Disusun Oleh:
Muhammad Rikza Kirana (P2.06.30.1.18.016)
Muhammad Taufiq Anwari (P2.06.30.1.18.017)
Muhammad Yudi Pratama (P2.06.30.1.18.018)
Nefi Nurhudayah (P2.06.30.1.18.019)
Nissa Ramdian Azzahrah (P2.06.30.1.18.020)
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA
2019/2020
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, nikmat,
serta karunia-NYA kepada penulis sehingga penulis bisa menyusun dan
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Fitokimia.
Besar harapan penulis, makalah ini bisa menjadi patokan atau tolak ukur
pembuatan makalah Metode Ekstraksi Perkolasi. Adapun, penulis juga berharap
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembacanya.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
Latar belakang...........................................................................................................5
Rumusan Masalah....................................................................................................6
Tujuan Makalah........................................................................................................6
Pengertian Ekstraksi................................................................................................7
Macam-macam Ekstraksi.......................................................................................7
Tujuan Ekstraksi.......................................................................................................12
Ekstrak.........................................................................................................................13
Pelarut..........................................................................................................................15
Prosedur Kerja...........................................................................................................18
Hasil Pengamatan.....................................................................................................19
Pembahasan................................................................................................................20
Simpulan......................................................................................................................23
Saran.............................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................24
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki tumbuhan
sebagai sumber kekayaan yang luar biasa. Banyak tanaman yang tumbuh
dengan subur dan penuh dengan potensi, dari segi penggunaan bahan
makanan, minuman dan beberapa pengobatan tradisional. Sejarah telah
membuktikan bahwa tanaman memberikan kontribusi tidak terbatas dalam
pengadaan sumber bahan alam yang banyak memiliki khasiat (Schmidt et
al., 2008).
Berbagai khasiat yang dapat dihasilkan oleh tanaman merupakan
efek dan khasiat dari berbagai zat metabolit sekunder yang terkandung
dalam tanaman tersebut. Sebagai contoh zat metabolit sekunder yang
terkandung dalam tanaman yaitu alkaloid, flavonoid, glikosida,terpenoid,
saponin, tanin dan polifenol sehingga biasanya dijadikan obat tradisional
yang memiliki efek terhadap kesehatan
Suatu tumbuhan dapat berfungsi sebagai obat tradisional karena
kandungan metabolit sekunder. Fungsi metabolit sekunder ini jarang
diketahui oleh banyak orang, sehingga seringkali terlupakan akan khasiat
yang dikandung di dalamnya. Untuk pemeriksaan metabolit sekunder ini di
dapatkan dari tumbuhan dengan dengan metode fitokimia (Raina, 2011).
Fitokimia merupakan suatu teknik analisis kandungan kimia di
dalam tumbuhan yang memiliki sifat kualitatif sehingga data yang
dihasilkan adalah data kualitatif. Oleh karena itu dengan metode fitokimia
dapat diketahui secara kualitatif kandungan kimia dalam suatu jenis
tumbuhan.
Dalam pengambilan komponen zat aktif pada tumbuhan dapat
dilakukan ekstraksi. Ekstraksi merupakan suatu proses penarikan senyawa
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
BAB II
DASAR TEORI
A. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan suatu proses penarikan senyawa metabolit
sekunder dengan bantuan pelarut. Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan
pada suhu tinggi, tetapi hal ini dapat mengakibatkan beberapa komponen
mengalami kerusakan (Harbone, 1987).
Ekstraksi merupakan proses suatu zat atau beberapa dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar
kemampuan larutan yang berbeda dari komponen-komponen tersebut.
Ekstraksi biasa digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan
perbedaankelarutan. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok
senyawa kimia tertentu, misalnyaalkaloid, flavonoid atau saponin,
meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini
bahkankeberadaannya belum diketahui (Mandiri, 2013).
B. Perkolasi
Menurut Guenther dalam Irawan (2010) Perkolasi adalah cara
penyarian dengan mengalirkan penyari melalui bahan yang telah dibasahi.
Perkolasi adalah metoda ekstraksi cara dingin yang menggunakan pelarut
mengalir yang selalu baru. Perkolasi banyak digunakan untuk ekstraksi
metabolit sekunder dari bahan alam, terutama untuk senyawa yang tidak
tahan panas (Agutina, 2013).
C. Tujuan Ekstraksi
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa
komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada
lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan
ekstraksi :
1) Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari
organisme. Dalam kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat
diikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk mengembangkan
proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
2) Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu,
misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia
sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui.
Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan untuk
senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini
diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk
kelompok senyawa kimia tertentu.
3) Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan
tradisional, dan biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional
Chinese medicine (TCM) seringkali membutuhkan herba yang
dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan sebagai
obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui
kajian ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya
untuk memvalidasi penggunaan obat tradisional.
4) Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya
dengan cara apapun. Situasi ini (utamanya dalam program skrining)
dapat timbul jika tujuannya adalah untuk menguji organisme, baik
yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan tradisional
untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.
D. Ekstrak
1. Pengertian Ekstrak
Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif melalui
proses ekstraksi menggunakan pelarut, dimana pelarut yang digunakan
diuapkan kembali sehingga zat aktif ekstrak menjadi pekat. Bentuk dari
ekstrak yang dihasilkan dapat berpa ekstrak kental atau ekstrak kering,
tergantung jumlah pelarut yang diuapkan.
2. Pembagian Ekstrak
a. Menurut Farmakope Indonesia
1) Ekstrak Cair
Adalah ekstrak hasil penyarian bahan alam dan masih
menggandung pelarut
2) Ekstrak Kental
Adalah ekstrak yang telah mengalami proses penguapan dan
sudah tidak mengandung cairan pelarut lagi, tetapi
konsistensinya tetap cair pada suhu kamar
3) Ekstrak Kering
Adalah ekstrak yang telah mengalami proses penguapan dan
tidak lagi mengandung pelarut dan berbentuk padat (kering)
b. Berdasarkan Kandungan Ekstrak
1) Ekstrak Alami
Adalah ekstrak murni yang mengandung bahan obat herbal
alami kering, berminyak, tidak mengandung solvent dan
eksipien
2) Ekstrak non alami
Sediaan bahan herbal yang tidak mengandung bahan alami.
c. Berdasarkan Komposisi yang ada di dalam Ekstrak
1) Ekstrak Murni
1) Standardised extracts
2) Quantified extract
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA