Anda di halaman 1dari 47

KEPERAWATAN MATERNITAS

“MANAJEMEN NUTRISI DENGAN GANGGUAN ASAM FOLAT”

Dosen pembimbing : Asmawati, S.Kp., M.Kep

Disusun oleh:

1. Armanda Ogilvi Alvareza (P05120218068)


2. Balqis Purnama Dona (P05120218051)
3. Cindy Eka Juniarni (P05120218053)
4. Inda Purwanti (P05120218071)
5. Try Gunawan (P05120218081)

Kelas : 2.B DIII Keperawatan

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga penyusun
berhasil menyelesaikan makalah tentang manajemen nutrisi dengan gangguaan
defisiensi asam folat tepat pada waktunya. Penyusun berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat berupa sumber informasi kepada semua pihak.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan materi-materi yang kami peroleh
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan manajemen nutrisi pada ibu hamil, .
Penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen Keperawatan Maternitas atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, dan kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah mendukung sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Selasa, 19 Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan....................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Nutrisi Masa Kehamilan ............................................................ 3
B. Anemia Defisiensi Asam Folat................................................................. 21
C. Peran asam folat dalam kehamilan…………………………………......
22
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajiaan ................................................................................................ 25
B. Riwayat Keperawatan............................................................................... 25
C. Pengkajiaan Fisik....................................................................................... 27
D. Diagnosa...................................................................................................... 36
E. Intervensi Keperawatan............................................................................ 37
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................. 45
B. Saran........................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 46

iii
BAB I

PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan
perubahan pada ibu maupun lingkungannya, dengan adanya kehamilan
maka seluruh sistem genitalia wanita mengalami perubahan yang
mendasar untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin
dalam rahim selama proses kehamilan berlangsung (Serri,2009).
Kehamilan menyebabkan perubahan-perubahan pada tubuh ibu
yang mana perubahan-perubahan tersebut dalam rangka penyesuaian
tubuh ibu pada keadaan kehamilannya. Perasaan kurangenak badan
menyebabkan ibu lebih banyak istirahat sehingga keperluan tubuh
akan makanan menjadi berkurang. Pada bulan-bulan pertama
kehamilan nafsu makan berkurang, mual,muntah, kembung, dsb.
Gejala- gejala ini bisa terjadi pada waktu pagi atau sore hari. Salah
satu teori yang menjelaskan pengaruh status nutrisi seorang ibu hamil
pada janin yang dikandungnya adalah teori yang dikenal dengan nama
“Fetal Programming”. Menurut teori tersebut, seorang ibu hamil yang
mengalami kekurangan gizi/malnutrisi akan menyebabkan fetus yang
dikandungnya mendapat asupan makanan yang kurang dalam
pertumbuhannya. Hal itu mungkin akan memicu timbulnya penyakit
kronis pada janin di masa depan (Indriyani, 2013)
Gangguan nutrisi selama kehamilan dapat menyebabkan berat
badan bayi baru lahir rendah dan penurunan kesempatan
hidup.Status nutrisi ibu pada waktu konsepsi sangatlah penting
dalam bentuk cadangan nutrisi dan dasar kebiasaan makan. Wanita
hamil memerlukan zat besi 30 mg/hari, yang sulit diperoleh dari
sumber-sumber diet sehingga perlu diberikan suplemen. Zat besi
diperlukan untuk mengoreksi keberadaan awal defisisensi dan
menyediakan untuk peningkatan volume darah maternal untuk
persediaan darah janin, dan untuk kehilangan darah selama kehamilan.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan ?
2. Masalah keperawatan apa yang dapat muncul pada ibu hamil?
C. Tujuaan
a. Tujuaan umum
1. Menggambarkan konsep kebutuhan nutrisi pada ibu hamil
 Pengertian
 Jenis-jenis nutrisi dan fungsinya
 Kebutuhan nutrisi selama kehamilan
 Gangguan nutrisi selama kehamilan
 Masalah atau gangguan nutrisi selama kehamilan
 Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan
2. Mengambarkan diagnosa keperawatan pada ibu hami
b. Tujuaan khusus
1. Menguraikan konsep nutrisi kehamilan pada ibu hamil
2. Menjelaskan konsep nutrisi meliputi pengertian,jenis-jenis
nutrisi , kebutuhan energi kehamilan, kebutuhan nutrisi, masalah
kehamilan serta kenaikan berat badan ibu menurut IOM
3. Menjelaskan diagnosa keperawatan pada gangguan nutrisi ibu
hamil
4. Menguraikan intervensi keperawatan yang dapat di rencanakan
pada ibu dengan gangguan nutrisi pada saat hamil

