Anda di halaman 1dari 43

Nama : ANDHI PRANATA

Mata Kuliah : Maternitas

Prodi : Non Reguler Semester II

SkenarioKasus 1 Jawaban

1. Amenorea, kenaikan berat badan, ansietas.

2. “Seorang wanita, usia 27 tahun, DatangkePoliklinik kebidanan dengan

keluhan tidak dating haid selama 5 bulan. Pasien sudah menika hselama 5

tahun dan masih belum pernah hamil. Setelah menikah, haid menjadi

semakin tidak teratur, padahal sebelum menikah haid relative teratur setiap

bulan, meskipun tanggalnya selalu mundur” pada scenario pasien

mengatakan tidak mengalami haids elama 5 bulan yang menandakan

bahwa pasien tersebut mengalami gangguan siklus haid yaitu amenorea.

Amenorea sendiri dibagi menjadi 2 yaitu amenorea primer dan sekunder,

amenorea primer sendiri yaitu kondisi dimana seorang perempuan tidak

pernah mengalami haid saat berumur 18 atau lebih, sedangkan sekunder

yaitu kondisi dimana seorang pernah mendapatkan haid, tetapi kemudian

tidak mendapatkan haid. Jadi dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami

amenorea sekunder.
3. “Persentase Lemak Tubuh Yang Tinggi Yang Merupakan Bahan Dasar

Dalam Pembentukan Hormon Estrogen. Cadangan Lemak Yang Tinggi

Akan Meningkatkan Aromatisasi Androgen Menjadi Estrogen Pada SelSel

Granulosa Dan Jaringan Lemak Sehingga Kadar Estrogen Menjadi

Tinggi. Kadar Estrogen Tinggi Menyebabkan Umpan Balik Terhadap Fsh

Menjadi Terganggu Sehingga Tidak Mencapai Kadar puncak dan

mengganggu pertumbuhan folikel sehingga menyebabkan pemanjangan

siklus mentruasi”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Diah Wahyu

Wijayani mengatakan bahwa terdapat hubungan antara IMT dengan siklus

menstruasi. Dan penelitian tersebut sesuai dengan kasus dimana klien

mempunyai IMT = 25, yaitu mempunyai berat badan

berlebih atau cenderun gobesitas.

4. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil intera ksiantara hipotalamus,

hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan

sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan

penting dalam proses ini, karena tampak nya bertanggung jawab dalam

pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.

Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan progesteron.

Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium, yang

mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh selsel yang

mengelilinginya. Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah

estradiol. Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan

pemeliharaan organ-organ reproduktif wanita dan karakteristik seksual


sekunder yang berkaitan dengan wanita dewasa. Estrogen memainkan

peranan penting dalam perkembangan payudara dan dalam perubahan siklus

bulanan dalam uterus. Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan

yang terjadi dalam uterus selama siklus menstruasi. Progesteron merupakan

hormon yang paling penting untuk menyiapkan endometrium yang

merupakan membrane mukosa yang melapisi uterus untuk implantasi ovum

yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan sekresi progesterone berperan

penting terhadap plasenta dan untuk mempertahankan kehamilan yang

normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan oleh ovarium, tetapi hanya

dalam jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat dalam perkembangan

dinifolikel dan juga mempengaruhi libido wanita. Menstruasi disertai

ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun setelah menarche

yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan memperhatikan

komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemukakan bahwa setiap

penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada partum umum

menstruasi. Pada umum nya menstruasi akan berlangsung setiap 28

hariselama ±7 hari. Lama perdarahan nya sekitas 3-5 hari dengan jumlah

darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahan nya hari ke-2 atau 3

hal ini dapat dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah.

Diikutifas eproliferasi sekitar 6-8 hari.

5. Amenorea adalah keadaan dimana menstruasi berhenti atau tidakterjadi

pada masa subur atau pada saat yang seharusnya menstruasi terjadi

secarateratur. Hal ini tentu saja tidak termasuk berhenti menstruasi pada
wanita yang sedang hamil, menyusui atau menopause. Amenorea dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitua menorea primer dan amenorea

sekunder. Amenorea primer adalah istilah yang digunakan untuk perempuan

yang terlambat mulai menstruasi. Amenorea sekunder adalah berhenti

menstruasi, paling tidak selama 3 bulan berturutturut, padahal sebelum nya

sudah pernah mengalami menstruasi. Amenore sekunder dapat disebabkan

oleh rendah nya hormonpe lepas gonadotropin (GoRH = Gonadotropine

Releasing Hormone), yaitu hormon yang diproduksi oleh hipotalamus

(salah satu bagian dari otak), yang salah satu fungsi nya adalah mengatur

siklus menstruasi. Di samping itu, kondisi stres, anoreksia, penurunan berat

badan yang ekstrim, gangguan tiroid, olah raga berat, pil KB, dan kista

ovarium, juga dapat menyebabkan amenorea.

6. Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab amenorea, antara lain:

- Penyakit pada indung telur (ovarium) atau uterus (rahim), misalnya

tumor ovarium, fibrosis kistik, dan tumor adrenal.

- Gangguan produksi hormone akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisis,

kelenjar tifoid, kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian

dari system reproduk silainnya. Contoh nya kondisi hipogonadisme,

hipogonadotropik, hipotiroidisme, sindrom

adrenogenital, penyakit ovarium polikistik, hiperplasia adrenal, dan lain

lain. Penyakit ginjal kronik, hipoglikemia, obesitas, dan malnutrisi.


- Konsumsi obat-obatan untuk penyakit kronik atau setelah berhenti

minum konstrasepsi oral.

- Pengangkatan kandung rahim atau indung telur.

- Kelainan bawaan pada system reproduksi, misalnya tidak memiliki

rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, dan

lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit/hymen

imperforata.

- Penurunan berat badan yang drastic akibat kemiskinan, diet berlebihan,

anoreksia nervosa, dan bulimia.

- Kelainan kromosom, misalnya sindrom Turner atau sindrom Swyer

(sel hanya mengandung satu kromosom X) dan hermafrodit sejati.

- Olahraga yang berlebihan.

Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat

berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang

membuat menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV

(lingkungan) gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental

yang secara tidak langsung menyebabkan terjadi nya pelepasan neuro

transmitter seperti serotonin yang dapat menghambat pelepasan

gonadrotropin. Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer

maupun sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan

ovarium (gonad aldisgenesis). Kegagalan ovarium premature dapat

disebabkan kelainan genetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat


juga merupakan proses auto imun dimana folikel dihancurkan. Melakukan

kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea

dimana

dibutuhkan kalori yang banyak sehingga cadangan kolesterol tubuh habis

dan bahan untuk pembentukan hormone steroid seksual (estrogen dan

progesterone) tidak tercukupi. Pada keadaaan tersebut juga terjadi

pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dan

terjadilah defisiensi estrogen dan progesterone yang memicu terjadinya

amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorphin

yang merupakan derifat morfin. Endorphin menyebab kan penurunan GnRH

sehingga estrogen dan progesterone menurun. Pada keadaan tress berlebih

cortiko tropin realizing hormon e dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi

opoid yang dapat menekan pembentukan GnRH.

7. Manifestasi klinis yang muncul pada gangguan haid diatas adalah haid

berhenti sekurang-kurangnya 3 bulan atau lebih, produksi hormone

esterogen dan progesterone menurun, nyeri kepala dan badan lemah.

Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi lainnya

adalah tidak percaya diri nya penderita sehingga dapat mengganggu

kompartemen IV dan terjadilah lingkaran setan terjadi nya amenorrhea.

Komplikasi lainnya muncul gejala-gejala lain akibat hormone seperti

osteoporosis. Selain itu muncul nya galaktore, hirustisme dan penglihatan

kabur.
8. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan siklus menstruasi

antara lain status gizi, pola aktifitas dan status psikologi. Dimana pernyataan

ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Adhien Nur Latifa

(2017), hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa polaaktivitas

mempunyai peranan penting dalam siklus menstruasi dan dilanjutkan oleh

status gizi dan status psikologi.

9. Pengelolaan pada pasien ini tergantung dari penyebab. Bila penyebab

adalah kemungkinan genetic, prognosa kesembuhan buruk. Menurut

beberapa penelitian dapat dilakukan terapisulih hormone, namun fertilitas

belum tentu dapat dipertahankan. Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan

penyebab dari amenorrhea yang dialami, apabila penyebabnya adalah

obesitas maka diit dan olah raga adalah terapinya, belajar untuk mengatasi

stress dan menurukan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu.

Dan yang sesuai dengan kasus diatas adalah pasien mengalami kegemukan,

dimana ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Raidhatul Husna

(2014), dimana berat badan mempengaruhi terjadinya amenorea.

Penatalaksanaan yang pas untuk pasien sesuai kasus diatas adalah diit yang

teratur.

10. Pengobatan yang dapat dilakukan antara lain dengan terapi akupuntur dan

terapi herbal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dijalankan oleh Nindy

RahmiIzzati (2017). Terapi akupunktur dilakukan pada titik Sanyinjiao

(SP6), Taichong (LR3), Zusanli (ST36), dan Guilai (ST 29) dengan prinsip

mentonifikasi Qi dan darah serta memperbaiki aliran menstruasi. Pada


terapi herbal pasien diberikan herbal rimpang kunyit (Curcuma domestica

Val) dan bijik labet (Trigonellafoenum-graecum L.) yang memiliki efek

estrogenik. Estrogen memiliki pengaruh terhadap selaput dalam rahim

untuk mengeluarkan darah menstruasi. Dalam penanganan amenore

sekunder terapi akupunktur diberikan sebanyak 21 kali, 3 kali dalam

seminggu. Terapi herbal diberikan selama 60 hari, diminum 2 kali sehari

dengan dosis kunyit 15 gram dan bijik labet 4 gr. Terapi ini dapat

meluruhkan haid pada pasien.

11. Pencegahan terhadap gangguan haid bias dilakukan antara lain berdasarkan

status gizi, pola aktifitas dan status psikologi. Status gizi disini dimaksudkan

bahwa perempuan harus mampu memenuhi kebutuhan gizinya. Bagaimana

seoarang individu, mampu untuk mencukupi

kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuhnya, agar individu tersebut tetap

berada dalam keadaan sehat dan baik secara fisik atau mental. Serta mampu

menjalankan system metabolisme dan reproduksi, baik fungsi atau proses

nya secara alamiah dengan keasan tubuh yang sehat. Selanjut nya adalah

pola aktifitas, Manfaat aktivitas fisik secara fisiologis adalah mencapai

kebugaran fisik yang prima dan meningkatkan kapasitas ketahanan sistem

organ tubuh seperti kardiovaskuler, pernapasan, ketahanan otot dan rangka

tubuh, pencernaan, system imun, dan organ vital lain. Dengan demikian

aktivitas fisik dapat menurunkan risiko kejadian penyakit dan yang terakhir

yaitu status psikologi, dimana pasien atau perempuan mempunyai status

psikologi yang baik, mendapatkan dukungan keluarga yang baik sehingga


proses metabolism didalam tubuh berjalan dengan baik. Tindakan-tindakan

diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhien (2017) dimana

status gizi, status aktifitas dan status psikologi berpengaruh terhadap siklus

haid. Selainitu juga dapat melakukan check uprutinke dokter, catat hari

pertama dan dan berapa lama haid dan berikan informasi kedokter, dan yang

terakhir gaya hidup yang baik agar organ reproduksi sehat.

12. ِۖ ‫ِ ي ض‬ ْ ِ ‫وءنضساء ِف‬


‫ْ ِ ي ض ِ َِل ال‬ ِ ِ ‫َُوِ ِكَ ِضِ م ِح ِ ال ضۖقالل‬
‫ال‬ ‫فوو ِس‬ ُ‫َف ال كُفف و الي ال‬
‫ضف‬
‫َءذ ا ضََُف ِ ي ال ضا ِضَح ثَال ال‬
‫َءم‬ ‫مو ض ثَْۖ بِوُ ِ ح ضا ال ضْۖا ْ ثِ ثَال ال‬

‫ح ِ ِ َْۖ ال ضُُّمُ ِ ال ء َ ِاُ ثِ ثُِمُ ِ ال ثَقُثَِن‬

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haid itu adalah

suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita

di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekat imereka, sebelum mereka

suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah merekaitu di tempat yang

diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” Q.S Al-

Baqarah , 222.

13. Pengkajian yang harus dilengkapi berdasarkan kasus diatas adalah tinggi

dan berat badan pasien saat terjadi menarche, Riwayat penyakit kronis yang

pernah diderita, trauma, operasi, dan pengobatan juga penting untuk

ditanyakan. Kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupans eksual, penggunaan

narkoba, olahraga, diit, situasi dirumah & sekolah dan kelainan psikisnya

juga penting untuk ditanyakan. Setelah itu pemeriksaan fisik yang terdiri

dari noreksia-cacheksia, bradikardi, hipotensi, dan hipotermi. Tumor


hipofise-perubahan pada funduskopi, gangguan lapang pandang, dan tanda-

tanda saraf kranial. Sindroma polikistik ovarium-jerawat, akantosis,

dan obesitas. Inflammatory bowel disease-Fisura, skin tags, adanya darah

pada pemeriksaan rektal. Gonadal dysgenesis (sindroma Turner) webbed

neck, lambat nya perkembangan payudara.

14. Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus diatas adalah ansietas,

gangguan citra tubuh, dan kurang pengetahuan.

15. Rencana asuhan keperawatan yang dapat dibuat berdasarkan kasus diatasa

ntaralain : kaji tingkat kecemasan, berikan kenyamanan dan ketentraman

hati, beridorongan pada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan

untuk mengeksternalisasikan kecemasan, anjurkan distraksi seperti

menonton tv membaca Koran dll, singkirkan stimulasi yang berlebihan.

16. Amenore sendiri tidak selalu memerlukan terapi. Akan tetapi Penderita

yang memerlukan terapi adalah wanita muda yang mengeluh tentang

infertilitas atau yang sangat terganggu karena tidak dating ny ahaid. Dalam

terapi umum dilakukan tindakan memperbaiki keadaan kesehatan termasuk

perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang dan

sebagainya (Wiknjosastro, 2008). Jadi penatalaksanaan awal yang cocok

untuk kasus diatas adalah menjaga pola makan agar sehat, agar imt pasien

masuk ke dalam status normal. Jika masih berlanjut maka harus dilakukan

screening ulang penyebab dari amenore apasien tersebut.


17. Buatlah 5 daftar pertanyaan yang ingin anda dapatkan jawaban nya dari

skenario kasus ini seain dari 16 pertanyaan diatas dan cari tahulah

jawabannya dengan menggunakan literatur yang mendukung (buku dan

jurnal sebagai rujukan). Pertanyaan

nya sebagai berikut:

a. Bagaimana bisa ammenorea dapat termasuk dalam perspektif islam?

Jawab: Ammenorea termasuk kedalam perspektif islam karna sudah di

jelaskan dala al-quran QS. Albaqarah: 222 yang mengatakan bahwa

Haid itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu

menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu

mendekat imereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci,

maka campurilah merekaitu di tempat yang diperintahkan Allah

kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat

dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

b. Bagaimana Penyakit pada indung telur (ovarium) atau uterus (rahim),

misalnya tumor ovarium, fibrosis kistik, dan tumor adrenal menjadi

faktor penyebab ammenorea?

Jawab: hal tersebut menjadi faktor karena Disfungsi hipofise terjadi

gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat berupa tumor yang

bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat

menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan

pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak
langsung menyebabkan terjadi nya pelepasan neuro transmitter seperti

serotonin yang dapat menghambat pelepasan gonadrotropin. Kelainan

ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekuder.

Amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium

(gonad aldisgenesis). Kegagalan ovarium premature dapat disebabkan

kelainan genetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat juga

merupakan proses auto imun dimana folikel dihancurkan.

c. Mengapa terapi akupunktur bisa digunakan dalam pengobatan

ammenorea ?

Jawab: Dalam penanganan amenore sekunder terapi akupunktur

diberikan sebanyak 21 kali, 3 kali dalam seminggu. Terapi herbal

diberikan selama 60 hari, diminum 2 kali sehari dengan dosis kunyit 15

gram dan bijik labet 4 gr. Terapi ini dapat meluruhkan haid pada pasien.

d. Bagaimana seoarang individu, mampu untuk mencukupi kebutuhan gizi

yang diperlukan oleh tubuhnya (pada kasus ammenorea)?

Jawab: agar individu tersebut tetap berada dalam keadaan sehat dan baik

secara fisik atau mental. Serta mampu menjalankan system metabolisme

dan reproduksi, baik fungsi atau proses nya secara alamiah dengan

keasan tubuh yang sehat.

e. Apakah manfaat aktivitas fisik secara fisiologis?


Jawab: manfatat aktivitas fisik secara fisiologi adalah mencapai

kebugaran fisik yang prima dan meningkatkan kapasitas ketahanan

sistem organ tubuh seperti kardiovaskuler, pernapasan, ketahanan otot

dan rangka tubuh, pencernaan, system imun, dan organ vital lain.

Dengan demikian aktivitas fisik dapat menurunkan risiko kejadian

penyakit dan yang terakhir yaitu status psikologi, dimana pasien atau

perempuan mempunyai status psikologi yang baik, mendapatkan

dukungan keluarga yang baik sehingga proses metabolism didalam

tubuh berjalan dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Suparman, E. (2017). Amenorea Sekunder: Tinjauan dan diagnosis. Jurnal

Biomedik. 9 (3). 144-151.

Meiriza & Satria. (2017). Hubungan berat badan tidak normal dengan kejadian

amenore pada remajaputri. Jurnal Kesehatan Perintis. 4 (2). 102-108

Diana. (2010). Masa Menstruasi. Jakarta: Gramedia.

Adhien, Nur Latief. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Perubahan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Semester Ii Diploma Iv Bidan

Pendidik Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Naskah Publikasi. Diaksesdari

http://digilib.unisayogya.ac.id pada pukul 07.15.

Izzaty, N., A dkk. (2017). Terapi Amenore Sekunder Dengan Akupunktur Serta

Herbal Kunyit Dan Kelabet. Journal of Vocational Health Studies. 1

(1). 27–31

Husna Raidatul. (2014). Hubungan berat badan tidak normal dengan kejadian

amenorea pada remajaputri di pasantren MTI Kapautahun 2014.

Morgan, Geri dan Hamilton Carole. (2010). Obstetri & Ginekologi. Jakarta :

EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan &

Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Edisi 3. Jakarta: EGC

Sinaga, E dkk. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta: Universitas

Nasional.
Hapsari. A. (2015). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Program

Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang Terhadap


Kejadian Amenore Sekunder. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. 6
(4):213-217.

Wijayani, D.W,. (2019). Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus

Menstruasi Pada Mahasiswi Kh Mas Mansyur Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.


Skenario 2

1. Disminore, Nyeri Haid, primary disminore, aktivitas terganggu.

2. Dari kasus diatas Seorang perempuan usia 16 tahun masih dikatakan remaja,

masa remaja merupakan masa peralihandari masa anak-anak ke masa dewasa.

Masa remaja juga sering di sebut dengan masa pubertas atau istilah yang biasa

digunakan untuk menyatakan perubahan biologis maupun fisiologis yang

terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama

perubahan alat reproduksi. Tanda pubertas yang dialami pada wanita ditandai

dengan menstruasi. Dimana menstruasi sendiri adalah perdarahan pada

perempuan secara rutin setiap bulan selama masa subur nya yang mana wanita

akan merasakan nyeri biasa sampai nyeri hebat (Disminorea) pada waktu

menstruasi yang akan terasa di perut bagian bawah atau di daerah bujur

sangkar michaelis, nyeri terasa sebelum, selama dan sesudah menstruasi.

Nyeri tersebut terjadi dikarenakan adanya kontraksi otot perut yang terjadi

secara terus-menerus saat mengeluarkan darah (peluruhan), kontraksi yang

sering ini kemudian menyebabkan otot menegang (kram). Nyeri juga dapat

terjadi karena saat menjelang menstruasi tubuh wanita menghasilkan suatu

zat yang di sebut prostaglandin, zat tersebut mempunyai fungsi yang salah

satunya membuat rahim berkontraksi dan pembuluh darah disekitarnya

terjepit (kontraksi) yang menimbulkan iskemik jaringan, sehingga otot

kehilangan oksigen beberapa waktu. Nyeri haid yang awalnya biasa karena

tidak di tangani dengan benar dapat semakin parah atau yang dibiarkan begitu
saja tanpa adanya suatu penanganan akan mengakibatkan suatu kondisi yang

dapat menurunkan produktivitas kerja atau mengganggu aktivitas.

3. Faktor predisposisi: belum pernah melahirkan, memiliki riwayat nyeri

menstruasi di keluarga (keturunan), mengalami perdarahan berat, mengalami

yang tidak normal selama menstruasi, mengalami siklus

menstruasi yang tidak teratur.

Faktor predisposisi: berusia dibawah 30 tahun, belum pernah melahirkan,

seorang perokok, memiliki keluarga dengan riwayat nyeri haid, mengalami

perdarahan berat atau tidak normal selama menstruasi, pubertas dini, dan

aktivitas yang terlalu berlebihan.

4. Setelah analisis kasus diatas dengan perempua nusia 16 tahun, keluhan nyeri

seperti ditusuk benda tajam saat haid, nyeri di daerah simfisis pubis hingga

mengganggu aktivitas nya, nyeri skala 7, perempuan diatas mengalami

disminore. Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid atau

menstruasi yang dapat mengganggu aktifitas dan memerlukan pengobatan.

Dismenore ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut atau pinggul,

nyeri haid yang bersifat kram dan berpusat pada perut bagian bawah. Nyeri

kram yang terasa sebelum atau selama menstruasi bisa juga nyeri pada pantat.

Rasa nyeri pada bagian dalam perut, mual, muntah, diare, pusing atau bahkan

pingsan. Klsifikasi Disminore, Disminore Primer adalah disminore tidak

ditemukan pasti yang mendasari nya biasanya terjadi sebelum mencapai usia

20 tahun dan disminore sekunder yaitu dismenore yang terjadi kemudian,


biasanya terdapat kelainan Penyebab kejadian dismenore sekunder karena

adanya masalah penyakit fisik seperti endometritis, polip uteri, leiomioma,

stenosis serviks, atau penyakit radang panggunl (PID) biasanya terjadi setelah

20 tahun. Berdasarkan klasifikasi nya remaja tersebut mengalami disminore

primer.

5. Faktor Psikis Ada wanita yang secara emosional tidak stabil, dysmenorrhea

primer mudah terjadi. Kondisi tubuh erat kaitannya dengan factor psikis,

factor ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Sering kali segera

setelah perkawinan dysmenorrhea hilang, dan jarang sekali dysmenorrhea

menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawinan

dan melahirkan) membawa perubahan fisiologis pada genitalia maupun

perubahan psikis. Disamping itu, psikoterapi terkadang mampu

menghilangkan dysmenorrhea primer.

Vasopresin Kadar vasopresin pada wanita dengan dysmenorrhea primer

sangat tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa dysmenorrhea. Pemberian

vasopresin pada saat menstruasi menyebabkan meningkat nya kontraksi

uterus, menurun nya aliran darah pada uterus, dan menimbulkan nyeri.

Namun, peranan pasti vasopressin dalam mekanisme terjadinya

dysmenorrhea masih belum jelas.

Prostaglandin Prostaglandin memegang peranan penting dalam terjadi nya

dysmenorrhea. Prostaglandin yang berperan di sini yaitu prostaglandin E2

(PGE2) dan F2α (PGF2α). Pelepasan prostaglandin di induksi oleh


adanyalisis endometrium dan rusak nya membrane sel akibat pelepasan

lisosim. Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut

serabut saraf terminal rangsang nyeri. 15 Kombinasi antara peningkatan

kadar prostaglandin dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan

tekanan intrauterus hingga 400 mmHg dan menyebabkan kontraksi

miometrium yang hebat. Selanjutnya, kontraksi miometrium yang

disebabkan oleh prostaglandin akan mengurangi aliran darah, sehingga

terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri

spasmodik. Jika prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan kedalam

peredaran darah, makaselain dysmenorrhea timbul pula diare, mual, dan

muntah.

Faktor Hormonal Umum nya kejang ata ukram yang terjadi pada

dysmenorrhea primer dianggap terjadi akibat kontraksi uterus yang

berlebihan. Tetapi teori ini tidak menerangkan mengapa dysmenorrhea tidak

terjadi pada perdarahan disfungsi anovulatoar, yang biasanya disertai tinggi

nya kadar estrogen tanpa adanya progesteron. Kadar progesteron yang rendah

menyebabkan terbentuk nya PGF2α dalam jumlah banyak. Kadar progesteron

yang rendah akibat regresi korpus luteum menyebabkan terganggu nya

stabilitas membrane lisosom dan juga meningkatkan pelepasan enzim fosfo

lipase-A2 yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis prostaglandin

melalui perubahan fosfolipid menjadi asam archidonat. Peningkatan

prostaglandin pada endometrium yang mengikuti turunnya kadar progesteron


pada fase luteal akhi rmenyebabkan peningkatan tonus miometrium dan

kontraksi.

Patosifiologi dari amenorhea primer, Bila tidak terjadi kehamilan, maka

korpus luteum akan mengalami regresi dan hal ini akan mengakibatkan

penurunan kadar progresteron. Penurunan ini akan menyebabkan labilisasi

membrane lisosom, sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim

fosfolipase A2. Fosfolipase A2 ini akan menghidrolisis senyawa fosfo lipid

yang ada di membrane sel endometrium dan menghasilkan asam arakhidonat.

Adanya asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan

merangsang kaskade asam arakhidonat yang akan menghasilkan

prostaglandin, antara lain PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita dengan disminorea

primer didapatkan 16 adanya peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam

darah nya, yang akan merangsang miometrium dengan akibat terjadinya

peningkatan kontraksi dan disritmi uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan

aliran darah ke uterus dan ini akan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin

sendiri dan endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya

menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen nervus

pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia.

6. Manifestasi klinis disminore adalah kram atau nyeri perut bagian bawah, yang

bias menyebar sampai kepunggung bawah, dan paha bagianb awah, nyeri haid

muncul 1-2 hari sebelum menstruasi atau diawal-awal menstruasi, rasa sakit

terasa intens atau konstan, perut kembung, mual, muntaah, sakit kepala,

pusing, lemah, lesu, dan tidak bertenaga. Komplikasi Dismenore primer


bukanlah persoalan yang mengancam nyawa penderitanya.

Dismenore apabila dibiarkan, maka akan menimbulkan terganggunya

aktivitas sehari hari. dismenore primer dapat menimbulkan beberapa gejala

seperti : Nyeri pada perut bagian bawah, Mual, Munta, Diare; Cemas,

Depresi, Pusing dan nyeri kepala, letih lesu, bahkan sampai pingsan.

Meskipun dismenore primer tidak mengancam nyawa tetapi bukan berarti

dibiarkan begitu saja. Dismenore primer yang dibiarkan tanpa penanganan

akan menimbulkan gejala yang merugikan bagipen deritanya.

Dismenore primer tanpa penanganan dapat menyebabkan :Depresi,

Infertilitas, Gangguan fungsi seksual, Penurunan kualitas hidup akibat tidak

bias menjalankan aktivitas seperti biasanya, Dapat memicu kenaikan angka

kematian. Dismenore primer akan menurunkan kualitas hidup penderitanya

dan akan sangat merugikan penderita dismenore tersebut apabila dibiarkan.

7. Pertamaajarkanuntuktehnikrelaksasinafasdalam,

kemudianajarkanuntukmelakukankompreshangat,

anjurkanuntukmengkutisenamdisminore, berikan aroma terapijeruk

(orange), dan lain-lain.

8. Untuk mengurangi nyeri bias diberikan obat anti peradangan non-steroid

(missal nya ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat) obat ini akan sangat

efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai

hari 1-2 menstruasi.


9. Cara pencegahan disminore yaitu, menghindari stress, memiliki pola makan

yang teratur, dengan asupan gizi yang memadai, memenuhi standar 4 sehat

5 sempurna, hindari makanan yang cenderung asam dan pedas, saat menjelang
haid, istirahat yang cukup menjaga agar kondisi tidak terlalu lelah dan dan tidak
mengura senergi yang berlebihan, tidur yang cukup sesuai standar keperluan
masing-masing 6-8 jam sehari dan lakukan olah raga ringan secara teratur.

10. Remaja putrid perlu memiliki pengetahuan yang cukup berkaitan dengan

proses kehidupan yang sedang dan akan dijalaninya. Remaja putri perlu

dibekali dalam mengatasi berbagai persoalan hidup dan kehidupan, yang

menyangkut aspek pengetahuan, sikap, yang dialam nya termasuk fisik dan

mental, serta kemampuan yang berkaitan dengan pengembangan ahklak,

sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan kehidupan. Oleh sebab

itu kewajiban orang tua yang memiliki anak remaja putri yang usianya

mendekati 9 tahun untuk mengajarkan berbagai hal tentang menstruasi antara

lain memberitahukan nya bahwa anak putri memasuki usia menstruasi

umumnya pada umur 9 tahun. Ajarkan kepadanya jika menstruasi nantinya

kemungkinan akan adanya rasa nyeri, pusing, lemah dan lain-lain, ajarkan

mendapati menstruasi keluar harus memberitahukan atau melapor kepada

orang tua bila tidak, ketika mendapat menstruasi pertama kali anak akan malu

dan takut untuk bercerita kepada orang tuanya dan akhirnya pura-pura tetap

sholat, sehingga dia telah melakukan sebuah dosa besar diawal usia

balighnya. Menjelaskan jika perempuan sudah mengalami mesntruasi missal

sudah baligh, mukallaf, sudah menanggung dosanya sendiri. Mengajari

kewajiban-kewajiban yang sudah baligh missal sholat, puasa, menjaga diri

dalam berinteraksi dengan lawan jelis, dan lainlain. Dalam perspektif islam,
pengetahuan ini tidak hanya menyangkut tentang fikih, tetapi juga sekaligus

meningkatkan kesadaran akan dampak praktik pengelolaan menstruasi

terhadap kesehatan dan hubungan antara kondisi social perempuan dan

remaja putrid dengan kesehatan mental/emosionalnya.

11. Adapun pengkajian yang perlu ditambahakan diantaranya adalah:

- Riwayat menstruasi

- Pola kebiasaan

- Riwayat penyakit keluarga

- Riwayat penyakit dahulu

12. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan penyebab nyeri abdomen

ketikahaid, Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis yang

ditandai dengan iskemia dengan meningkatnya kontraksi uterus, Intoleransi

aktivitas berhubungan dengan imobilitas akibat nyeri abdomen ketika haid.

13. Rencana yang dapat digunakan pada diagnose ansietas adalah Gunakan

pendekatan yang tenang dan meyakinkan, Berada disisi klien untuk

meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan, Lakukan usapan pada

punggung dengan cara yang tepat, Dukung penggunaan mekanisme koping

yang sesuai, Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat kecemasan,

Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.

14. Pertama ajarkan untuk tehnik relaksasi nafas dalam, kemudian ajarkan untuk

melakukan kompres hangat.


15. Buatlah 5 daftar pertanyaan yang ingin anda dapatkan jawaban nya dari

skenario kasus ini seain dari 16 pertanyaan diatas dan cari tahulah jawabannya

dengan menggunakan literatur yang mendukung (buku dan

jurnal sebagai rujukan).

Pertanyaan nya sebagai berikut:

a. Mengapa prostaglandin memegang peranan penting dalam terjadi nya

dysmenorrhea?

Jawab: Prostaglandin yang berperan di sini yaitu prostaglandin E2 (PGE2)

dan F2α (PGF2α). Pelepasan prostaglandin di induksi oleh adanyalisis

endometrium dan rusak nya membrane sel akibat pelepasan lisosim.

Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut

serabut saraf terminal rangsang nyeri. 15 Kombinasi antara peningkatan

kadar prostaglandin dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan

tekanan intrauterus hingga 400 mmHg dan menyebabkan kontraksi

miometrium yang hebat.

b. Mengapa dismenore yang apabila dibiarkan akan


menimbulkan

terganggunya aktivitas sehari hari?

Jawab: karena dismenore primer yang dibiarkan tanpa penanganan akan

menimbulkan gejala yang merugikan bagipen deritanya. Dismenore primer

tanpa penanganan dapat menyebabkan :Depresi, Infertilitas, Gangguan


fungsi seksual, Penurunan kualitas hidup akibat tidak bias menjalankan

aktivitas seperti biasanya, Dapat memicu kenaikan angka kematian.

Dismenore primer akan menurunkan kualitas hidup penderitanya dan akan

sangat merugikan penderita dismenore tersebut apabila dibiarkan.

c. Mengapa remaja putri perlu memiliki pengetahuan yang cukup berkaitan

dengan proses kehidupan yang sedang dan akan dijalaninya?

Jawab: agar remaja putri mampu menghadapi tuntutan dan tantangan

kehidupan. Oleh sebab itu kewajiban orang tua yang memiliki anak remaja

putri yang usianya mendekati 9 tahun untuk mengajarkan berbagai hal

tentang menstruasi antara lain memberitahukan nya bahwa anak putri

memasuki usia menstruasi umumnya pada umur 9 tahun. Ajarkan

kepadanya jika menstruasi nantinya kemungkinan akan adanya rasa nyeri,

pusing, lemah dan lain-lain, ajarkan mendapati menstruasi keluar harus

memberitahukan atau melapor kepada orang tua bila tidak, ketika mendapat

menstruasi pertama kali anak akan malu dan takut untuk bercerita kepada

orang tuanya dan akhirnya pura-pura tetap sholat, sehingga dia telah

melakukan sebuah dosa besar diawal usia balighnya.

d. Mengapa enzim fosfolipase A2 dapat mengalami pelepasan?

Jawab: Fosfolipase A2 ini akan menghidrolisis senyawa fosfo lipid yang ada

di membrane sel endometrium dan menghasilkan asam arakhidonat. Adanya

asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan

merangsang kaskade asam arakhidonat yang akan menghasilkan


prostaglandin, antara lain PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita dengan disminorea

primer didapatkan 16 adanya peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di

dalam darah nya, yang akan merangsang miometrium dengan akibat

terjadinya peningkatan kontraksi dan disritmi uterus

e. Apa saja yang perlu diajarkan pada remaja putri dalam menghadapi masa

baligh nya?

Jawab: Mengajari kewajiban-kewajiban yang sudah baligh missal sholat,

puasa, menjaga diri dalam berinteraksi dengan lawan jelis, dan lain-lain.

Dalam perspektif islam, pengetahuan ini tidak hanya menyangkut tentang

fikih, tetapi juga sekaligus meningkatkan kesadaran akan dampak praktik

pengelolaan menstruasi terhadap kesehatan dan hubungan antara kondisi

social perempuan dan remaja putrid dengan kesehatan mental/emosionalnya.


DAFTAR PUSTAKA

Zurhayati., Ashar.T., Tarigan.L. (2018). Faktor Predisposing, Enabling,

Reinforcing Terhadap Kualitas Pengendalian Nyeri Pada Remaja

Mengalami Disminorea. Medan :Jurnal Edurance

Trimayasari.D., Kuswandi.K. (2014). Hubungan Usia Menarche dan Status Gizi

Siswi SMP Kelas 2 Dengan Kejadian Dismenore. Banten :Jurnal Obstretika


Scientia

Rustam.E. (2014). Gambaran Pengetahuan Remaja Puteri Terhadap Nyeri Haid

(Dismenore) dan Cara Penanggulangan nya. Padang :Jurnal Kesehatan


Andalas

Sinaga.E., Saribanon. N. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta :

UNAS Press, Global One

Christina R.D. (2016). Perbedaan Pengaruh Tehnik Relwksas iNafas Dalam dan
Kompres Hangat dalam menurunkan Dismenore Pada Remaja SMA Negeri
3 Padang. Padang :Jurnal medika siantika

Ismarozi .D., Utami.S., Novayelinda.R. (2015). Efektifitas Senam disminore

Terhadap Penanganan Nyeri Haid Primer Pada Remaja. Riau : JOM

Aulia. O. D., Sumarni. S., Tamara. E. (2019). Pengeruh Pemberian Aroma Terapi

Jeruk (Orange) Terhadap Skor Nyeri Disminore Pada RemajaDi Semarang.

Semarang :Jurnal Kesehatan STIKES Telogorejo.


Skenario 3
1. Endometriosis, hormon, nyeri.

2. Nyeri menstruasi yang dirasakan wanita pada kasus diatas adalah termasuk

dalam disminorea sekunder yaitu Endometriosis yang juga merupakan

merupakan salah satu penyebab kenapa si wanita belum pernah hamil atau

punya anak, Wanita usia 35 tahun, termasuk dalam usia yang rawan terkena

endometriosis, ini terjadi dikarenakan adanya ketidak seimbangan hormone

sehingga dokter menyarankan kontrasepsi oral untuk membantu

menyeimbangankan hormon yang abnormal.

3. Retrograde menstruation. Retrograde menstruation adalah kondisi di mana

aliran darah menstruasi berbalik arah. Pada kondisiini, darah menstruasi tidak

mengalir keluar tubuh melalui vagina, tetapi masuk ke rongga panggul

melalui tuba falopi (saluran indung telur). Sel endometrium dalam darah

menstruasi tadi akan menempel pada dinding panggul dan permukaan organ

panggul. Sel-sel tersebut kemudian akan terus tumbuh, menebal, dan

menyebabkan perdarahan selama siklus menstruasi. Gangguan system

kekebalan tubuh. Ada dugaan bahwa terdapat kegagalan system kekebalan

tubuh, sehingga tidak dapat menghancurkan sel endometrium yang secara

keliru tumbuh di luarrahim. Perubahan sel yang belum matang. Sel yang

belum matang ini dapat berubah menjadi sel endometrium, salah satu nya

dipengaruhi oleh hormon estrogen. Perubahan sel peritonium. Sel

peritoneum adalah sel yang melapisi bagian dalam perut. Diduga sel

peritoneum dapat berubah menjadi sel endometrium bila dipengaruhi

hormone atau system kekebalan tubuh. Perpindahan sel endometrium. Sel


endometrium dapat berpindah kebagian tubuh lain melalui darah atau system

limfatik. Prosedur bedah. Operasi caesar dan histerektomi dapat

menyebabkan sel endometrium menempel di area bekas sayatan.

4. Endometriosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya

jaringan endometrium di luarkavum uteri, berhubungan dengan haid bersifat

jinak, tetapi dapat menyerang organ-organ sekitarnya. Endometriosis dapat

menyebabkan nyeri panggul yang kronis berkisar 70%, risiko untuk terjadi

tumor ovarium 15-20%, angka kejadian infertilitas berkisar 30-40%, risiko

berubah menjadi ganas 0,7-1% dan gangguan psikis. Endometriosis

merupakan kondisi medis pada wanita yang ditandai dengan tumbuh nyas el-

sel endometrium di luar kavum uteri. Sel-sel endometrium yang melapisi

kavum uteri sangat dipengaruhi hormone wanita. Dalam keadaan normal, sel-

sel endometrium kavum uteri akan menebal selama siklus menstruasi

berlangsung agar nantinya siap menerima hasil pembuahan seltelur oleh

sperma. Bila sel telur tidak mengalami pembuahan, maka sel-sel

endometrium yang menebal akan meluruh dan keluar sebagai darah

menstruasi.

Klasifikasi endometriosis itu ada stadium 1/Endometriosis minimal (skor 15),

stadium 2/ Endometriosis ringan (skor 6-15), stadium 3/Endometriosis

sedang (skor 16-40), stadium 4/Endometriosis berat (skor>40).

5. Sampai saat ini etiologi endometriosis yang pasti belum jelas. Beberapa ahli

mencoba menerangkan kejadian endometriosis dengan berbagai teori, yakni


teori implantasi dan regurgitasi, metaplasia, hormonal, serta imunologik.

Teori implantasi dan regurgitasi mengemukakan adanya darah haid yang

dapat mengalir dari kavum uteri melalui tuba Falopi, tetapi tidak dapat

menerangkan terjadinya endometriosis diluar pelvis. Teori metaplasia

menjelaskan terjadinya metaplasia pada sel-sel coelom yang berubah menjadi

endometrium. Menurut teori ini, perubahan tersebut terjadi akibat iritasi dan

infeksi atau pengaruh hormonal pada epitel coelom. Dari aspek endokrin, hal

ini bias diterima karena epitel germinativum ovarium, endometrium, dan

peritoneum berasal dari epitel coelom yang sama. Yang paling dapat diterima

yakni teori hormonal, yang berawal dari kenyataan bahwa kehamilan dapat

menyembuhkan endometriosis. Rendahnya kadar FSH (folicle stimulating

hormone), LH (luteinizing hormone), dan estradiol (E2) dapat menghilangkan

endometriosis. Pemberian steroid seks juga dapat menekansekresi FSH, LH,

E2. Pendapat yang sudah lama dianut ini mengemukakan bahwa pertumbuhan

endometriosis sangat tergantung pada kadar estrogen dalamtubuh, tetapi

akhir-akhir ini mulai diperdebatkan. kadar E2 serum pada setiap kelompok

derajat endometriosis terdapat dalam batas normal. Keadaan ini juga tidak

bergantung pada beratnya derajat endometriosis, dan makin menimbulkan

keraguan mengenai penyebab sebenarnya dari endometriosis. Bila dianggap

perkembangan endometriosis bergantung pada kadar estrogen dalam tubuh,

seharusnya terdapat hubungan bermakna antara beratnya derajat

endometriosis dengan kadar E2. Di lain pihak, bilakadar E2 tinggi dalam

tubuh maka senyawa ini akan diubah menjadi androgen melalui proses

aromatisasi, yang berakibat kadar testosteron (T) akan meningkat. Kenyataan


pada penelitian tersebut, kadar T tidak berubah secara bermakna menurut

beratnya penyakit, bahkan dalam cairan peritoneal terlihat kadarnya

cenderung menurun seirama dengan E2. Berdasarkan hal tersebut maka dapat

dikatakan bahwa memberatnya endometriosis tidak murni tergantung

estrogen saja. Teori endometriosis dapat dikaitkan dengan aktivitas

sistemimun. Teori imunologik menerangkan bahwa secara embriologik,

selepitel yang membungkus peritoneum parietal dan permukaan ovarium

memilikiasal yang sama; oleh karena itu sel-sel endometriosis akan sejenis

dengan mesotel. Telah diketahui bahwa CA-125 merupakan suatu antigen

permukaan sel yang semula diduga khas untuk ovarium. Endometriosis

merupakan proses proliferasi sel yang bersifat destruktif dan akan

meningkatkan kadar CA125. Oleh karena itu, antigen

inidipakaisebagaipenandakimiawi. Banyak peneliti yang berpendapat bahwa

endometriosis merupakan penyakit autoimun karena memiliki kriteria yang

cenderung bersifat familiar, menimbulkangejalaklinik yang

melibatkanbanyak organ, dan menunjukkan aktivitassel B poliklonal.

Danazol yang semula dipakai untuk pengobatan endometriosis karena diduga

bekerja secara hormonal, juga telah dipakai untuk mengobati penyakit

autoimun. Oleh karena itu selain oleh efek hormonal nya, keberhasilan

pengobatan danazol diduga juga oleh efek imunologik. Danazol mengurangi

tempat ikatan IgG (reseptor Fc) pada monosit, sehingga mempengaruhi

aktivitas fagositik sel-sel tersebut.

Beberapa penelitian menemukan peningkatan IgM, IgG, serta Ig A dalam

serum pasien endometriosis.


6. Gejala tersering yang dikeluhkan oleh pasien endometriosis adalah nyeri

dan/atau infertilitas. Nyeri yang dimaksud meliputi dismenorea, dispareunia,

dan diskezia. Diketahui 83% perempuan dengan


endometriosis

mengeluhkan salah satu atau lebih dari gejala–gejala tersebut, sedangkan

sebanyak 29% perempuan tanpa endometriosis yang mengeluhkan gejala

tersebut. Nyeri haid (dismenorea) merupakan nyeri yang paling sering

dikeluhkan. Adapun nyeri haid terkait endometriosis sering dimulai sebelum

menstruasi muncul, dan terus bertahan selama menstruasi berlangsung atau

bahkan lebih lama. Keluhan nyeri tersebut berada dari dalam pelvis,

menyebar, terkadang terasa menjalar hingga kepunggung, paha, dan dapat

menimbulkan gejala lain sepertidiare. Nyeri pelvis kronis adalah nyeri hebat

pada area pelvis selama lebih dari 6 bulan yang dapat berakibat pasien tidak

mampu melakukan kegiatan nya sehari–hari hingga memerlukan pengobatan.

Dispareunia dalam yang berkaitan dengan endometriosis umum nya terjadi

sebelum menstruasi, yang kemudian terasa semakin nyeri di awal menstruasi.

4-6 Keluhan intestinal siklik yang paling sering dilaporkan pasien seperti

perut terasa kembung (96%), diare (27%), maupun konstipasi

(16%). Sedangkan infertilitas terkait endometriosis dapat disebabkan oleh

:gangguan pada adneksa sehingga menghalangi dan menghambat secara

anatomis penangkapan ovum saatovulasi, dampak terhadap perkembangan

oosit , berkurangnya reseptivitas endometrium Gejala–gejala yang

mengarahkan keendometriosis adalah dismenorea, nyeri panggul kronik,


dispareunia dalam, keluhan intestinal siklik, sertain fertilitas. Suatu studi

retrospektif telah dilakukan pada pasien endometriosis yang dibandingkan

dengan kontrol dan didapat gejala–gejala seperti infertilitas dengan odd ratio

8,2, dismenorea dengan odd ratio 8,1, serta odd ratio 6,8 untuk keluhan

dispareunia. Secara umum disimpulkan masih belum didapat bukti lengkap

untuk gejala–gejala yang mengarahkan diagnosis endometriosis, namun

gejala–gejala berikut merupakan factor risiko terjadi nya endometriosis, yaitu

nyeri abdominopelvik, dismenorea, infertilitas, dispareunia, perdarahan post–

coitus, adanya riwayat kista endometriosis sebelumnya, serta penyakit

inflamasi pelvik. Semakin banyak gejala yang dikeluhkan, maka

kemungkinan endometriosis pun makin tinggi. Komplikasi dari

endometriosis yaitu Gangguan kesuburan atauin fertilitas Endometriosis

dapat menutupi tuba falopi, sehingga menghalangi sel telur bertemu dengan

sperma. Pada kasus yang jarang terjadi, penyakit ini dapat merusak sel telur

dan sperma. Seperti ga hingga setengah penderita endometriosis diketahui

menderita gangguan kesuburan. Meski demikian, wanita dengan

endometriosis ringan sampai sedang masih berpeluang untuk hamil. Dokter

akan menyarankan penderita tidak menunda untuk memiliki anak, sebelum

kondisi nya makin serius. Kedua, Kanker ovarium Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa risiko terserang kanker ovarium (indungtelur) sedikit

meningkat pada penderita endometriosis. Selain kanker ovarium, wanita

dengan riwayat endometriosis juga berisiko terserang kanker endometrium,

meski sangat jarang terjadi. Ketiga, Adhe si Jaringan endometriosis dapat

membuat sejumlah organ tubuh saling menempel. Sebagai contoh, kandung


kemih dan usus dapat melekat kerahim. Keempat, Kista ovarium adalah

kantong berisi cairan yang tumbuh pada ovarium. Kondisi ini terjadi bila

jaringan endometriosis terletak di dalam atau di dekat ovarium. Pada

sejumlah kasus, kista dapat membesar dan menimbulkan nyeri parah.

