Terlepas dari kecenderungan perilaku global seperti disebutkan diatas, lingkungan tempat
sekelompok orang tinggal, dibesarkan dan bergaul dengan sesama dalam kurun waktu yang
relatif lama tetap saja menjadi faktor penting yang mempengaruhi cara pandang, cara berfikir
dan cara bertindak mereka. Dibalik fenomena global tersebut, masing-masng kelompok
masyarakat sesungguhnya tetap mempunyai karakter dan identitas diri yang membedakan satu
kelompok masyarakat dengan masyarakat lainnya. Seperti pribahasa “lain lading lain belalang,
lain lubuk lain ikannya”.
Sebagai contoh kecil’, secara umum bangsa Indonesia sering mengklaim dirinya
memiliki “stereotype” perilaku yang sama yang bersumber pada akar budaya Indonesia, toh
ketika seorang dosen PTS dari Jogjakarta yang kebetulan ditugaskan untuk menjadi dosen ta.nu
di Gorontalo Sulawesi untuk beberapa lama, jauh-jauh hari diingatkan agar jangan kaget jika
pada siang hari kota Gorontalo begitu sepi karena tidur siang masih menjadi adat kebiasaan
penduduk setempat. Contoh kecil ini, sekali lagi menunjukan bahwa teknologi informasi
berkembang semakin pesat dan akulturasi terus berjalan, tetap saja sebuah kelompok masyarakat
memiliki adat kebiasaan, budaya identitas diri yang tidak mudah berubah.
SEKILAS TENTANG BUDAYA DAN ANTROPOLOGI BUDAYA
Budaya adalah sebuah kata yang memiliki banyak arti. Menurut kamus Bahasa Indonesia,
kata budaya berasal dari bahasa sansekerta bodhya yang berarti akal budi. Sinonim dari kata
tersebut adalah kultur – sebuah kata benda yang berasal dari bahasa Inggris culture atau cultuur
dalam bahasa Belanda atau kultur dalam bahasa Jerman.
PENGERTIAN BUDAYA
Dari berbagai literature antropologi budaya, Kroeber and Kluckhohn’ dalam
monografinya – Culture A critical riview of concept and definisions, menemukan tidak kurang
dari 164 definisi budaya. Mengingat begitu banyaknya definisi budaya, maka tidak semua
definisi bisa dipaparkan dalam buku ini, hanya sebagainya saja yang mungkin bisa dielaborasi
lebih detail.
“a complex whole encompasses knowledge, beliefs, decency, law, traditions, art, which are in
humans and the abilities and other habits learned by humans as part of society.”
Kultur adalah sebuah pola diskursus yang simbolik dan merupakan shared meaning
(makna/pengertian bersama) yang menuntut adanya interpretasi dan penjelasan lanjutan agar
diskursus dan makna tersebut bias dipahami secara baik.