5.4 Hipotesis 5.4.1.hubungan Profitabilitas Dan Peringkat Obligasi
5.4 Hipotesis 5.4.1.hubungan Profitabilitas Dan Peringkat Obligasi
4 Hipotesis
Laba penting untuk para kreditor karena laba adalah salah satu sumber untuk
membayar kewajiban. Semakin tinggi tingkat laba yang dihasilkan oleh perusahaan
diharapkan semakin baik memenuhi kewajiban bunga serta pokok pembayaran dan
terhindar dari default risk. Semakin tinggi peringkat obligasi memberikan sinyal
semakin rendahnya tingkat hutang dapat dikatakan bahwa perusahaan masih memiliki
kapasitas hutang dapat digunakan. (Hernando et.al, 2018). Jadi dapat dikatakan,
semakin tinggi tingkat rasio hutang maka peringkat obligasi yang didapat semakin
berikut:
oleh besar kecilnya aset lancar yang dapat memenuhi kewajiban jangka pendek
pembayaran pokok dan bunga obligasi (Widowati, Nugrahanti dan Kristanto, 2013).
Obligasi
Jika perusahaan mempunyai tata kelola yang baik, maka akan memperoleh persepsi
obligasi. Penelitian Dali, dkk. (2015) serta Dewi & Yasa (2016) CGPI memiliki
obligasi.
peringkat obligasi.
6. Metode Penelitian
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai 2018, data diambil dari laporan tahunan
perusahaan yang diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan data
peringkat obligasi oleh PT. PEFINDO yang di akses melalui situs pefindo.com serta
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan obligasi pada tahun 2011-2018.
Pefindo.
Deskripsi Jumlah
Semua perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Bursa 162
penelitian)
2018
Perusahaan manufaktur yang terdaftar menerbitkan obligasi
(Sampel penelitian)
model penelitian terdapat korelasi antar variabel bebasnya. Pengujian ini diperlukan
untuk mengetahui tidak adanya kemiripan antar variabel bebasnya dalam model
penelitian. Uji ini dilihat dengan nilai variance inflation factor (VIF) dan nilai
tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0.10 maka dapat
logit, langkah pertama yang dilakukan adalah uji fit. Uji fit dilakukan untuk mengguji
apakah model logit telah sesuai dengan data. Uji fit dapat dilakukan dengan “Hosmer
and Lemeshow Test” (Sejati, 2010). Setelah uji fit dilakukan langkah selanjutnya
adalah melakukukan uji Wald. Uji Wald adalah penggujian terhadap masing-masing
variabel bebas. Hal dilakukan karena mungkin saja variabel bebasnya tidak
mempengaruhi variabel terikat atau tidak signifikan secara statistik (Sejati, 2010).
Setelah taksiran model logit diperoleh dari uji Wald. Langkah selanjutnya adalah
menguji apakah model logit tersebut memang baik digunakan untuk menjelaskan data
atau tidak. Uji ini dapat dilihat dengan nilai R-square (Sejati, 2010).
a. Peringkat Obligasi
(Kamsta et. all (2001) dalam Sejati (2010)). Peringkat obligasi dibagi menjadi dua
yaitu,
obligasi akan diberi nilai 1 ketika peringkat invesment gradedan diberi nilai 0 ketika
non-invesmet grade.
a. Profitabilitas
2013):
b. Leverage
mana aset perusahaan telah dibiayai dengan hutang perusahaan. (Sihombing dan
c. Likuiditas
governance yang diberikan oleh lembaga independen The Indonesian Institute for
perbaikkan tata kelola perusahaan, dan diproksikan dengan skor CGPI yang didapat