7. Tatalaksana endometriosis amat tergantung pada gejala spesifik yang pasien

rasakan, keparahan gejala, lokasi endometriosis, tujuan tatalaksana dan

keinginan untuk mempertahankan kesuburan atau fertilitas.

a. Obat Anti inflamasi Non Steroid

Terkait dengan nyeri, pemberian NSAIDs dapat diberikan sebagai

analgesik. NSAIDs dapat menekanproduksi prostaglandin yang terlibat

dalam terjadinya nyeri dan peradangan pada endometriosis. Obat

golongan ini merupakan lini pertama pada wanita dengan dismenorea

primer dan nyeri panggul sebelum konfirmasi dengan laparoskopi

dilakukan. Juga, pada wanita dengan gejala nyeri minimal atau ringan

terkait endometriosis. Beberapa NSAIDs yang dapat digunakan antara

lain adalah:

1) Ibuprofen, dosis 400 mg setiap 4-6 jam,

2) Naproxen, dosisawal 500, dilanjutkan 250 mg tiap 6-8 jam

3) Naproxen sodium, dosisawal 550 mg, dilanjutkan 275 mg tiap 6-8 jam

4) Asam mefenamat, dosisawal 500 mg, dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam,

dimulai pada saat menstruasi selama 3 hari


Ketoprofen, dosis 50 mg tiap 6-8 jam Perlu diperhatikan bahwa

pemberian obat-obatan tersebut dilakukan untuk meredakan nyeri semata.

Jika sudah tidak nyeri, NSAIDs tidak perlu diberikan. Efek samping yang

sering muncul pada penggunaan obat-obatan di atas antara lain adalah

mual, nyeri epigastrium, anoreksia, konstipasi dan perdarahan

gastrointestinal.

b. Obat Kontrasepsi Oral Kombinasi

Obat kontrasepsi oral kombinasi juga dapat digunakan sebagai bagian dari

penatalaksanaan nyeri pada endometriosis. Obat ini bekerja dengan

menghambat pelepasan gonadotropin, mengurangi aliran darah

menstruasi dan desiduasi implan. Selainitu, terdapat efek tambahan

sebagai suatu alat kontrasepsi, penekanan ovulasi dan manfaat

nonkontrasepsi lainnya. Obat ini dapat diberikan secara siklik (sebagai

mana penggunaan sebagai obat KB) atau secara kontinyu. Pemberian

secara kontinyu berarti tanpa pemberian jeda untuk menstruasi.

Pemberian secara kontinyu dapat dilakukan jika pemberian secara siklik

tidak berhasil mengurangi nyeri.

c. Progestin

Progestin merupakan salah satuagen yang juga digunakan pada

penatalaksanaan endometriosis. Progestin bekerja dengan melawan

kerjadari estrogen pada endometrium sehingga terjadi desidualisasi awal

dan atropi endometrium lebih lanjut. Beberapa contoh regimennya adalah

progestin oral, DMPA, IUD yang melepaskan levonogestrel, dan


selective progesterone-receptor modulators (SPRMs). Efek samping yang

perlu diperhatikan pada pemberian progestin berupa MPA antara lain

adalah jerawat, edema, berat badan meningkat, dan perdarahan

menstruasi yang tidakteratur. MPA dapat diberikan dengan dosis antara

20-100 mg perhari. Pemberian juga dapat diberikan dengan depot dosis

150 mg tiap 3 bulan melalui suntikan secara IM. Dalam bentuk DMPA

atau depot MPA, kembalinya menstruasi normal dan ovulasi lebih lama

disbanding pemberian secara oral sehingga perlu dipertimbangkan pada

wanita yang hendak merencanakan kehamilan.

d. Danazol

Danazol, merupakan suatu sintesis androgen yang dapat mengekan LH

surge sehingga terjadi kondisi anovulasikronis. Danazol menempati

reseptor pada SHBG (sex hormone binding globulin) sehingga

meningkatkan kadar testosterone bebasdalam serum serta mengikat

langsung pada reseptor andoren dan progesteron. Dengan begitu, danazol

dapat menciptakan kondisi hipoestrogen, hiperandrogen serta

menginduksiatrofi endometrium pada implant endometriosis. Danazol

dapat diberikan pada dosis 200 mg secara oral, tiga kali sehari. Efek

samping yang dapat muncul pada pemberian danazol antara lain adalah

jerawat, hirsutism, perubahan profil lipid, suara lebih dalam (kebalikan

dari suara wanita yang tinggi), peningkatan enzimhati, dan perubahan

mood. Pengobatan dengan danazol sebaiknya dilakukan bersamaan


dengan kontrasepsi efektif.

e. GnRH agonis

GnRH endogen yang dilepaskan secara pulsatif menyebabkan aktifitas

gonadotrof pada pituitari anterior sehingga terjadi steroidogenis ovarium

dan ovulasi. Namun, jika diberikan secara kontinyu terjadi desensitisasi

pituitari dan hambatan steroid ogenis ovarium. Dengan begitu akan terjadi

kondisi hipo estrogenic selama tatalaksana. Pemberian GnRH agonis

bermanfaat bagi perbaikan nyeri yang dirasakan oleh pasien. Namun,

perlu diperhatikan bahwa kondisi hipoestrogenik dalam jangka panjang

dapat menyebabkan terjadinya insomnia, hot flush, penurunan libido,

kekeringan vagina, dan sakit kepala. Yang tidak kalah penting adalah

resiko terjadinya penurunan massa tulang. Oleh karenaitu, pemberian

estrogen tambahan dalam bentuk kontrasepsi oral kombinasi dapat

diberikan untuk menghasilkan add back therapy. Norethindrone acetate

dosis 5 mg oral perhari dapat digunakan sebagai regimen penghasil add

back therapy. Pemberian dapat dilakukan dengan atau tanpa estrogen

konjugasi seperti Premarin, Wyeth, Madison, NJ dengandosis 0,625 mg

perhari selama 12 bulan.

f. Penatalaksaan Bedah

Pembedahan pada kasus endometriosis juga dilakukan untuk membantu

meredakan nyeri. Beberapa tindakan bedahnya antara lain adalah

pembuangan lesi dan adhesiolisis, reseksi endometrioma,

neurektomipresacral hingga histerektomi dengan bilateral ooforektomi.


Karena metode utama diagnosis endometriosis adalah laparoskopi,

tatalaksana bedah pada saat penegakan diagnosis dapat menjadi pilihan.

8. Berdasar prinsip umpan balik negatif, pengobatan endometriosis awalnya

masih menggunakan estrogen. Dewasa ini, estrogen tidak terlalu disukai lagi

dan mulai ditinggalkan. Efek samping yang ditimbulkan kadang-kadang

dapat berakibat lanjut kematian. Salah satu efek samping yang sangat

dikhawatirkan ialah terjadinya hiperplasia endometrium yang dapat

berkembang menjadi kanker endometrium. Dari berbagai jenis hormon yang

telah dipakai untuk pengobatan endometriosis dalam dua dasawarsa terakhir

ini, ternyata danazol termasuk golongan hormone sintetikpria turunan

androgen dengan sub stitusigugusalkil pada atom C-17 ol. Efek

antigonadotropin Danazol ini terjadi dengan cara menekan FSH dan LH,

sehingga teriadi penghambatan steroidogenesis ovarium. Pemberian danazol

mengakibatkan jaringan endometriosis menjadiatrofi dan diikuti dengan

aktivas mekanisme penyembuhan dan resorpsi penyakit. Androgen dapat

membebani fungsi hati; oleh karena itu danazol tidak dianjurkan pada pasien

endometriosis dengan penyakit hati, ginjal, dan jantung. Selain itu, hormone

ini juga termasuk hormone pria sehingga efeknya tidak terlalun yaman bagi

wanita. Danazol juga kadang kadang menyebabkan perdarahan bercak

(spotting) yang tidak menyenangkan. Dewasa ini dipakai preparat medroksi

progesterone asetat (MPA) dan didrogesteron. Kedua senyawa ini merupakan

progesterone alamiah dengan efek samping yang tidak separah danazol.

