Etamoeba
Histolytica
Structur inti sama dengan bentuk vegetatif/trofozoit, jumpal inti dilihat
dengan menggunakan mikrimeter
Kista berinti 2-8 buah.
2. Cilliata / Ciliophora
Memiliki bentuk relative tetap dan
bergerak dengan rambut getar atau disebut
cilia.Memiliki inti dan beberapa species
intinya lebih dari satu, contoh Paramecium
aurelia. Hidup di tempat-tempat yang berair
misal: sawah, rawa, tanah berair dan banyak
mengandung bahan organik. Bagi yang hidup
bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada.Respirasi dan
ekskresi melalui permukaan tubuh.
Pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan.Sedangkan cara
menangkap makanan adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi
aliran air keluar dan masuk mulut
sel.Saat itulah bersamaan dengan air
masuk bakteri bahan organik atau
hewan uniseluler lainnya.
Sel ciliata memiliki dua inti,
yaitu makronukleus dan mikronukleus.
Makronukleus memiliki fungsi
vegetatif. Sementara mikronukleus
memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada konjugasi. Contoh ciliata antara lain Paramecium
10
caudatum, Nyctoterus ovalis, Balantidium coli, Didinium, Stentor, Vorticella, dan
Stylonychia.
Anggota ciliata ada yang hidup bebas seperti Paramecium candatum dan adapula
yang hidup sebagai parasite seperti Nyctoterus ovalis dan Balantidium coli.
a. Balantidium coli
Hospes : Manusia dan babi
Penyakit : Balantidiasis
Cara infeksi : tertelan kistan
Morfologi
Benyuk trofoziot
Bentuk bulat lonjong, mempunyai bulu – bulu sisia, ukuran 70
mikro
Mempunyai dua buah inti, yaitu makronukleus berbentuk ginjal dan
mikronukleus yang pudar padat bulat dan kecil. Mironukleus
terdapat pada bagian konkaf ( cekung ) dari marinukleus.
Pada sitoplasma terdapat vakuola sebagai persediaan makanan dan 2
buah vakuola kontraktil.
Bentuk kista
Bentuk bulat besar 40 mikro, mempunyai 2 buah inti, maktonukleus
dan mikronukleun
Vakuola pada sitoplasma sedikit
3. Flagellata
11
Flagellata berasal dari kata
flagellum yang berarti bulu cambuk. Jadi,
organisme yang termasuk fillum Flagellata
semuanya memiliki bulu cambuk . fillum
flagellata disebut juga mastigophora
(mastix : bulu cambuk dan phoros :
membawa). Flagel atau bulu cambuk selain sebagai alat gerak juga berfungsi untuk alat
peraba dan alat penangkap makanan.
Flagel juga berfungsi sebagai alat indera. Kelompok flagellata merupakan kelompok
protozoa yang unik. Beberapa anggotanya memiliki klorofil sehingga ada yang
mengelompokkannya ke dalam alga. Berdasarkan ada tidaknya klorofil, flagellata dibagi
menjadi fitoflagellata dan zooflagellata.
Memiliki dinding tubuh yang berupa pellicle, sehingga bentuknya relatif tetap dengan
ukuran lebih kurang 0,1 mm.Memiliki inti dan pada beberapa species memiliki kloroplas
dengan klorofilnya yang berfungsi untuk fotosintesis yaitu yang termasuk pada golongan
phytonagellata.
Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung pigmen
hijau klorofil,disebut kelompok fitoflagellata. Contoh:
1) Euglena viridis, hidup di air tawar.
2) Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan
ribuan hewan bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni
dihubungkan dengan benang-benang plasma.
3) Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu
panjang dan yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak
bercahaya pada waktu malam hari.
b. Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok
zooflagellata. Contoh:
1) Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab
penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse,
12
yaitu Glosina palpalis dan Glosina mursitans. Trypanosoma hidup di
dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal manusia.
2) Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.
3) Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda demam
dan anemia.
4) Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit oriental.
5) Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak.
a. Tricomonas vaginalis
Trypanosoma vaginalis Trypanosoma vaginalis menimbulkan satu tipe
penyakit vaginitis, yaitu merupakan peradangan pada vagina yang ditandai
dengan keluarnya cairan dan disertai rasa panas seperti terbakar dan rasa
gatal.
Hospes : manusia
Penyakit : trichomoniasis vaginalis
Cara infeksi : melalui kontak seksual
Morfologi
Betuk trofozoit
Mempunyai 4 flagella, terletak anterior, berukuran 8 – 24 mikron
Mepunyai membran bergelombang dan oksistil pada sisi median,
berakhir pada setengah panjang tubuh
Tampak inti dan parabasal body di sebelah anterior
Sitoplasma bervaluola
b. Leishmania donovani
Leishmania donovani menyebabkan penyakit kalazar melalui tusukan lalat
Phelebotomus. Penderita mengalami pembesaran limfa, hati, dan kelenjar
limfa, diikuti dengan anemia berat dan demam. Penyakit ini banyak
ditemukan di Mesir dan negara-negara di sekitar Laut Tengah, tetapi
sekarang kalazar terdapat juga di India.
Hospes : manusia
Hospes perantara : lalat phlebotoneus
13
Penyakit : leishmaniasis vsceral ( kala azar )
Cara infeksi : melalui gigitan lalat phlebotoneus
Marfologi
Berasrnya 2 mikron, bentuk bulat lonjong, mempunyai satu inti
Kinetoplast terletal anterior
c. Trypanosoma cruzi
Trypanosoma cruzi adalah penyebab penyakit chagas atau trypanosomiasia
pada kucing, anjing, tupai armadillo, kera, dan hewan lain di Amerika.
Hospes : manusia, anjing, kucing, kera
Hospes perantara : family reduviidae, yaitu pantrongilus megistus,
triatoma infestans, rhodrius prolixus.
Penyakit : trypanosomiasis cruzi ( penyakit craz )
Cara infeksi : melalui gigitan family reduviidae
Morfologi
Stadium trypomastihote
Terdapat ekstrasesuler, bentuk memanjanga seperti huruf C
Ukuran 20 mikron, mempunyai satu inti
Membran bergelombang di bagian konvex dan flagella anterior.
Trypanosomiasis cruzi dalam otot jantung
Biasa dalam bentuk koloni didalam sel otot yang berasangkutan
Dalam keadaan stadium amastigot, besarnya 2 mikron
Bentuk bulat lonjong dengan inti satu.
4. Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak.
Dapat membentuk semacam spora dalam
siklus hidupnya, bersifat parasit pada
manusia atau hewan. Sporozoid memiliki
organel-organel kompleks pada salah satu
ujung (apex) selnya yang dikhususkan
untuk menembus sel dan jaringan inang.
14
Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval,
mempunyai nukleus, tetapi tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan diserap
langsung dari hospesnya melalui permukaan tubuh, demikian pula respirasi dan
ekskresinya melalui permukaan tubuh. Beberapa contoh hewan yang termasuk dalam filum
Sporozo adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit Toksoplasmosis.
Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya daging
yang tercemar kista toxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii
membahayakan bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan
dapat membunuh embrio. Contoh lainnya adalah Plasmodium yang menyebabkan penyakit
malaria pada manusia. Contoh lainnya adalah Plasmodium falciparum, Plasmodium
malariae, Plasmodium vivax. Gregarina.
Reproduksi dibagi menjadi dua:
1) Aseksual dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh inang dan
sporogoni, yaitu membuat spora di dalam tubuh inang perantara.
a. Toxoplasma gondii
Hospes : manusia, kucing, burung, dan mamalia lainnya
Penyakit : toxoplasmosis
Cara infeksi : tertelan oocyst ( ookista )
Mortologi
Bentuk trofozoit
Bentuk seperti bulan sabit, ukuran 2 – 6 mikron, mempunyai satu inti
Pada manusia ditemukan intraseluler dan eksseluler karena sel inang pecah.
Bentuk kista
15
b. Plasmodium falciparum
Penyakit : malaria tropikal
Martofologi :
Sediaan hapus dengan giemsa
Parasit ini menyerang eritrosit tua dan muda
Tampak titik meurer beerwarna merah dan besarnya serta bentuk tidak teratur
Stadia
Trifozoit ( bentuk cincin )
Inti berwarna merah, protoplasma berbentuk cindin atau seperti garis biru pada tepi
eritrosit, eritrosit yang diinfeksi parasit tidak membesar
Besar parasit kurang lebih 2 mikro, sering tampak cincin dengan 2 buah inti, infeksi
ganda dan infeksi merginal
Skizon
16
Gemetosit
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi
salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara
ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol
jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri. Foraminifera,
kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina,
yang berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya jika
mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan
penggosok. Entamoeba coli yang hidup di usus manusia dan hewan yang berguna
untuk membusukkan sisa makanan dan membantu pembentukan vitamin K.
17
K. TEKNIK DAN SPESIMEN UNTUK IDENTIFIKASI PROTOZOA JARINGAN
Terdapat beberapa cara untuk diagnosis infeksi protozoa jaringan secara mikroskopis.
Diantaranya adalah
1. Melalui pemeriksaan mikroskopis Hampir sebagian besar parasit darah, traktus urinarius
dan genital dan jaringan lainnya dapat dideteksi secara mikroskopis dengan preparat yang
diwarnai dengan pewarnaan khusus maupun tidak baik secara langsung maupun
dengankosentrasi tertentu.
2. Melalui teknik kultur Hanya sebagian kecil infeksi parasit yang didiagnosis secara rutin
dengan teknik kultur.
3. Melalui imunodiagnosis Dengan semakin berkembangnya reagenyang lebih spesifik dan
sensitive, teknik imunodiagnostik menjadi semakin banyak digunakan unruk diagnosis
dan untuk penelitian control penyakit parasit.
Berikut beberapa spesimen yang digunakan untuk identifikasi parasit protozoa yang
menginfestasi jaringan tubuh manusia.
18
-Aspirat hati -L. Donovani -Amastigot -
19
DAFTAR PUSTAKA
1. S. Wulandari. Mengenal Protozoa. Semarang; PT Sindur Press; 2010. Hal 2-9.
2. Bariam Ideham. Penuntun Praktis Parasitologi Kedokteran Edisi 2.
Surabaya;Pusat Penerbitan dan percetakan Unair (AUP );2009. Hal 9-18
3. Fakultas Kedokteranuniversitas Syiah Kuala. Protozoa Jaringan. Penuntun
Praktikum;2016. Hal 19-20
20