5
BAB II

TINJAUAAN TEORI

A. KONSEP NUTRISI KEHAMILAN


1. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh
kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein,
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan
tersebut kurang terpenuhi, maka proses tumbuh kembang selanjutnya
dapat terhambat (Hidayat, 2006)
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh
manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi,
mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya
f ungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan
kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut Supariasa(2001), nutrisi adalah
suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
2. Jenis-Jenis Nutrisi dan Fungsinya
a. Karbohidrat
Karbohidrat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana
seperti fruktosa, glukosa, dan laktosa, dapat dijumpai dalam buah-
buahan, gula dan susu. Sedangkan karbohidrat kompleks dapat
ditemukan dalam sayuran berserat, gandum, nasi, sereal, oat dan
lain sebagainya (Boyle & Roth, 2010).

6
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh,
karbohidrat juga memberikan rasa manis pada makanan terutama
monosakarida dan disakarida. Karbohidrat juga berperan dalam
menghemat penggunaan protein, mencegah terjadinya oksidasi
lemak yang tidak sempurna, membantu mengeluarkan feses
dengan mengatur peristaltic usus dan memberikan bentuk pada
feses. Bentuk karbohidrat yaitu monosakarida, disakarida dan
polisakarida
b. Protein
Protein (Asam Amino): kebutuhan protein adalah
0,8gr/kgbb/hari atau kurang lebih 10% dari total kebutuhan
kalori. Namun selama sakit kritis kebutuhan protein meningkat
menjadi 1,2-1,5 gr/kgbb/hari. Pada beberapa penyakit tertentu,
asupan protein harus dikontrol, misalnya kegagalan hati akut dan
pasien uremia, asupan protein dibatasi sebesar 0,5
gr/kgbb/hari(Wiryana,2007).
Protein juga dapat mengandung unsur fosfor, besi, iodium,
dan kobalt. Protein juga memiliki fungsi membangun dan
memelihara sel-sel dan jaringan tubuh, membentuk ikatan-ikatan
esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas
tubuh yang bertibdak sebagai buffer, pembentukan antibody,
mengangkut zat-zat gizi, dan sebagai sumber energy
c. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber energy, sumber asam
lemak esensial, alat pengangkut vitamin yang larut dalam lemak,
menghemat penggunaan protein, dapat memberikan rasa kenyang
dan kelezatan, sebagai pelumas, menjaga suhu tubuh, dan
melindungi organ tubuh. Kebutuhan lemak yang dianjurkan WHO
(1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanya 15-30% kebutuhan
energi total yang dianggap baik untuk kesehatan. Di antara lemak
yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling banyak 10% dari
kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3-7%
dari lemak tidak jenuh ganda.

7
Lemak juga membantu penyerapan dan penyimpanan
vitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E dan K. Asam lemak
esensial, seperti asam lemak omega 3 dan omega 6 merupakan zat
nutrisi penting yang dibutuhkan dalam pertumbuhan otak. Namun,
asam lemak ini diperoleh dari luar, tidak disintesis sendiri oleh
tubuh (Boyle & Roth, 2010).
d. Vitamin

merupakan zat-zat organik kompleks yang dibutukan dalam


jumlah sangat kecil dan tidak dibentuk oleh tubuh. Vitamin
berfungsi ikut berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme
energy, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh, umumnya sebagai
koenzim atau bagian dari enzim. Sebagian besar vitamin sebagai
koenzim berbentuk apoenzim, dimana vitamin berikatan dengan
protein.
Kelompok vitamin:
1. Larut dalam lemak:vitamin A, D, E dan K
2. Larut dalam air:vitamin B, dan C
e. Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh da memegang peranan
penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel,
jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral
digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh lebih darin 100 mg
sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg
sehari. Fungsi umum mineral adalah sebagai bahan pembentuk
bermacam-macam jaringan tubuh, memelihara keseimbangan
asam dan basa di dalam tubuh, mengatalisis reaksi yang bertalian
dengan pemecahan karbohidrat, lemak, protein dan lemak.
3. Kebutuhan Energi Dalam Kehamilan Normal
Energi tambahan dibutuhkan selama kehamilan untuk mendukung
kehamilan dan pertumbuhan janin. Metabolisme meningkat 15%
selama kehamilan. (Mahan,Stump,2004). Kebutuhan energi untuk

8
kehamilan yang normal kira-kira 80.000 kkal di atas konsumsi
biasanya selama seluruh masa kehamilan yaitu 280 hari. Kebutuhan
energi ini memperhitungkan kebutuhan energi untuk pertumbuhan
janin dan plasenta serta memenuhi kebutuhan- kebutuhan lain karena
perubahan tubuh ibu selama kehamilan. Hal ini berarti penambahan
sebanyak 300 kkal setiap hari selama masa hamil. (Budianto,2009)
World Health Organization (WHO) menganjurkan penambahan
sebanyak 150 kkal per hari di atas konsumsi harian selama trimester
pertama dan 350 kkal per hari di atas konsumsi harian sesudah masa
itu. Angka-angka ini dihitung hanya berdasarkan kehamilan, dan tidak
memperhitungkan faktor lain seperti variasi aktivitas fisik, perubahan
temperatur sekeliling atau kebutuhan untuk pertumbuhan kedewasaan
yang tak ada kaitannya dengan kehamilan. Pengeluaran energi
menurun selama trimester ketiga karena berkurangnya kegiatan.
(Budianto, 2009)
4. Kebutuhan Nutrisi Selama Kehamilan
a. Zat Besi
Kebutuhan zat besi selama hamil yaitu rata-rata 800 mg – 1040
mg. Kebutuhan ini diperlukan untuk :
± 300 mg diperlukan untuk pertumbuhan janin.
± 50-75 mg untuk pembentukan plasenta
± 500 mg digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin
maternal/sel darah merah.
± 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.
± 200 mg lenyap ketika melahirkan
Untuk itu pemberian suplemen Fe disesuaikan dengan usia
kehamilan atau kebutuhan zat besi tiap semester, yaitu sebagai
berikut:
1. Trimester I : kebutuhan zat besi ±1 mg/hari, (kehilangan basal
0,8 mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel
darah merah.

9
2. Trimester II : kebutuhan zat besi ±5 mg/hari,
(kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah
merah 300 mg dan conceptus 115 mg.
3. Trimester III : kebutuhan zat besi 5 mg/hari,) ditambah
kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg
Angka Kecukupan Besi
Umur (tahun) AKG Besi (mg)
10-12 20
13-49 26
50-65 12
Hamil (+ an)
Trimester 1 +0
Trimester 2 +9
Trimester 3 + 13

Selama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk mensuplai


pertumbuhan janin dan plasenta serta meningkatkan jumlah sel
darah merah ibu. Zat besi merupakan senyawa yang digunakan
untuk memproduksi hemoglobin yang berfungsi untuk :
1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
2. Sintesis enzim yang terkait besi
3. Penggunaan oksigen untuk produksi energi sel (Aritonang,
2010).
Arisman (2004) menyatakan total besi yang diperlukan
selama hamil adalah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe
tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya
hilang. Sebanyak 300 mg ditransfer ke janin dengan rincian 50-
75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah
jumlah sel darah merah, dan 200mg lenyap ketika melahirkan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan
penambahan sebanyak 13 mg untuk kehamilan pada trimester

10
ketiga. Dengan demikian, angka kecukupan gizi yang
dianjurkan bagi ibu hamil trimester ketiga adalah 39 mg/hari
Menurut Aritonang (2010), makanan-makanan yang dapat
meningkatkan absorpsi besi selama hamil diantaranya sebagai
berikut:
1. Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan absorpsi
besi, yaitu daging, sayur, dan buah yang kaya vitamin C.
2. Menghindari penghambat (inhibitor) absorpsi besi seperti teh
dan kopi.
Kebutuhan akan zat besi yang besar terutama pada kehamilan
yang menginjak usia trimester ketiga tidak akan mungkin
tercukupi hanya melalui diet. Oleh karena itu, suplementasi
zat besi sangat penting sekali bahkan kepada ibu hamil status
gizinya harus baik.
b. Vitamin dan Mineral
Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai
vitamin dan mineral seperti vitamin C, asam folat, zat besi,
kalsium, dan zink. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan oleh
Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 untuk tambahan gizi ibu
hamil pada trimester ketiga adalah vitamin A +300 RE, vitamin C
+10 mg, tiamin +0,3 mg, riboflavin +0,3 mg, niasin +4 mg, asam
folat +200 µg, vitamin B12 +0,2 µg, kalsium+150 mg,
magnesium +40 mg, zat besi +13 mg, zink +10,2 mg,serta iodium
+50 µg.
c. Vitamin larut lemak
Vitamin A berperan penting dalam pengaturan eskpresi gen
serta mendukung proliferasi dan diferensiasi sel secara khusus
untuk perkembangan tulang belakang, medula spinalis, anggota
gerak, jantung, mata dan telinga (Shils et al, 2006). Jumlah asupan
vitamin A yang disarankan untuk ibu hamil dengan usia kurang
dari 18 tahun adalah sebesar 750 µg retinol atau 2800 IU,
sedangkan untuk ibu hamil dengan usia lebih dari 18 tahun sebesar

11
770 µg atau 3000 IU. Kelebihan asupan retinol dapat
menyebabkan efek teratogenik yakni kelainan neural crest
(Mahan, Stump, 2004)

Vitamin D berfungsi untuk menjaga kadar serum kalsium dan


konsentrasi fosfor dengan cara meningkatkan penyerapan sistem
gastrointestinal. Selain itu, Vitamin D juga merupakan
antiproliferasi yang poten. Dalam kehamilan, peningkatan asupan
vitamin D meningkatkan konsentrasi 25(OH)D3 di sirkulasi.
Jumlah asupan vitamin D yang disarankan sebesar 5 µg (200
IU)/hari (Shils et al,2006). Defisiensi vitamin D dalam kehamilan
dapat berhubungan dengan terjadinya hipokalsemia pada neonates,
hipoplasia enamel gigi, serta mempengaruhi mineralisasi tulang
janin. (Mahan, Stump, 2004)

Vitamin E berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh.


Vitamin E atau Tokoferol juga berfungsi menghambat aktivitas
protein kinase. Jumlah asupan vitamin E yang disarankan tidak
berbeda untuk wanita yang sedang hamil dan tidak hamil yakni
sebesar 15 mg α- tokoferol (Shils et al,2006).

Vitamin K berperan sebagai koenzim dalam sintesa


protein tertentu yang berperan dalam koagulasi dan metabolism
tulang (Shils et al, 2006). Jumlah asupan vitamin K yang
disarankan selama kehamilan tidak berbeda baik untuk wanita
hamil dan tidak hamil, yakni sebesar 90mg/hari untuk wanita
usia lebih dari 18 tahun dan 75mg/hari untuk wanita kurang dari
18 tahun (Mahan,Stump,2004).

d. Vitamin tidak larut lemak


Vitamin B1 atau thiamin berperan sebagai koenzim dalam
metabolism karbohidrat dan asam amino-rantai-bercabang.
Peningkatan kebutuhan thiamin sebesar 30% dalam kehamilan
didasarkan pada peningkatan pertumbuhan baik untuk
kompartemen maternal dan janin (Shils et al,2006).

12
Vitamin B2 atau riboflavin berperan sebagai koenzim
dalam banyak reaksi oksidasi-reduksi di dalam tubuh.
Kebutuhan tambahan untuk riboflavin selama masa kehamilan
didasarkan pada penambahan kebutuhan energi dan pertumbuhan
(Shils et al, 2006).
Vitamin B3 atau niacin dibutuhkan untuk pembentukan
nicotinamide-adenine dinucleotide yang berperan dalam proses
oksidasi dan biosintesis asam lemak serta steroid (Shils et al,
2006).
Vitamin C atau asam askorbat yang dianjurkan selama masa
kehamilan adalah 80-85 mg/hari atau 20% lebih banyak dibanding
yang wanita yang tidak hamil (Cunningham,Leveno,2005).
e. Mineral Makro
Kalsium berperan penting dalam kekuatan tulang dan gigi.
Selain itu juga berperan dalam kontraksi vaskular, kontraksi otot,
dan transmisi saraf (Shils et al, 2006). Faktor hormonal
mempengaruhi metabolism kalsium pada wanita yang sedang
hamil. Hormon Human chorionic somatomammotropin dari
plasenta meningkatkan kecepatan perombakan tulang ibu. Sekitar
30 gram kalsium terakumulasi selama kehamilan, dan kebanyakan
terakumulasi di tulang janin. Asupan kalsium yang disarankan
selama kehamilan adalah 1300 mg/hari untuk wanita kurang dari
18 tahun dan 1000 mg/hari untuk wanita lebih dari 19 tahun
(Mahan,Stump,2004).
Fosfor merupakan komponen penting dari seluruh jaringan
tubuh memiliki fungsi struktural dan fungsi regulasi.
Perubahan dalam kehamilan selain dapat meningkatkan absorpsi
kalsium juga dapat meningkatkan absorpsi fosfor (Shils et al,
2006). Asupan fosfor yang dianjurkan bagi wanita yang sedang
hamil sama dengan wanita yang tidak hamil yaitu 1250 mg/hari
untuk wanita usia kurang dari 19 tahun dan 700 mg/hari untuk
wanita usia lebih dari 19 tahun (Mahan,Stump,2004).

