Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 2

OLAHRAGA BERKEBUTUHAN KHUSUS

NAMA : PUGUH CAHYO WAHONO


NIM : 0602519072
KELAS : POR A4 (KHUSUS)

Perkembangan gerak anak berkebutuhan khusus secara umum beserta


perkembangan kepribadiannya

Secara umum perkembangan motorik terbagi menjadi dua bagian yaitu morotik kasar yang
meliputi merangkak, duduk, berdiri, berjalan, melompat, berlari dan lain-lain. Motorik halus seperti
memegang mainan, makan menggunakan sendok, menulis, menggunting dan sebagainya.
Berdasarkan jenisnya, kelainan alat motorik tubuh dibedakan menjadi anak berkelainan fungsi
anggota tubuh ortopedi (tunadaksa ortopedi) dan anak berkelainan fungsi anggota tubuh saraf (tunadaksa
neurologis). Tunadaksa ortopedi ialah anak yang mengalami ketunaan, kecacatan, ketidaksempurnaan
tertentu pada motorik tubuhnya, terutama pada bagian tulang-tulang, otot tubuh, dan daerah persendian.
Sedangkan tunadaksa neurologist ialah anak yang mengalami kelainan pada fungsi anggota tubuh
(kelainan motorik tangan dan atau kaki) disebabkan oleh gangguan pada susunan sarafnya.
Informasi faktor penyebab terjadinya kelainan pada seseorang sangat beragam jenisnya, namun
secara umum dilihat dari masa terjadinya kelainan itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi: sebelum
kelahiran (prenatal), pada saat kelahiran (neonatal), dan setelah kelahiran (postnatal).
1. Kelainan terjadi sebelum anak lahir, yaitu masa di mana anak masih berada dalam kandungan
diketahui telah mengalami kelainan atau ketunaan. Kelainan yang terjadi pada masa prenatal,
berdasarkan periodisasinya dapat terjadi pada periode embrio, periode janin muda, dan periode janin
aktini (Arkandha, 1984). Periode embrio dimulai sejak saat pembuahan sampai kandungan berumur 3
bulan .karakteristik periode ini yaitu pembiakan sel yang pesat dan berakhir pada saat embrio dapat
hidup sendiri dengan memanfatkan bahan-bahan yang ada dalam kantong kuning telur (yolk sack).
2. Kelainan saat anak lahir (neonatal), yakni masa dimana kelainan itu terjadi pada saat anak dilahirkan.
Ada beberapa sebab kelainan saat anak dilahirkan, antara lain anak lahir sebelum waktunya
(prematurity), lahir dengan bantuan alat (tang verlossing), posisi bayi tidak normal, analgesia dan
anesthesia, kelahiran ganda, asphyxia, atau karena kesehatan bayi yang bersangkutan.
3. Kelainan yang terjadi setelah anak lahir (postnatal), yakni masa di mana kelainan itu terjadi setelah
bayi itu dilahirkan, atau saat anak dalam masa perkembangan. Ada beberapa sebab kelainan setelah
anak dilahirkan, antara lain infeksi, luka, bahan kimia, malnutrisik deprivation factor dan meningitis,
stuip, dan lain-lain.

Kondisi kelainan yang disandang seseorang ini akan memberikan dampak kurang
menguntungkan pada kondisi psikologis maupun fisiologisnya. Pada gilirannya kondisi tersebut dapat
menjadi hambatan yang berarti bagi penyandang kelainan dalam meniti tugas perkembanngannya.
Seseorang yang diketahui mengalami kelainan atau ketunaan pada salah satu atau lebih fungsi
organ tubuh / indranya, maka akan timbul akibat langsung dari gangguan organ tersebut. Dalam hal ini
akan berkurang kemampuannya untuk memfungsikan secara maksimum organ atau instrument anggota
tubuh yang mengalami kelainan, misalnya hilangnya fungsi pendengaran, hilangnya fungsi penglihatan,
atau berkurangnya fungsi organ tubuh.
Tidak berfungsinya alat sensoris atau motoris tersebut, berdampak pada penderita untuk
melakukan eksplorasi sehingga ia akan mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas yang
mendayagunakan alat sensoris atau motoris. Hambatan yang dialami oleh penderita kelainan dalam
melakukan berbagai aktivitas akan menimbulkan reaksi-reaksi emosional akibat ketidakberdayaan, dan
biasanya dalam tahap masih merupakan reaksi emosional yang sehat saja.
Apabila reaksi-reaksi emosional yang ditimbulkan akibat hambatan terus menumpuk dan
intensitasnya semakin meningkat, maka reaksi emosional yang muncul justru sangat tidak
menguntungkan bagi perkembangan kepribadiannya. Misalnya reaksi emosional yang berupa rendah diri,
minder, mudah tersinggung, kurang percaya diri, frustrasi, menutup diri, dan lain-lain. Pada kasus-kasus
tertentu, reaksi emosional yang terjadi pada tahap tertentu dapat bersifat destruktif. Timbulnya perilaku
tersebut barangkali sebagai mekanisme pertahanan diri akibat ketidakberdayaannya mengendalikan
kepribadiannya.

DAFTAR PUSTAKA
Nandiyah Abdullah. 2013. Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus. Psikologi Fakultas Psikologi
UNWIDHA Klaten. Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013. ISSN : 0215-9511.

Anda mungkin juga menyukai