Anda di halaman 1dari 18

ALKALOSIS METABOLIK

Tahukah Anda bahwa cairan tubuh memiliki keseimbangan pH?

Artinya, cairan tubuh memiliki unsur asam dan basa yang harus dijaga dalam kondisi seimbang.

Terganggunya keseimbangan akan mempengaruhi tubuh dan berpotensi mengakibatkan


komplikasi serius.

Tingkat basa cairan tubuh yang tinggi akan menyebabkan alkalosis metabolik (alkalosis
metabolic), sedangkan kelebihan asam akan menyebabkan asidosis metabolik (metabolic
acidosis).

Alkalosis adalah kondisi dimana pH cairan tubuh, terutama darah, memiliki kandungan basa
berlebih.

Dalam kondisi ini tingkat pH dari jaringan tubuh lebih tinggi dari kisaran pH normal.

Peningkatan basa disebabkan oleh naiknya konsentrasi serum bikarbonat (HCO3).

Ini adalah gangguan yang disebabkan oleh hilangnya atau turunnya ion hidrogen yang dipicu
meningkatnya kadar bikarbonat dalam tubuh.

Secara sederhana, alkalosis disebabkan oleh hilangnya hidrogen (H +) atau meningkatnya


bikarbonat (HCO3).

Penyebab

Seperti disebutkan sebelumnya, alkalosis metabolik disebabkan oleh kelebihan alkali (basa) yaitu
bikarbonat dalam darah.

Kisaran normal pH darah adalah 7,36-7,44, yang berarti darah cenderung bersifat basa.

Sebagai pengingat, pH 7,0 dianggap netral, pH di atas 7,0 bersifat basa, sedangkan dibawah 7,0
adalah asam.

Penyebab metabolik alkalosis diantaranya adalah:

1. Kehilangan asam

Kehilangan asam (atau kehilangan hidrogen) bisa terjadi akibat muntah atau melalui buang air
kecil.

Muntah menyebabkan hilangnya asam klorida dalam tubuh.

2. Penggunaan obat tertentu


Penggunaan obat tertentu dan obat diuretik juga dapat menyebabkan buang air kecil berlebihan.

Kondisi ini akan memicu alkalosis hipokalemia akibat hilangnya kalium dari tubuh.

3. Diare

Diare juga bisa menyebabkan alkalosis akibat tubuh kehilangan klorida.

4. Obat Alkalotic

Obat Alkalotic tertentu seperti yang diberikan untuk mengobati ulkus peptikum dan hyperacidity
juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan asam-basa.

5. Kontraksi ruang ekstraselular

Kontraksi ruang ekstraselular terjadi karena asupan obat diuretik yang menyebabkan alkalosis
metabolik.

6. Hipokalemia

Hipokalemia juga dapat dikaitkan dengan alkalinitas yang berlebihan dalam tubuh.

Tanda dan Gejala

Pernapasan lambat merupakan gejala utama dari alkalosis metabolik. Pernapasan lambat
berpotensi menyebabkan Apnea, yaitu tidak bernapas sama sekali untuk interval waktu tertentu.

Kondisi ini memicu perubahan warna pada kulit sehingga menjadi kebiruan atau keunguan.

Detak jantung juga akan berlangsung lebih cepat yang disertai penurunan tekanan darah.

Gejala lain alkalosis metabolik meliputi mati rasa dan kesemutan, berkedut, kejang otot, mual,
muntah, dan diare.

Penderita juga mengalami kebingungan dan pusing, sedang pada kasus berat mengakibatkan
koma dan kejang.

Pengobatan

Pengobatan alkalosis metabolik akan tergantung dari penyebabnya.

Pengobatan terutama ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan pH dalam tubuh. Untuk itu,
tubuh harus terhidrasi dengan baik terlebih dahulu.
Obat-obat untuk mengembalikan larutan kimia yang hilang mungkin akan diberikan. Ketika
alkalosis disebabkan karena hiperventilasi, penderita akan diberi lebih banyak suplai oksigen
untuk mengatasi masalah ini.