13
Magnesium merupakan kofaktor untuk lebih dari 300 enzim
yang bekerja di dalam tubuh. Asupan magnesium yang disarankan
untuk wanita dalam masa kehamilan adalah 360-400 mg. Dalam
hal ini terdapat peningkatan asupan senilai 40-90 mg dibanding
wanita yang tidak hamil (Mahan,Stump,2004).
f. Asam Folat

Kebutuhan akan asam folat meningkat selama kehamilan.


Asam folat berperan dalam pembentukan sel darah merah
ibu hamil atau maternal erythropoiesis, pertumbuhan plasenta dan
yang terpentinguntuk mencegah terjadinya neural tube defect
atau Spina Bifida (Mahan,Stump,2004).

Asupan asam folat yang disarankan selama kehamilan


adalah 600 µg/hari. Defisiensi asam folat ditandai dengan
adanya pengurangan sintesis DNA atau deoxyribonucleic acid dan
aktivitas mitosis pada sel-sel individu. Anemia megaloblastik
merupakan tahap lanjut yang banyak terjadi akibat defisiensi folat.
Gejala-gejalanya mungkin tidak terlalu terlihat hingga trimester
ketiga, akan tetapi perubahan morfologi sel-sel darah dan
perubahan biokimia dapat terjadi sepanjang anemia
(Mahan,Stump,2004).

Centers for disease control and prevention (CDC) telah


merekomendasikan seluruh wanita yang sedang hamil untuk
meningkatkan asupan asam folat dan konsumsi suplemen asam
folat juga seharusnya sudah dimulai sebelum konsepsi. Beberapa
contoh makanan yang kaya akan asam folat adalah roti, beras,
dan pasta (Mahan,Stump,2004)

g. Energi
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan
energi yang meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan
janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan

14
yang baru (Almatsier, 2009). Selain itu, tambahan kalori
dibutuhkan sebagai cadangan lemak serta untuk proses
metabolisme jaringan baru (Mitayani, 2010). Ibu hamil
memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada kehamilan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan
penambahan sebesar 300 kkal/hari untuk ibu hamil trimester
ketiga. Dengan demikian dalam satu hari asupan energi ibu hamil
trimester ketiga dapat mencapai 2300 kkal/hari.
Pada saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang
disebabkan oleh peningkatan volume darah dan pertumbuhan
jaringan baru (Aritonang, 2010). Jumlah protein yang harus
tersedia sampai akhir kehamilan adalah sebanyak 925 gr yang
tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Widyakarya
Pangan dan Gizi VIII 2004 menganjurkan penambahan sebanyak
17 gram untuk kehamilan pada trimester ketiga atau sekitar 1,3
g/kg/hr. Dengan demikian, dalam satu hari asupan protein
dapat mencapai 67-100 gr. Menurut Aritonang (2010), perkiraan
faktorial protein terhadap komponen-komponen pertambahan
pada kehamilan normal cukup bulan dapat dilihat dalam
Menurut Aritonang (2010), perkiraan faktorial protein
terhadap komponen-komponen pertambahan pada kehamilan
normal cukup bulan dapat dilihat dalam

Komponen Berat (gr) Protein (gr)


Janin
Pertambahan 3400 440
Plasenta 650 100
Cairan amnion 800 3
Rahim 970 166
Darah 1250 81
Cairan 1680 135
Ekstrasellular
Total 8750 925

