Anda di halaman 1dari 3

PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI

Ngakan Ketut Acwin Dwijendra


Dosen Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur Universitas Udayana

KONSEP BUDAYA TRADISIONAL BALI

Budaya tradisional Bali merupakan perwujudan pengaturan tingkah laku umat yang
dilandasi agama Hindu dengan 3 (tiga) unsur kerangka dasar, yaitu; 1). Tatwa atau filsafat;
2). Susila atau etika; 3). Upacara atau ritual (Parisada Hindu Dharma, 1978:16). Arsitektur
tradisional Bali yang memiliki konsepsikonsepsi yang dilandasi agama Hindu, merupakan
perwujudan budaya, dimana karakter perumahan tradisional Bali sangat ditentukan norma-
norma agama Hindu, adat istiadat serta rasa seni yang mencerminkan kebudayaan.

FILOSOFI PERUMAHAN PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI

Filosofi dari desain arsitektur Bali berpusat pada agama Hindu, organisasi ruang,
dan hubungan sosial yang bersifat komunal. Sebuah rumah atau villa di Bali dibangun
dan dirancang dengan 7 filosofi berikut:

1. Tri HIta Karana - Menciptakan harmoni dan keseimbangan antara 3 unsur kehidupan -
atma atau manusia, angga atau alam, dan khaya atau dewa-dewa.
2.  Tri Mandala - aturan pembagian ruang dan zonasi
3.  Sanga Mandala - seperangkat aturan pembagian ruang dan zonasi berdasarkan arah
4.  Tri Angga - konsep atau hierarki antara alam yang berbeda
5.  Tri Loka - mirip dengan Tri Angga tetapi dengan alam yang berbeda
6.  Asta Kosala Kosali - 8 pedoman desain arsitektur tentang simbol, kuil, tahapan, dan
satuan pengukuran
7.  Arga Segara - axis  suci antara gunung dan laut

PERUMAHAN PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI

Perumahan Tradisional Bali yang dilandasi konsepsi seperti; hubungan yang harmonis
antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit, Manik Ring Cucupu, Tri Hita Karana, Tri
Angga, Hulu-Teben dan Sanga Mandala yang memberi arahan tata ruang, Hasil dari
penurunan konsep tata ruang ini sangat beragam, namun Ardi P. Parimin (1986)
menyimpulkan adanya 4 atribut dalam perumahan tradisional Bali, yaitu:

 Atribut Sosiologi menyangkut system kekerabatan masyarakat Bali yang


dicirikan an dengan adanya sistem desa adat, system banjar, sistem subak, sekeha,
dadia, dan perbekalan.
 Atribut Simbolik berkiatan dengan orientasi perumahan, orientasi sumbu utama
desa, orientasi rumah dan halamannya.
 Atribut Morpologi menyangkut komponen yang ada dalam suatu perumahan inti
(core) dan daerah periphery di luar perumahan, yang masing-masing mempunyai
fungsi dan arti pada perumahan tradisional Bali.
 Atribut Fungsional menyangkut fungsi perumahan tradisional Bali pada
dasarnya berfungsi keagamaan dan fungsi sosial yang dicirikan dengan adanya 3
pura desa.

Penerapan konsepsi-konsepsi perumahan tradisional Bali sesuai dengan konsep Tri


Pramana (Desa, Kala, Patra) yang menjadi landasan taktis operasional, mewujudkan pola
perumahan yang bervariasi di Bali, namun dapat diidentifikasi 4 (empat) atribut antara lain:

 Aspek Sosial; yang menyangkut system kemasyarakatan yang dikenal


desa/banjar (adat).
 Aspek Simbolik; berkenaan dengan orientasi kosmologis antara lain orientasi
arah sakral (kaja-kangin) dan Sanga Mandala atau Tri Mandala.
 Aspek Morfologis; yang secara morfologis kegiatan-kegiatan dalam
perumahan tradisional dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: inti
(fasilitas banjar/pura), terbangun (perumahan) dan pinggiran (belum
terbangun).
 Aspek Fungsional; berkaitan dengan orientasi kosmologis (Sanga Mandala)
yang tercermin pada tata letak ruang.
Struktur rumah tradisional

Pada bangunan ini terdapat satu pura


untuk sembahyang, dapur yang digunakan
untuk bersama, area untuk tidur, serta area
untuk pertemuan penting atau perjamuan.
Untuk tujuan itu, biasanya pada kompleks
bangunan dibangun 2 macam paviliun, yaitu
paviliun untuk menerima tamu serta paviliun
khusus untuk upacara adat dan ritual
keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai