Pondasi suatu bangunan ialah bagian dari suatu kontruksi bangunan yang mempunyai
bidang kontak langsung dengan tanah keras di bawahnya.
2. Cadas
Ini merupakan hasil pengerasan dari tanah dan kadang-kadang terdapat tanah-tanah lembek
pada tebal 2 ½ m. Merupakan dasar pondasi yang baik
3. Tanah kerikil
Terdiri dari butir butir batuan andesit yang cukup kasar dengan besar butirannya 2-20 mm.
Karena besar butirannya, maka air mudah merembes diantaranya kerikil sebagai tanah dasar
baik untuk didirikan bangunan.
Besarnya butiran kerikil:
· Kerikil halus besar butirannya : 2 – 5 mm
· Kerikil sedang besar butirannya : 5 – 20 mm
· Kerikil kasar besar butirannya : 20 mm
4. Tanah pasir
Butir butir yang berbentuk tajam merupakan tanah dasar yang baik untuk bangunan. Pada
umumnya tanah pasir mengandung sedikit sekali air.
Menurut besar butirannya, pasir dibagi menjadi:
Pasir halus besar, butirannya 0,1 mm
Pasir sedang besar, butirannya 0,2 – 0,5 mm
Pasir kasar besar, butirannya 0,5 – 2 mm
5. Tanah liat
Ini terjadi dari endapan mineral yang lembut sekali dan mempunyai susunan butir yang rapat.
Butirannya sangat liat, sukar ditembus oleh air. Akan tetapi dapat mudah menerima air.
Walaupun demikian tanah liat berupa lapisan setebal 2 – 3 m dapat dipakai sebagai tanah
dasar yang cukup baik
6. Tanah geluk
Tanah ini terdiri dari campuran tanah liat dengan pasir. Jika butir-butir pasir yang terkandung di
dalamnya lebih banyak daripada tanah liatnya, maka susunannya lebih rapat karena tidak
mudah susut
7. Tanah napal
Terdiri dari campuran tanah liat pasir dan kapur tanah napal. Baik sebagai dasar bangunan
asal mempunyai tebal lapisan yang cukup besar
8. Tanah lus
Terdiri dari butir-butir halus dan rata susunannya. Tanah ini terjadi karena butir-butir
terbawa oleh gerakan angin, dalam susunan butirannya banyak terdapat butir-butir kapur.
Dalam keadaan kering cukup keras tetapi jika terkena air menjadi lunak seperti bubur. Tanah
ini baik sebagai tanah dasar asal butiran-butirannya tidak mengandung air di dalamnya
9. Tanah gambut
Terjadi karena tumbuh – tumbuhan yang tela lama mengendap ke dalam air dan membusuk.
Tanah gambut banyak terdapat di rawa – rawa. Tanah gambut tidak baik sebagai dasar
bangunan
GUNA PONDASI:
1. Bentuk dan kontruksinya harus menunjukkan suatu kontruksi yang kokoh dan kuat
2. Pondasi harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak mudah hancur
3. Tidak boleh mudah terpengaruh oleh keadaan di luar pondasi misalnya keadaan air tanah, dll.
4. Pondasi harus terletak di atas tanah dasar yang cukup keras sehingga tidak mudah bergerak
baik ke samping maupun ke bawah atau mengguling
PONDASI DIGOLONGKAN DALAM 2 MACAM POKOK:
1. Pondasi langsung
Apabila lapisan tanah keras di dalamnya kurang lebih 1 m, maka kontruksi pondasi dapat
dibuat secara langsung di atas tanah dasar tersebut
Macam – macam kontruksi pondasi langsung:
· Pondasi dari pasangan batu bata
· Pondasi dari pasangan batu kali
· Pondasi dari pasangan beton bertulang
Pondasi batu kali sangat cocok sebagai bahan untuk pasangan pondasi. Batu dibelah atau
dipecah dengan besar ukuran kurang lebih 25 cm. Batu yang gundul (gundal) tidak boleh
dipasang kecuali apabila dipecah terlebih dahulu, demikian pula batu berpori.
Batu kosong dinamakan aanstamping, berfungsi sebagai drainase untuk mengeringkan air
tanah yang terdapat di sekitar badan pondasi.