Obat yang mengatur detak jantung, tekanan darah bisa pula diberikan, tergantung pada
penyebabnya.

Penting untuk segera menangani alkalosis metabolik karena jika dibiarkan dapat menyebabkan
risiko dan komplikasi seperti gagal jantung dan koma.[]

ASIDOSIS RESPIRATORIK

Asidosis respiratorik adalah kondisi yang terjadi ketika paru-paru tidak dapat membuang semua
karbon dioksida yang diproduksi tubuh sehingga cairan tubuh, terutama darah, menjadi terlalu
asam. Nama lain untuk asidosis respiratorik atau asidosis pernapasan adalah asidosis hiperkapnia
dan asidosis karbon dioksida.

Asidosis respiratorik bisa kronis atau akut dan dapat disebabkan oleh penyakit saluran napas
(seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis), penyakit dada (seperti sarkoidosis), penyakit
yang mempengaruhi saraf dan otot-otot yang mengatur pernapasan, obat yang menekan
pernapasan, atau obesitas parah.

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan CO2 dalam
darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat. Kedalaman
dan kecepatan nafas mengendalikan jumlah CO2 dalam darah. Dalam keadaan normal, jika
terkumpul CO2, pH darah menurun dan darah menjadi asam.

Tingginya kadar CO2 dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga
pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Penyebab :
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan CO2 secara adekuat. Hal
ini dapat disebabkan oleh  penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru,
seperti: Cronic Bronchitis, Pneumonia Berat, Emfisema, Edema pulmoner, dan Asma. Asidosis
respiratorik juga dapat terjadi apabila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan
gangguan terhadap mekanisme pernafasan. Selain itu, ketergantungan terhadap narkotika dan
obat tidur yang kuat juga bisa menyebabkan asidosis respiratorik. Asidosis respiratorik ditandai
dengan sakit kepala dan rasa kantuk. Jika keadaanya memburuk rasa mengantuk akan berlanjut
menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa
saat jika pernapasan terhenti atau jika pernapasan sangat terganggu atau setelah berjam-jam. Jika
pernapasan tidak terlalu terganggu.
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan

tubuh lainnya.

Satuan derajat keasaman adalah pH:

·  pH 7,0 adalah netral

·  pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)

·  pH dibawah 7,0 adalah asam.

Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa

kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara 7,35-

7,45.

Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH

yang sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.

Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa

darah:

1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk

amonia.

Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang

dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.

2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung

terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu

penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH

suatu larutan. Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah

bikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan

karbondioksida (suatu komponen asam).

Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan

lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida.

Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan

lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.

3. Pembuangan karbondioksida.

Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus

menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan

di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan).

pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan

mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat,

kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika

pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi

lebih asam.

Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan

paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.

Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph tersebut, bisa

menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu

asidosis atau alkalosis.

Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam

(atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH

darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa

(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH

darah.

Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan

suatu akibat dari sejumlah penyakit.

Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah

metabolisme yang serius.

Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik,

tergantung kepada penyebab utamanya.

Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan

dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.

Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh

penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.

Asidosis Respiratorik

Defenisi :

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan

karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau

pernafasan yang lambat.

Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam

darah.
Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan

darah menjadi asam.

Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur

pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Penyebab :

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan

karbondioksida secara adekuat.

Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru,

seperti:

- Emfisema

- Bronkitis kronis

- Pneumonia berat

- Edema pulmoner

- Asma.

Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot

dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.

Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan

obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.

Asidosis Metabolik

Defenisi :

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan

rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.


Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar

menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih

cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan

cara menurunkan jumlah karbon dioksida.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara

mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.

Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus

menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir

dengan keadaan koma.

Penyebab :

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:

1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam

atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.

Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.

Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).

Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.

2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.

Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari

beberapa penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I.

Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan

menghasilkan asam yang disebut keton.


Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat

dibentuk dari metabolisme gula.

3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam

dalam jumlah yang semestinya.

Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak

berfungsi secara normal.

Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal

tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita

kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.

Penyebab utama dari asidois metabolik:

·  Gagal ginjal

·  Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)

·  Ketoasidosis diabetikum

·  Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)

·  Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid,

asetazolamid atau amonium klorida

·  Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare,

ileostomi atau kolostomi.

