Anda di halaman 1dari 4

1.

1 Latar belakang
Setiap orang pasti akan mengalami tahapan kehidupan menjadi lanjut usia
(lansia). Lansia merupakan suatu tahap akhir pada perkembangan daur kehidupan
manusia (Maryam, 2008; Belia et al, 2016). Menurut World Health Organization
(WHO), lansia dibedakan menjadi 4 kelompok, yakni usia pertengahan atau middle
age (45-59 tahun), lanjut usia atau ederly (60-74 tahun), lansia usia tua atau old (75-
90 tahun), dan usia sangat tua atau very old (>90 tahun).
Berdasarkan data WHO pada tahun 2010 presentase lansia di dunia
diperkirakan mencapai 9,11% dari jumlah penduduk dunia. Hasil sensus penduduk
yang dilakukan pada tahun 2010 jumlah lansia di Indonesia mencapai 18,1 juta jiwa
(7,6% dari total penduduk), sedangkan tahun 2014 jumlah lansia menjadi 18,781 juta
dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlah lanjut usia di Indonesia mencapai 36 juta
jiwa (Badan Pusat Statistik, 2011). Sejalan dengan bertambahnya usia, lansia akan
mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara kognitif atau psikomotor.
Penurunan fungsi pada lansia akan mengarah pada munculnya gangguan seperti
gangguan fisiologis, gangguan kognitif, gangguan afektif dan psikososial yang akan
mempengaruhi aktivitas pada lansia (Palestin, 2010; Suwarni et al, 2017). Selain itu,
penurunan fungsi kognitif merupakan penyebab terbesar terjadinya ketidakmampuan
lansia dalam melakukan aktivitas normal dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi
penyebab ketergantungan lansia terhadap orang lain untuk merawat diri sendiri (care
dependence) (Mongisidi et al, 2013). Memperhatikan masalah tersebut, lansia
membutuhkan adanya pelayanan kesehatan khusus, baik dari segi pencegahan
maupun pengobatan terhadap penyakit.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat diperlukan oleh masyarakat
khususnya lansia. Hal ini seiring dengan meningkatnya risiko penyakit yang dapat
dialami oleh lansia. Adanya peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan
yang ada dari lembaga kesehatan dapat menciptakan pola hidup masyarakat yang
peduli, mengerti, dan tanggap akan permasalahan kesehatan yang ada dilingkungan
(Lestari et al, 2017). Pelayanan kesehatan perlu dipertahankan atau ditingkatkan agar
dapat memberikan pelayanan yang profesional, cepat dan ramah sehingga
mempercepat kesembuhan dari pasien. Semakin tingginya tuntutan masyarakat
terhadap fasilitas kesehatan mendorong terciptanya program pemerintah yaitu adanya
jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan untuk masyarakat khususnya lansia guna
menunjang derajat kesehatan pada lansia (Mustika, 2016).
Asuransi kesehatan sangat penting dalam mendukung peningkatan
kesejahteraan pada lansia. Tujuan adanya asuransi kesehatan yakni dapat
meningkatkan pelayanan pemeliharaan kesehatan pada lansia dan anggota
keluarganya seperti memudahkan dalam pembayaran biaya rumah sakit, biaya
pengobatan, dan mengganti kerugian tertanggung akibat dari kecelakaan atau
penyakit (Triwardani, 2017). Adanya asuransi kesehatan akan memudahkan lansia
mendapatkan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan yang dapat menjamin
kehidupannya sekarang dan untuk seterusnya.
Meskipun demikian masih banyak ditemukan masalah dalam implementasi
asuransi kesehatan seperti masih banyak masyarakat yang mendaftar adalah mereka
yang memang sudah menderita suatu penyakit dan memang akan menggunakan
pelayanan kesehatan, masyarakat yang sudah menjalani perawatan di rumah sakit dan
membutuhkan biaya besar namun saat itu baru mendaftar sebagai peserta. Hal ini
disebabkan karena kurang ketertarikan masyarakat terhadap jaminan kesehatan atau
asuransi kesehatan yang tersedia serta masih terdapat masyarakat atau lansia miskin
yang membutuhkan pelayanan kesehatan namun belum terdaftar sebagai peserta
asuransi kesehatan (Endartiwi et al, 2017).
Berdasarkan uraian di atas kami tertarik untuk melakukan analisis jurnal terkait
jaminan kesehatan pada lansia.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan analisis artikel jurnal terkait jaminan kesehatan pada lansia
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dan memahami konsep teori tentang asuransi kesehatan
b. Untuk mengetahui hasil dari analisis SWOT artikel jurnal terkait asuransi
kesehatan lansia
c. Untuk mengetahui implikasi keperawatan tentang asuransi kesehatan pada
lansia

1.3 Manfaat Penelitian


1.3.1 Manfaat Teoritis
Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi bahan literature dan membantu
dalam proses keilmuan serta dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
bidang sosial dan kesehatan khususnya tentang jaminan kesehatan pada lansia
1.3.1 Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Hasil analisis ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan bagi
mahasiswa tentang jaminan kesehatan yang dibutuhkan lansia .
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan bahan
pustaka bagi institusi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA :

Badan Pusat Statistik. (2011). Data SP 2010 Menurut Kelompok Umur.


http://www.bps.go.id/downloadfile/Data_SP2010_menurut_kelompok_umur.p
f
Belia, M.C., Nuraeni, A., & Solechan, A. (2016). Pengaruh Latihan Senam Jantung
Sehat dan Senam Diabetes terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah pada
Lansia Diabetes RW IX Kelurahan Tlogosari Kulon Semarang. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan. 1-8
Endartiwi, S.S., & Trisnantoro, L., & Hendrartini, Y. (2017). Dampak Kebijakan
Kepesertaann Mandiri Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Yogyakarta.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 10(1); 744-757
Lestari, D.R.M., Wijono, J., & Maemunah, N. (2017). Perbedaan antara Kualitas
Pelayanan Kesehatan Umum dan Kepemilikian KIS pada Lansia di puskesmas
Dau Malang. Nursing news. 2(3); 122-133
Mustika, W. (2016). Membangun Kebijakan Kesehatan Lansia Berbasis Kearifan
Lokal. Jurnal Skala Husada. 13(1); 1-12
Suwarni, S., Setaiwan, Syatini, M.M. (2017). Hubungan Usia Demensia dan
Kemampuan Fungsional pada Lansia. Jurnal Keterapian Fisik. 2(1); 34-41
World Health Organization. 2011. Global Health and Aging. .
http://www.who.int/ageing/publications/global_health.pdf.

Anda mungkin juga menyukai