Perbandingan Pemerintahan Indonesia Deng
Perbandingan Pemerintahan Indonesia Deng
Dosen Pengampu:
Isnaini Muallidin, S.IP., M.P.A.
Disusun Oleh:
Diah Wahyuningsih 20140520036
Irma Herlina 20140520030
Akbar 20140520140
Vikri Yordhanda 20140520289
Rido Argo Mukti 20140520098
Riyan Prayitno 20140520229
ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
I. Pengantar..............................................................................................................1
II. Pembahasan..........................................................................................................3
A. Negara Indonesia............................................................................................3
1. Sejarah......................................................................................................3
2. Sistem Ekonomi.......................................................................................9
3. Sistem Kenegaraan...................................................................................10
4. Sistem Pemerintahan................................................................................13
B. Negara Perancis..............................................................................................21
1. Sejarah......................................................................................................21
2. Sistem Ekonomi.......................................................................................26
3. Sistem Kenegaraan...................................................................................29
4. Sistem Pemerintahan................................................................................32
III. Perbandingan........................................................................................................38
A. Sejarah............................................................................................................43
B. Sistem Ekonomi.............................................................................................43
C. Sistem Kenegaraan.........................................................................................45
D. Sistem Pemerintahan......................................................................................45
IV. Kesimpulan..........................................................................................................41
Daftar Pustaka............................................................................................................42
ii
1
I. Pengantar
II. Pembahasan
A. Negara Indonesia
1. Sejarah
a. Sejarah Pada Masa Orde Lama
Peristiwa ini muncul sebagai akibat terjadinya pertikaian di dalam internal Partai
Demokrasi Indonesia (PDI).
Krisis politik sebagai faktor penyebab terjadinya gerakan reformasi itu,
bukan hanya menyangkut masalah sekitar konflik PDI saja, tetapi masyarakat
menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan masyarakat, maupun
pemerintahan Indonesia. Di dalam kehidupan politik, masyarakat beranggapan
bahwa tekanan pemerintah pada pihak oposisi sangat besar, terutama terlihat pada
perlakuan keras terhadap setiap orang atau kelompok yang menentang atau
memberikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil atau dilakukan oleh
pemerintah. Selain itu, masyarakat juga menuntut agar di tetapkan tentang
pembatasan masa jabatan Presiden.
Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun 1997
telah memicu munculnya kerusuhan baru yaitu konflik antar agama dan etnik
yang berbeda. Menjelang akhir kampanye pemilihan umum tahun 1997, meletus
kerusuhan di Banjarmasin yang banyak memakan korban jiwa.
Pemilihan umum tahun 1997 ditandai dengan kemenangan Golkar secara
mutlak. Golkar yang meraih kemenangan mutlak memberi dukungan terhadap
pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden dalam Sidang Umum MPR tahun
1998 – 2003. Sedangkan di kalangan masyarakat yang dimotori oleh para
mahasiswa berkembang arus yang sangat kuat untuk menolak kembali pencalonan
Soeharto sebagai Presiden.
Dalam Sidang Umum MPR bulan Maret 1998 Soeharto terpilih sebagai
Presiden Republik Indonesia dan BJ. Habibie sebagai Wakil Presiden. Timbul
tekanan pada kepemimpinan Presiden Soeharto yang dating dari para mahasiswa
dan kalangan intelektual.
Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat banyak
ketidakadilan. Sejak munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan
mahasiswa, masalah hukum juga menjadi salah satu tuntutannya. Masyarakat
menghendaki adanya reformasi di bidang hukum agar dapat mendudukkan
masalah-masalah hukum pada kedudukan atau posisi yang sebenarnya.
10
2. Sistem Ekonomi
a. Sistem Perekonomian di Indonesia
3. Sistem Kenegaraan
Negara Indonesia salah satu negara yang berada di Asia Tenggara, dan
menjadi salah satu perintis, pelopor, dan pendiri berdirinya ASEAN. Letak
geografis Indonesia yang berada di antara dua samudera yaitu Samudera Pasifik
dan Samudera Atlantik, serta diapit oleh dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua
Australia.
Menurut Pasal 1 ayat 1, Indonesia adalah Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik. Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kedaulatan berada di
tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut UUD. Sistem pemerintahannya yaitu
negara berdasarkan hokum (rechsstaat). Dengan kata lain, penyelenggara
pemerintahan tidak berdasarkan pada kekuasaan lain (machsstaat). Dengan
berlandaskan pada hokum ini, maka Indonesia bukan negara yang bersifat
absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Semenjak lahirnya reformasi pada
12
akhir tahun 1997, bangsa dan negara Indonesia telah terjadi perubahan sistem
pemerintahan Indonesia, yaitu dari pemerintahan yang sentralistik menjadi
desentralisasi atau otonomi daerah.
Setelah ditetapkannya UUD No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pusat dan Daerah, serta UU No. 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bebas KKN, merupakan tonggak
awal dari diberlakukannya sistem otonomi daerah di Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa alat penyelenggara negara yang ada di
Indonesia yang menjadi penentu keberhasilan negara Indonesia dalam
membangun dan menciptakan tujuan negara yang dikehendaki berdasarkan UUD
1945.
Sistem pemerintahan negara Indonesia dapat diartikan dalam dua bagian,
yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit pemerintahan terdiri
dari lembaga eksekutif saja, yaitu :
1) Tingkat pusat. Meliputi presiden dan wakil presiden, menteri-menteri dan
instansi yang berada dalam ruang lingkupnya
2) Tingkat daerah meliputi :
a. Provinsi terdiri dari gubernur dan wakil gubernur yang dibantu
oleh dinas-sinas.
b. Kota dan kabupaten dipimpin oleh walikota dan wakil walikota
atau bupati dan wakil bupati, dibantu oleh dinas-dinas, camat, lurah
atau kepala desa, serta rw, rt atau kadus.
Pengertian Sismtem Desentralisasi artinya tata pemerintahan yang lebih
banyak memberikan kekuasaan kepada pemerintahan daerah (KBBI, BP 1995).
Sistem desentralisasi maksudnya sistem pemerintahan di mana pemerintah daerah
memiliki kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri
berdasarkan kebutuhan dan potensi daerah masing-masing. Selain negara kesatuan
dengan sistem desentralisasi, dikenal juga negara kesatuan dengan sistem
sentralisasi.
Pengertian Sistem Sentralisasi artinya penyatuan segala sesuatu ke suatu
tempat yang dianggap sebagai pusat (KBBI, BP 1995). Sistem sentralisasi
13
a. Sistem desentralisasi
Dalam negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, kekuasaan
pemerintahan tidak seluruhnya dijalankan oleh pemerintah pusat. Kekuasaan yang
sesungguhnya berada di tangan pemerintah pusat itu sebagian diserahkan pada
daerah-daerah.
Tujuan penyerahan wewenang oleh pemerintah pusat itu adalah agar
daerah-daerah dapat berpartisipasi dalam mengatur daerahnya sendiri secara
bertanggung jawab. Hak untuk mengatur daerahnya sendiri itu disebut otonomi.
Daerah yang diserahi wewenang oleh pemerintah pusat tersebut disebut daerah
otonom. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi memiliki kelebihan dan
juga memiliki kelemahan. Berikut ini kelebihan dan kekurangan sistem tersebut.
Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945 yaitu negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik”. Mengingat
sedemikian luasnya wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maka
penyelenggaraan pemerintahan di negara ini tidak mungkin dijalankan dengan
sistem sentralisasi. Pemerintah Pusat yang berkedudukan di Jakarta tidak mungkin
akan mampu mengurusi penyelenggaraan pemerintahan secara langsung di
wilayah-wilayah yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Berbeda dengan
negara-negara lain yang wilayahnya tidak luas, misalnya Singapura, Brunei
Darussalam, Timor Leste, dan lain-lain. Oleh karena itu, pemerintahan di Negara
Kesatuan Republik Indonesia tidak dijalankan dengan sistem sentralisasi,
melainkan desentralisasi.
