Anda di halaman 1dari 7

5.

4 Hipotesis

5.4.1.Hubungan Profitabilitas dan Peringkat Obligasi

Profitabilitas adalah rasio kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Laba penting untuk para kreditor karena laba adalah salah satu sumber untuk

membayar kewajiban. Semakin tinggi tingkat laba yang dihasilkan oleh perusahaan

diharapkan semakin baik memenuhi kewajiban bunga serta pokok pembayaran dan

terhindar dari default risk. Semakin tinggi peringkat obligasi memberikan sinyal

bahwa peluang perusahaan dalam memenuhi kewajibannya semakin tinggi

(Widowati, Nugrahanti dan Kristanto, 2013). Berdasarkan penjelasan di atas, maka

dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

H0 : Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

5.4.2. Hubungan Leverage dan Peringkat Obligasi

Leverage merupakan rasio yang memperlihatkan berapa utang yang digunakan

perusahaan. Semakin tingginya hutang perusahaan memperlihatkan bahwa perusahaan

telah menggunakan peluangnya untuk menggembangkan perusahaan dan melakukan

ekspansi sehingga berpengaruh pada peningkatan kinerja perusahaan. Sedangkan,

semakin rendahnya tingkat hutang dapat dikatakan bahwa perusahaan masih memiliki

kapasitas hutang dapat digunakan. (Hernando et.al, 2018). Jadi dapat dikatakan,

semakin tinggi tingkat rasio hutang maka peringkat obligasi yang didapat semakin

rendah. Berdasarkan penjelasan diatas, dikembangkan sebuah hipotesis sebagai

berikut:

H2 : Leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

H0 : Leverage tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.


5.4.3.Hubungan Likuiditas dan Peringkat Obligasi

Likuiditas adalah rasio kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendek. Semakin tingginya likuditas perusahaan diharapkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin baik. Likuiditas diperlihatkan

oleh besar kecilnya aset lancar yang dapat memenuhi kewajiban jangka pendek

perusahan. Peminjam menggunakan aset yang paling likuid sebagai sumber

pembayaran pokok dan bunga obligasi (Widowati, Nugrahanti dan Kristanto, 2013).

Jadi, semakin likuidnya perusahaan semakin mudahnya perusahaan

memenuhi kewajiaban semakin tingginya peringkat obligasi. Berdasarkan uraian di

atas, hipotesis yang dikembangkan:

H3 : Likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

H0 : Likuiditas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

5.4.4 Hubungan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan Peringkat

Obligasi

Jika perusahaan mempunyai tata kelola yang baik, maka akan memperoleh persepsi

yang baik dari stakeholdernya. Perusahaan tersebut cenderung akan memperoleh

peringkat obligasi yang dipercaya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan

menunjukkan Penerapan Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang

diproksikan dengan skor CGPI perusahaan memiliki pengaruh terhadap peringkat

obligasi. Penelitian Dali, dkk. (2015) serta Dewi & Yasa (2016) CGPI memiliki

pengaruh terhadap peringkat obligasi.


Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka hipotesis penelitian sebagai berikut.

H4 :Corporate Governance Perception Index (CGPI) berpengaruh terhadap peringkat

obligasi.

H0 : Corporate Governance Perception Index (CGPI) tidak berpengaruh terhadap

peringkat obligasi.

6. Metode Penelitian

6.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder perusahaan yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai 2018, data diambil dari laporan tahunan

perusahaan yang diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan data

peringkat obligasi oleh PT. PEFINDO yang di akses melalui situs pefindo.com serta

literatur pendukung lainnya.

6.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar

pada Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan obligasi pada tahun 2011-2018.

Pemilihan sampel mengunakan metode purposive sampling. Kriteria yang ditetapkan:

1) Semua perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.

2) Semua perusahaan manufaktur yang memiliki peringkat obligasi pada pemeringkat

Pefindo.

3) Laporan keuangan perusahaan memiliki seluruh komponen untuk pengukuran

variabel-variabel dalam penelitian.


