Dimas Purwo Cahyono - M3 - Project Organization - Kelompok 6 - 1%
Dimas Purwo Cahyono - M3 - Project Organization - Kelompok 6 - 1%
Oleh :
Rezky Wijaya 41117010137
Dimas Purwo Cahyono 41117010108
Muhamad Haris 41117010079
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam hendaknya dilimpahkan
kepada baginda Rasulullah SAW.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada bapak Dosen Pengampu
mata kuliah Manajemen Proyek yang telah memberikan tugas terstruktur ini
adapun judul makalah kami ini adalah “Organisasi Proyek”.
Semoga makalah yang kami paparkan ini dapat memberikan pemahaman
dan menambah pengetahuan kita semua mengenai pentingnya sebuah organisasi
proyek dalam sebuah perusahaan atau kegiatan usaha. Sebelumnya kami juga
merasa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan saran dan masukan yang membangun untuk kesempurnaan
makalah kami ini, selanjutnya atas partisipasi semua pihak kami ucapkan terima
kasih.
DAFTAR ISI
PRAKATA.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat.................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN.....................................................................3
2.1 Pengertian Organisasi Proyek...................................................3
2.2 Proses Mengorganisir.................................................................4
2.3 Sturktur Organisasi....................................................................5
2.4 Organisasi Proyek Fungsional (OPF).......................................10
2.4.1 Penggunaan Organisasi Proyek Fungsional.......................11
2.4.2 Organisasi Proyek Koordinator (OPK)..............................11
2.4.3 Penggunaan Organisasi Proyek Koordinator......................12
2.5 Organisasi Proyek Murni (OPMi)............................................13
2.5.1 Kelemahan Organisasi Proyek Murni (OPMi)...................14
2.5.2 Penggunaan Organisasi Proyek Murni (OPMi)..................14
2.6 Organisasi Proyek Matriks (OPM)...........................................15
2.6.1 Keunggulan dan kelemahan Organisasi Proyek Matriks....15
2.6.2 Penggunaan Organisasi Proyek Matriks (OPM)................16
2.6.3 Kemandirian Proyek Pimpinan atau Pimpinan Proyek
(pimpro) dalam Organisasi Proyek Matriks (OPM) .........16
2.6.4 Intensitas Pengaruh............................................................18
2.6.5 Perbandingan OPMi dan OPM dalam beberapa faktor......18
2.7 Organisasi Koordinator Pelaksana Proyek-Proyek
(KORPEL)..................................................................................19
BAB 3. PENUTUP..........................................................................................20
3.1 Simpulan......................................................................................20
3.1 Saran............................................................................................20
BAB 1. PENDAHULUAN
Berbicara mengenai manajemen proyek, hal ini tentunya tidak terlepas dari
adanya perkembangan yang cukup pesat dalam dunia industri dan teknologi
informasi. Perkembangan yang cukup pesat ini menyebabkan pihak manajemen
harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk
yang berkualitas tinggi serta mampu bersaing di pasar. Kemampuan pihak
manajemen untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan adanya
keterbatasan terhadap waktu, biaya dan ruang lingkup pekerjaan harus didukung
oleh pemahaman mengenai manajemen proyek yang baik.
Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak
rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta
memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya
keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka diperlukan
organisasi proyek yang sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang
dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan
proyek bisa tercapai. Dalam organisasi disusun dan diletakkan dasar-dasar
pedoman dan petunjuk kegiatan, jalur pelaporan, pembagian tugas, dan
tanggungjawab masing-masing kelompok dan pimpinan.
Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan
dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan
kualitas yang diharapkan.
1.3.2 Manfaat
A. Organisasi fungsional
Disebut organisasi fungsional karena organisasi ini dipecah atau
dikelompokkan menjadi unit-unit berdasarkan fungsinya. Mereka yang
mengerjakkan pekerjaan sejenis dikelompokkan kedalam satu unit yang
dinamakan bidang atau departemen. Dengan maksud yang sama, bidang dipecah
menjadi subunit yang lebik kecil. Maka, jika suatu perusahaan produsen pupuk,
akan mempunyai bidang-bidang, pemasaran, keuangan, manufaktur logistik dan
umum. Kemudian bidang manufaktur mempunyai subbidang pemeliharaan,
teknik, operasi dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan suatu perusahaan. Ciri
utama organisasi fungsional adalah memiliki struktur piramidal, dengan konsep
otoritas dan hirarki vertikal dengan sifat-sifat sebagai berikut.
· Prinsip komando tunggal dimana masing-masing personil hanya memiliki
satu atasan.
· Setiap personil mempunyai wewenang dan tanggungjawab yang jelas.
· Arus informasi dan pelaporan bersifat vertikal
· Hubungan kerja horisontal diatur dengan prosedur kerja, kebijakan (policy),
dan petunjuk pelaksanaan.
· Mekanisme koordinasi antar unit, apabila diperlukan untuk dilakukan,
dengan rapat atau membentuk panitia perwakilan.
Struktur organisasi fungsional banyak dijumpai di perusahaan atau
lembaga yang melaksanakan kegiatan operasional rutindan stabil (tidak
sering mengalami perubahan) memiliki hasil yang baik.
Mengelompokkan dan mengelola kegiatan yang serupa kedalam satu
bidang seperti diatas akan memberikan keuntungan-keuntungan sebagai
berikut.
· Memudahkan pengawasan dan kepenyeliaan karena personil melapor hanya
kepada satu atasan.
· Adanya potensi meningkatkan keterampilan dan keahlian individu serta
kelompok untuk menjadi spesialis dalam bidangnya.
· Kosentrasi perhatian personil terpusat pada sasaran bidang yang
bersangkutan.
· Penggunaan sumber daya yang semakin efisien sebagai akibat pekerjaan
yang sejenis dan berulang-ulang.
· Memudahkan pengendalian kinerja personil serta biaya, jadwal, dan mutu
produk.
Sesuai dengan maksud pembetukannya, struktur fungsional ditujukan
untuk menangani kegiatan atau masalah yang dapat diantisipasi dan diklasifikasi.
Jika perusahaan tumbuh, misalnya karena jumlah maupun jenis produk meningkat
atau karena pembangunan ke daerah-daerah lain, atau karena mnghadapi kegiatan
baruyang sifatnya dinamis, dan non rutin seperti kegiatan proyek, maka dapat
dirasakan keterbatasan struktur fungsional tersebut. Keterbatasan itu misalnya
adalah.
· Cenderung memprioritaskan kinerja dan keluaran (output) masing-masing
bidang. Hal ini dapat mengurangi perhatian tujuan perusahaan secara
menyeluruh.
· Semakin besar organisasi, maka semakin panjang juga prosedur pengambilan
keputusan, hal ini memungkinkan terjadinya distorsi informasi urgensi.
· Sulit mengkoodinasi dan mengintegrasikan pekerjaan yang multidisiplin dan
melibatkan banyak pihak diluar organisasi.
· Kurangnya jalur komunikasi horisontal.
Pimpinan
Umum
Studi dan
an
Pimpinan Umum
Lapisan I
Produk - X atau Area - A Produk - Y atau Area - B
Gambar2. Struktur organisasi berorientasi pada produk/area
C. Organisasi Matriks
Menurut J.A.F Stoner (1982) organisasi matriks mertama kali
dipraktekkan pada industri dirgantara Amerika Serikat, pada saat industri
tersebut menerima pesanan pesawat terbang dalam jumlah yang besar dari
pemerintahnya. Agar dapat memantau kemajuan dan prestasi proyek-
proyek yang dibentuk dalam rangka memenuhi pesanan tersebut,
Pemerintah Amerika Serikat menginginkan adanya wakil tunggal pada
proyek-proyek bersangkutan yang bertanggungjawab atas kemajuan dan
prestasi penyelenggaraan proyek. Untuk itu dibentuk manajer proyek atau
pimpro yang berbagi otoritas dan tanggungjawab dengan manajer
fungsional yang telah ada. Pengaturan sementara ini kemudian
berkembang menjadi struktur formal yang dikenal sebagai organisasi
matriks.
D. Oganisasi Proyek
Organisasi adalah sarana untuk mencapai sebuah tujuan.
Pembentukkannya harus memperhatikan berbagai faktor dan persyaratan
yang berkaitan dengan upaya mencapai tujuan tersebut. Dalam menyusun
organisasi proyek, disamping harus memenuhi syarat umum sebagaimana
layaknya organisasi formal, penyusunan ini harus pula memenuhi
keinginan agar struktur organisasi tersusun sedemikian rupa sehingga
konsep manajemen proyek dapat diterapkan dan dijalankan sebaik-
baiknya. Adapun unsur-unsur konsep manajemen proyek yang berkaitan
erat dan perlu dicerminkan dalam struktur organisasi berkisar pada :
a. Arus horisontal, disamping arus vertikal
b. Penanggungjawab tunggal atas terselenggaranya proyek
c. Pendekatan sistem dalam perencanaan dan implementasi.
Pada berbagai macam struktur organisasi proyek yang
terkenaldewasa ini, unsur-unsur diatas telah tertampung. Misalnya adanya
arus horisontal pada organisasi matriks tersedianya posisi pimpro yang
merupakan tanggungjawab tunggal, serta tersedianya tim inti sebagai
integrator agar terlaksana pendekatan sistem dalam perencanaan dan
implementasi. Untuk menangani proyek tertentu masih harus dikaji faktor-
faktor yang spesifik dari proyek tersebut sesuai situasi (kebijakan, kultur)
dari organisasi yang hendak menangani.
Pendekatan yang dipergunakan untuk membahas struktur
organisasi proyek adalah dengan mengidentifikasi dan menganalisis
struktur organisasi diatas yang digolongkan menjadi :
a. Organisasi proyek fungsional (OPF) dengan variasinya, yaitu organisasi
proyek koordinator (OPK).
b. Organisasi proyek murni (OPMi).
c. Organisasi proyek matriks (OPM).
Setiap macam organisasi tersebut memiliki kekuatan maupun
kelemahan tersendiri.
Manufaktu
Pemasaran Keuangan Logistik Umum
r
Manajerb
Pemelihar Teknik
Operasi
Proyek
Keterangan :
seperti Jalur
proyek yang telah
laporan/arus disinggung
kegiatan proyek diatas, akan segeraStruktur
Gambar3. terlihat. DalamOPF
organisasi OPF,
Jalur laporan/arus kegiatan fungsional
lingkup kegiatan proyek lazimnya diserahkan kepada bagian/bidang fungsional
yang mempunyai jenis kegiatan serupa dan yang diharapkan dapat memberikan
kontribusi teknis paling besar. Misalnya proyek perluasan gedung kantor pusat
perusahaan pabrik pupuk diserahkan kepada bidang teknik/ pemeliharaan.
Kelemahan pokok penggunaan OPF adalah pertama tidak adanya pengaturan
formal untuk menampung arus horisontal, dan kedua, tidak adanya penanggung
jawab tunggal yang mligi (dedicated), yang secara khusus menangani proyek.
Keterangan :
Pimpinan Koordinat
Jalur koordinasi OPK Umum or Proyek
Jalur fungsional
Manufakt
Pemasaran Keuangan Logistik Umum
ur
Studi dan
Pemelihar
Teknik Pengemba
aan
ngan
Gambar4. Struktur organisasi proyek koordinator-OPK di perusahaan
yang dikelola dengan struktur fungsional
Pimpinan
Umum
Dept.
Dept. Dept. Proyek Dept.
Administrasi
Engineering Konstruksi (Pimpro) Logistik
& Keuangan
Proyek
Pengadaan Konstruksi Engineering
Kontrol
struktur fungsional dan OPMi dari sudut pandang perusahaan secara menyeluruh
dalam menangani proyek.
a. Yang Berhubungan dengan Organisasi Induk
· Menjaga mutu teknis pekerjaan
· Memakai prosedur spesifik yang telah dikembangkan
· Efisiensi penggunaan Sumber Daya
· Mengikuti perkembangan teknologi
b. Yang Berhubungan dengan Proyek
· Menjaga ketentuan kepentingan protek, seperti pencapaian konstrain
anggaran
· Koordinasi dan Integrasi
· Mengurus hubungan dengan pemilik
A11
1
Dept. Dept.
