Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 2 (Kedokteran A)

Erina Sofia Atha (201910330311007)

Siti Arifah Urfa (201910330311019)

Alveolla Digna Naldia (201910330311094)

Putri Intan Amalia Rizki M. V. S (201910330311120)

Muhammad Hafizh Al Ghifary (201910330311121)

Raihan Fatihka Devi (201910330311132)

KONSEP DASAR BAHASA

1. Ragam Bahasa
1.1. Pengertian Bahasa
Bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk berinteraksi atau
berkomunikasi berupa lambing bunyi yang dihasilkan alat ucap
manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan,
konsep atau perasaan seseorang. Bahasa juga terdiri atas kumpulan
kata yang jika digabungkan akan memiliki makna tertentu. Bahasa
diciptakan sebagai alat komunikasi secara luas atau universal yang
bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada manusia untuk
berkomunikasi satu sama lain
1.2. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian,
menurut topik tertentu, hubungan pembicara dengan lawan bicara,
orang yang dibicarakan, serta media pembicara. Ragam bahasa
berdasarkan topik pembicaraan mengacu pada penggunaan bahasa
dalam hal dan bidang tertentu, seperti bidang pemerintahan,
kesusastraan, dan jurnalistik. Berdasarkan hubungan pembicara dengan
lawan bicara ragam bahasa dapat dikategorikan dalam situasi formal
atau informal. Ragam bahasa lisan dan tulis merupakan variasi bahasa
yang dikategorikan berdasarkan media pembicaraan (Nasucha, dkk.,
2010:11). Nababan (1993: 13) menyebutkan bahwa ragam bahasa
adalah perbedaan-perbedaan bahasa yang timbul karena aspek dasar
bahasa, yaitu bentuk dan maknanya yang menunjukkan perbedaan
kecil atau besar antara penutur yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Chaer dan Agustina (2004:62) ragam bahasa adalah
keragaman bahasa yang disebabkan oleh adanya kegiatan kegiatan
interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok
masyarakat yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para
penuturnya yang tidak homogen.

1.3. Sebab Terjadinya Ragam Bahasa


Ragam bahasa tidak serta merta terjadi dengan sendirinya. Ada
beberapa faktor penyebab terjadinya keragaman dalam bahasa.
Beberapa penyebab adanya ker- agaman bahasa sebagai berikut.
a. Interferensi
Interferensi adalah masuknya unsur serapan ke dalam bahasa
lain yang bersifat melanggar kaidah gramatika bahasa yang
menyerap. Chaer dan Agustina (2004:66) memberikan batasan
bahwa interferensi adalah terbawa masuknya unsur bahasa lain ke
dalam bahasa yang sedang digunakan,sehingga tampak adanya
penyimpangan kaidah dari bahasa yang digunakan tersebut. Bahasa
daerah menjadi proporsi utama dalam komunikasi resmi, sehingga
rasa cinta terhadap bahasa nasional terkalahkan oleh bahasa daerah.
Menurut Alwi, dkk. (2003:9) menyatakan bahwa banyaknya
unsur pungutan dari bahasa asing, misalnya pemerkayaan bahasa
Indonesia, tetapi masuknya unsur pungutan bahasa Inggris oleh
sebagian orang dianggap pencemaran keaslian dan kemurnian
bahasa kita. Hal tersebut yang menjadi sebab adanya interferensi.
Selain ba- hasa daerah, bahasa asing bagi seba- gian kecil orang
Indonesia ditempatkan diatas bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa
asing di ruang umum telah menjadi kebiasaan buruk yang tidak
terelakkan lagi. Hal tersebut mengaki- batkan lunturnya bahasa dan
budaya Indonesia yang secara perlahan tetapi pasti telah menjadi
bahasa primadona. Tindakan yang seharusnya dilakukan adalah
meletakkan bahasa asing di bawah bahasa Indonesia. Misalnya ma-
syarakat lebih cenderung menggunakan kata exit untuk keluar,
push untuk dorong, dan open untuk buka.

b. Integrasi
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya ragam bahasa adalah
integrasi. Menurut Chaer dan Agustina (2004:67), integrasi adalah
unsur-unsur dari bahasa lain yang terbawa masuk dan sudah
dianggap, diperlukan dan di pakai sebagai bagian dari bahasa yang
menerima atau yang memasukinya. Proses integrasi ini tentunya
memerlukan waktu yang cukup lama, sebab unsur yang berintegrasi
itu telah di sesuaikan, baik lafalnya, ejaannya, maupun tata
bentuknya.

c. Alih Kode dan Campur Kode


Chaer dan Agustina (2004:67) menyatakan bahwa alih kode
adalah bera- lihnya suatu kode (entah bahasa atau ragam bahasa
tertentu) ke dalam kode yang lain (bahasa lain). Campur kode adalah
dua kode atau lebih di gunakan bersama tanpa alasan, dan biasanya
terjadi dalam situasi santai (Chaer dan Agustina, 2004:69). Diantara
dua gejala bahasa itu, baik alih kode maupun campur kode gejala
yang sering merusak bahasa Indonesia adalah campur kode.
Biasanya dalam berbicara menggunakan bahasa Indonesia dicampur-
kan dengan unsur-unsur bahasa daerah, begitu juga sebaliknya.

d. Bahasa Gaul
Bahasa gaul merupakan salah satu variasi dari bahasa Indonesia
sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada
akhir tahun 1980- an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai
bahasanya para anak jalanan. Contoh penggunaan bahasa gaul
misalnya Ayah (Bokap), Ibu (Nyokap), Lo (kamu), dan lain-lain.

1.4 Fungsi Bahasa


Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang
digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat
untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan
atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial
(Keraf, 1997: 3).

a. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri


Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang
tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak
tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan
kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan
lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan
bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk
berkomunikasi. Seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui
tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun adalah sarana
pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan
kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat
menulis untuk mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai
tujuan tertentu.

b. Bahasa sebagai Alat Komunikasi


Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi
diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak
diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula
kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh
nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang
sezaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan
saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan
memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga.
Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf,
1997 : 4).

c. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial


Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan,
memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-
pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam
pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan
orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat
dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat
komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa
dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta
dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan
menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk
memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan
integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan
masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).

d. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial


Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial
ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat.
Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan
melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi
adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial.

1.5 Macam-macam Ragam Bahasa


a. Berdasarkan media:
 Ragam bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasiikan alat ucap
(organ of speech) dengan lonem sebagai unsur dasar.Dalam
ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan
lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat
memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak
tangan atau isyarat untuk mengtingkapkan ide. Ragam bahasa
baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu
tidak mcngurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian,
ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan
unsur-unsurdi dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur
kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan
karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di
dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Ciri-ciri ragam lisan:
Memerlukan orang kedua/teman bicara; Tergantung situasi,
kondisi, ruang & waktu; Tidak harus memperhatikan unsur
gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh; Berlangsung
cepat; Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu; Kesalahan dapat
langsung dikoreksi; Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik
wajah serta intonasi.

(+) Kelebihan Ragam Bahasa lisan:


Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti
subjek. prcdikat. dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur
itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh
bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik,
pandangan, anggukan, atau intonasi.

(-) Kelemahan Ragam bahasa lisan:

Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan


waktu. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang
kuliah, hanya akan be rani dan berlaku untuk waktu itu saja. Apa
yang diperbincangkan dalam suatu ruang diskusi belum tentu
dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang. Contoh
ragam lisan adalah "Sudah say a baca buku itu".

 Ragam bahasa tulis (tulisan)

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan


memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.
Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan
(ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata
lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan
unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat,
ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan
penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat


yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian.
sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang
diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena
itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan
kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan
kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta
kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

Ciri-ciri ragam tulis:

Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara; Tidak


tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu; Harus
memperhatikan unsur gramatikal; Dilengkapi dengan tanda baca,
huruf besar dan huruf miring; Tidak dapat dibantu dengan gerak
tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.

b. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur.

Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi


menjadi empat, yaitu : Ragam Dialek, Ragam Terpelajar, Ragam
Resmi. dan Ragam Tak resmi.

 Ragam Dialek
Ragam daerah/dialek adalah variasi bahasa yang dipakai
oleh kelompok bahasawan ditempat tertentu (lihat
Kridalaksana. 1993:42). Dalam istilah lamadisebut dengan
logat.logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah
lalal (lihat Sugono, 1999:11). Logat bahasa Indonesia orang
Jawa tampak dalam pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama
kota, seperti Bandung, Banyuwangi, atau realisai pelafalan
kata seperti pendidi’an, tabra'an, kenai'an, gera'an. Logat
daerah paling kentara karena tata bunyinya. Logat indonesia
yang dilafalkan oleh seorang Tapanuli dapat dikenali,
misalnya. karena tekanan kata yang amat jelas; logat indonesia
orang bali dan jawa, karena pelaksanaan bunyi /t/ dan /d/-nya.
Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan
panjang pendeknya bunyi bahasa membangun aksen \ ang
berbeda-beda.
 Ragam Terpelajar
Tingkat pendidikan penutur bahasa indonesia juga
mewarnai penggunaan bahasa indonesia. Bahasa indonesia
yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan tampak
jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok
penutur yang tidak berpendidikan. Terutama dalam pelafalan
kata yang berasal dari bahasa asing

 Ragam resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi
resmi, seperti pertemuanpertemuan, peraturan-peraturan, dan
undangan-undangan.

Ciri-ciri ragam bahasa resmi:


Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan
konsisten; Menggunakan imbuhan secara lengkap;
Menggunakan kata ganti resmi; Menggunakan kata baku;
Menggunakan EYD; Menghindari unsur kedaerahan.

 Ragam tak resmi


Ragam takresmi adalah bahasa yang digunakan dalam
situasi takresmi. seperti dalam pergaulan, dan percakapan
pribadi, seperti dalam pergaulan. dan percakapan pribadi (lihat
Kerai',1991:6). Ciri- ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan
dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa bahasa tidak resmi ini
digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak normal.
Ragam bahasa resmi atau takresmi ditentukan oleh tingkat ke
forma Ian bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat
kebakuan suatu bahasa, derarti semakin resmi bahas yang
digunakan. Sebaliknya semakin rendah pula tingkat
keformalannya. makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa
yang digunakan. (lihat Sugono, 1998:12-13). Contoh : Bahasa
yang digunakan oleh bawahan kepada atasan adalah bahas
resmi sedangkan bahasa yang digunakan oleh anak muda
adalah ragam bahasa santaitak resmi.

2. Laras Bahasa
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi
pemakaiannya. Laras bahasa juga dikenal dengan gaya atau style. Tanpa kita
sadari, hal ini sering kita jumpai di lingkungan sekitar. Sebagai contoh, jika
kita memperhatikan gaya bahasa para ilmuwan menggunakan laras keilmuan
yang ditandai dengan pemakaian kosa kata, istilah kelimuan, dan kalimat-
kalimat yang mencerminkan kelompok mereka. Sementara di kalangan para
politikus menggunakan bahasa laras politik yang dicirikan dengan
penggunaan kosa kata, istilah, atau kalimat-kalimat bernuansa politik.

Perbedaan laras bahasa ini dapat terpengaruhi oleh lingkungan sosial


dan budaya. Coba saja perhatikan pemakaian bahasa di kalangan kedokteran
berbeda dengan pemakaian bahasa teknisi bangunan. Bahasa yang digunakan
orang-orang muda berbeda dengan bahasa kalangan lanjut usia. Bahasa
militer berbeda dengan bahasa bangsawan. Begitu pula bahasa para guru atau
dosen berbeda dengan bahasa sekumpulan pedagang asongan. Nah, pasti
Anda sekarang lebih mengetahui bagaimana sebenarnya laras bahasa itu.

Dalam ilmu sosiolinguistik, laras bahasa juga disebut register (Hudson,


1980: 48), yaitu satu istilah teknik untuk menerangkan perlakuan bahasa
(linguistik behaviour) seorang individu dalam berbahasa. Dengan kata lain,
laras bahasa merupakan variasi bahasa yang digunakan berdasarkan bidang
penggunaan, gaya, dan tingkat keformalannya. Maksud dari bidang
penggunaan disini adalah dalam bidang olahragawan, jurnalistik, dan
sebagainya. Setiap bidang memiliki ciri khas, keunikan, serta gaya bahasa
yang berbeda-beda. Perhatikan saja jika teman satu kelas Anda ada yang
berasal dari daerah lain. Tentu akan memiliki gaya bahasa yang berbeda
dengan kita. Selain itu, perbedaan penggunaan keformalan bahasa dapat kita
jumpai saat kita menghadiri rapat dan ulangtahun. Saat rapat tentu bahasa
yang digunakan adalah bahasa yang formal dan resmi. Sementara saat kita
menghadiri sebuah pesta ulangtahun atau pesta lain, bahasa yang digunakan
tentu akan lebih ke bahasa yang gaul atau bahasa yang tidak baku.

Penggunaan bahasa yang berbeda-beda ini melahirkan laras, yaitu


perbedaan berdasarkan situasi dan faktor lain yang melahirkan kata-kata yang
berbeda mengikut keadaan. Misalnya, kata-kata yang digunakan untuk
bersendaugurau berbeda dengan kata-kata yang digunakan untuk
menyampaikan pesan. Penggunaan bahasa yang berbeda-beda berdasarkan
faktor-faktor sosial seperti keadaan dan tempat disebut laras. Laras bahasa
biasanya berubah-ubah mengikut situasi. Ciri-ciri laras yang penting ialah
perbendaharaan kata, susunan kalimat dan frasa yang digunakan. Sesuatu
laras tertentu digunakan untuk keadaan atau situasi tertentu.

2.1 Laras bahasa umum


Laras bahasa umum adalah laras yang dipergunakan dalam sehari-sehari.
Ciri dari laras ini ialah mudah dipahami dan tidak baku. Contohnya: ‘nanti
aku kerumah mu’.

2.2 Laras bahasa perniagaan


Laras bahasa perniagaan adalah laras yang dipergunakan saat memasang
iklan. Laras ini bersifat membujuk, mempromosikan, dan menarik perhatian
masyarakat. Contohnya: ‘beli satu gratis satu’.

2.3 Laras bahasa akademik


Laras akademik adalah laras yang dipergunakan dalam pembelajaran
akademik. Laras ini bersifat baku. Laras ini berdasarkan latar belakang ilmu
contohnya kimia, biologi, fisika dan masih banyak lagi. Contohnya: atmosfer,
basa, dan oksigen.
2.4 Laras undang-undang
Laras undang-undang adalah laras yang dipergunakan dalam perundang-
undangan. Sifat dari laras ini adalah formal dan khas. Contohnya: defendant
yang artinya terdakwa.

2.5 Laras media masa


Laras media masa adalah laras yang dipergunakan dalam penulisan atau
penyampaian berita. Laras ini bersifat informatif dan mudah dipahami.

2.6 Laras Sastra


Laras sastra adalah laras yang dipergunakan untuk menulis karya-karya
sastra. Laras ini biasanya memiliki makna tersendiri daan jarang sekali
dipakai sehari-hari. Laras sastra dibagi menjadi laras bahasa puisi, laras
bahasa prosa, laras bahasa lagu, dan laras bahasa film.

3. Daftar Pustaka
Tim Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bahasa Indonesia
untuk Karangan Ilmiah. 2019. Universitas Muhammadiyah Malang.
Malang
Mawardi, Siti Sarah. 2018. Karakteristik Ragam Bahasa Hukum dalam
Teks Qanun Aceh. Tersedia:
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/MB/article/download/11665/9234
(diakses 15 September 2019, pukul 19.00)
Devianty, Rina. 2017. Bahasa sebagai Cerminan Kebudayaan. Tersedia:
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tarbiyah/article/download/167/2
11 (diakses 15 September 2019, pukul 19.30)
Saragih, Desi Karolina. 2018. Bahasa dan Ragam Bahasa pada
Pendidikan Anak Sekolah. Tersedia:
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Paradigma/article/download/161
7 (diakses 15 September 2019, pukul 19.00)
Fungsi Bahasa. Tersedia:
http://sendieka.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/42064/1.%2Bfungsi
-
bahasa.pdf&ved=2ahUKEwiO_fTb4NfkAhUBi3AKHWc0CB8QFjAJegQ
IAhAB&usg=AOvVaw2nAMyS10hsS9MKzXMLMbVE&cshid=156872
2251362
Kuntaro, Eko. 2017. Bahasa Indonesia untuk perguruan Tinggi. Tersedia:
http://repository.unja.ac.id/633/1/BUKU%20MODUL%20BAHASA
%20INDONESIA%20UNTUK%20PERGURUAN%20TINGGI.pdf
(diakses 15 September 2019, pukul 18.36)

Anda mungkin juga menyukai