Anda di halaman 1dari 11

E-GOVERNMENT DAN PELAYANAN PUBLIK

(STUDI TENTANG ELEMEN SUKSES PENGEMBANGAN


E-GOVERNMENT DI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN)

Joko Tri Nugraha


Universitas Tidar
Jalan Kapten Suparman 39, Potrobangsan, Magelang
E-mail: jokotrinugraha@untidar.ac.id

Abstract: Since the enactment of Presidential Instruction No. 3 of 2003 on policies


and strategies for e-government development, the government is required to be able
to utilize the progress of information and communication technology through the
development of public services based on e-government. At the national level, many
local governments have initiatives to implement e-government. However, conditions
in the field found differences between regions for various reasons, such as the
limited budgetary factors, infrastructure and human resources. The developed e-
government simply indicates that policy compliance is not accompanied by quality
improvement. This research was conducted with the aim to map the key elements of
successful e-government development in Sleman District as well as identify
problems in the implementation of e-government so that the right solution can be
formulated. This research use descriptive qualitative method with informant from
28 web manager of OPD in Sleman regency, data analysis technique utilize flow
model analysis technique.

Keywords: e-government, public service, Sleman Regency

Abstrak: Sejak diberlakukannya Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang kebijakan


dan strategi pengembangan e-government, pemerintah dituntut harus mampu
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi melalui
pengembangan pelayanan publik berbasis e-government. Di tingkat nasional,
sudah banyak pemerintah daerah yang yang memiliki inisiatif untuk
mengimplementasikan e-government. Meski demikian, kondisi di lapangan
menemukan perbedaan yang terjadi antar daerah dengan berbagai alasan, seperti
faktor keterbatasan anggaran, infrastruktur dan sumber daya manusia yang
berbeda-beda. E-government yang dikembangkan hanya mengindikasikan sekedar
pemenuhan kebijakan tanpa disertai peningkatan kualitas. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan informan dari 28 pengelola web
OPD di Kabupaten Sleman, teknik analisis data mengugunakan teknik flow model
analysis.

Kata kunci: e-government, pelayanan publik, Kabupatan Sleman

32
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME 2, NOMOR 1, April 2018: 32-42

Pendahuluan panduan yang dikeluarkan pada tahun 2004


Perkembangan teknologi informasi meliputi: standar mutu dan jangkauan
dan komunikasi telah menawarkan solusi pelayanan serta pengembangan aplikasi (e-
untuk meningkatkan kinerja pelayanan services), kebijakan tentang kelembagaan,
publik yang lebih berbasis pada good otorisasi, informasi dan keikutsertaan
governance. Kesiapan sumber daya swasta dalam kebijakan penyelenggaraan
manusia, regulasi, anggaran dana, sarana pemerintahan yang baik dan manajemen
dan prasarana adalah hal mutlak yang harus perubahan, panduan pelaksanaan proyek
disediakan dalam penyelenggaraan e- dan penganggaran e-government, blueprint
government. aplikasi e-government pusat dan daerah.
Salah satu tujuan implementasi e- Kemudian pada tahun 2006, pemerintah
government adalah agar lembaga membentuk Dewan Teknologi Informasi
pemerintah mampu menyediakan dan Komunikasi Nasional (Detiknas)
pelayanan publik yang lebih baik. Dalam melalui Keppres No. 20 tahun 2006 yang
kaitan ini dibutuhkan komitmen yang kuat salah satu tugasnya untuk mempercepat
dari pemerintah untuk merintis dan pelaksanaan e-government.
memulai hal yang baru dalam birokrasi. Wajah pelayanan publik saat ini
Pemanfaatan e-government bagi birokrasi sudah lebih baik. Akhir-akhir ini upaya
diharapkan dapat menjadi alternatif bagi pengembangan e-government sedang giat-
reformasi birokrasi menuju pelayanan yang giatnya dilakukan kalangan birokrasi
lebih baik. publik. Kecenderungan birokrasi publik
Untuk mendukung keberhasilan seperti kementerian, lembaga pemerintah
implementasi e-government, maka non kementerian, pemerintah daerah
pemerintah pada tahun 2003 telah provinsi, kota dan kabupaten menerapkan
mengeluarkan beberapa panduan, antara e-government dalam sistem tata
lain Panduan Pembangunan Infrastruktur pemerintahan patut diperhatikan dan
Portal Daerah, Pembangunan Manajemen menarik untuk dikaji.
Sistem Dokumen Elektronik Pemerintah, Berkaitan dengan diberlakukannya
Panduan Penyusunan Rencana e- otonomi daerah, maka isu yang menarik
government Lembaga, Pedoman adalah bagaimana tugas-tugas yang telah
Penyelenggaraan Diklat ICT dalam diserahkan pusat ke daerah dapat berjalan
menunjang e-government, Pedoman tentang dengan baik. Untuk melaksanakan tugas
Penyelenggaran Situs Web Pemerintah dengan baik khususnya pada sektor
Daerah. Kemudian dilengkapi dengan pelayanan, e-government nampaknya bisa
33
Joko Tri Nugraha, E-Government dan Pelayanan Publik...

dijadikan alternatif. Pembentukan Kantor hanya memberikan informasi kepada


Pengelolaan Data Elektronik (PDE) atau stakeholders dan belum mencapai
Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi hubungan yang interaktif antara pemerintah
dan Informatika menunjukkan komitmen sebagai pelayan dan masyarakat sebagai
Pemerintah Kabupaten Sleman untuk pihak yang dilayani. Bentuk layanan yang
mempercepat proses penerapan teknologi diselenggarakan oleh Pemerintah
informasi dalam pelayanan publik. Kabupaten Sleman berupa situs web yang
Meski demikian, pemanfaatan hanya menampilkan informasi satu arah
teknologi informasi dan komunikasi di dari pemerintah kepada masyarakat atau
Kabupaten Sleman baru sebatas tahap awal bisnis. Dengan demikian, aplikasi
pengembangan e-government, yaitu tahap pelayanan berbasis e-government kepada
persiapan. Pada dasarnya ada empat tahap masyarakat selama ini, masih terdapat
pengembangan e-government, yakni: (1) banyak hal yang perlu dipersiapkan.
Tahap persiapan; (2) Tahap penerapan; (3) Pada titik inilah teknologi yang
Tahap pematangan dan; (4) Tahap diciptakan untuk mempermudah dan
pemantapan. memperbaiki kualitas kehidupan manusia
Dalam perkembangannya, sebagian menunjukkan peranannya. Pada dasarnya
besar tahap pengembangan aplikasi e- mayoritas bentuk pelayanan pemerintah
government yang ada pada saat ini masih kepada masyarakatnya adalah hal-hal yang
berfokus pada penyediaan website dan berkaitan dengan pengumpulan,
layanan informasi saja. Sehingga jika suatu pengolahan dan penyediaan berbagai data,
pemerintah daerah telah memiliki website, informasi, pengetahuan maupun kebijakan
muncul anggapan telah menerapkan beserta penyebarannya ke seluruh anggota
aplikasi e-government. Padahal konsep e- masyarakat yang membutuhkan, maka
government, tidak saja menampilkan teknologi yang paling cocok untuk
informasi pemerintah melalui layanan diterapkan adalah teknologi informasi.
website saja, melainkan terjadinya Berdasarkan data-data di atas, penelitian ini
transformasi hubungan antara pemerintah bertujuan untuk melihat bagaimana cara
dengan seluruh stakeholder yang semula Pemerintah Kabupaten Sleman dalam
menggunakan media konvensional beralih mengembangkan e-government dalam
menggunakan teknologi informasi. pelayanan publik serta endala apa saja yang
Selanjutnya terkait dengan tahap ditemui dalam mengembangkan pelayanan
persiapan e-government, di Kabupaten publik berbasis e-government di Kabupaten
Sleman sifatnya baru satu arah saja yakni Sleman.
34
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME 2, NOMOR 1, April 2018: 32-42

Organisasi di seluruh dunia harus penyampaian layanan (Forman, 2005).


