Oleh Kelompok 3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena atas berkat dan
tuntunannya sehingga makalah yang berjudul “Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap Tiga” ini bisa diselesaikan dengan baik.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dosen yang telah
memberikan tugas untuk membuat makalah ini, serta kepada siapa saja yang telah
terlibat dalam proses penulisannya, terlebih kepada teman–teman sekelas yang
telah memotivasi penulis sehingga makalah ini bisa diselesaikan.
Sebagai manusia yang tidak lepas dari keterbatasan kemampuan, dibarengi
dengan berbagai kesulitan dan hambatan, maka penulis menyadari bahwa makalah
ini tidak terhindar dari berbagai macam kekurangan.
Penyunsun
II
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga
merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga,
memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang lain
yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan
budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama. Keluarga memiliki
keterkaitan yang erat dengan kesehatan setiap anggotanya (Jhonson dan
Leny, 2010).
Kesehatan merupakan kunci utama dalam melakukan berbagai kegiatan.
Kesehatan yang terganggu, akan menghambat setiap orang dalam
beraktivitas. Pemerintah berlomba-lomba mencanangkan berbagai program
guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Program tersebut dapat
berhasil berkat kerjasama lintas sektor. Salah satunya adalah sektor
kesehatan. Dalam ranah kesehatan, peran dokter, perawat dan tenaga
kesehatan lain tentu menjadi kunci utama. Perawat dituntut terampil dalam
memberikan asuhan keperawatan pada keluarga sehingga program dapat
berjalan dengan baik (Setiadi, 2008).
2
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas dari
3
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Konsep Dasar Keluarga
II.1.1 DEFINISI
pelindung kelurga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan kelurga. Selain
1. Fungsi afektif
Berhubungan dengan fungsi internal kelurga yang merupakan
4
kebutuhan psikososial. Anggota keluarga yang mengembangkan gambaran
diri yang positif, peran dijalankan dengan baik, dan penuh rasa kasih
sayang.
2. Fungsi sosialisas
Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
3. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
4. Fungsi ekonomi
Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan,
individu.
5
II.1.3 TIPE KELUARGA
6
d) Niddle age / aging coupleSuami sebagai pencari uang, istri dirumah /
kedua-duanya bekerja di rumah,anak-anak sudah meninggalkan
rumah karena sekolah / perkawinan / menitikarier.
e) Dyadic nuclearSuami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai
anak, keduanya / salahsatu bekerja diluar rumah.
f) Single parentSatu orang tua sebagai akibat perceraian / kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah / di luar
rumah.
g) Dual carrierSuami istri / keduanya orang karier dan tanpa anak.
h) Commuter marriedSuami istri / keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu,keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
i) Singgle adultWanita / pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginanuntuk kawin
j) Three generationTiga generasi atau lebih tinggal dalam satu
rumah.k.InstitusionalAnak-anak / orang dewasa yang tinggal dalam
suatu panti.
k) ComunalSatu rumah terdiri dari dua / lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknyadan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
l) Group marriageSatu perumahan terdiri dari orang tua dan
keturunananya di dalam satukesatuan keluarga dan tiap individu
adalah kawin dengan yang lain dan semuaadalah orang tua dari anak-
anak.
m) Unmarried parent and childIbu dan anak dimana perkawinan tidak
dikehendaki, anaknya diadopsi.
n) Cohibing coupleDua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama
tanpakawin
7
II.1.4 STRUKTUR DAN FUNGSI KELUARGA
8
II.1.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERKEMBANGANYA
KEPERAWATAN KELUARGA
9
Tujuan khusunya adalah meningkatkan
pengetahuan,kesadaran,dan kemapuan keluarga dalam hal :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
2. Mengambil keputusan tentang siapa / ke mana dan
bagaimana pemecahan masalah tersebut.
3. Meningkatkan mutu kesehatan keluarga (promosi
kesehatan)
4. Mencegah terjadinya penyakit atau timbulnya masalah
kesehatan pada keluarga.
5. Melaksanakan usaha penyembuhan atau pemecahan
masalah kesehatan keluarga melalui asuhan keperawatan
dirumah.
