Anda di halaman 1dari 19

Penerimaan Penugasan &

Perencanaan Audit

Dosen Pengampu:
I Wayan Suarjana,SE.,M.M.,M.H.,CA.,CPA.,CTA.

1
Standar Audit 300 Perencanaan suatu audit
laporan keuangan (IAPI,2013). Perencanaan
suatu audit melibatkan penetapan strategi audit
secara keseluruhan untuk perikatan tersebut
dan pengembangan rencana audit.
Perencanaan yang baik mempunyai beberapa
manfaat antara lain membantu auditor untuk
memberikan perhatian yang tepat antara area
yang penting & mengidentifikasi serta
menyelesaikan masalah yang potensial secara
tepat waktu.
Standar pekerjaan lapangan pertama (IAPI),
2011:310.1) berbunyi sebagai berikut:

“Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya


dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya”.

Perencanaan & supervisi berlangsung terus


menerus selama audit, dan prosedur yang
berkaitan sering kali tumpang tindih (overlap).
Perencanaan audit meliputi pengembangan
strategi menyeluruh pelaksanaan & lingkup
audit yang diharapkan.
Menurut ISA 300-Planning an Audit of Financial
Statement dalam Hayes (2014:18.2)
Tujuan auditor adalah untuk merencanakan
auditnya agar bisa dilakukan secara efektif.
Auditor harus menetapkan strategi audit
menyeluruh yang scope, timing dan direction
dari audit, dan mengarahkan pengembangan
audit plan (perencanaan audit).
Tahapan Kegiatan Audit
Laporan Keuangan
1. Penerimaan penugasan 2. Perencanaan Audit
Audit
Tahap ini terkait dengan
Adalah mengambil keputusan penetapan strategi audit
untuk menerima (atau untuk pelaksanaan dan
menolak) suatu kesempatan penentuan lingkup audit.
menjadi auditor calon klien Tahap ini sangat penting
karena menentukan
keberhasilan penugasan audit.

5
Tahapan Kegiatan Audit
Laporan Keuangan
3. Pelaksanaan 4. Pelaporan Temuan
pengujian audit Pelaporan temuan
Melaksanakan pengujian berupa laporan standar
audit (pelaksanaan (dengan pendapat wajar
pekerjaan lapangan). tanpa pengecualian),
Tujuan tahap ini atau dapat juga
mendapatkan bukti audit menyimpang dari
tentang: laporan standar
 Efektivitas SPI
 Kewajaran LK

6
I. Langkah-langkah
Penerimaan Penugasan
Mengidentifikasi
Mengevaluasi Menetapkan
Keadaan-keadaan
Integritas Kompetensi untuk
Khusus & Risiko
Manajemen Melakukan Audit
Tidak Biasa

Menentukan
Mengevaluasi Kemampuan untuk Menyiapkan Surat
Independensi Bekerja dgn Cermat Penugasan
& Seksama

7
Evaluasi atas Integritas Manajemen
 Komunikasi dengan auditor terdahulu
(PSA No. 16: Komunikasi antara auditor
pendahulu dengan auditor pengganti, SA
315.02)
 Mengajukan pertanyaan pada pihak ke-3
(penasihat hukum klien, bankir, dll)
 Mereview pengalaman masa lalu dengan
klien (majalah, surat kabar, laporan klien
ke Bapepam)

8
Mengidentifikasi Keadaan-keadaan
Khusus & Risiko Tidak Biasa
 Mengidentifikasi pemakai laporan
keuangan auditanada permintaan
laporan tambahan
 Memperkirakan adanya persoalan hukum
dan stabilitas keuangan klienauditor
menghindari risiko litigasi
 Mengevaluasi auditabilitas perusahaan
klienada/tidak catatan keuangan

9
Menetapkan Kompetensi untuk
Melaksanakan Audit
 Penetapan tim audit, umumnya terdiri dari:
 1 partner, bertanggung jawab seluruh penugasan
 1 atau > manajer, bertanggung jawab untuk koordinasi
dan supervisi
 1 atau > senior, tangungjawab terhadap program audit
dan supervisi staf asisten
 Staf asisten yang mengerjakan prosedur audit yang
diperlukan
 Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan
penggunaan spesialis, misalnya: appraiser, insinyur
tambang, aktuaris, penasihat hukum, dll

10
Menilai Independensi
 Standar umum ke-2 standar auditing
 Mengevaluasi adakah hal-hal yang dapat
menganggu independensi auditor
terhadap klien.

11
Menentukan Kemampuan untuk
Melakukan Audit dgn Cermat & Seksama
 Saat penunjukkan
 Penjadwalan audit
 Penaksiran kebutuhan waktu
 Personil klien

12
Pembuatan Surat Penugasan
Isi
surat penugasan:
 Nama perusahaan & LK yg akan diperiksa
 Tujuan audit
 Audit berdasarkan standar audit
 Sifat, lingkup, & tanggung jawab audit
 Audit memiliki keterbatasan
 Tanggung jawab manajemen
 Manajemen memberikan representasi tertulis kepada
auditor
 Dasar perhitungan hr auditor
 Ketegasan kesepakatan dengan klien

13
II. Perencanaan Audit
 Standar pekerjaan lapangan 1:
pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-
baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dgn semestinya

14
Langkah-langkah
Perencanaan Audit
Mendapatkan Menetapkan
pemahaman Melaksanakan pertimbangan awal
ttg bisnis & bidang prosedur analistis ttg tingkat
usaha klien materialitas

Menetapkan
Mendapatkan
Mempertimbangkan strategi audit awal
pemahaman ttg
risiko audit utk asersi-asersi
struktur pengendalian
penting

15
Mendapatkan Pemahaman
tentang Bisnis Klien
 Mereview kertas kerja tahun lalu
 Mereview data industri & bisnis klien (review
ad/art, rapat notulen dewan direksi, dll)
 Melakukan peninjauan ke tempat operasi klien
 Mengajukan pertanyaan kepada manajemen
 Menentukan adanya hubungan istimewa
 Mempertimbangkan dampak dari pernyataan
akuntansi & auditing tertentu yg relevan

16
Melaksanakan Prosedur Analitis
 Tujuan prosedur analitis:
 Pd tahap perencanaan, utk membantu
auditor dlm merencanakan sifat, saat, dan
luas prosedur audit lainnya.
 Pd tahap pengujian, sbg pengujian substantif

17
Tahapan Prosedur Analitis dalam
Perencanaan Audit
 Mengidentifikasi perhitungan-perhitungan / perbandingan
yg akan dibuat (misal: perbandingan data absolut, analisis
vertikal, analisis rasio, analisis trend)
 Mengembangkan ekspektasi
 Melakukan perhitungan-perhitungan / perbandingan-
perbandingan
 Menganalisis data & mengidentifikasi perbedaan-
perbedaan yg signifikan
 Menyelidiki perbedaan signifikan yg tidak diharapkan
 Menentukan pengaruhnya terhadap perencanaan audit

18
TERIMAKASIH

Referensi:
1. Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan.
Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan
STIE YKPN
2. Soekrisno Agoes (2017). Auditing. Buku 1.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai