S
DENGAN HALUSINASI: PENDENGARAN DI RUANG RAWAT INAP
PANDU DEWANATA (RIPD) RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH
Pembimbing Akademik :
Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M. Kep.
Pembimbing Klinik :
Ns. Umtitin, S.Kep.
Disusun oleh:
Iffah Nur Amalia
22020119210085
\
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXIV
DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. S
DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG RIPD DR AMINO
GONDOHUTOMO SEMARANG
I. IDENTITAS
1. Identitas Klien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 74 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat : Pekalongan
f. Pendidikan : SLTA
g. Pekerjaan : Tidak Bekerja
h. Tgl.Masuk RS : 06 Februari 2020 jam 18.30 WIB
i. Tgl.Pengkajian : 11 Februari 2020 jam 14.30 WIB
j. Dx.Medis : Skizofrenia paranoid
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. T
b. Hub.Dengan klien : Petugas
c. Alamat : Semarang
Keterangan:
: Laki-laki meninggal : Tinggal satu rumah
: Perempuan meninggal : Pasien/klien
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
Penjelasan: Klien merupakan seorang wanita bernama Ny. S berusia 74
tahun, klien sudah janda dan suaminya sudah meninggal, klien memiliki 3
orang anak. Klien tidak memiliki orang dekat, karena keluarga jauh dan
suami sudah meninggal. Klien saat ini tinggal di rumah singgah.
Komunikasi antara klien dengan penghuni rumah singgah cukup baik
karena saling membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Pengambilan
keputusan sepenuhnya pada pengasuh rumah singgah tersebut. Keluarga
klien yang lain tidak mengalami gangguan jiwa atau tidak memiliki
riwayat gangguan jiwa.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien tidak masalah dengan tubuhnya dan menerima apa adanya
b. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa ia seorang wanita berumur 74 tahun yang
sudah menjadi janda dan memiliki 3 orang anak.
c. Peran
Klien mengatakan bahwa perannya sebagai seorang istri, ibu, dan
nenek. Klien mengatakan sejak tinggal di rumah singgah, perannya
hanya sebagai wanita tua saja yang membantu di rumah singgah.
Namun sejak klien dirawat di RS, klien mengatakan perannya hanya
sebagai pasien opname.
d. Ideal diri
1) Jangka pendek
Klien ingin segera kembali ke rumah singgah
2) Jangka Panjang
Klien mengatakan bahwa kembali beraktivitas seperti biasa seperti
sebelum dirawat di rumah sakit.
e. Harga diri
Klien hanya pasrah dengan kondisinya yang penting klien dapat
beraktivitas kembali layaknya orang normal.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan tidak ada orang yang didekatnya, keluarga jauh,
suami sudah meninggal.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat di rumah dan di RS
1) Di Rumah
Menurut petugas, klien jarang berinteraksi dengan orang lain, klien
sering bicara sendiri, saat di ajak berbicara klien terlihat bingung
dan tidak jelas.
2) Di Rumah Sakit
Selama dirumah sakit klien masih sering bicara sendiri, tidak mau
berinteraksi dengan orang lain, aktivitas hanya ditempat tidur.
Ketika ditanya oleh perawat, klien masih bisa menjawab. Selain
itu, klien hanya keluar dari tempat tidur saat makan saja.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien sulit memulai pembicaraan dengan orang lain, namun saat
ditanya oleh perawat klien bisa menjawab. Klien selalu menyendiri.
Klien mengatakan, “saya sedih teringat almarhum suami saya, dan
anak-anak juga tidak menengok saya disini.”
Masalah keperawatan: Isolasi Sosial
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam. Klien memiliki keyakinan bahwa suatu
masalah itu datangnya dari Allah dan dirawat di rumah sakit adalah
cara untuk sembuh.
2) Kegiatan ibadah
Klien tidak melakukan sholat 5 waktu selama di RS, hanya berdoa
semampunya.
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Badan klien terlihat bersih dan tidak berbau, rambut klien berantakan,
pakaian yang digunakan adalah seragam dari rumah sakit.
2. Pembicaraan
Klien saat ditanya oleh perawat bisa menjawab dengan jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan dan suara sedikit pelan
3. Aktivitas motorik
Klien saat berbicara dengan orang lain masih bisa fokus dan saling
menatap ketika ditanya, namun klien terlihat lesu dan tidak bersemangat.
Klien juga hanya tidur saja di kamar rawat.
Masalah keperawatan: Intoleransi aktivitas
4. Alam perasaan
Klien mengatakan sedih dan ingin pulang bertemu anaknya dan cucu-
cucunya.