Tabel II

Kriteria Pemilihan Sampel

Deskripsi Jumlah
Semua perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Bursa 162

Efek Indonesia (BEI) tahun 2015- 2018 (Populasi data

penelitian)

Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar menerbitkan

obligasi pada BEI dan diperingkat oleh Pefindo tahun 2015-

2018
Perusahaan manufaktur yang terdaftar menerbitkan obligasi

pada BEI , diperingkat oleh Pefindo tahun 2015- 2018

(Sampel penelitian)

6.3 Teknik Analisis Data

6.3.1. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas merupakan pengujian untuk mengetahui apakah dalam

model penelitian terdapat korelasi antar variabel bebasnya. Pengujian ini diperlukan

untuk mengetahui tidak adanya kemiripan antar variabel bebasnya dalam model

penelitian. Uji ini dilihat dengan nilai variance inflation factor (VIF) dan nilai

tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0.10 maka dapat

disimpulakan tidak terjadi multikolinieritas.

6.3.2. Regresi logistik

Pengujian menggunakan regresi logistik karena variabel terikatnya menggunakan


variabel dummy (Kamsta et. all (2001) dalam Sejati (2010)).Dalam analisa model

logit, langkah pertama yang dilakukan adalah uji fit. Uji fit dilakukan untuk mengguji

apakah model logit telah sesuai dengan data. Uji fit dapat dilakukan dengan “Hosmer

and Lemeshow Test” (Sejati, 2010). Setelah uji fit dilakukan langkah selanjutnya

adalah melakukukan uji Wald. Uji Wald adalah penggujian terhadap masing-masing

variabel bebas. Hal dilakukan karena mungkin saja variabel bebasnya tidak

mempengaruhi variabel terikat atau tidak signifikan secara statistik (Sejati, 2010).

Setelah taksiran model logit diperoleh dari uji Wald. Langkah selanjutnya adalah

menguji apakah model logit tersebut memang baik digunakan untuk menjelaskan data

atau tidak. Uji ini dapat dilihat dengan nilai R-square (Sejati, 2010).

6.4 Operasionalisasi Variabel

6.4.1 Variabel Terikat

a. Peringkat Obligasi

Pengujian menggunakan regresi logistik karena variabel terikatnya variabel dummy

(Kamsta et. all (2001) dalam Sejati (2010)). Peringkat obligasi dibagi menjadi dua

yaitu,

1) Peringkat invesment grade(AAA,AA,A,BBB)

2) Peringkat non-invesmet grade (selain peringkat invesment grade). Peringkat

obligasi akan diberi nilai 1 ketika peringkat invesment gradedan diberi nilai 0 ketika

non-invesmet grade.

6.4.2. Variabel Bebas

a. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan


perusahaan dalam menghasilkan laba(Sihombing & Rachmawati, 2015). Profitabilitas

dapat diukur dengan menggunnakan proxy (Widowati, Nugrahanti dan Kristanto,

2013):

Return On Asset (ROA) = Earning after tax/Total Asset

b. Leverage

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat sejauh

mana aset perusahaan telah dibiayai dengan hutang perusahaan. (Sihombing dan

Rachmawati, 2015). Leverage dapat diukur dengan menggunakan proxy (Widowati,

Nugrahanti dan Kristanto, 2013):

Debt Equity Ratio (DER) = Total Liablities/Equity

c. Likuiditas

Likuditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas dapat diukurv

dengan menggunakan proxy (Widowati, Nugrahanti dan Kristanto, 2013):

Current Ratio (CR) = Current asset/Current Liabilities

d. Corporate governance perception index (CGPI)

CGPI merupakan suatu mekanisme penerapan tata kelola perusahaan yang

beretika dan bermartabat. Merupakan indeks penilaian terhadap penarapan corporate

governance yang diberikan oleh lembaga independen The Indonesian Institute for

Corporate Governance (IICG), diselenggarakan berdasarkan peningkatan serta

perbaikkan tata kelola perusahaan, dan diproksikan dengan skor CGPI yang didapat

perusahaan. Ketika perusahaan menerapkan good corporate governance (GCG) dan


mendapat skor CGPI, cenderung mewujudkan kondisi bisnis yang baik dan sehat serta

menghasilkan imbal hasil yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai