Dahulu sebelum adanya smartphone seperti saat ini masyarakat hidup sederhana,
mereka masih sering bertemu untuk berbicara dengan cara bertatap muka secara langsung.
Dengan berkembangnya smartphone yang semakin canggih masyarakat tidak perlu bertatap
muka secara langsung untuk berbicara, adanya aplikasi chat seperti whatsapp, LINE dan lain
sebagainya, semakin memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Hal inilah yang menarik
minat penulis untuk mencari tahu mengapa manusia saat ini sangat bergantung pada
teknologi padahal teknologi diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia namun yang
terjadi saat ini justru masyarakat seolah diperbudak oleh teknologi itu sendiri.
Masyarakat dan teknologi kini memang tidak dapat dipisahkan, saat ini masyarakat
sedang mengalami masa transisi menuju masyarakat informasi. Hubungan masyarakat
dengan teknologi sangat bisa dibilang dekat, karena tanpa informasi yang di dapat dari
teknologi sekarang, masyarakat akan buta informasi. Banyak sekali perubahan yang terjadi
dalam masyarakat semenjak adanya teknologi. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai
fenomena penggunaan smartphone yang mengubah hubungan sosial di masyarakat yang akan
dikaitan dengan teori dari Ferdinand Tönnies : gemeinschaft dan geselschaft serta analisis
menggunakan Teori Kritik dari Herbert Marcuse yang membahas mengenai “one
dimensional man”.
Hal inilah yang membuat manusia seolah tidak membutuhkan manusia lain,
sekarang ini individu sibuk dengan smartphone mereka masing-masing, dimanapun
baik di tempat umum atau dirumah individu tidak dapat dijauhkan dengan smartphone
mereka akibatnya hubungan sosial individu dengan individu lain cenderung melemah
karena kehadiran smartphone yang membuat interaksi antar individu menjadi semakin
berkurang.
Teori krtik pada dasarnya merupakan sebuah perspektif teori yang sangat
sumber-sumber pemikirannya bisa ditemukan dari berbagai permikiran yang berbeda
seperti pemikiran Aristoteles, Foucault, Gadamer, Hegel, Marx, Kant, Wittgenstein dan
sebagainya. Teori kritik bertujuan untuk menghilangkan berbagai bentuk dominasi serta
mendorong kebebasan, keadilan dan persamaan. Teori kritik menggunakan metode
reflektif dengan melakukan kritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi
sosial, politik atau ekonomi yang ada yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian
kebebasan, keadilan dan persamaan. (Sugiono, 2009 dalam Haryanto,2012).
Beberapa karya penting dari para teoritikus kritk salah satunya adalah One
Dimensional Man karya Herbert Marcuse. Perkembangan ilmu dan teknologi telah
memberikan fungsi dan keuntungan bagi masyarakat, namun sebenarnya pokok
persoalan masyarakat modern adalah kelimpahan (affluent).
Bagi Marcuse teknologi bukan sesuatu yang bebas nilai atau netral. Teknologi
memang memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan, namun banyak
masyarakat sekarang terperangkap dalam penguasaan dan manipulasi teknologi.
Teknologi mampu menggantikan peran manusia dalam kehidupan. Teknologi awalnya
diciptakan sebagai alat yang membantu manusia, tetapi kini teknologi digunakan
sebagai alat untuk menindas atau merepresi manusia. Teknologi telah mengasingkan
manusia dari kemanusiaanya. Akibatnya, manusia semakin tidak sadar bahwa mereka
dalam keadaan teralienasi. Kini teknologi bukan lagi suatu sarana pembebasan namun
teknologi telah menjelma menjadi sarana penindasan. Jika teknologi mengarahkan
manusia, berarti manusia sudah teralienasi dalam perbudakan gaya baru.
Tekonologi dapat membantu manusia memperoleh apa yang diinginkan. Namun pada
dasarnya apa yang diinginkan manusia adalah hal yang diinginkan oleh sistem itu sendiri.
Individu mengira ia benar-benar bebas dan hidup dalam dunia yang menyajikan
kemungkinan-kemungkinan untuk dipilih dan direalisasikan. Kenyataanya apa yang
dikehendaki manusia sebenarnya hanyalah apa yang didiktekan kepada manusia itu sendiri
contohnya, pada saat liburan tiba banyak jasa perjalanan wisata yang menawarkan berbagai
paket wisata dengan fasilitas dan harga yang bersaing, bagi setiap individu hal ini membuat
mereka bebas untuk memilih pilihannya, namun pada sebenarnya mereka dijadikan objek
pasar para kapitalis dengan mengarahkan mereka ke tempat yang dikehendaki para kapitalis.
DAFTAR PUSTAKA
Chuzaimah, Maburoh, & Feresthi Nurdiana Dihan. 2010. Smartphone: Antara Kebutuhan
dan E-Lifestyle. Program Studi Manajemen Universitas Muhammadyah Solo. ISSN:
1979-2328. 312-313 (diakses melalui: upnyk.ac.id )
Darmaji, Agus. 2013. Herbert Marcuse tentang Masyarakat Satu Dimensi. Program Studi
Aqidah Filsafat Fakultas Ushuludin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Volume 1 no.6.
516-521
Gifary, Sharen & Kurnia N., Iis. 2015. Intensitas Penggunaan Smartphone Terhadap
Perilaku Komunikasi. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan
Bisnis, Universitas Telkom. Volume 14, Nomor 2. 171-172 (diakses melalui:
http://journals.itb.ac.id)
Rahadi, Dedi Rianto & Zainal. 2015. Perilaku Pengguna Smartphone di Kalangan
Mahasiswa Kota Palembang. Fakultas Ilmu Komputer UNSRI. ISBN: 979-587-573-6
(diakses melaui : unsri.ac.id)
Piliang, Yasraf Amir. 2012. Masyarakat Informasi dan Digital: Teknologi Informasi dan
Perubahan Sosial. Kelompok Keahlian Ilmu Desain dan Budaya FSRD-ITB. Jurnal
Sosioteknologi edisi 27. 145-150 (diakses melalui: http://journals.itb.ac.id)
Soekanto, Soejono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sulistyaningsih. 2011. Teknologi Informasi dan Perubahan Sosial di Era Globalisasi. Jurnal
Sosiologi DILEMA (Dialektika Masyarakat) vol 26. No. 1 ISSN: 0215-9635 hal 43-
48
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/6095/Indonesia+Raksasa+Teknologi+Digital+
Asia/0/sorotan_media
http://techno.okezone.com/read/2015/09/19/57/1217340/2015-pengguna-smartphone-di-
indonesia-capai-55-juta