Dept. Dept. Dept. Administr Dept
Engineerin Project
Konstruksi Pengadaan asi & Proyek 2
g Control Keuangan
2.6.3 Kemandirian Proyek Pimpinan atau Pimpinan Proyek (Pimpro) dalam OPM
OPM mengambil segi-segi positif dari organisasi fungsional dan OPMi,
yaitu menggabungkan unsur-unsur fungsional dengan proyek. Bermacam factor
yang berkaitan dengan (kesiapan) perusahaan yang akan mengelola proyek
maupun dengan kesiapan perusahaan yang akan mengelola proyek. Macam-
macam faktor obyektif dan subyektif yang saling berkaitan, di antarannya adalah;
FAKTOR OBYEKTIF
Volume Kegiatan
Kompleksitas
Jenis Kegiatan
Lokasi
Tersedianya SDM & peralatan
(OPMi) (OPM)
a. Mencapai sasaran jadwal dan mutu yang
secara potensial lebih Efektif.
b. Penggunaan sumber daya lebih efisien.
c. Prestasi perusahaan meningkat.
d. Peningkatan kualitas personil.
e. Kemampuan menangani multi proyek.
f. Pengembangan jenjang karir.
g. Identitas tim dan rasa komitmen dari
2.7personil
Organisasiuntuk dapat mencapai
Koordinator target. Proyek-Proyek (KORPEL)
Pelaksana
h. Potensi timbulnya konflik antarpeserta
maupunFungsi utamanya adalah mengatur penggunaan sumber daya yang
antar individu.
dibutuhkan dan diperlukan oleh proyek-proyek yang bersangkutan. Tanggung
jawab seorang korpel yaitu;
1. Mengusahakan agar terpenuhinya kebutuhan sumber daya.
2. Mengatur penggunaan sumber daya.
3. Memantau, mengawasi pelaksanaan proyek-proyek.
4. Mengembankan dan meningkatkan keahlian profesi tenaga kerja.
Disamping fungsi tersebut diatas, koprel juga perlu memperhatikan hal-hal
yang menuju ke arah penyempurnaan prosedur dan tatakerja.
a. Menentukan Prioritas
1. Diperlukannya perencanaan yang matang sebelum pelaksanaan tiba
2. Proses perencanaan mengikutsertakan wakil dari proyek-proyek yang
bersangkutan
3. Ikut berperan dalam mengambil keputusan.
b. Pusat Perencanaan dan Pemantauan
Funsgi PP & P harus dijaga jangan sampai tumpang tindih dengan fungsi
institusi perencanaa dan pengendalian yang selalu ada di masing-masing proyek.
Manfaat lain yang diperoleh dengan adanya organisasi multproyek adalah
“membebaskan” pimpinan perusahaan dari maslah rinci sehingga mereka dapat
memusatkan perhatian pada masalah besar dan strategis.
Pimpinan Utama
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu
proyek, maka diperlukan sarana organisasi proyek yang sangat dibutuhkan untuk
mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas
yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga
dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara
yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Proses mengorganisir proyek mengikuti urutan sebagai berikut.
a. Melakukan identifikasi dan klsifikasi pekerjaan.
b. Mengelompokkan pekerjaan.
c. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan.
d. Mengetahui wewenang, dan tanggungjawab serta melakukan pekerjaan.
e. Menyusun mekanisme koordinasi.
Bentuk struktur organisasi yang terkenal adalah
organisasi fungsional, organisasi produk dan area sertaorganisasi matriks.
Pendekatan yang dipergunakan untuk membahas
struktur organisasi proyek adalah dengan mengidentifikasi dan
menganalisis struktur organisasi diatas yang digolongkan menjadi
organisasi proyek fungsional (OPF) dengan variasinya yaitu organisasi
proyek koordinator (OPK), organisasi proyek murni (OPMi) dan
organisasi proyek matriks (OPM).
Organisasi koordinator pelaksana proyek-proyek (KORPEL) memiliki
fungsi utamanya yaitu mengatur penggunaan sumber daya yang dibutuhkan dan
diperlukan oleh proyek-proyek yang bersangkutan.
3.2 Saran
Kami berharap dengan adanya makalah ini, pembaca dapat menerima
dengan baik dan tertarik dalam setiap isinya. Jika, ada beberapa kesalahan
dan kekurangan kami menerima kritikan dan saran yang membangun untuk
dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Barry Render and Jay Heizer. 2009. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat
Suharto Iman. 1997. Manajemen Proyek. Jakarta: Erlangga
Bayuzu.2010. Pengertian ruang lingkup manajemen
http://bayuzu.blogspot.com/2010/09/pengertian-ruang-lingkup-manajemen.html
http://manajemenproyek.net/apa-itu-manajemen-proyek.html
http://manajemenproyek.net/pentingnya-manajemen-proyek.html