melakukan inovasi strategi agar tidak Istilah e-government atau electronic
terlindas oleh pesaing. Selain itu, government merujuk pada penggunaan
melakukan inovasi strategi bisa teknologi informasi oleh organisasi
memperoleh keunggulan kompetitif pemerintahan agar organisasi tersebut
dibandingkan para pesaing (Friedman dan menjadi lebih efektif dan transparan.
George, 2010). Salah satu inovasi strategi Dengan e-government diharapkan
yang paling tepat untuk memperoleh pelayanan terhadap masyarakat dapat lebih
keunggulan kompetitif adalah dengan cara baik, efektivitas internal organisasi
penataan ulang organisasi, dengan pemerintahan semakin meningkat dan akses
melibatkan manfaat dari sistem informasi masyarakat terhadap informasi dalam
dan dan teknologi informasi terhadap lingkungan pemerintahan semakin mudah
proses yang ada dalam organisasi (Hammer (Kase, 2010).
dan Champy, 1993). Pengertian lain disampaikan oleh
Perkembangan sistem informasi dan Hartono (2010) e-government merupakan
teknologi informasi yang sangat pesat pada suatu proses sistem pemerintahan dengan
saat ini, telah dianggap juga sebagai memanfaatkan ICT (Information,
sumber daya yang sangat penting bagi Communication and Technology) sebagai
organisasi, baik organisasi pemerintah alat untuk memberikan kemudahan proses
maupun organisasi swasta saat ini komunikasi dan transaksi kepada warga
(Hammer dan Champy, 1993). Sistem masyarakat, organisasi bisnis dan lembaga
informasi dan teknologi informasi, tidak pemerintah serta stafnya. Sehingga dapat
hanya berperan sebagai suatu dukungan dicapai efisiensi, efektivitas, transparansi
semata, namun juga telah berperan sebagai dan pertanggungjawaban pemerintah
key operational, high potential, peran kepada warganya. Dengan konsep
strategis dan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan menyangkut hubungan
mendukung efektivitas, efisiensi dan Government to Government (G2G),
produktivitas dalam sebuah organisasi Government to Business (G2B) dan
(Wheelan dan Hunger, 2004). Government to Citizens (G2C).
E-government secara umum dapat Sedangkan menurut Hole (2011)
didefinisikan sebagai penggunaan teknologi secara konseptual konsep dasar dari e-
digital untuk mentransformasikan kegiatan government sebenarnya adalah bagaimana
pemerintah, yang bertujuan untuk memberikan pelayanan melalui elektronik
meningkatkan efektivitas, efisiensi dan (e-services), seperti melalui internet,
35
Joko Tri Nugraha, E-Government dan Pelayanan Publik...

jaringan telepon seluler dan komputer serta memiliki fasilitas interaksi juga dilengkapi
multimedia. Melalui pengembangan e- fasilitas transaksi pelayanan publik dari
government ini dilakukan pula penataan pemerintah; (4) Transformasi, yaitu dalam
sistem manajemen informasi dan proses hal ini pelayanan pemerintah meningkat
pelayanan publik dan mengoptimalkan secara terintegrasi (Gupta, 2004).
pemanfaatan teknologi komunikasi dan Sementara, menurut hasil kajian
informasi. dari Harvard JFK School of Government,
Untuk mengembangkan e- untuk menerapkan konsep-konsep
government ada empat fase yang diusulkan digitalisasi pada sektor publik, terdapat tiga
oleh World Bank (2002), yakni Presence elemen sukses yang harus dimiliki dan
(kehadiran), Interaction (interaksi), diperhatikan sungguh-sungguh. Masing-
Transaction (transaksi) dan Transformation masing elemen sukses tersebut adalah
(transformasi). Model yang sama support, capacity dan value (Indrajit,
dikemukakan oleh Gartner Research 2002).
(Gupta, 2004), mengajukan model The Pertama, support. Tanpa adanya
Value Chain of E-Service, yang unsur political will ini, mustahil berbagai
menetapkan empat tahap yang secara inisiatif pembangunan dan pengembangan
khusus dikembangkan dalam konteks e- e-government dapat berjalan mulus. Karena
governance. budaya birokrasi cenderung bekerja
Keempat fase pengembangan berdasarkan model manajemen top down,
tersebut jika dikontekskan untuk maka jelas dukungan implementasi
pengembangan situs web e-government di program e-government yang efektif harus
Indonesia, meliputi: (1) Kehadiran, yaitu dimulai dari para pimpinan pemerintahan
memunculkan situs web daerah di internet. yang berada pada level tertinggi. Yang
Dalam tahap ini, informasi dasar yang dimaksud dengan dukungan di sini juga
dibutuhkan masyarakat ditampilkan dalam bukanlah hanya pada omongan semata,
situs web pemerintah; (2) Interaksi, yaitu namun lebih jauh lagi dukungan yang
web daerah yang menyediakan fasilitas diharapkan adalah dalam bentuk hal-hal
interaksi antara masyarakat dan pemerintah sebagai berikut:
daerah. Dalam tahap ini, informasi yang 1. Disepakatinya kerangka e-
ditampilkan lebih bervariasi seperti fasilitas government sebagai salah satu kunci sukses
download dan komunikasi email dalam negara atau pemda dalam mencapai visi
situs web pemerintah; (3) Transaksi, yaitu dan misi bangsa atau daerahnya sehingga
web pemerintah daerah yang selain harus diperhatikan prioritas tinggi
36
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME 2, NOMOR 1, April 2018: 32-42

sebagaimana kunci-kunci sukses lain keberhasilan penerapan konsep e-


diperlukan. government.
2. Dialokasikannya sejumlah sumber 3. Ketersediaan sumber daya manusia
daya (manusia, finansial, tenaga, waktu, yang memiliki kompetensi dan keahlian
informasi dan lain-lain) di setiap tataran yang dibutuhkan agar penerapan e-
pemerintahan untuk membangun konsep ini government dapat sesuai dengan asas
dengan semangat lintas sektoral. manfaat yang diharapkan.
3. Dibangunnya berbagai infrastruktur Perlu diperhatikan di sini bahwa ketiadaan
dan superstruktur pendukung pencipta satu atau lebih elemen prasyarat tersebut
lingkungan kondusif untuk janganlah dijadikan alasan tertundanya
mengembangkan e-government (seperti sebuah pemerintah tertentu dalam usahanya
adanya regulasi yang jelas). untuk menerapkan e-government, terlebih-
4. Disosialisasikannya konsep e- lebih karena banyaknya fasilitas dan
government secara merata, kontinyu, sumber daya krusial yang berada di luar
konsisten dan menyeluruh kepada seluruh jangkauan (wilayah kontrol) pemerintah.
kalangan birokrat secara khusus dan Justru pemerintah harus mencari cara yang
masyarakat secara umum melalui berbagai efektif agar dalam waktu cepat dapat
cara kampanye yang simpatik. memiliki ketiga prasyarat tersebut,
Kedua, capacity. Maksud elemen misalnya melalui usaha-usaha kerja sama
kedua ini adalah adanya unsur kemampuan dengan swasta, bermitra terbaik dari sektor
atau keberdayaan dari pemerintah setempat non publik, mengalihdayakan (kontrak
dalam mewujudkan impian e-government outsourcing) berbagai teknologi yang tidak
terkait dengan menjadi kenyataan. Ada tiga dimiliki dan lain sebagainya.
hal minimum yang harus dimiliki oleh Ketiga, value. Elemen pertama dan
pemerintah sehubungan dengan elemen ini, kedua merupakan dua buah aspek yang
yakni: dilihat dari sisi pemerintah selaku pihak
1. Ketersediaan sumber daya yang pemberi jasa (supply side). Berbagai
cukup untuk melaksanakan berbagai inisiatif e-government tidak akan berguna
inisiatif e-government, terutama yang jika tidak ada pihak yang merasa
berkaitan dengan sumber daya finansial. diuntungkan dengan adanya impelementasi
2. Ketersediaan infrastruktur teknologi konsep tersebut dan dalam hal ini, yang
informasi yang memadai karena fasilitas ini menentukan besar tidaknya manfaat yang
merupakan 50 persen dari kunci diperoleh dengan adanya e-government
bukanlah kalangan pemerintah sendiri,
37
Joko Tri Nugraha, E-Government dan Pelayanan Publik...

