Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PUSKESMAS

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kebijakan Pemerintah Dalam Pembangunan Kesehatan

Dosen Pengampu : Aris Fitriyani, S.Kep., Ns., MM

Disusun oleh :

1. Neli Tri Cahyani (P1337420218100)


2. Ananda Farahdila (P1337420218120)
3. Anisah Fitry Pangestika (P1337420218121)
4. Latifah Nurul Khasanah (P1337420218126)
5. Iklima Fathulantip (P1337420218129)
6. Riska Dwi Lestari (P1337420218130)
7. Septina Isna Ifanda (P1337420218132)
II C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

PRODI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah Kebijakan
Pemerintah dalam Pembangunan Kesehatan

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Aris Fitriyani yang telah membimbing
dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa juga penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian tugas makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca, guna menghasilkan makalah yang lebih baik.

Penyusun berharap makalah yang kami susun bisa memberikan manfaat dan inpirasi bagi
pembaca.

Purwokerto, 3 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................................ii

Daftar Isi...............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................4

A. Pengertian Puskesmas.......................................................................................4
B. Tujuan Puskesmas.............................................................................................4
C. Fungsi Puskesmas.............................................................................................5
D. Peran Puskesmas...............................................................................................7
E. Organisasi Puskesmas.......................................................................................7
F. Visi dan Misi Puskesmas...................................................................................8
G. Strategi Puskesmas............................................................................................9
H. Kategori Puskesmas..........................................................................................9
I. Tugas dan Kegiatan Pokok Puskesmas............................................................10
J. Wilayah Kerja Puskesmas................................................................................12
K. Fasilitas Penunjang.........................................................................................12
L. Kedudukan Puskesmas....................................................................................13
M. Upaya Puskesmas...........................................................................................14
N. Undang – Undang...........................................................................................15
O. Masalah-masalah mutu Pelayanan yang muncul di lingkup Puskesmas........15
P. Solusi mengatasi masalah yang munvul di Lingkup Puskesmas.....................17

iii
Q. Pencapaian Program-program Puskesmas......................................................18

BAB III PENUTUP..............................................................................................................20


Daftar Pustaka......................................................................................................................21

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya
dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara
dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah
didapatkan setiap saat. Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang
kesehatan adalah adanya Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kesehatan. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah
menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relative
terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke
bawah. Sasaran program yang telah di rancang pemerintah guna memfasilitasi pelayanan
kesehatan berupa puskesmas yang telah berdiri di berbagai wilayah kota di indonesia.
(Depkes RI, 2014).
Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan
Nasional (RAKERKESNAS) I di Jakarta, di mana dibicarakan upaya pengorganisasian
sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama
pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti Balai
Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA), Balai pengobatan (BP), dan P4M (Pencegahan,
Pemberantasan, Pembasmian Penyakit Menular ) dan sebagainya masih berjalan sendiri-
sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui Rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk
menyatukn semua pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya
dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). (nor sanah, 2017)..
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang semula

1
sebagai tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearah
kesatuan upaya pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kesehatan merupakan hak mendasar yang dimiliki
oleh setiap warga Negara yang berada di Indonesia dan setiap lapisan masyarakat
memiliki hak yang sama dalam menerima pelayanan kesehatan dari instansi yang
memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak
mendasar masyarakat yang penyediannya wajib diselenggarakan pemerintah
sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) :
“setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat
lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Dan di dalam pasal 34 ayat (3) yang berbunyi “Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. (nor
sanah.2017)
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan/revitalisasi kader PKK,
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif, serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah.
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah, jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang, terutama jika dilihat dari sarana, Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan.(Kemenkes RI. 2014)

B. Rumusan Masalah
Bagaimana kebijakan pemerintah mengenai puskesmas di Indonesia ?

2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum disusunnya makalah ini, yaitu supaya dapat meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal
diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari disusunnya makalah ini, yaitu untuk mengetahui
pengertian dari puskesmas, tujuan diadakannya puskesmas, fungsi dari puskesmas,
peran puskesmas, bagaimana struktur organisasi puskesmas, visi dan misi
puskesmas, strategi-strategi puskesmas dalam mencapai tujuan, kategori puskesmas,
tugas dan kegiatan apa saja yang dilakukan di puskesmas, dimana wilayah kerja
puskesmas, fasilitas penunjang apa saja yang ada di puskesmas, kedudukan
puskesmas, serta upaya puskesmas dalam mewujudkan visi, bagaimana dengan
undang-undang yang mengatur puskesmas, dan ada apa saja didalamnya, masalah-
masalah yang muncul di lingkup puskesmas, dan bagaimana cara mengatasi masalah-
masalah tersebut.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kesehatan. (Depkes RI, 2014)
Fasyankes yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya (Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas)

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama (yankes primer), dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan
mengkat pertama memiliki peranan penting dalam Sistem Kesehatan Nasional,
khususnya dalam subsistem upaya kesehatan. Puskesmas bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelayanan minimal bidang kesehatan dalam wilayah
kerjanya dari seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, baik milik pemerintah
maupun milik swasta. Puskesmas melaporkan hasil monitoring dan evaluasi kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kabupaten Kota. (Kemenkes RI, 2016)

B. Tujuan Puskesmas
1. Tujuan Umum
Tersedianya panduan teknis bagi Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan
Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Puskesmas dalam rangka

4
pemantauan Puskesmas yang memberikan pelayanan sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan No. 75 tahun 2014.
Pembangunan kesehatan yang di selenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
c. Hidup dalam lingkungan yang sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat

Pembangunan kesehatan yang di selenggarakan puskesmas mendukung


terwujudnya kecamatan sehat.

2. Tujuan Khusus
1. Menyediakan panduan pemantauan standar pelayanan Puskesmas berdasarkan
persyaratan lokasi
2. Menyediakan panduan pemantauan standar pelayanan Puskesmas berdasarkan
persyaratan bangunan
3. Menyediakan panduan pemantauan standar pelayanan Puskesmas berdasarkan
persyaratan prasarana
4. Menyediakan panduan pemantauan standar pelayanan Puskesmas berdasarkan
persyaratan peralatan
5. Menyediakan panduan pemantauan standar pelayanan Puskesmas berdasarkan
persyaratan ketenagaan
6. Menyediakan panduan pemantauan standar pelayanan Puskesmas berdasarkan
persyaratan penyelenggaraan kegiatan

C. Fungsi Puskesmas
Menurut Mubarak dan Chayatin (2014), pusmesmas memiliki tiga fungsi, yaitu
sebagai pusat penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan

5
masyarakat tingkat pertama. Sebagai langkah awal dari program keperawatan kesehatan
masyarakat, fungsi dan peran puskesmas bukan saja persoalan teknis medis tetapi juga
berbagai keterampilan sumber daya manusia yang mampu mengorganisir model sosial
yang ada di masyarakat, juga sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di
wilayah terkecil dan membutuhkan strategi dalam hal pengorganisasian masyarakat untuk
terlibat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri. Menurut Mubarak (2014) ada 3
fungsi puskesmas, yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan lintas sector termasuk
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan
terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung
jawab puskesmas adalah :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan penegahan penyakit.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat public
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri

6
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan
program puskesmas (Mubarak, 2014).

D. Peran Puskesmas
Menurut mubarak (2014) dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas
mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas dituntut
memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut serta menentukan
kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tatalaksana
kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya
peningkatan pelayanan kesehatan secara komperhensif dan terpadu. (Mubarak, 2014)

E. Organisasi Puskesmas
1. Puskesmas merupakan UPT Dinkes Kab/Kota
2. Organisasi Puskesmas disusun oleh Dinkes Kab/Kota, berdasarkan kategori, upaya
kesehatan dan beban kerja Puskesmas.
3. Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas:
a. Kepala Puskesmas
b. Kasubag TU
c. Penanggungjawab UKM dan Perkesmas
d. Penanggungjawab UKP, kefarmasian dan laboratorrium
e. Penanggungjawab jaringan pelayanan dan jejaring fasyankes

7
F. Visi dan Misi Puskesmas
1. Visi Puskesmas
Menurut (Mubarak, 2014) visi Puskesmas adalah mewujudkan “Kecamatan
Sehat” menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah gambaran masyarakat
kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator utama
“Kecamatan Sehat” (Mubarak, 2014) adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan. (Mubarak, 2014)
2. Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah
(Mubarak, 2014) :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan,
yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan,
melalui peningkatan pengetahuan dlan kemampuan menuju kemandirian untuk
hidup sehat
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya. (Mubarak, 2014)

8
G. Strategi Puskesmas
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan (Mubarak, 2014)
antara lain :
1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (comprehensive health care service).
2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic
approach). (Mubarak, 2014)

H. Kategori Puskesmas
1. Berdasarkan karakteristik wilayah kerja (Penggabungan Kriteria Kemen PU (Ditjen
Cipta Karya & Tata Kota) dan BPS, Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas)
a. Kawasan perkotaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit 3 dari 4 kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut :
1. Aktivitas penduduk > 50% non agraris (terutama industri, perdagangan dan
jasa)
2. Memiliki fasilitas perkotaan a.l : sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km, RS
radius < 5 km, bioskop atau hotel
3. Rumah tangga dengan listrik ≥ 90 %
4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas tersebut
b. Kawasan pedesaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit 3 dari 4 kriteria sebagai berikut :
1. Aktivitas penduduk > 50 % agraris
2. Memiliki fasilitas a.l: sekolah radius > 2,5 km, pasar dan perkotaan (radius >
2 km), RS (radius > 5 km), tidak memiliki fasilitas bioskop/hotel
3. Rumah tangga dengan listrik < 90 %
4. Terdapat akses jalan dan transportasi
c. Kawasan T/ST
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik
sebagai berikut :

9
1. Berada di wilayah yg sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus
pulau atau pesisir
2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, waktu tempuh PP dari
ibu kota Kab. memerlukan ≥ 6 jam, trasportasi yg ada sewaktu waktu
terhalang iklim/cuaca
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan
2. Kemampuan penyelenggaraan
a. Puskesmas Non Rawat Inap
b. Puskesmas Rawat Inap

I. Tugas dan Kegiatan Pokok Puskesmas


Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private
goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). (Kemenkes RI, 2017)

Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 20 usaha


pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Namun, pelaksanaannya sangat
bergntung pada faktor tenaga, sarana dan prasarana, biaya tersedia, serta kemampuan
manajemen dari tiap-tiap puskesmas. Kegiatan pokok puskesmas (Mubarak, 2014) antara
lain sebagai berikut :
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak
balita, dan anak prasekolah
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi buruk
c. Imunisasi
d. Pemberian pendidikan kesehata tentang perkembangan anak dan cara
menstimulasinya

10
2. Upaya Keluarga berencana (KB)
a. Mengadakan kursus Keluarga Berecana untuk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA
b. Mengadakan khursus keluarga berencana kepada dukun yang akan bekerja
sebagai penggerak calon peserta Keluarga Berencana
c. Memberikaj pendidikan kesehatan mengenai cara pemasangan IUD, cara-cara
penggunaan pil, kondom, dan alat-alat kontrasepsi lainnya
3. Upaya Perbaikan Gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekeurangan gizi
b. Mengenalkan program perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
4. Upaya Kesehatan lingkungan
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki benar atau tidaknya laporan yang masuk
d. Melakukan tindakan permulaan untuk mencegah penyebaran penyakit menular
e. Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Memberi imunisasi
g. Pemberantasan vector
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

11
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui : pengumpualan informasi
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan membuat
diagnosis
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan
7. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat
a. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di klinik, rumah, dan
kelompok-kelompok masyarakat
b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di tingkat
kabupaten terdapat tenaga-tenaga koordinator penyuluhan kesehatan

J. Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografis, dan keadaan infrastuktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran tekhnis dari
kantor wilayah departemen kesehatan provinsi (Mubarak, 2014).

K. Fasilitas Penunjang
Dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan,
puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana,
antara lain sebagai berikut (Mubarak, 2014) :
1. Puskesmas pemabantu
Puskesmas pembantu yang lebih sering disebut Pustu atau pusban adalah
unit pelayanan kesehatan sederhana yang berfungsi menunjang dan membantu
pelaksanaan kegiatan-kegiatan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih
kecil

12
2. Puskesmas keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang
dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor, peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga yang berasal dari
puskesmas
3. Bidan desa
Disetiap desa yng belum memiliki pelayanan kesehatan, bidan desa
ditetapkan untuk tinggal didesa tersebut untuk memberikan pelayanan
kesehatan.bidan desa bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas.
Wilayah kerja bidan desa adalah suatu desa dengan jumlah penduduk rata-rata
3.000 jiwa

L. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya antara lain :
1. Sistem kesehatan nasional
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
2. Sistem kesehatan kabupaten/kota
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota adalah sebagai
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di
wilayah kerjanya
3. Sistem pemerintahan daerah
Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintahan daerah adalah sebagai unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural
pemerintah daerah kabupaten/kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta, seperti praktek
dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat.

13
Kedudukan puskesmas di antara berbagal sarana pelayanan kesehatan strata pertama
ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai bentuk
upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti posyandu, polindes,
pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana
pelayanan kesehatan, berbasis dan bersumber daya masyarakat adalah sebagai
pembina. (Mubarak, 2014)

M. Upaya Puskesmas
1. UKM tingkat pertama
a. UKM Esensial (Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial)
1) Pelayanan Promosi Kesehatan
2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3) Pelayanan KIA-KB
4) Pelayanan Gizi; dan
5) Pelayanan Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit.
Upaya Kesehatan Masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas untuk mendukung pencapaian SPM kabupaten/kota bidang
kesehatan.
b. UKM Perkembangan
Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan
upaya yang sifatnya inovatif dan atau bersifat ekstensifi kasi dan intensifi kasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah
kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas
2. UKP Tingkat Pertama
Dilaksanakan dalam bentuk :
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (one day care)
d. Home Care dan atau
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

14
Untuk melaksanakan UKM dan UKP tingkat pertama, puskesmas harus
menyelenggarakan :
1. Manajemen (Sumber daya Oprasional, dan Mutu)
2. Pelayanan Kefarmasian
3. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan
4. Pelayanan laboratorium

N. Undang-Undang
1. Optimalisasi Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
2. Pasal 39 Premenkes No. 75/2014 tentang Puskesmas
3. Peraturan pendukung :
a. UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
b. UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
c. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 2014 tentang
Perubahan Atas UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
d. Permenkes No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Kedokteran.
e. Permenkes No. 59 tahun 2014 tentang Standar Tarif Yankes Dalam
Penyelenggaraan Program JKN
f. Permenkes No. 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan kefarmasian di
Puskesmas
g. Permenkes No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas.

O. Masalah-Masalah mutu pelayanan kesehatan yang Muncul di Lingkup Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan. Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat, namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya.

15
Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif dari masyarakat terhadap
pelayanan Puskesmas, misalnya anggapan bahwa mutu pelayanan yang terkesan
seadanya, artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, baik dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau
anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya sehari-hari. Sehingga banyak
sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu tidak sesuai dengan Standar
Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan. Misalnya: sikap tidak disiplin petugas
medis pada unit pelayanan puskesmas, yang dikeluhkan masyarakat. Mereka selalu
diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis yang dinilai cenderung arogan,
berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada puskesmas telah menyebabkan banyak
diantara pasien terpaksa membeli obat pada apotik. Di samping itu, ketika membawa
salah seorang warga yang jatuh sakit saat mengikuti kegiatan perkampungan pemuda,
kemudian warga yang lain mengantarnya ke Puskesmas, pasien itu tidak dilayani dengan
baik bahkan mereka (perawat-red) mengaku telah kehabisan stok obat.
Hal tersebut, tentu telah merusak citra Puskesmas sebagai pemberi layanan
kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu dalam memberikan
pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan kesehatan. Selain itu, tidak
berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan dengan penyuluhan kesehatan
yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif. Menurut masyarakat, petugas
puskesmas sangat jarang berkunjung, kalaupun ada, yaitu ketika keluarga mempunyai
masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk atau penderita TB.
Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif dibanding upaya
promotif. Kemudian, perawat/bidan  puskesmas biasanya aktif dalam BP, puskesmas
keliling, dan puskesmas pembantu. Jelas dalam tugas tersebut, perawat/bidan melakukan
pemeriksaan pasien, mendiagnosa pasien, melakukan pengobatan pada pasien dengan
membuat resep pada pasien. Namun, ketika melakukan tugas tersebut  tidak ada supervisi
dari siapapun, khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatan/medis. Tenaga
perawat/bidan seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri, karena
mungkin tugas kuratif lebih penting. Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat, status gizi, penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan

16
masyarakat. Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif, maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik.
Tapi kalaulah Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan
preventif maka tugas eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan, dan puskesmas menjadi
bagian dari unit Dinas kesehatan, atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat
dalam mengatur program-programnya, sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai
regulator, pemberi dana dan pengadaan petugas, untuk pelayanan kesehatan masyarakat
diberikan kepada Puskesmas, atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak
swasta. Tidak hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas, lebih dari itu, masih ada
permasalahan yang muncul di lingkup puskesmas. Misalnya : Jam kerja Puskesmas yang
sangat singkat hanya sampai jam 14.00 WIB, kemampuan keuangan daerah yang
terbatas, puskesmas yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang
ada, puskesmas belum terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri, serta kurangnya
kesejahteraan karyawan yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas
di puskesmas.

P. Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas


Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan/revitalisasi kader PKK,
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif, serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah.
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah, jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang, terutama jika dilihat dari sarana, Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan.

17
Q. Pencapaian Program-program Puskesmas
Menurut Arifin Fane, 2019 pencapaian puskesmas di Indonesia sebagai berikut :
1. Program ISPA
a. Target : 100 %
b. Pencapaian : 72,15 %
2. Program Perkesmas
a. Target : 52 KK (100 %)
b. Pencapaian : 26 KK (60 %)
3. Program Indera
a. Target : 100 %
b. Pencapaian : 70 %
4. Program diare
a. Target : 100%
b. Pencapaian : 65%
5. Program surveilans
a. Target : 100%
b. Pencapaian : 70%
6. Program DBD
a. Target : 100 %
b. Pencapaian : 70%
7. Program TBC
a. Target : 100%
b. Pencapaian : 50%
8. Program PROMKES
a. Target : 100%
b. Pencapaian : 87%
9. Program KESLING
a. Target : 100%
b. Pencapaian : 88%
10. Program kesehatan jiwa
a. Target : 100%

18
b. Pencapaian : 85%
11. Program KIA
a. Target K1 : 100%
Pencapaian : 85%
b. Target K4 : 100%
Pencapaian : 86%
c. Target Risti NAKES : 100%
Pencapaian : 82%
d. Target LINAKES : 100%
Pencapaian : 88%
e. Target Neonatal : 100%
Pencapaian : 110%
f. Target kunjungan bayi : 100%
Pencapaian : 100%
g. Target BALITA : 100%
Pencapaian : 98%
h. Target MTBS : 100%
Pencapaian : 89%
i. Target KB Baru : 100%
Pencapaian : 95%
12. Program Imunisasi
Target : 100%
Pencapaian :
a. BCG : 67%
b. DPT 1 : 74%, DPT 2 : 74%, DPT 3 : 68%
c. Polio : 68%
d. Campak : 75%
e. UCI : 100%

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang semula
sebagai tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearah
kesatuan upaya pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Puskesmas dan Pustu sangat berperan penting dalam meningkatkan akses
peningkatan pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan
strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan
pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Pelayanan kesehatan yang diberikan
Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi Kuratif (pengobatan),
Preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif
(pemulihan kesehatan).

B. Saran
1. Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan
dan  pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu
3. Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4. Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5. Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat

20
DAFTAR PUSTAKA

Maghfirah N. 2017 Faktor-faktor yang berhubungan dengan rencana pemanfaatan


pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di rumah sakit Muhammadiyah
Taman Puring. [skripsi] volume 5,nomor 1. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/12345
6789/37320/1/NANDA%2520MAGHFIRAH-
FKIK.pdf&ved=2ahUKEwi42suT84ToAhVQeX0KHZvqA-
YQFjAAegQIBhAB&usg=AOvVaw2xwj9rFAHNaAs8OPxuDbGi
Menteri Kesehatan RI. 2014. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Menteri Kesehatan RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

Mubarak, Wahit Iqbal. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo S. 2017. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta
Rustanndi, Kartini, cDKK. 2014. Buku Saku Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang
Puskesmas. Jakarta Selatan : Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar. di akses di
file:///C:/Users/user/Downloads/BUKU_SAKU_PERMENKES_NO._75_TAHUN
_2014_TE.pdf pada 01 Maret 2020

Sanah Nor. 2017. Pelaksanaan Fungsi Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan. Volume 5, Nomor 1.
https://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017/03/Nor%20Sanah
%20(03-01-17-09-15-45).pdf. 29 Februari 2020

World Health Organization (WHO). 2016. Fact sheet. maternal mortality. [diakses 24
Januari 2018]. Tersedia dari: http://www.who.int/gho/ maternal_health/en

21

Anda mungkin juga menyukai