Alkalosis Respiratorik

Defenisi :

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena

pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida

dalam darah menjadi rendah.


Penyebab :

Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu

banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.

Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.

Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:

- rasa nyeri

- sirosis hati

- kadar oksigen darah yang rendah

- demam

- overdosis aspirin.

Pengobatan :

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat

pernafasan.

Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan

penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu

meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali

karbondioksida yang dihembuskannya.

Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama

mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama

mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.

Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga

mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.


Alkalosis Metabolik

Defenisi :Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan

basa karena tingginya kadar bikarbonat.

Penyebab :

Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.

Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah

yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung

(seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah

pembedahan perut).

Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang

mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.

Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium

dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan

keseimbangan asam basa darah.

Penyebab utama akalosis metabolik:

1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)

2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung

3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif ( sindroma Cushing atau akibat penggunaan

kortikosteroid).

PENJELASAN MENGENAI ASIDOSIS ALKALOSIS


Secara fisiologis tubuh mempertahankan derajat keasaman dalam rentang
normal yaitu 7,35-7,45. Semakin kecil pH maka semakin asam dan semakin
besar pH maka semakin basa.
Mengapa derajat keasaman tubuh penting untuk dipertahankan?
Derajat keasaman penting dipertahankan untuk mencegah rusaknya enzim-
enzim serta hormon dalam tubuh.
Apabila terjadi gangguan keseimbangan asam dan basa dalam tubuh maka
dapat terjadi asidosis dan alkalosis.

ASIDOSIS
Asidosis menekan aktivitas mental,jika asidosis berlebihan ( dibawah 7,4 )
akan menyebabkan disorentasi, koma dan kematian

1.       Asidosis respiratorik. Terjadi akibat penurunan ventilasi pulmonar melalui


pengeluaran sedikit CO2 oleh paru-paru. Peningkatan selanjutnya dalam
pCO2 arteri dan asam karbonat akan meningkatkan kadar ion hidrogen
dalam darah. Asidosis respiratorik dapat bersifat akut dan kronis.
a.       Penyebabnya. Kondisi klinis yang dapat menyebabkan retensi CO2 dalam
darah meliputi pneumonia, emfisema, obstrusi kronis saluaran
pernafasan,stroke atau trauma dan Obat-obatan yang dapat menekan
sistem pernafasan seperti barbiturat,narkotika dan sedative
b.      Faktor kompensator: Saat CO2 berakumulasi ,peningkatan frekuensi
pernafasan respiratorik ( hiperventilasi ) ketika istirahat terjadi untuk
mengeluarkan CO2 dari tubuh
c.       Ginjal mengkompensasi peningkatan kadar asam dengan mengekskresi
lebih banyak ion hidrogen untuk mengembalikan pH darah mendekati
tingkat yang norma
2.      Asidosis metabolik. Terjadi saat asam metabolik yang diproduksi secara
normal tidak dikeluarakan pada kecepatan yang normal atau basa
bikarbonat yang hlang dari tubuh
a.       Penyebab. Paling umum terjadi akibat ketoasidosis karena DM atau
kelaparan, akumulasi peningkatan asam laktat akibat aktivitas otot rangka
yang berlebihan seperti konvolusi,atau penyakit ginjal. Diare berat dan
berkepanjangan disertai hilangnya bikarbonat dapat menyebabakan asidosis
b.      Faktor kompensator. Hiperventilasi sebagai respon terhadap stimulasi saraf
adalah tanda klinis asidosis metabolik. Bersamaan dengan kompensasi
ginjal,peningkatan frekuensi respiratorik dapat mengembalikan pH darah
mendekati tingkat normalnya. Asidosis yang tidak terkompensasi akan
menyebabakan depresi sistem saraf pusat dan mengakibatkan
disorentasi,koma dan kematian.

