Anda di halaman 1dari 7

Perubahan Sosial Dalam Teknologi :

Dampak Penggunaan Smartphone Terhadap Hubungan Sosial antar Individu

Teknologi merupakan faktor yang sangat mempengaruhi hubungan sosial. Bahkan


teknologi menjadi ciri bagi masyarakat modern. Kehadiran teknologi dalam setiap kehidupan
manusia membuat banyak perubahan dalam masyarakat, salah satunya berubahnya pola
hubungan sosial. Contoh dari perkembangan teknologi saat adalah penggunaan smartphone.

Dahulu sebelum adanya smartphone seperti saat ini masyarakat hidup sederhana,
mereka masih sering bertemu untuk berbicara dengan cara bertatap muka secara langsung.
Dengan berkembangnya smartphone yang semakin canggih masyarakat tidak perlu bertatap
muka secara langsung untuk berbicara, adanya aplikasi chat seperti whatsapp, LINE dan lain
sebagainya, semakin memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Hal inilah yang menarik
minat penulis untuk mencari tahu mengapa manusia saat ini sangat bergantung pada
teknologi padahal teknologi diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia namun yang
terjadi saat ini justru masyarakat seolah diperbudak oleh teknologi itu sendiri.

Indonesia merupakan negara dengan pengguna smartphone terbanyak setelah


Amerika dan Tiongkok, hasil statistik yang dimiliki eMarketer menunjukan pada akhir 2015
diperkirakan 55 juta pengguna smartphone di Indonesia sedangkan pada 2016 jumlahnya
akan bertambah menjadi 65,2 juta jiwa1. Lembaga riset digital marketing eMarketer
memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta
orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif
smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.2

Masyarakat terbentuk dari adanya interaksi antar individu maupun kelompok


sehingga interaksi tersebut menjadi terpola dan mejadi pola hubungan sosial yang tetap.
Kehadiran smartphone memudahkan masyarakat saat ini untuk berkomunikasi tanpa batas,
namun perkembangan teknologi yang semakin cepat berimbas pada pola hubungan sosial
masyarakat yang saat ini berubah, dahulu orang-orang lebih sering berinteraksi langsung
namun dengan adanya teknologi masyarakat lebih menyukai untuk menggunakan
smartphone mereka untuk berinteraksi di dunia maya. Contohnya ketika kita berkumpul
dengan teman lama yang seharusnya penuh dengan topik pembicaraan yang menarik, kini
1
[ CITATION oke15 \l 1033 ]
2
[ CITATION KOM15 \l 1033 ]
berubah meskipun sedang berkumpul mereka asyik berkutat dengan gadgetnya masing-
masing.

Masyarakat dan teknologi kini memang tidak dapat dipisahkan, saat ini masyarakat
sedang mengalami masa transisi menuju masyarakat informasi. Hubungan masyarakat
dengan teknologi sangat bisa dibilang dekat, karena tanpa informasi yang di dapat dari
teknologi sekarang, masyarakat akan buta informasi. Banyak sekali perubahan yang terjadi
dalam masyarakat semenjak adanya teknologi. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai
fenomena penggunaan smartphone yang mengubah hubungan sosial di masyarakat yang akan
dikaitan dengan teori dari Ferdinand Tönnies : gemeinschaft dan geselschaft serta analisis
menggunakan Teori Kritik dari Herbert Marcuse yang membahas mengenai “one
dimensional man”.

 Ferdinand Tönnies (gemeinschaft dan geselschaft)

Tönnies memiliki teori yang mampu memisahkan konsep masyarakat


tradisional dan modern, yang dinamakan gemeinschaft dan geselschaft. Gemeinschaft
merupakan konsep yang berorientasi pada nilai, memiliki peran, dan anggota-
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat intim, contoh dari
paguyuban adalah keluarga, kelompok kekerabatan dan rukun tetangga. Tönnies
mengkategorikan gemeinschaft dan geselschaft kedalam dua bentuk kemauan asasi
manusia yakni Wesenwille dan Kurwille.[ CITATION Soe12 \l 1033 ].

Menurut Tönnies gemeinschaft termasuk kedalam wesenwille yaitu bentuk-


bentuk kehendak dalam arti posistif maupun negatif yang berakar pada manusia dan
diperkuat oleh agama dan kepercayaan yang berlaku didalam bagian tubuh perilaku
atau kekuatan naluriah, jadi wesenwille merupakan kodrat manusia yang timbul dari
keseluruhan kehidupan alami[ CITATION Mar14 \l 1033 ]. Tönnies membedakan
gemeinschaft menjadi tiga jenis yaitu;

- Gemeinschaft of blood, yakni gemeinschaft yang berdasarkan ikatan


darah (saudara, keluarga)
- Gemeinschaft of place, yakni gemeinschaft yang berdasarkan pada
tempat tinggal yang berdekatan
- Gemeinschaft of mind, yakni gemeinschaft yang berdasarkan pada
kesamaan ideologi atau pemikiran yang sama
Sedangkan Tönnies mendefinisikan gesellschaft merupakan ikatan lahir yang
bersifat pokok untuk jangkan waktu yang pendek, bersifat imajiner serta memiliki
struktur yang bersifat mekanis. Gesellschaft merujuk pada hubungan yang memiliki
ikatan yang lemah, terkadang individu yang tergabung dalam gesellschaft tidak saling
mengenal; nilai, norma dan sikap kurang berperan dengan baik [ CITATION Mar14 \l
1033 ]. Tönnies mengkategorikan gesellschaft ke dalam kurwille yang merupakan
bentuk kemauan yang dipimpin oleh cara berpikir yang didasarkan pada akal, kurwille
ditujukan pada tujuan-tujuan tertentu dan bersifat rasional[ CITATION Soe12 \l 1033 ].

Paguyuban(gemeinschaft) dapat diartikan sebagai bentuk kehidupan bersama


dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alami dan kekal,
hubungan yang mendasari didirikannya sebuah paguyuban adalah rasa kesatuan batin.
Paguyuban sendiri bercirikan hubungan yang menyeluruh dan merata, bersifat pribadi
dan eksklusif. Sedangkan patembayan (geselschaft) diartikan sebagai bentuk kehidupan
yang bersifat organik dimana solidaritas yang terbentuk tidak kuat dan hanya bersifat
sementara, patembayan sering ditemukan pada masyarakat kota.

Dapat digambarkan bahwa sekarang ini teknologi dapat merubah tipe


masyarakat gemeinschaft dan geselschaft. Teknologi diposisikan sebagai faktor yang
melemahkan hubungan sosial antar individu, contohnya dengan kehadiran smartphone
yang sekarang sudah menjelma sebagai kebutuhan primer setiap individu dengan
smartphone individu kini bebas melakukan apa saja, kapan saja dan dimana saja dalam
genggaman mereka, dengan smartphone individu dapat mengetahui apasaja yang
terjadi di dunia dengan sekali sentuh.

Hal inilah yang membuat manusia seolah tidak membutuhkan manusia lain,
sekarang ini individu sibuk dengan smartphone mereka masing-masing, dimanapun
baik di tempat umum atau dirumah individu tidak dapat dijauhkan dengan smartphone
mereka akibatnya hubungan sosial individu dengan individu lain cenderung melemah
karena kehadiran smartphone yang membuat interaksi antar individu menjadi semakin
berkurang.

 Herbert Marcuse (One Dimensional Man)

Buah pemikiran Herbert Marcuse melekat dan mendarah daging pada


kelompook-kelompok mahasiswa militan. Dibawah bimbingan Heidegger, pada tahun
1932 Marcuse menyelesaikan habilitationsshricft3 yang berjudul Hegels Ontoligie und
dia Grunlegung einer Theorie der Geschichlichkeit[ CITATION Dar13 \l 1033 ]. Diantara
anggota Mazhab Frankfurt, Marcuse dikenal sebagai teoritisi yang paling kuat karena
pengaruh filsafatnya yang lebih sistematis. Mazhab Frankfurt mencoba suatu penafsiran
baru terdahap ajaran-ajaran Marx. Hal ini dilakukan karena menurut para anggota
Mazhab Frankfurt, ajaran Marx telah banyak diselewngkan oleh para politisi. Sehingga
kelompok ini disebut sebagai kaum Neo-Marxis, menurut anggota kelompok ini ajaran
Marx masih bermanfaat untuk memberi analisis pada perkembangan masyarakat
kontemporer. Sehubungan dengan analisa perkembangan masyarakat, pada akhirnya
diperkenalkan falsafat yang disebut dengan Teori Kritis.[ CITATION Dar13 \l 1033 ]