Dengan sistem desentralisasi, Pemerintah Pusat menyerahkan wewenang
pemerintahan kepada suatu daerah untuk mengatur urusan pemerintahan di
derahnya sendiri. Wewenang daerah yang diterima dari Pemerintah Pusat itu
disebut otonomi daerah. Hal ini akan dibahas lebih mendalam dalam pembahasan
tentang pemerintahan daerah. Wewenang daerah dalam suatu negara kesatuan
berbeda dengan kekuasaan negara bagian dalam suatu negara serikat (federasi).
Wewenang daerah dalam negara kesatuan diperoleh berdasarkan penyerahan
wewenang oleh Pemerintah Pusat, sedangkan bagi negara-negara bagian justru
14
4. Sistem Pemerintahan
a. Pengertian Sistem Pemerintahan
5) Sistem Bikameral
Sistem kamar (unikameral, bikameral, dan trikameral) dalam lembaga
perwakilan rakyat efektifitasnya ditentukan oleh perimbangan kewenangan antar-
kamar dalam pelaksanaan fungsi parlemen seperti fungsi legislasi, anggaran,
kontrol, representasi, dan rekrutmen politik.Dari fungsi tersebut, perimbangan
dalam fungsi legislasi menjadi faktor utama.Dalam sistem dua kamar (bikameral),
dengan perimbangan itu, dimaksudkan untuk melaksanakan mekanisme checks
and balancesantar-kamar di lembaga perwakilan rakyat.
Dengan adanya dua majelis akan dapat menjamin semua produk legislatif
dan tindakan pengawasan diperiksa dua kali (double check). Keunggulan sistem
double check ini semakin terasa jika Majelis Tinggi yang memeriksa dan merevisi
suatu rancangan undang-undang memiliki keanggotaan yang komposisinya
berbeda dari Majelis Rendah (Asshiddiqie, 1996). Sistem bikameral bukan hanya
merujuk adanya dua dewan dalam suatu negara, tetapi dilihat pula dari proses
pembuatan undang-undang yang melalui dua dewan atau kamar, yaitu melalui
Majelis Tinggi dan Majelis Rendah (Mulyosudarmo, 2004).
Di Indonesia, hubungan antar-kamar tidak mungkin menciptakan
bikameral yang efektif. Pasal 20A Ayat (1) UUD 1945 menyatakan, DPR
memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan pengawasa. Karena fungsi tersebut
tidak diberikan kepada DPD, Pasal 20A Ayat (1) memunculkan superioritas
fungsi legislasi DPR terhadap DPD.Kehadiran Pasal 20A Ayat (1) memberi garis
demarkasi yang sangat tegas bahwa kekuasaan membuat undang-undang hanya
menjadi monopoli DPR.Padahal, dalam sistem bikameral, jia tidak diberi hak
mengajukan RUU, Majelis Tinggi berhak untuk mengubah, mempertimbangkan,
atau menolak RUU dari Majelis rendah.Sekiranya hak itu juga tidak ada, Majelis
Tinggi diberi hak menunda pengesahan UU yang disetujui Majelis Rendah.Hak
menunda pengesahan sering menjadi satu-satunya kekuatan jika Majelis Tinggi
jika tidak mempunyai hak mengubah dan menolak rancangan undang-undang
(Evans, 2002).
Mencermati ketentuan dalam UUD 1945, wewenang DPD terbatas dan
sempit, karena DPD hanya untuk memberi pertimbangan.Seolah-olah DPD hanya
19
dan daerah, (c) pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, (d)
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, (e) pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja negara, (f) pajak, (g) pendidikan, dan (h) agama.
Kemudian, hasil itu disampaikan kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk
ditindaklanjuti.Dari ketentuan itu, fungsi pengawasan DPD seolah-olah menjadi
sub-ordinat (fungsi pengawasan) DPR.Oleh karenanya, untuk membangun
bikameral yang efektif, fungsi pengawasan DPD menjadi sebuah keniscayaan.
Dalam hal fungsi representasi, Pasal 22C Ayat (1) UUD 1945 anggota
DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum. Kemudian, dalam Pasal
22C Ayat (2) ditegaskan lagi, anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama
dan jumlah seluruh anggota DPD itu tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota
DPR. Dari ketentuan itu, tidak bisa dinafikan bahwa DPD merupakan representasi
daerah.Karena DPR lebih merupakan representasi partai politik, representasi
daerah relatif lebih tepat untuk mengimbangi partai politik di lembaga perwakilan
rakyat.Meskipun demikian, idealnya dikembangkan juga upaya untuk memikirkan
bahwa DPD tidak hanya menjadi representasi daerah tetapi juga mampu
merepsentasikan kelompok-kelompok marjinal dan minoritas.
B. Negara Perancis
1. Sejarah
a. Revolusi perancis
Perancis sebagai negara yang besar dan berkuasa pada saat itu
menguasai sebagian besar wilayah di Afrika. Mulai dari Algeria,
Afrika Barat, Madagascar, dll (Anon, n.d.). Tahun 1900-14 daerah
jajahan Perancis diekspansi hingga ke Indocina. Hingga tahun
1919, Perancis mengalami sedikit perselisihan dengan Jerman
yang mana keduanya berebut daerah jajahan, hingga pada
akhirnya Perancis yang memenangkan perjanjian sehingga
Jerman mengembalikan Alsace dan Lorraine dalam perjanjian
Versailles. Mendekati tahun 1945, Perancis lama-lama mulai
kehilangan daerah jajahannya. Lebanon, tahun 1943, pada
akhirnya mendeklarasikan kemerdekaannya atas Perancis
(Rahayu, 2015).
2. Sistem Ekonomi
a. Sistem Ekonomi Liberal (Pasar Bebas)
Menurut Adam Smith (1776) dalam bukunya “An Inquiry Into the Nature
and Causes of the Wealth of Nations”. Model sistem ekonomi kapitalis ini
merujuk pada perekonomian pasar persaingan sempurna. Pada dasarnya sistem
ekonomi yang kapitalis murni hampir tidak ada. Hanya kadar dominasinya yang
menentukan kecenderungannya kepada suatu jenis sistem ekonomi. Negara yang
menggunakan sistem ekonomi ini adalah Amerika Serikat, Swedia, Belanda dan
Perancis.
1) Ciri dari sistem ekonomi liberal atau sistem ekonomi pasar bebas yang
dianut oleh negara Perancis dalah :
a) Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal.
b) Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya.
c) Aktivitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh laba.
d) Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar.
e) Persaingan dilakukan secara bebas
f) Peranan modal sangat vital
g) Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan
ekonomi.
h) Adanya kebebasan pihak swasta atau masyarakat untuk melakukan
tindakan ekonomi (memproduksi barang, penentuan harga, dan lain-
lain).
i) Modal memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi.
j) Adanya kebebasan untuk memiliki barang modal atau peralatan
produksi.
k) Adanya kebebasan memiliki kekayaan dan barang konsumsi.
3) Kerugian dari sistem ekonomi liberal yang dainut negara Perancis antara
lain:
a) Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan.
b) Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal.
c) Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat.
d) Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan
alokasisumber daya oleh individu.
3. Sistem Kenegaraan
Republik Perancis atau yang memiliki nama The Fifth Republic menganut
sistem pemerintahan semi presidensiil dengan tradisi demokrasi yang kuat.
Dikarenakan dalam menjalankan roda pemerintahan, Presiden sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan dibantu oleh seorang Perdana Menteri. Hal ini
berbeda dengan sistem pemerintahan yang presidensiil secara murni dimana
Presiden hanya menjalankan pemerintahan seorang diri dengan hanya dibantu
kabinet.
2) Eksekutif
1) Presiden
2) Perdana Menteri
ini secara kuat dipengaruhi oleh pemerintah (Presiden dan Perdana Menteri) yang
bahkan bisa memenangkan pengadopsian sebuah RUU tanpa melakukan
pemungutan suara secara aktual. Di atas telah dijelaskan pula bahwasannya
Presiden (dalam situasi tertentu) bisa membubarkan Majelis Nasional bahkan
sebelum masa fungsi dari Majelis ini berakhir namun terlepas dari kekuasaan
Presiden tersebut, Majelis Nasional juga memiliki otoritas untuk menjatuhkan
pemerintahan legal jika suara mayoritas absolut dari total anggota Majelis
memutuskan untuk bertindak demikian.
Untuk urusan legislatif, Perancis menggunakan sistem parlemen 2 pintu
(bikameral) yang terdiri dari:
4. Lembaga Yudikatif
Sistem Yudikatif Perancis terdiri dari dua cabang, dimana pada masing-
masing cabang terdapat semacam hierarki mahkamah agung. Cabang yang
39
5. Sistem politik
Prancis menganut sistem dwi partai yang saling bertentangan satu sama lain.
Partai sayap kanan yang dikenal dengan Partai Persatuan untuk Gerakan Rakyat
melawan partai sayap kiri yang dikenal dengan Partai Sosialis Perancis. Dalam
perjalanannya, partai dari sayap kanan yakni Partai Persatuan untuk Gerakan
Rakyat mempunyai Peran dominant di Perancis. Dua pengelompokkan yang
saling menentang secara politik: pertama sayap kiri, dipusatkan di sekitar Partai
Sosialis Perancis, dan lainnya sayap kanan, sebelumnya dipusatkan pada
Rassemblement pour la République (RPR) dan sekarang Persatuan untuk Gerakan
Rakyat (UMP). Cabang eksekutif kebanyakan terdiri dari anggota Union pour un
Mouvement Populaire (UMP). Terdapat juga sebuah partai sayap kanan radikal
yang bernama Front National.
a. Pemilihan Umum
1) Pemilu Eksekutif Pemilu eksekutif diadakan untuk memilih Presiden
de la Republik dan Premier Minister.
2) Pemilu Legislatif
a) Assemblee Nationale
dari 3.500 dan yang memiliki penduduk lebih dari itu memiliki sistem yang
berbeda. Hal ini terjadi pada kota-kota besar yang memiliki penduduk yang
banyak seperti paris, lyon dan marseille yang memiliki prosedur tersendiri dalam
melangsungkan pemilu di tingkat ini.
38
III. Perbandingan
A. Komparasi Perbandingan Negara Indonesia dan Perancis
Soeharto terpilih sebagai Presiden Republik Perancis, yang muncul sebagai efek dari adanya
Indonesia dan BJ. Habibie sebagai Wakil Revolusi Perancis. Dari nasionalism ini
Presiden. kemudian muncul konsep nation-state yang
Timbul tekanan pada kepemimpinan Presiden menyatukan berbagai entitas politik dalam
Soeharto yang dating dari para mahasiswa dan negaranya ke dalam satu unit pemerintahan.
kalangan intelektual. Fase terakhir merupakan fase dimana Perancis
mulai menjaga hubungannya dengan Negara
lainnya. Perancis juga merupakan salah satu
negara yang turut menginisiasi lahirnya Uni
Eropa dan juga menjadi negara yang memiliki
peranan penting di dalamnya
2 Sistem Ekonomi Sistem ekonomi Indonesia merupakan system Sistem ekonomi yang dianut Perancis adalah
ekonomi Pancasila yang berorientasi kepada sama dengan Amerika Serikat dan Inggris, yakni
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila ini sistem ekonomi liberal (pasar bebas). Sistem
diberlakukannya etik dan moral agama, bukan ekonomi pasar bebas sering disebut juga dengan
materialisme. Kemanusiaan yang adil dan sistem ekonomi liberal.
beradab yang tidak mengenal pemerasan atau Sistem Ekonomi Liberal adalah sistem ekonomi
eksploitasi. Persatuan Indonesia berlakunya yang menghendaki adanya kebebasan yang
kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio- seluas-luasnya bagi tiap individu untuk
nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam melakukan kegiatan ekonomi tanpa campur
ekonomi. Kerakyatan mengutamakan kehidupan tangan pemerintah.
ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak. Adanya kebebasan pihak swasta atau masyarakat
Serta Keadilan Sosial yang mengutamakan untuk melakukan tindakan ekonomi
persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat (memproduksi barang, penentuan harga, dan
yang utama bukan kemakmuran orang-seorang. lain-lain).