6. Melaksanakan usaha rehabilitasi penderita melalui asuhan
keperawatan dirumah
7. Membantu tenaga professional kesehatan atau keperawatan
dalam penanggualangan penyakit atau masalah kesehatan
mereka dirumah,rujukan kesehatan,dan rujukan medik.
10
II.2 KONSEP DASAR KELUARGA TAHAP TIGA ANAK PRASEKOLAH
II.2.1 DEFINISI
Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara nol sampai
enam tahun. Mereka biasanya mengikuti program preschool. Di Indonesia
untuk usia 4 – 6 tahun biasanya mengikuti program taman kanak – kanak.
11
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan
dalam hubungan sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan diri terhadap norma – norma kelompok,
moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi
oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak
dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma –
norma kehidupan masyarakat. Usia pra sekolah memberi
kesempatan luas kepada anak untuk mengembangkan keterampilan
sosialnya. Di usia inilah ia mulai melihat dunia lain di luar dunia
rumah bersama ayah ibu. Kemampuan bersosialisasi harus terus
terasah. Sebab, seberapa jauh anak bisa meniti kesuksesannya,
amat ditentukan oleh banyaknya relasi yang sudah dijalin.
Banyaknya teman juga membuat anak tidak gampang stres karena
ia bisa lebih leluasa memutuskan kepada siapa akan curhat.
3) Ciri Emosional Anak Usia Pra Sekolah
Anak cenderung menekspresikan emosinya dengan bebas
dan terluka. Sikap sering marah dan hati sering diperlihatkan.
Salah satu tolak ukur kepribadian yang baik adalah kematangan
emosi. Semakin matang emosi seseorang, akan kian stabil pula
kepribadiaanya. Untuk anak usia pra sekolah, kemampuan
mengekspresikan diri bisa dimulai dengan mengajari anak
mengungkapkan emosinya. Jadi, anak pra sekolah dapat diajarkan
bersikap asertif, yaitu sikap untuk menjaga hak – haknya tanpa
harus merugikan orang lain. Saat mainanya direbut, kondisikan
agar anak melakukan pembelaan. Entah dengan ucapan, semisal,
“itu mainan saya, ayo kembalikan”, atau dengan mengambil
kembali mainan tersebut tanpa membahayakan siapa pun.
Ciri emosional anak pra sekolah :
a) Anak TK cenderung mengekpresikan emosinya dengan
bebas dan terbuka, sikap marah sering diperlihatkan oleh
anak pada usia tersebut.
12
b) Iri hati pada anak pra sekolah sering terjadi, mereka
seringkali memperebutkan perhatian.
13
sederhana ( mi merupakan usia puncak untuk pertanyaan '
mengapa' )
sebagai ' inisiatif melawan rasa bersalah ' ( initiative versus guilt ).
Pada usia mi, anak secara normal telah menguasai rasa otonomi
14
tahun. Pada fase mi, kesadaran timbul dan penekanannya pasa
kontrol eksternal. Standar moral anak berada pada orang lain dan ia
mendapatkan ganjaran.
15
II.3 TUGAS PERKEMBANGAN USIA PRASEKOLAH
Periode ini berasal sejak anak dapat bergerak sambil berdiri sampai
kebahagiaan hidupnya .
16
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang
tepat
membaca,menulis,dan berhitung
tingkatan nilai
17
Tabel 1-2. Tugas perkembangan keluarga sesuai tahap
perkembangan (Lanjutan)
18
II.4 MASALAH-MASALAH PADA TAHAP TIGA
1. Masalah kesehatan
2. Hubungan keluarga
diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat olah
3. Bahaya fisik
4. Kecelakaan
5. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia
6. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu
jempol.
7. Gangguan tidur
19
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak
pada umur 3-4 tahun. Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah
sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih
anak.
20
II.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN MASALAH TAHAP TIGA
muncul diantaranya :
b. Resiko Cidera
c. Resiko Trauma
d. Resiko Keracunan
e. Resiko Infeksi
Penatalaksanaan Rumah
l. Isolasi Sosial
21
II.6 INTERVENSI
dengan diagnosa yang telah diperoleh dari hasil pengkajian dan analisa
data, serta sesuai dengan tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan oleh
ada indikasi
kesehatan
22
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Salam.