Pengertian Korosi
Korosi adalah peristiwa perusakan logam oleh karena terjadinya reaksi kimia antara
logam dengan zat-zat di lingkungannya membentuk senyawa yang tak dikehendaki.
Contoh peristiwa korosi antara lain karat pada besi, pudarnya warna mengkilap pada
perak, dan munculnya warna kehijauan pada tembaga. Reaksi kimia yang terjadi
termasuk proses elektrokimia di mana terjadi reaksi oksidasi logam membentuk
senyawa-senyawa oksida logam ataupun sulfida logam.
atau
Pada umumnya, reaksi reduksi yang terjadi adalah reaksi reduksi oksigen dengan H +,
sebagaimana medium terjadinya korosi cenderung bersifat asam dan reaksi reduksi
dalam suasana asam cenderung lebih spontan, sebagaimana potensial reduksinya lebih
besar (+1,23 V). Ion H+ berasal dari asam H2CO3 yang terbentuk dari reaksi pelarutan
karbon dioksida dalam uap air di udara.
Jadi, keseluruhan reaksi hilangnya besi, tanpa reaksi pembentukan karat, yaitu:
.
Proses pembentukan karat
Karat besi, Fe2O3∙nH2O yang merupakan senyawa padatan yang berwarna coklat
kemerahan, terbentuk pada reaksi redoks yang berbeda dengan reaksi sebelumnya.
Ion-ion Fe2+ yang terbentuk pada daerah anode terdispersi dalam air dan bereaksi
dengan O2 membentuk Fe3+ dalam karat. Keseluruhan reaksi pada proses ini adalah:
Secara keseluruhan, jika persamaan reaksi hilangnya besi dengan reaksi pembentukan
karat dijumlahkan maka diperoleh:
2. pH
Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan lebih cepat,
sebagaimana reaksi reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan yang ditandai
dengan potensial reduksinya lebih besar dibanding dalam suasana netral ataupun basa.
3. Keberadaan elektrolit
Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada medium korosi akan mempercepat
terjadinya korosi, sebagaimana ion-ion elektrolit membantu menghantarkan elektron-
elektron bebas yang terlepas dari reaksi oksidasi di daerah anode kepada reaksi reduksi
pada daerah katode.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana laju reaksi
kimia meningkat seiring bertambahnya suhu.
5. Galvanic coupling
Bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif (tidak mudah
teroksidasi, potensial reduksi lebih positif), maka akan timbul beda potensial yang
menyebabkan terjadinya aliran elektron dari besi (anode) ke logam kurang reaktif
(katode). Hal ini menyebabkan besi akan lebih cepat mengalami korosi dibandingkan
tanpa keberadaan logam kurang reaktif. Efek ini disebut juga dengan efek galvanic
coupling.
Cara Mencegah Korosi pada Besi
1. Menggunakan lapisan pelindung untuk mencegah kontak langsung
dengan H2O dan O2
Contoh lapisan pelindung yang dapat digunakan, antara lain lapisan cat, lapisan oli dan
gemuk, lapisan plastik, dan pelapisan logam lain, seperti Sn, Zn, dan Cr. Pada pelapisan
cat dan pelapisan plastik, bila cat tergores/terkelupas atau plastik terkelupas, korosi
akan mulai terjadi bagian yang terpapar dengan udara tersebut. Pada pelapisan dengan
oli dan gemuk, perlu dilakukan pengolesan secara berkala.
Pada pelapisan timah (tin plating), timah lebih tahan korosi (kurang reaktif) dibanding
besi, di mana potensial reduksi besi lebih negatif (E° Fe = −0,44 V; E° Sn = −0,14 V).
Namun, sebagaimana efek galvanic coupling, apabila lapisan timah tergores, maka
timah justru akan mempercepat korosi pada besi. Pelapisan timah umumnya dilakukan
pada kaleng-kaleng kemasan. Pelapisan timah umumnya digunakan pada kaleng-
kaleng kemasan dengan tujuan agar kaleng-kaleng bekas cepat rusak dan hancur.
Pada pelapisan zink (galvanisasi), zink lebih reaktif dibanding besi (E° Fe = −0,44 V; E°
Sn = −0,76 V). Berbeda dengan timah, bila lapisannnya tidak utuh, zink masih dapat
melindungi besi dari korosi. Hal ini terjadi sebagaimana terbentuknya sel elektrokimia
dengan zink sebagai anode yang teroksidasi dan besi sebagai katode. Mekanisme
perlindungan ini disebut perlindungan katode. Pelapisan zink umumnya digunakan pada
besi penopang konstruksi dan pipa besi.
Pada pelapisan kromium (chrome plating), kromium lebih reaktif dibanding besi (E° Fe =
−0,44 V; E° Cr = −0,74 V). Sama seperti zink, mekanisme perlindungan katode juga
terjadi pada pelapisan kromium meskipun ada lapisan kromium yang rusak. Pelapisan
kromium umumnya digunakan pada ketel, setang, dan bemper mobil.
Contoh Soal
Berikut ini logam yang dapat digunakan untuk perlindungan katode dalam mencegah
korosi besi, kecuali…
a. magnesium
b. kromium
c. timah
d. aluminium
e. zink
Jawab:
c. timah
Timah adalah satu-satunya logam yang kurang reaktif dibanding besi, sehingga tidak
dapat memberikan perlindungan katode, namun mengaibatkan terjadinya efek galvanic
coupling.
Korosi – Referensi
Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13 th edition). New
Jersey: Pearson Education, Inc.
Johari, J.M.C. & Rachmawati, M. 2008. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XII Jilid 3.
Jakarta: Esis
McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7 th edition). New
Jersey: Pearson Education, Inc.
Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern Applications
(11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.
Purba, Michael. 2007. Kimia 3B untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of
Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education
Artikel: Korosi – Pengertian, Faktor Penyebab, Cara Mencegah, Proses Terjadinya
Kontributor: Nirwan Susianto, S.Si.
Alumni Kimia FMIPA UI