Anda di halaman 1dari 2

Sulfas atropin merupakan obat yang dapat menurunkan kontraksi otot polos.

Sulfasatropin
termasuk acethylcholine competitive inhibitor substance / obat antimuskarinik. Cara
kerjanya menghambat kerja asetilkolin pada organ efektorcholinergic tipe muskarinik.V .
KESIMPULAN Penambahan obat adrenalin menyebabkan tonus menjadi turun. Penambahan
obat pilokarpin menyebabkan tonus menjadi naik, tapi dalampercobaan kami
menghasilkan tonus tidak bisa ditentukan karena terjadikesalahan. Penambahan obat
sulfas atropin menyebabkan tonus menjadi turun. Satu frekuensi yaitu terdiri dari 1 bukit, dan 1
lembah. Amplitude diperoleh dari panjang dari bukit atau lembah yg terbentuk
darikontraksi otot polos lambung tersebut.lalu diubahnya ke millimeter

VI . DAFTAR PUSTAKA Guyton, Arthur C.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 17.AGC:


Jakarta kelas biologiku.blogspot e-
learning.gunadarma.ac.id/bab5_anatomi_sistem_saraf_perifer.pdf sloane, ethel. Anatomi dan
fisiologi untuk pemula, 2003, jakarta;EGC Guyton , John E hall. 2007. “Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran”. Jakarta:EGC Rumpis, Agus Sunarko. 2008. “Fisiologi Latihan”. FIK UNY,
Jogjakarta

12

/ 14

Dalam keadaan normal, di mana lambung katak direndam di dalam larutan thyrode,gambaran
kontraksinya menunjukkan tonus yang tetap. Pada pencatatan grafikkontraksi, tampak
garis lurus-lengkung-lurus-lengkung yang cukup teratur dan tetapdalam jangka waktu yang
cukup lama. Tinggi tonus (amplitudo) antara satu lengkungdan lengkung yang lain rata-rata
sama panjang, meski tidak benar-benar tepat samapanjang. Ini menunjukkan adanya sifat
plasticity. Dan panjang amplitudo yangdidapatkan sekitar 6,3 mm. Frekuensi normal yang
diperoleh adalah 2,5 kontaksi permenit. Keadaan normal ini diciptakan dengan tanpa memberi
rangsangan dari luar(belum diberi rangsangan dari substansi adrenergik maupun
cholinergik).Pemberian Adrenalin :Dengan pemberian adrenalin, proyeksi kontraksi otot
polos lambung katakmenunjukkan garis mendatar yang semakin lama semakin menurun meski
dengankemiringan yang tidak begitu tajam. Hal ini menunjukkan bahwa tonusnya dalahturun.
Dalam percobaan, diperoleh panjang amplitudo dalam keadaan kontrol adalah7,5 mm, dan
dalam keadaan percobaan 2 mm. Sedangkan frekuensi yang diperolehdalam keadaan kontrol 2
konraksi per menit, dan dalam keadaan percobaan 0,5kontraksi per menit.Adrenalin adalah salah
satu golongan epinefrin sehingga menurut teori bersifat :- Menurunkan frekuensi potensial
spike dan otot menjadi lebih rileks.- Meningkatkan potensial membran.- Bekerja
identik dengan rangsangan simpatis.- Efek adrenalin berlawanan dengan
asetilkolin.Adrenalin bersifat simpatis yang mengakibatkan relaksasi pada otot polos
visceraldimana pemberian adrenalin mengakibatkan potensial membran meningkat
sehinggapermeabilitas terhadap ion turun sehingga otot lebih rileks. Dalam percobaan yangtelah
dilakukan didapatkan hasil yang sesuai dengan teori.

Pemberian Pilokarpin :Pemberian pilokarpin mengakibatkan frekuensi menjadi lebih tinggi


dibandingkandengan frekuensi pada keadaan kontrol, dan amplitudo juga lebih tinggi dari
padaamplitudo pada keadaan kontrol. Tonus yang dihasilkan adalah tonus naik tapi,
dalampercobaan yang kami lakukan tidak sesuai teori. Dalam percobaan kami

menghasilkan tonus tidak bisa ditentukan karena kemungkinan adanya pergeseranpada kimograf
yang tidak disengaja. Dalam percobaan, diperoleh panjang amplitudodalam keadaan kontrol
adalah 4,3 mm, dan dalam keadaan percobaan 7,67 mm.Sedangkan frekuensi yang diperoleh
dalam keadaan kontrol 3 konraksi per menit, dandalam keadaan percobaan 2,5 kontraksi per
menit.Pilokarpin menaikkan tonus otot polos karena :- Menurunkan potensial membran.-
Frekuensi potensial spike meningkat.- Ritme kontraksi dan tonus meningkat.-
Pilokarpin identik dengan rangsangan parasimpatis.- Pilokarpin memiliki fungsi sama
dengan asetilkolin, tapi bekerja lebih lamadaripada asetilkolin, karena tak begitu cepat
dirusak oleh enzimachethylcholinnesrterase.Obat ini dapat menimbulkan efek parasimpatik
yang khusus dan bekerja langsungpada reseptor cholinergic tipe muskarinik.
Sulfas atropin merupakan obat yang dapat menurunkan kontraksi otot polos. Sulfasatropin
termasuk acethylcholine competitive inhibitor substance / obat antimuskarinik. Cara
kerjanya menghambat kerja asetilkolin pada organ efektorcholinergic tipe muskarinik.V .
KESIMPULAN Penambahan obat adrenalin menyebabkan tonus menjadi turun. Penambahan
obat pilokarpin menyebabkan tonus menjadi naik, tapi dalampercobaan kami
menghasilkan tonus tidak bisa ditentukan karena terjadikesalahan. Penambahan obat
sulfas atropin menyebabkan tonus menjadi turun. Satu frekuensi yaitu terdiri dari 1 bukit, dan 1
lembah. Amplitude diperoleh dari panjang dari bukit atau lembah yg terbentuk
darikontraksi otot polos lambung tersebut.lalu diubahnya ke millimeter

VI . DAFTAR PUSTAKA Guyton, Arthur C.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 17.AGC:


Jakarta kelas biologiku.blogspot e-
learning.gunadarma.ac.id/bab5_anatomi_sistem_saraf_perifer.pdf sloane, ethel. Anatomi dan
fisiologi untuk pemula, 2003, jakarta;EGC Guyton , John E hall. 2007. “Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran”. Jakarta:EGC Rumpis, Agus Sunarko. 2008. “Fisiologi Latihan”. FIK UNY,
Jogjakarta

12

/ 14

Pemberian Sulfas Atropin :Dari hasil percobaan terakhir ini, didapatkan panjang amplitudo yang
lebih kecil daripada amplitudo pada kondisi kontrol. Frekuensinya lebih kecil dibandingkan
denganfrekuensi kondisi kontrol. Tonus yang dihasilkan adalah tonus turun.
Dalampercobaan, diperoleh panjang amplitudo dalam keadaan kontrol adalah 10 mm, dandalam
keadaan percobaan 4 mm. Sedangkan frekuensi yang diperoleh dalam keadaankontrol 2,5
konraksi per menit, dan dalam keadaan percobaan 2 kontraksi per menit.Sulfas Atropin
menurunkan kontraksi otot polos sebab :- Memperbesar potensial membran-
Menurunkan frekuensi potensial spike.- Otot menjadi rileks.- Bersifat identik dengan
rangsangan simpatik.

Sulfas atropin merupakan obat yang dapat menurunkan kontraksi otot polos. Sulfasatropin
termasuk acethylcholine competitive inhibitor substance / obat antimuskarinik. Cara
kerjanya menghambat kerja asetilkolin pada organ efektor cholinergic type muskarinik.

11

/1

Anda mungkin juga menyukai