Teori krtik pada dasarnya merupakan sebuah perspektif teori yang sangat
sumber-sumber pemikirannya bisa ditemukan dari berbagai permikiran yang berbeda
seperti pemikiran Aristoteles, Foucault, Gadamer, Hegel, Marx, Kant, Wittgenstein dan
sebagainya. Teori kritik bertujuan untuk menghilangkan berbagai bentuk dominasi serta
mendorong kebebasan, keadilan dan persamaan. Teori kritik menggunakan metode
reflektif dengan melakukan kritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi
sosial, politik atau ekonomi yang ada yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian
kebebasan, keadilan dan persamaan. (Sugiono, 2009 dalam Haryanto,2012).

Beberapa karya penting dari para teoritikus kritk salah satunya adalah One
Dimensional Man karya Herbert Marcuse. Perkembangan ilmu dan teknologi telah
memberikan fungsi dan keuntungan bagi masyarakat, namun sebenarnya pokok
persoalan masyarakat modern adalah kelimpahan (affluent).

Masyarakat sudah mencapai titik dimana produktivitas kerja dianggap


berpengaruh besar dan manusia akan melakukan apa saja demi memenuhi keinginan
dan kebutuhannya. Masyarakat kini berpikir dan bertindak dalam satu dimensi, yaitu
masyarakat yang seluruh aspek kehidupannya diarahkan pada satu tujuan. Meskipun
memperoleh banyak kemudahan manusia sebenarnya tealienasi. Kekuasaan teknologi
sudah mencakup seluruh bidang kehidupan tidak hanya bidang ekonomi tetapi sudah
merambat ke bidang lainnya seperti politik, sosial dan budaya.

Dalam karyanya Marcuse mengemukakan bahwa masyarakat modern telah


dipengaruhi oleh kemajuan tekonologi seolah-olah melupakan apa yang sebenanrnya
3
Habilitationsshricft adalah karya yang harus ditulis calon dosen sebelum mendapat ijin mengajar di
universitas-universitas di Jerman. [ CITATION Dar13 \l 1033 ]
penting bagi mereka, yakni sifat kemanusiaan dan akal budi. Masyarakat seolah-olah
menjadikan tekonologi sebagai hal yang sakral dalam pikiran mereka sendiri.
kehidupan masyarakat modern menurutnya bukan kehidupan yang sehat karena
masyarakat modern merupakan masyarakat berdimensi satu, yakni hanya berpusat atau
berporos pada sebuah tujuan saja.

Dapat digambarkan bahwa keadaan yang terjadi di masyarakat transisi dari


masyarakat yang tidak terlalu sering menggunakan teknologi menjadi masyarakat yang
sadar bahkan cenderung mengandalkan teknologi untuk mencapai kemudahan dalam
kehidupan. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa masyarakat sekarang ini
menempatkan teknologi sebagai alat untuk mencapai apa yang diinginkan. Dengan
pemikran tersebut sesungguhnya manusia kini seakan diperbudak oleh hal yang
diciptakan oleh manusia itu sendiri yakni teknologi [ CITATION Dar13 \l 1033 ].

Bagi Marcuse teknologi bukan sesuatu yang bebas nilai atau netral. Teknologi
memang memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan, namun banyak
masyarakat sekarang terperangkap dalam penguasaan dan manipulasi teknologi.
Teknologi mampu menggantikan peran manusia dalam kehidupan. Teknologi awalnya
diciptakan sebagai alat yang membantu manusia, tetapi kini teknologi digunakan
sebagai alat untuk menindas atau merepresi manusia. Teknologi telah mengasingkan
manusia dari kemanusiaanya. Akibatnya, manusia semakin tidak sadar bahwa mereka
dalam keadaan teralienasi. Kini teknologi bukan lagi suatu sarana pembebasan namun
teknologi telah menjelma menjadi sarana penindasan. Jika teknologi mengarahkan
manusia, berarti manusia sudah teralienasi dalam perbudakan gaya baru.

Dari pemaparan tersebut penulis menyimpulkan bahwa, perkembangan teknologi


merupakan fenomena yang tidak dapat dibendung kenajuannya, kehadiran smartphone
sangant menudahkan manusia untuk berkomunikasi tanpa memperhitungkan jarak, waktu dan
biaya yang harus dikeluarkan. Disamping berbagai manfaat positif dari teknologi ternyata
perkembangan teknologi membuat hubungan sosial antar individu kini semakin merenggang,
contohnya dalam hubungan antar tetangga, dahulu jika individu mengalami masalah atau
kejadian yang sifatnya darurat seperti ada anggota keluarga yang mengalami musibah pasti
tentanggalah yang pertama kali dimintai pertolongan namun kini dengan perkembangan
teknologi khususnya smartphone yang semakin canggih, inidividu tidak perlu repot untuk
memberitahu tentangga, mereka tinggal menggunakan smartphone mereka untuk
menghubungi nomor telepon penting melalui smartphonenya.

Tekonologi dapat membantu manusia memperoleh apa yang diinginkan. Namun pada
dasarnya apa yang diinginkan manusia adalah hal yang diinginkan oleh sistem itu sendiri.
Individu mengira ia benar-benar bebas dan hidup dalam dunia yang menyajikan
kemungkinan-kemungkinan untuk dipilih dan direalisasikan. Kenyataanya apa yang
dikehendaki manusia sebenarnya hanyalah apa yang didiktekan kepada manusia itu sendiri
contohnya, pada saat liburan tiba banyak jasa perjalanan wisata yang menawarkan berbagai
paket wisata dengan fasilitas dan harga yang bersaing, bagi setiap individu hal ini membuat
mereka bebas untuk memilih pilihannya, namun pada sebenarnya mereka dijadikan objek
pasar para kapitalis dengan mengarahkan mereka ke tempat yang dikehendaki para kapitalis.

DAFTAR PUSTAKA

Chuzaimah, Maburoh, & Feresthi Nurdiana Dihan. 2010. Smartphone: Antara Kebutuhan
dan E-Lifestyle. Program Studi Manajemen Universitas Muhammadyah Solo. ISSN:
1979-2328. 312-313 (diakses melalui: upnyk.ac.id )

Darmaji, Agus. 2013. Herbert Marcuse tentang Masyarakat Satu Dimensi. Program Studi
Aqidah Filsafat Fakultas Ushuludin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Volume 1 no.6.
516-521

Gifary, Sharen & Kurnia N., Iis. 2015. Intensitas Penggunaan Smartphone Terhadap
Perilaku Komunikasi. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan
Bisnis, Universitas Telkom. Volume 14, Nomor 2. 171-172 (diakses melalui:
http://journals.itb.ac.id)

Haryanto, Sindung. 2012. Spektrum Teori Sosial. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial “Perpektif Klasik, Modern,Postmodern


dan Poskolonial”. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Rahadi, Dedi Rianto & Zainal. 2015. Perilaku Pengguna Smartphone di Kalangan
Mahasiswa Kota Palembang. Fakultas Ilmu Komputer UNSRI. ISBN: 979-587-573-6
(diakses melaui : unsri.ac.id)
Piliang, Yasraf Amir. 2012. Masyarakat Informasi dan Digital: Teknologi Informasi dan
Perubahan Sosial. Kelompok Keahlian Ilmu Desain dan Budaya FSRD-ITB. Jurnal
Sosioteknologi edisi 27. 145-150 (diakses melalui: http://journals.itb.ac.id)

Soekanto, Soejono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sulistyaningsih. 2011. Teknologi Informasi dan Perubahan Sosial di Era Globalisasi. Jurnal
Sosiologi DILEMA (Dialektika Masyarakat) vol 26. No. 1 ISSN: 0215-9635 hal 43-
48

Wilson, Allan R. 1998. One-Dimensional Society Revisited: An Analysis of Herbert


Marcuse’s One-Dimensional Man,34 years later. Faculty of Education. University of
Lethbridge (diakses melalui: https://www.uleth.ca/dspace/handle/10133/67)

https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/6095/Indonesia+Raksasa+Teknologi+Digital+
Asia/0/sorotan_media

http://techno.okezone.com/read/2015/09/19/57/1217340/2015-pengguna-smartphone-di-
indonesia-capai-55-juta

Anda mungkin juga menyukai