ALKALOSIS
Alkalosis meningkatkan overeksitabilitas sistem saraf pusat. Jika berat
alkalosis dapat menyebabakan kontraksi otot tetanik,konvulsi dan kematian
akibat tetanus otot respiratorik
Alkalosis respiratorik. Terjadi jika CO2 dikeluarkan terlalu cepat dari paru-
paru dan ada penurunaan kadarnya dalam darah
1. Penyebab. Hiperventilasi dapat disebabkan oleh kecemasan,akibat
demam,akibat pengaruh overdosis aspirin pada pusat pernafasan,
akibat hipoksia karena tekanan udara yang rendah didataran tinggi
atau akibat anemia berat
2. Faktor kompensator, jika hiperventilasi terjadi akibat kecemasan
gejalanya dapat diredakan melalui pengisapan kembali CO2 yang
sudah di keluarkan. Ginjal mengkompensasi cairan alkalin tubular
dengan mengekskresi ion bikarbonat dan menahan ion hidrogen.
3. Penyebab. Muntah yang berkepanjangan ( pengeluaran asam klorida
lambung ),disfungsi ginjal,pengobatan dengan diuretik yang
mengakibatkan hipokalemia dan penipisan volume CES atau pemakian
antasid yang berlebihan.
4. Faktor kompensator
         Alkalosis metabolik. Adalah suatu kondisi kelebihan bikarbonat, hal ini
terjadi jika ada pengeluaran berlebihan ion hidrogen atau peningkatan
berlebihan iio bikarbonat dalam cairan tubuh.
        Kompensasi respiratorik adalah penurunan ventilasi pulmonar dan
mengakibatkan peningkatan pCO2 dan asan karbonat
         Kompensasi ginjal melibatkan sedikit ekskresi ion amonium, lebih banyak
ekskresi ion natrium dan kalium, berkurangnya cadangan ion bikarbonat dan
lebih banyak ekskresi bikarbonat

Oleh sebab itu, apabila terjadi gangguan keseimbangan asam dan basa
dalam tubuh, maka tubuh akan melakukan kompensasi dengan tiga cara
yaitu”:
1.       Meningkatkan ventilasi untuk membuang lebih banyak karbondioksida dari
tubuh. Karbondioksida yang meningkat akan meningkatkan keasaman
darah. Apabila PaO2 menurun dan CO2 meningkat maka badan karotis aorta
akan peka perhadap perubahan keduanya sehingga merangsang
pengeluaran katekolamin untuk merangsang medulla aorta, dilanjutkan
badan aorta dan neuron-neuron respirasi untuk meningkatkan fungsi
respirasi.
2.      Meningkat ekskresi ginjal  dalam bentuk amonia. Ginjal dapat mengeliminasi
kelebihan asam dan basa dari tubuh. Walaupun ginjal relatif lambat memberi
respon,dibandingkan sistem penyangga dan pernafasan, ginjal merupakan
sistem pengaturan asam-basa yang paling kuat selama beberapa jam
sampai beberapa hari.
3.      Sistem penyangga tubuh
Secara kimiawi,  CO2 dalam darah akan berikatan dengan H2O menjadi
H2CO3 yang dibantu oleh enzim karbonatanhidrase yang banyak terdapat di
sel-sel alveoli dan tubulus ginjal.  Karena reaksi CO2 dan H2O yang
menghasilkan H2CO3 merupakan ikatan yang reversibel dan mudah lepas
menjadi H+ dan HCO3-.

Saat terjadi perubahan dalam konsentrasi ion hidrogen ,sistem penyangga


cairan tubuh bekerja dalam waktu singkat untuk menimbulkan perubahan-
perubahan ini. Sistem penyangga tidak mengeliminasi ion-ion hidrogen dari
tubuh atau menambahnya kedalam tubuh tetapi hanya menjaga agar
mereka tetep terikat sampai keseimbangan tercapai kembali.

ASIDOSIS DAN ALKALOSIS


Asidosis dan Alkalosis

Dalam keadaan normal pH di tubuh relative dipertahankan pada angka 7.4. Kita mengetahui
bahwa pH ini dipengaruhi oleh jumlah ion H +, sedangkan ion H+ mempengaruhi semua aktivitas
enzim, permeabilitas sel, dan struktur sel. Oleh karena itu pengaturan H+ ini sangatlah penting
sekali. Dalam keadaan normal, kadar ion H+ di CES yaitu 0,00004mEq/L. Jumlah ini
menyebabkan pH normal sekitar 7.4. untuk mempertahankan pH darah arteri ini tetap relative 7.4
maka tubuh memiliki 3 mekanisme pertahanan, yaitu system buffer (HCO 3-, PO42- ,dan protein/
bekerja dalam hitungan detik- menit ), respirasi (bekerrja dalam hitungan menit-jam), dan ginjal
( bekerja dalam hitungan jam-beberapa hari).
Asidosis

Asidosis adalah keadaan dimana pH darah Arteri dibawah 7.4. Asidosis ini terbagi menjadi dua
jenis yaitu Asidosisrespiratorik dan asidosis metablolik.

a. Asidosis respiratorik

Secara umum asidosis repiratorik disebabkan karena naiknya PCO2 dalam darah. Hal ini terjadi
akibat hipoventilasi. Dengan peningkatan PCO2 akan mengakibatkan terjadi peningkatan
konsentrasi H2CO3 dan H+.

Penyebab asidosis respiratorik yaitu hal-hal yang menyebabkan hipoventilasi, yaitu

a. Hambatan pada pusat pernapasan di medulla oblongata

b. Gangguan pada otot-otot pernapasan

c. Gangguan pertukaran gas

d. Obstruksi sel-sel napas baik atas akut

Kompensasi yang terjadi dalam tubuh untuk mengurangi PCO2 yaitu pertama dengan cara
meningkatkan ventilasi alveoli. Dengan peningkatan ventilasi alveoli ini tubuh akan membuang
kelebihan CO2 yang berlebih. Kompensasi selanjutnya yaitu dengan cara peningkatan HCO 3-
plasma yang disebabkan oleh penambahan bikarbonat baru ke dalam cairan ekstrasel oleh ginjal.
Peningkatan HCO3- membantu mengimbangi peningkatan PCO2- , sehingga mengembalikan pH
plasma kembali normal.

Mekanisme penurunan H+ ini seperti ini, sel tubulus akan memberi respons secara langsung
terhadap peningkatan PCO2 darah. Peningkatan PCO2 akan meningkatkan PCO2 sel tubulus,
menyebabkan peningkatan pembentukan H+ dalam sel tubulus, yang kemudian merangsang
sekresi H+ lebih banyak.

b. Asidosis metabolik

Pada asidosis metabolik, kelebihan H+ melebihi HCO3- yang terjadi di dalam cairan tubulus
secara primer disebabkan oleh penurunan filtrasi HCO3-. Penurunan ini dikarenakan penurunan
konsentrasi HCO3- cairan ektrasel. Penurunan kadar HCO3 ini dapat dikarenakan hilang melalui
ekresi ginjal maupun karena diare.

Selain karena penurunan kadar HCO3-, asidosis metabolik dapat juga disebabkan oleh
penambahan asam di CES, sebagai contoh asidosis laktat, ketogenesis, asam dari TGI.
Penambahan asam ini akan meningkatkan kadar H+ secara langsung. Inti dari penyebab asidosis
metabolik yaitu terjadi penurunan rasio HCO3-/H+. baik terjadi kekurang HCO3- maupun
peningkatan H+.
Kompensasi yang terjadi dalam tubuh paling primer yatiu dengan peningkatan ventilasi alveoli.
Peningkatan ini akan mengurangi PCO2 dan kompensasi ginjal, yang dengan menambahkan
bikarbonat baru ke dalam cairan ekstrasel, membantu memperkecil penurunan awal konsentrasi
HCO3- ekstrasel, serta meningkatakan ekskresi ion H+ untuk mengurangi kadar ion H+ di CES.