melainkan masyarakat dan mereka yang sekunder catatan-catatan yang diperoleh di


berkepentingan. Untuk itulah, maka lapangan. Metode pengumpulan data
pemerintah harus benar-benar teliti dalam menggunakan wawancara, observasi dan
memilih prioritas jenis aplikasi e- dokumentasi. Analisis data menggunakan
government apa saja yang harus teknik flow model analysis dari Miles and
didahulukan pembangunannya agar benar- Huberman (1992).
benar memberikan manfaat (value) yang
secara signifikan dirasakan oleh Hasil dan Pembahasan
masyarakatnya. Salah dalam mengerti apa Menurut hasil kajian dari Harvard
yang dibutuhkan masyarakat justru akan JFK School of Government, untuk
mendatangkan bumerang bagi pemerintah menerapkan konsep-konsep digitalisasi
yang akan mempersulit meneruskan usaha pada sektor publik, terdapat tiga elemen
mengembangkan konsep e-government. sukses yang harus dimiliki dan diperhatikan
Perpaduan antara ketiga elemen terpenting sungguh-sungguh, yaitu support, capacity
di atas akan membentuk sebuah pusat dan value. Support merupakan elemen
syaraf jaringan e-government yang akan pertama dan yang paling krusial yang harus
merupakan kunci sukses utama penjamin dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten
keberhasilan. Sleman, yaitu keinginan dari berbagai
kalangan pejabat publik dan politik untuk
Metode Penelitian benar-benar menerapkan e-government.
Metode penelitian yang digunakan Hasil temuan di lapangan menunjukkan
adalah metode kualitatif deskriptif. empat aspek yang me njadi kunci sukses
Penelitian ini dilakukan pada obyek pengembangan e-government, antara lain:
alamiah di mana kehadiran peneliti tidak 1. Kesepakan bersama untuk
mempengaruhi dinamika pada obyek menerapkan e-government. Pemahaman
tersebut, tetapi dengan menganalisis, informan mengenai konsep e-government
memotret dan mengkonstruksi situasi sosial sudah cukup baik. Mereka meyakini bahwa
yang diteliti menjadi lebih jelas dan penerapan e-government dalam pelayanan
bermakna (Sugiyono, 2012). Informan publik akan menjadi lebih efektif dan
dalam penelitian ini adalah web admin 28 efisien. Tantangan bagi Pemerintah
orang di masing-masing OPD. Sumber data Kabupaten Sleman selaku pihak yang
yang digunakan terdiri dari sumber data memiliki inisiatif mengimplementasikan e-
primer berupa wawancara mendalam dan government ialah harus tetap dapat
observasi lapangan serta sumber data meyakinkan mereka yang tidak bisa atau
38
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME 2, NOMOR 1, April 2018: 32-42

tidak berminat untuk mempergunakan menjadi layanan yang responsif dari hari ke
berbagai fasilitas teknologi informasi. hari. Masyarakat tidak perlu tahu apa yang
2. Dialokasikannya berbagai sumber terjadi di belakang semua itu (back office),
daya (manusia, finansial, tenaga, waktu, namun yang perlu mereka ketahui adalah
informasi). Kesungguhan Pemerintah kinerja pemerintah terlihat meningkat dan
Kabupaten Sleman dalam mengembangkan hal ini terjadi sejak program e-government
e-government dapat dilihat dari beberapa di Pemkab Sleman dicanangkan.
fitur layanan yang sudah mulai Elemen yang kedua adalah capacity,
dikembangkan berbasis digital, meski yakni adanya unsur kemampuan atau
belum menjangkau semua pelayanan. keberdayaan dari Pemerintah Kabupaten
Keterbatasan SDM dengan background IT Sleman dalam mewujudkan e-government
disiasati pihak Pemkab dengan melakukan dalam pelayanan publik menjadi kenyataan.
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan Hasil kajian di lapangan menemukan empat
literacy para pegawainya. aspek yang harus dimiliki oleh Pemerintah
3. Dibangunnya berbagai infrastruktur Kabupaten Sleman, antara lain:
dan superstruktur pendukung agar tercipta 1. Ketersediaan sumber daya yang
lingkungan yang kondusif untuk cukup untuk melaksanakan berbagai
mengembangkan e-government. Hasil inisiatif e-government. Ketersediaan
wawancara di lapangan meski tidak secara sumber daya dalam penerapan e-
khusus dianggarkan di masing-masing government ini menjadi tantangan bagi
OPD, tetapi ada kemauan dari pimpinan Pemkab Sleman. Keterbatasan dana
OPD untuk memasukkan anggaran menyebabkan anggaran untuk
pengembangan IT dan pemeliharaan pengembangan e-government tidak
maintenance. Pengembangan infrastruktur dialokasikan khusus. Perlu diperhatikan
dilakukan bekerjasama dengan pihak dalam aspek ini ialah pertemuan khusus
ketiga. untuk membahas kemajuan program e-
4. Disosialisasikannya konsep e- government. Pertemuan ini merupakan hal
government secara merata, konsisten dan yang mutlak dilakukan karena hampir
menyeluruh. Hasil di lapangan semua pelayanan pemerintah melalui e-
menunjukkan informan menyatakan setuju government memerlukan koordinasi lintas
Pemkab Sleman telah mensosialisasikan sektoral, sehingga tanpa adanya
penerapan e-government dalam pelayanan pembicaraan antar mereka yang berwenang,
publik. Ada usaha nyata dari pemkab untuk mustahil akan diperoleh kualitas pelayanan
merubah layanan yang konvensional yang diinginkan.
39
Joko Tri Nugraha, E-Government dan Pelayanan Publik...

2. Ketersediaan infrastruktur teknologi pengembangan e-government dalam


yang memadai. Hasil wawancara di pelayanan publik dapat dialihdayakan
lapangan menunjukkan adanya infrastruktur (outsource) ke pihak lain. Hal-hal kritikal
teknologi yang mendukung penerapan e- (inti atau core) yang harus tetap berada di
government, yang terdiri dari perangkat bawah kendali pemerintah hendaknya tidak
keras dan perangkat lunak di setiap OPD. dijadikan domain aliansi. Sementara yang
Penyediaan infrastruktur pendukung e- bersifat pendukung (necessity atau
government juga harus jelas sesuai dengan supporting) dapat dijadikan sebagai contoh
kebijakan nasional dan dilaksanakan secara domain e-government yang dapat di-
konsisten sesuai dengan masterplan yang outsource.
telah disetujui. Ketersediaan dan Elemen ketiga adalah value, artinya
pengembangan infrastruktur ini merupakan berbagai inisiatif e-government tidak akan
suatu strategi transformasi yang jelas dapat ada gunanya jika tidak ada pihak yang
dilihat oleh masyarakat, dunia usaha dan merasa diuntungkan dengan adanya
pihak-pihak lain yang bekerjasama dengan implementasi konsep tersebut dan dalam
pemerintah pun akan merasa aman karena hal ini, yang menentukan besar tidaknya
adanya kepastian sehingga mereka tidak manfaat yang diperoleh dengan adanya e-
ragu-ragu untuk berpartisipasi dan government bukanlah kalangan pemerintah
menanamkan investasinya di sektor publik. sendiri, melainkan masyarakat dan
3. Ketersediaan sumber daya manusia merekalah yang berkepentingan
yang memiliki kompetensi dan keahlian (demandside). Hasil wawancara dengan
yang dibutuhkan dalam penerapan e- informan menunjukkan sebagian besar
government. Ketersediaan sumber daya menyatakan penerapan teknologi informasi
manusia yang menguasai teknologi dalam pelayanan publik akan lebih
informasi masih menjadi tantangan bagi memudahkan masyarakat. Mereka juga
Pemerintah Kabupaten Sleman dalam berpendapat perlunya peningkatan literacy
menerapkan e-government. Fakta di pengelola e-government.
lapangan banyak pegawai senior yang Sosialisasi penggunaan e-
hampir memasuki pensiun beberapa sama government yang paling baik dan efektif
sekali tidak bisa mengoperasikan komputer. adalah dari mulut ke mulut, dalam arti
Ada kebijakan dari Pemkab Sleman untuk bahwa pengalaman sukses seseorang
menggunakan tenaga alih daya. Meski berinteraksi melalui pemerintah melalui
demikian, yang harus diperhatikan tidak fasilitas teknologi informasi merupakan hal
semua hal yang berkaitan dengan yang sangat berharga. Konsep e-
40
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME 2, NOMOR 1, April 2018: 32-42

