FARMAKOGNOSI
OLEH :
KELOMPOK 1
STIFA C
LABORATORIUM BIOLOGI
MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
2 Jahe 1
1. Butir amilum
(Zingiber
officinale)
(Curcuma
domestica Val.)
4 Lengkuas 1
1. Berkas
(Galange pengangkut
rhizoma)
(1)
2. Penambahan H2SO4
encer menghasilkan warna
kuning pekat
(2)
2 Jahe 1. Penambahan H2SO4
(Zingiber
pekat menghasilkan warna
officinale)
hitam pekat.
(1)
2. Penambahan H2SO4
encer menghasilkan warna
kuning.
(2)
3 Kunyit 1. Penambahan H2SO4
(Curcuma
pekat menghasilkan warna
domestica Val.)
merah kehitaman.
(1)
2. Penambahan H2SO4
encer menghasilkan warna
orange terang.
(2)
4 Lengkuas 1. Penambahan H2SO4
(Galange
pekat menghasilkan warna
rhizoma)
coklat kehitaman.
(1)
2. Penambahan H2SO4
encer menghasilkan warna
kuning.
(2)
5 Sereh 1. Penambahan H2SO4
(Cymbopogon
pekat menghasilkan warna
citratus (DC.)
Stapf) coklat kehitaman.
(1)
2. Penambahan H2SO4
encer menghasilkan warna
kuning
(2)
IV.2 Pembahasan
Serbuk simplisia adalah simplisia yang telah digerus terlebih
dahulu, sampai derajat kehalusan tertentu. Untuk mengetahui kebenaran
dan mutu simplisia, maka dilakukan analisis ynag meliputi analisis
kuantitatif dan kualitatif. Pengujian mikroskopik termasuk dalam analisis
kuantitatif. Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop
yang derajat pembesarannya disesuaikan dengan keperluan.
Percobaan kali ini dilakukan identifikasi simplisia secara
mikroskopik pada sampel rimpang lengkuas (Alpinia galanga).
Pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi
jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi larutan kloralhidrat kemudian
difiksasi di atas lampu spiritus (jangan sampai mendidih). Kemudian
pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 40.
Kloralhidrat digunakan pada percobaan ini untuk menjernihkan preparat
sehingga dapat melarutkan berbagai zat lain yang tidak diperlukan pada
pemeriksaan simplisia pada mikroskop dan memudahkan agar terlihat
lebih jelas jaringan atau sel yang ada pada simplisia yang sedang diamati.
Selain kloralhidrat dilakukan juga pengamatan serbuk dalam air.
Hasil yang didapatkan pada percobaan ini sesuai dengan
literatur. Faktor kesalahan pada pemeriksaan mikroskopis adalah pada
saat pemanasan, terkadang kloralhidrat pada objek gelas terlalu panas
atau sampai mendidih, sehingga pada saat diamati dibawah mikroskop,
objek menjadi tidak jelas. hasil yang diperoleh pada saat diamati dibawah
mikroskop tidak terlalu kelihatan dengan jelas.
Pada pengamatan secara kualitatif didapatkan bahwa sampel
rimpang lengkuas (Alpinia galanga), dengan penambahan 2-3 tetes asam
sulfat (H2SO4) pekat, pekat terjadi perubahan warna menjadi (+) hitam.
Pada penambahan asam sulfat encer terjadi perubahan warna menjadi
(+) kuning pucat. Asam sulfat merupakan pereaksi yang digunakan untuk
mengidentifikasi kandungan kimia dalam serbuk simplisia rimpang
lengkuas (Alpinia galanga).
Percobaan kali ini dilakukan identifikasi simplisia secara
mikroskopik pada sampel rimpang jahe (Zingiber officinale). Pemeriksaan
secara mikroskop dengan cara sampel diambil secukupnya kemudian di
tetesi dengan kloralhidrat lalu di fiksasi, setalah itu di lakukan pengamatan
dibawah mikroskop dengan perbesaran 40. Pada percobaan identifikasi
dengan penambahan asam sulfat pekat dan encer dapat di lihat
perubahan warna yang terjadi pada sampel tersebut, dimana dengan
penambahan asam sulfat pekat dapat berubah warna menjadi hitam dan
penambahan asam sulfat encer berubah warna menjadi kuning pucat.
Pada percoban iidentifikasi seara mikroskop dengan sampel sereh, di
amati di bawah mikroskop yang sebelumnya telah ditetesi kloralhidrat lalu
di fikasi dapat di lihat fargmen pengenalnya di bawah mikroskop kemudian
di bandingkan dengan literatur.menurut buku farmakope herbal indonesia
fragmen pengenal dari sereh sesuai dengan apa yang di amati. Dengan
uji identifikasi yang lain yaitu dengan penambahan asam sulfat pekat dan
encer dapat di lihat perubahan warnanya.