Yang menguasai hajat hidup orang banyak
adalah negara / pemerintah
Peran negara adalah penting namun tidak
40
Sejarah Indonesia tidak terlepas dari Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Orde
Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada
era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat “koreksi total” atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa
Orde Lama. Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap tatanan pemerintahan dan kenegaraan Indonesia.
2. Ekonomi Indonesia dan Perancis
Keputusan pemerintah dalam mengubah atau menetapkan sistem ekonomi sangatlah penting. Karena keputusan tertinggi ada pada
pemerintah. Walaupun masyarakat menghendaki pengubahan tersebut, namun pemerintah tidak mengubahnya, maka sistem ekonomi pun
tidak akan berubah. Misalnya subsidi pada suatu barang dan jasa pada suatu negara. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah
negara / pemerintah. Contoh hajad hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM, pertambangan / hasil bumi, dan lain
sebagainya. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting
44
namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni
pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung. Masyarakat adalah bagian yang penting di
mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat. Modal atau pun buruh
tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas kekeluargaan antar sesama manusia.
Sedangkan perancis menggunakan system ekonomi liberal memang ada beberapa keuntungan dengan penerapan system ekonomi
tersebut antara lain,
a. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi.
b. Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi.
c. Munculnya persaingan untuk maju.
d. Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak akan laku dipasar.
e. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba.
Namun, Kerugian dari sistem ekonomi liberal yang dianut negara Perancis antara lain
3. Sistem Kenegaraan
45
Kedua negara memiliki pemerintahan daerah dan mengenal dekonsentrasi serta desentralisasi. Sistem pemerintahan daerah Perancis
mirip dengan sistem di Indonesia dimana disamping adanya daerah-daerah administratif terdapat juga daerah otonom, seperti misalnya
departemen dan commune. Sedangkan di Indonesia ada tingkat pusat. Meliputi presiden dan wakil presiden, menteri-menteri dan instansi
yang berada dalam ruang lingkupnya. Tingkat daerah meliputi, Provinsi terdiri dari gubernur dan wakil gubernur yang dibantu oleh dinas-
dinas. Kota dan kabupaten dipimpin oleh walikota dan wakil walikota atau bupati dan wakil bupati, dibantu oleh dinas-dinas, camat, lurah
atau kepala desa, serta rw, rt atau kadus
4. Sistem Pemerintahan
a. Parlemen Perancis adalah bikameral dan parlemen Indonesia bikameral (DPR dan DPRD).
b. Perancis dalam bidang eksekutif dipimpin oleh seorang Presiden dan dan dalam menjalankan kabinet dibantu oleh seorang
Perdana Menteri, sedangkan Indonesia hanya seorang presiden.
c. Sistem pemerintahan yang dipakai oleh Perancis adalah Semi Presidensil sedangkan Indonesia memakai sistem Presidensil.
d. Parlemen Perancis terdiri dari Majelis Nasional dan Senat, dimana Majelis Nasional memiliki kekuatan untuk membubarkan
kabinet sehingga pihak mayoritas menjadi penentu pilihan pemerintah, sedangkan di Indonesia Kabinet tidak dapat dibubarkan
oleh Parlemen.
41
IV. Kesimpulan
1. Perancis dalam bidang eksekutif dipimpin oleh seorang Presiden dan dan
dalam menjalankan kabinet dibantu oleh seorang Perdana Menteri, sedangkan
Indonesia hanya seorang presiden.
2. Sistem pemerintahan yang dipakai oleh Perancis adalah Semi Presidensil
sedangkan Indonesia memakai sistem Presidensil.
42
3. Parlemen Perancis terdiri dari Majelis Nasional dan Senat, dimana Majelis
Nasional memiliki kekuatan untuk membubarkan kabinet sehingga pihak
mayoritas menjadi penentu pilihan pemerintah, sedangkan di Indonesia
Kabinet tidak dapat dibubarkan oleh Parlemen
43
V. Daftar Pustaka