5. Afek
Afek tumpul karena klien hanya bereaksi atau berespon dengan stimulus
emosi yang kuat seperti nada bicara agak keras atau sentuhan
6. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif selama wawancara, namun klien masih terlihat bingung
dan klien tidak menjawab semua pertanyaan perawat dan tidak jelas. Saat
diajak berbicara klien melihat arah lawan biacaranya.
7. Persepsi
Klien mengalami halusinasi pendengaran. Klien mendengar suara bisikan
yang tidak ada wujudnya. Ketika suara muncul, klien merasa terganggu
dengan suara tersebut, merasa bingung, tidak bisa tidur, dan menjadi
mudah tersingung/ jengkel. Klien mengatakan suara bisikan tidak jelas,
suaranya seperti suara saudara perempuannya. Klien mengatakan suara
yang didengarnya dapat datang kapan saja, biasanya pada jam 8 pagi dan
jam 1 siang. Suara yang didengarnya, kadang muncul selama 1-2 menit
dan sering muncul saat sendirian.
8. Proses fikir
Proses fikir klien adalah flight of idea. Pembicaraan klien meloncat dari
satu topik ketopik lain, namun masih bisa diarahkan.
Masalah keperawatan: Perubahan proses pikir
9. Isi fikir
Klien tidak mempunyai masalah pada isi fikirnya.
10. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien bingung. Orientasi klien terhadap waktu klien
baik, klien dapat menjawab bahwa itu adalah siang hari.
11. Memori
a. Memori saat ini
Klien mampu mengingat kejadian yang baru terjadi seperti jenis
makanan yang klien makan tadi pagi, yaitu sayur toge, ikan lele, tahu,
dan teh hangat.
b. Memori jangka pendek
Klien mengingat saat klien masuk ke Rumah Sakit Jiwa dibawa oleh
petugas
c. Memori jangka panjang
Klien tidak bisa menyebutkan pengalaman-pengalaman dimasa lalu
baik yang menyenangkan dan menyedihkan.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien saat diajak berbicara, konsentrasi kien masih baik, saat ditanya
perawat masih bisa menjawab.
13. Kemampuan penilaian
Klien tidak mampu mengambil keputusan sederhana dan klien terlihat
bingung dan jika diberikan pertanyaan mengenai kegiatan yang akan
dilakukannya setelah makan hanya menjawab tidak tahu.
14. Daya tilik diri
Klien mengingkari bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa. Pada saat
dilakukan pengkajian, klien merasa baik-baik saja dan hanya merasa
pusing.
Masalah keperawatan: Koping tidak efektif
TTD
TTD
TTD
TTD
TTD
Tgl Implementasi Evaluasi
TTD
Tindakan: Objektif :
SP 5 - Klien kooperatif
1. Mengevaluasi cara bercakap-cakap (berkenalan, bicara - Klien dapat melakukan kegiatan harian yang sudah
saat melakukan kegiatan harian dan bicara sosial) disepakati
2. Melatih kegiatan harian yang sudah dilakukan
(merapikan tempat tidur, membereskan sisa makanan, Analisa :
menonton tv bersama dan menulis) - SP5 klien teratasi
3. Menilai kegiatan yang sudah dilakukan mandiri - Klien mampu melakukan kegiatan bercakap-cakap
4. Menilai apakah isolasi sosial teratasi dengan orang lain namun terkadang masih pasif
Planning :
RTL: 1. Bagi Perawat
- Motivasi klien untuk rutin latihan SP1, SP2, SP3, - Evaluasi SP5
dan SP4 isolasi sosial - Motivasi klien untuk rutin latihan SP1, SP2, SP3, dan SP4
isolasi sosial
Tgl Implementasi Evaluasi
- Berikan pujian dan dukungan pada klien atas latihan yang
telah dilakukan
2. Bagi Klien
- Melakukan latihan yang sudah diajarkan sesuai jadwal
kegiatan
TTD
Tindakan: Objektif :
SP 5 - Klien kooperatif
1. Mengevaluasi kegiatan menghardik, minum obat, - Klien aktif bertanya dan menjawab
bercakap-cakap dan melakukan kegiatan harian. - Kontak mata klien (+)
2. Melatih kegiatan harian yang sudah disepakati - Klien memahami penjelasan
3. Menilai kemampuan mandiri - Sesekali klien masih tiba-tiba terdiam
4. Menilai apakah halusinasi dapat terkontrol - Klien dapat melaksanakan latihan yang sudah diajarkan
5. Memberikan pujian - Halusinasi klien dapat terkontrol
TTD