Badan pondasi diplester kasar setebal kurang lebih 1 ½ cm. Di atas tanah dasar diberi lapisan
pasir yang dipadatkan setebal kurang lebih 10 cm, berfungsi sebagai alat pengering (drainase)
Keterangan:
1. Pasangan tembok
2. Pasangan trasraam
3. Balok sloof 15 x 20
4. Pasangan batu kali
5. Urugan tanah
6. Aanstamping / batu kosong
7. Lapisan pasir
8. Lantai keramik 40 x 40
9. Spesi
10. Pasir urug
Keterangan:
Beton adalah terdiri dari campuran bahan pengikat portland cement (PC) dengan bahan
pengisi (tambahan) pasir dan kerikil dalam jumlah perbandingan tertentu ditambah dengan air
secukupnya hingga menjadi adukan beton yang siap dituangkan (dicor) ke dalam acuan beton
(bekisting)
A. PONDASI TEMBOK DALAM DARI PASANGAN BATU BATA TERLETAK DI ATAS JALUR
BETON BERTULANG
Keterangan:
1. Lantai tegel (20 x 20)
2. Plint tegel (15 x 20)
3. Trassram (1 pc : 2 ps)
4. Lapisan pasir
5. Tanah urug
6. Beton bertulang (1 pc: 3 ps: 3 kr)
7. Lantai kerja (1 pc: 3 ps: 5 kr)
8. Lapisan pasir
B. PONDASI TEMBOK DALAM DARI PASANGAN BATU KALI TERLETAK DI ATAS JALUR
BETON BERTULANG
Keterangan:
1. Lantai tegel (20 x 20)
2. Plint tegel (15 x 20)
3. Trassram (1 pc : 2 ps)
4. Lapisan pasir
5. Tanah urug
6. Beton bertulang (1 pc: 3 ps: 3 kr)
7. Lantai kerja (1 pc: 3 ps: 5 kr)
8. Lapisan pasir
C. PONDASI BATU KALI SAMPING YANG BERBATASAN DENGAN TANAH ORANG LAIN
Keterangan:
1. Trassram (1 pc: 2 ps)
2. Plint tegel (15 x 20)
3. Tegel (20 x 20)
4. Balok sloof (15x20)
5. Tanah urug
6. Pasangan batu kali (1 pc: 4 ps)
7. Batu kosong
8. Lapisan pasir
Pondasi anti gempa tak jauh beda fungsinya dengan pondasi rumah pada
umumnya. Namun, manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan pondasi biasa.
Mau coba?
Pondasi anti gempa yang baik memiliki sistem yang saling menghubungkan
dengan kuat antara satu bagian rumah dengan bagian lainnya.
Lalu, bagaimana cara membuat pondasi anti gempa yang baik dan benar
agar rumah tahan terhadap gempa?
Agar bangunan tetap stabil dan kuat, maka pondasi harus dibuat di atas
tanah yang keras dan kokoh.
Baca juga:
7 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Cakar
Ayam Asli Indonesia
Bila tanah di sekitar lokasi bangunan dirasa kurang keras dan kurang stabil,
maka tanah membutuhkan pengerjaan pendahuluan untuk memperkuat
lapisan tanahnya.
Setelah tanah untuk konstruksi digali, biarkan dahulu tanah selama beberapa
hari dan sirami serta padatkan secara manual agar tanah semakin stabil.
Jika masih kurang, tambahkanlah lapisan pasir batu di dasar pondasi lalu
padatkan dengan mesin stamper.
Pada umumnya pondasi anti gempa menggunakan sistem pondasi batu kali
menerus yang dapat menghubungkan pondasi dengan sloof.
Agar makin kuat, letakkan pondasi batu kali minimal pada kedalaman 45 cm
dari permukaan tanah untuk bangunan rumah yang terdiri dari satu lantai.
Agar daya tahannya lebih terjamin, Anda juga bisa menambahkan pondasi
telapak atau pondasi sumuran pada beberapa lokasi pondasi tertentu.
3. Pondasi Anti Gempa Dibuat Menerus
Kunci rumah agar tahan gempa yaitu pondasi anti gempa harus dibuat
dengan cara menerus tanpa terputus.
Hal tersebut malah justru akan membuat daya tahan rumah Anda terhadap
gempa tidak terlalu bagus dan berakibat buruk pada bangunan saat terjadi
gempa.
Efek buruk yang ditimbulkan bisa sangat berbahaya karena selain dapat
membuat tembok bangunan retak juga bisa membuat bangunan roboh.
4. Buatlah Balok Pengikat Pondasi Anti Gempa
Jika pondasi batu telah selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat
sloof atau balok pengikat pondasi yang terbuat dari bahan beton.
Penggunaan sloof ini juga tidak hanya diaplikasikan pada pondasi menerus,
namun juga digunakan pada pondasi setempat.
Dalam pondasi batu kali, pastikan sloof tetap kokoh di atas pondasi dengan
cara mengikat badan sloof dengan angker sepanjang setengah meter.
Balok pengikat pondasi akan semakin menguatkan pondasi batu kali agar
menjadi pondasi anti gempa yang sangat kokoh.
5. Ikat Pondasi, Sloof, dan Kolom Satu Sama Lainnya
Langkah ini sangat penting karena apabila semua bagian terikat dan
terintegrasi dengan baik, ketika gempa terjadi getarannya dapat disebarkan
secara merata.