Bentuk yang tersedia berupapa ketkomposit, jadisatu tablet dapat terdiri dari
beberapa jenis obat. Mengingat endometriosis dapat menyebabkan

infertilitas, pengobatan endometriosis pada pasien dengan infertilitas harus

mendapatkan perhatian. Pilihan pengobatan endometriosis pada kasus

infertilitas belum seragam dan bergantung pada beberapa faktor, yaituusia,

luasnya endometriosis, luas dan lokasi perlekat anpelvik, dan faktor-faktor

infertilitas secara bersamaan. Kepastian diagnosis endometriosis harus dibuat

pada saat laparos kopi atau laparotomi; oleh karena itu rencana pengobatan

juga harus dirancang dan dimulai di mejaoperasi. Dengan adanya

perkembangan pesat berbagai tehnik pengobatan, termasu kelektrokauter,

laser, dan laparoskopioperatif, maka semua susunan endometriosis yang

tampak pada saat laparoskopi awal kini telah mampu diablasi. Pada

endometriosis derajat berat dan luas, pembedahan atraumatik merupakan

pilihan utama karena sudah diketahui bahwa endometrioma yang lebih

besardari 1 cm tidak menyusut selama pengobatan medika mentosa.

Pengangkatan endometrioma saat operasi dilakukan karena factor factor

mekanik antara lain perlekatan yang mengganggu mekanisme penangkapan

ovum hanya dapat ditanggulangi dengan pembedahan; oleh karenaitu,

sekuele endometriosis merupakan indikasi primer untuk pembedahan. Pada

endometriosis derajat minimal, pengamatan dan sikap menunggu sering

menghasilkan kehamilan. Pada derajat ringan, pengobatan medikamentosa

merupakan pilihan. Bila endometriosis ringan terjadi bersamaan dengan

faktor-faktor infertilitas lainnya, hasil yang baik akan diperoleh dengan

memperbaiki factor factor infertilita stersebut. Pada endometriosis ringan,

bila disertai anovulasi, luteinized unruptured follicle (LUF), defekfase luteal,


serta hiperprolaktinemia hendaknya hal-hal tersebut diperbaiki terlebih

dahulu. Bila pendekatan demikian tidak menghasilkan kehamilan dalam

waktu dekat, maka endometriosisnya harus diobati terlebih dahulu. Dengan

mikroskop electron akan terlihat bahwalesi endometriosis yang sederhana

biasanya terpencar pada permukaan peritoneum sebagai polip-polip kecil atau

bongkah-bongkah berdiameter.

9. Tidak ada cara yang pasti untuk menurunkan risiko endometriosis. Akan

tetapi, karena hormon estrogen dapat menyebabkan penebalan lapisan uterus

selama siklus menstruasi, maka dapat dilakukan penurunan kadar estrogen

dalam tubuh. Untuk menjaga kadar estrogen agar tetap rendah dapat

dilakukan: olah raga secara teratur, menjaga agar jumlah lemak dalam tubuh

tetap rendah, menghindari konsumsi alcohol dalam jumlah yang tinggi serta

minuman yang mengandung kafein. Selain itu, karena endometriosis dapat

disebabkan oleh polutan serta senyawa kimia maka untuk mencegah

endometriosis dapat dilakukan dengan menjauhi makanan yang dipupuk

menggunakan pestisida kimia serta makanan yang mengandung bahan kimia

seperti pengawet atau pewarna makanan. Memakan buah-buahan dan sayuran

yang mengandung antioksidan secara teratur juga dapat meningkatkan system

imun sehingga dapat menurunkan factor risiko endometriosis.

10. Perempuan diciptakan Tuhan dengan segenap keistimewaan. Di dalam

Alquran, kitab suci umat Islam, Allah mengabadikan ucapan istri Imran pada

surah Ali-Imran ayat 36 yang berbunyi: “Ya Tuhanku, aku telah melahirkan

anak perempuan,“ yang menegaskan bahwa satu di antara banyak


keistimewaan perempuan adalah amanah nya dalam melanjutkan keturunan.

Perempuan dianugerahi system reproduksi yang membuatnya dapat hamil

dan melahirkan. Karunia sangat spesial yang diberikan kepada perempuan ini

membuat perempuan diharapkan mau menjaga dan peduli pada kondisi

kesehatannya terutama kesehatan reproduksi.

11. Pengkajian yang perlu ditambahkan pada kasus diatas ialah riwayat kesehatan

terdahulu, yaitu apakah klien pernah terpapar agen toksin yaitu pestisida, atau

pernah kedaerah pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah

pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.

12. Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus diatas antara lain Nyeri, resiko

tinggi gangguan citra tubuh serta resiko gangguan harga diri.

13. Untuk diagnose nyeri bias dilakukan pantau karakteristik nyeri, kaji lokasi

nyeri serta kaji intensitas nyeri, bantu klien melakukan relaksasi distraksi dan

massage, dan kolaborasi pemberian analgetik.

14. Penanganan endometriosis bersifat simtomatis yaitu tergantung pada keluhan

dan gejala klinisnya. Tujuan penanganan endometriosis adalah mengontrol

nyeri, mengontrol perkembangan penyakit endometriosis dan

mempertahankan fertilitas nya. Terdapat tiga bentuk cara penanganan

endometriosis, yaitu secara bedah, medikamentosa dan kombinasi bedah

dengan medikamentosa. Nyeri biasanya ditangani dengan terapi hormon dan

terapi bedah. Jadi untuk penanganan awal dari kasus diatas bias lewat terapi

hormone maupun bedah.


16. Buatlah 5 daftar pertanyaan yang ingin anda dapatkan jawaban nya dari

skenario kasus ini seain dari 16 pertanyaan diatas dan cari tahulah jawabannya

dengan menggunakan literatur yang mendukung (buku dan

jurnal sebagai rujukan).

Pertanyaan nya sebagai berikut:

a. Bagaimana cara menjaga kadar esterogen dalam tubuh agar tetap rendah?

Jawab: Untuk menjaga kadar estrogen agar tetap rendah dapat dilakukan:

olah raga secara teratur, menjaga agar jumlah lemak dalam tubuh tetap

rendah, menghindari konsumsi alcohol dalam jumlah yang tinggi serta

minuman yang mengandung kafein.

b. Mengapa pada wanita yang sedang haid mengalami nyeri atau disebut

dismenorrhea?

Jawab: Nyeri haid (dismenorea) merupakan nyeri yang paling sering

dikeluhkan. Adapun nyeri haid terkait endometriosis sering dimulai

sebelum menstruasi muncul, dan terus bertahan selama menstruasi

berlangsung atau bahkan lebih lama. Keluhan nyeri tersebut berada dari

dalam pelvis, menyebar, terkadang terasa menjalar hingga kepunggung,

paha, dan dapat menimbulkan gejala lain sepertidiare. Nyeri pelvis kronis

adalah nyeri hebat pada area pelvis selama lebih dari 6 bulan yang dapat

berakibat pasien tidak mampu melakukan kegiatan nya sehari–hari hingga

memerlukan pengobatan.
c. Mengapa retrograde menstruation bisa terjadi?

Jawab: karna pada kondisi ini aliran darah menstruasi berbalik arah. Pada

kondisi ini, darah menstruasi tidak mengalir keluar tubuh melalui vagina,

tetapi masuk ke rongga panggul melalui tuba falopi (saluran indung telur).

d. Apakahb tujuan dari penanganan endometrium?

Jawab: Tujuan penanganan endometriosis adalah mengontrol nyeri,

mengontrol perkembangan penyakit endometriosis dan mempertahankan

fertilitas nya.

e. Bagaimana efek dari antigonadotropin ini terjadi?

Jawab: Efek antigonadotropin Danazol ini terjadi dengan cara menekan

FSH dan LH, sehingga teriadi penghambatan steroidogenesis ovarium.

Pemberian danazol mengakibatkan jaringan endometriosis menjadiatrofi

dan diikuti dengan aktivas mekanisme penyembuhan dan resorpsi penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Mukti.P. (2014). Faktor Risiko Kejadian Endometriosi. Surakarta :Unnes Journal

of Public Health

Suparman E.(2012). Penatalaksanaan Endometriosis. Manado :Jurnal Biomedik

Hesti antoro A. (2017). Konsensus Tata Laksana Nyeri Endometriosis. Jakarta

:Hiferi & Pogi

Anda mungkin juga menyukai