government tidak hanya berarti adanya termasuk menyiapkan penganggarannya.


perubahan kinerja yang baik dari kalangan Terkait dengan rendahnya literacy
pemerintah kepada rakyatnya, namun lebih pegawai perlu direncanakan diklat IT
jauh berarti adanya transformasi pendekatan yang berkesinambungan dan kedepannya
penyelenggaraan sebuah pemerintahan yang pihak Pemkab Sleman harus
awalnya berpusat pada pemerintah merencanakan merekrut pegawai yang
(eksekutif) menuju kepada yang berpusat berlatar belakang pendidikan teknologi
masyarakat (demokrasi). informasi.

Simpulan Daftar Pustaka


Cepat lambatnya evolusi sebuah Forman, M. (2005). Using IT to Transform
pemerintahan dari knowledge society the Effectiveness and Efficiency of
menuju e-government sangat tergantung Government. Journal E-Government
dari seberapa peka pemerintah dan and Information Technology, Pg. 27.
masyarakatnya dalam membaca tanda- Friedman dan Goerge. (2010). The Next
tanda zaman (tren atau kecenderungan). 100 Years: A Forecast for the 21st
Dukungan penerapan e-government dalam Century, Blank Inc.
pelayanan publik sudah diberikan Pemkab Gupta, M.P. (2004). Toward E-
Sleman meski belum optimal, hal ini Government: Management
karena belum ada payung hukum yang Chalenges, New Delhi, McGraw Hill
mengatur secara khusus di samping Publishing Company.
alokasi anggaran yang berbeda-beda di Hammer, M. dan Champy, J. (1993).
setiap OPD. Pada sisi kemampuan, secara Reengineering The Corporation,
umum tingkat literacy pegawai Pemkab Nicholas Brealy Publishing Ltd.
Sleman masih rendah terutama para Hartono, D.U. dan Mulyanto, E. (2010).
pegawai senior. Sementara pada sisi nilai, Electronic Government
para pengelola e-government di Pemkab Pemberdayaan Pemerintahan dan
Sleman sudah memahami manfaat dan Potensi Desa Berbasis Web. Jurnal
pentingnya aplikasi teknologi informasi Teknologi Informasi (6) 1.
dalam pelayanan publik. Indrajit, Richardus Eko. (2002). Electronic
Agar pelasanaan e-government berjalan Government, Strategi Pembangunan
maksimal maka perlu dibuat payung dan Pengembangan Sistem Pelayanan
hukum yang jelas dan membuat grand Publik Berbasis Teknologi Digital,
design pengembangan e-government Andi Offset, Yogyakarta.
41
Joko Tri Nugraha, E-Government dan Pelayanan Publik...

Kase, J. (2010). Perencanaan Strategis


Sistem Informasi (SI) Pada
Pemerintah Kabupaten Timor Tengah
Selatan. Tesis, Universitas Gadjah
Mada.
Miles, Matthew B dan A. Michael
Huberman. (1992). Analisis Data
Kualitatif (Buku Sumber Tentang
Metode-Metode Baru), UI Press,
Jakarta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods),
Alfabeta, Bandung.
World Bank. (2002). New Economy Sector
Study, Electronic Government and
Governance: Lesson for Argentina.
Wheelan, T.L. dan Hunger, J.D. (2004).
Strategic Management and Business
Policy, Prentice Hall.

42

Anda mungkin juga menyukai