Alkalosis

alkalosis adalah keadaan dimana pH darah Arteri diatas 7.4. Alkalosis ini terbagi menjadi dua
jenis yaitu Alakalosis respiratorik dan alkalosis metablolik.

a. Alkalosis respiratorik

Hal ini merupakan kebalikan dari asidosis respiratorik. Terjadi akibat hiperventilasi alveolar
yang menyebabkan PCO2 turun secara drastis. Selain terjadi karena rangsangan saraf pusat,
seperti hiperventilasi psikogenik, keadaan hipermetabolik, ataupun karena gangguan CNS, dapat
juga karena hipokisia. Hipoksia ini dapat berupa pneumonia, gagal jantung kongestif, fibrosis
paru, ataupun tinggal di tempat tinggi yang kadar o2nya rendah. Dikarenakan organ tubuh
kekurangan o2 maka secara fisiologis tubuh akan berusaha mengembalikannya ke keadaan
homeostasis dengan cara meningkatkan ventilasi untuk memenuhi kebutuhan o2, namun hal ini
menyebabkan banyak CO2 banyak keluar dari tubuh.

Kompensasi yang dilakukan tubuh yaitu dengan menurunkan ventilasi alveoli. Dengan
penurunan ventilasi ini diharapkan kadar CO2 di darah meningkat, sehingga dapat menurunkan
pH. Mekanisme peningkatan H+ ini seperti ini, sel tubulus akan memberi respons secara
langsung terhadap penurunan PCO2 darah. Penurunan PCO2 akan menurunkan PCO2 sel tubulus,
menyebabkan mengurangi pembentukan H+ dalam sel tubulus, yang kemudian penurunan sekresi
H+. Dengan penurunan ekresi ini berarti H+ yang direabsorbsi akan meningkat, sehingga kadar H+
didalam darah meningkat.

Kompensasi kedua yaitu dengan cara meningkatkan ekskresi HCO3-. Dimana dengan
peningkatan eksresi HCO3- akan mengakibatkan banyak ion H+ yang tidak berikatan yang
nantinya akan direabsobsi tubulus yang kemudian didifusikan ke aliran darah. Dengan
peningkatan konsentrasi H+ di dalam darah nantinya akan menurunkan pH darah.

b. Alkalosis metabolik

Seperti dijelaskan diatas tentang asidosis metabolik yang penyebab intinya yaitu karena terjadi
penurunan rasio antara HCO3-/H+. Pada alkalosis terjadi kebalikannya yaitu terjadi peningkatan
rasio antara HCO3-/H+. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal , diantaranya yaitu
peningkatan konsentrasi HCO3- dan/atau penurunan konsentrasi H+.

Hal –hal yang menyebabkan terjadi peningkatan HCO 3- salah satunya karena konsumsi
bikarbonat yang berlebihan. Sebagai contoh penambahan natrium bikarbonat yang berlebihan.

Hal-hal yang dapat menyebabakan konsentrasi H+ turun diantaranya yaitu


a. Pemberian diuretika(kecuali penghambat karbonik anhidrase)

Dengan penambahan obat diuretic akan menyebabkan aliran cairan di tubulus lebih cepat,
sehingga reabsobsi Na+ meningkat. Karena peningkatan reabsobsi Na+ selalu berpasangan
dengan sekresi H+, maka sekresi H+ meningkat pula. Selain itu reabsopsi bikarbonat meningkat
pula seiring dengan peningkatan ekskresi H+

b. Kelebihan alddosteron

Salah satu fungsi aldosteron yaitu meningkatkan reabsopsi Na+. seperti yang dijelaskan diatas,
terjadi juga alkalosis. Walaupun alkalosis yang disebabkan karena peningkatan aldosteron
merupakan alkalosis ringan.

c. Muntah

Muntah menyebabkan banyak HCl lambung keluar dari tubuh. Dengan demikian, banyak ion H+
yang hilang dari tubuh. Alkalosis jenis ini banyak ditemukan pada neonates yang mengalami
obstruksi pylorus akibat hipertrofi sfingter pylorus.

Kompensasi primermya yaitu dengan penurunan ventilasi, yang meningkatkan PCO 2, dan
peningkatan ekskresi HCO3- oleh ginjal, yang membantu mengompensasi peningkatan awal
konsentrasi HCO3- CES.

Anda mungkin juga menyukai