15
5. Masalah Atau Gangguan Nutrisi Selama Kehamilan
a) Defisiensi Asam Folat
Biasanya ibu hamil yang kekurangan asam folat juga rentan
mengalami masalah anemia. Berbagai gejala bisa timbul, antara
lain:
1. Kulit pucat
2. Sakit kepala
3. Dengung ditelinga
4. Jantung berdebar kencang
5. Kekurangan energi
6. Kelemahan ekstrem
7. Penurunan berat badan
8. Diare
b) Mual Muntah
Mual adalah kondisi perut yang tidak dapat dikontrol sehingga
menyebabkan perut mengeluarkan isinya secara paksa melalui
mulut. Sedangkan mual adalah perasaan ingin muntah, tetapi tidak
mengeluarkan isi perut
Mual merupakan perasaan yang sangat tidak menyenangkan dan
memicu seseorang untuk ingin muntah. Muntah merupakan
pengeluaran isi lambung yang dibantu dengan kontraksi otot yang
kuat.
Gangguan kehamilan mual muntah ini memiliki gejala: muntah
terus, lebih dari 3-4 kali sehari. Rasa mual dan muntah
menyebabkann ibu hamil tidak nafsu makan sama sekali. Berat
badan ibu pun turun 2-3 kilogram dalam 2 minggu
c) Rendah Serat

Pada ibu hamil karena rendah serat dapat meningkatkan


terjadinya konstipasi,preeklamsia hingga hemorrohoids atau
ambeien pada serat terdapat rantai kimia yang panjang sehingga
sukar di cerna enzim pencernaan,serat juga tidak dapat di serap

16
usus halus dan siklus peredaran darah. Serat yang dianjurkan 25 gr
per 1.000 kkal.

d) Gangguan system pencernaan


Mual dan muntah dan nyeri ulu hati merupakan masalah
yang sering terjadi pada awal kehamilan. Mual muntah di pagi
hari atau morning sickness terjadi pada 50-70 % wanita hamil.
Mual muntah ini berhubungan dengan gangguan pada lambung
serta perubahan hormonal yang menyebabkan penurunan motilitas
makanan dalam porsi kecil tetapi sering selama kehamilan (Shils
et al, 2006).
Konstipasi juga sering terjadi pada masa kehamilan, hal ini
dapat terjadi akibat penurunan motilitas saluran pencernaan yang
sering diakibatkan oleh konsumsi zat besi yang berlebihan, asupan
serat serta air yang tidak adekuat (Shils et al, 2006)
e) Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes melitus tipe gestasional umumnya terjadi pada
sekitar 4% dari keseluruhan ibu hamil. Beberapa faktor resiko
yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus tipe
gestasional seperti usia ibu hamil, berat badan sebelum dan selama
kehamilan, serta riwayat diabetes melitus pada keluarga. Diabetes
melitus tipe gestasional dapat meningkatkan resiko makrosomia,
hiperbilirubinemia dan hipoglikemia pada bayi. Makrosomia yakni
bayi dengan berat badan > 4000 gram merupakan komplikasi fetal
terbanyak akibat diabetes melitus gestasional (Shils et al,2006).
Konseling nutrisi dan diabetes, pemantauan pribadi terhadap
kadar gula darah, serta terapi insulin sangat efektif dalam
menurunkan dampak negatif akibat diabetes melitus gestasional
(Shils et al, 2006). Perubahan pola makan, pembatasan kalori, dan
aktivitas fisik sedang dapat dilakukan untuk mempertahankan
berat badan dan kadar glukosa dalam darah (Mahan, Stump, 2004).

17
f) Hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan dibagi menjadi beberapa
kategori yakni Hipertensi kronik, preeklampsia, hipertensi kronik
dengan superimposed preeklampsia, serta hipertensi gestasional.
Preeklampsia merupakan keadaan hipertensi yang disertai dengan
proteinuria ( >300 mg/24 jam) setelah 20 minggu kehamilan.
Hipertensi gestasional merupakan keadaan hipertensi (tekanan
darah sistol > 140 mmHg dan tekanan darah diastol 90 mmHg)
tanpa diikuti oleh proteinuria setelah 20 minggu kehamilan (Shils
et al, 2006).
g) Neural Tube Defect
NTD merupakan penyakit malformasi kongenital yang
banyak menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan
banyaknya gangguan dalam proses embriogenesis sistem saraf
pusat. Selain disebabkan oleh faktor herediter, kurangnya
konsumsi asam folat telah diteliti dapat menyebabkan terjadinya
penyakit ini. Untuk mencegah penyakit ini, maka wanita sebelum
konsepsi diharapkan mengonsumsi asam folat sekitar 400
µg/hari(Mahan, Stump, 2004).
6. Kenaikan berat badan ibu
Cara Menghitung Kenaikan Berat Badan Ideal untuk Ibu Hamil
Berat badan (dalam kg) : Kuadrat tinggi badan (dalam ukuran
meter). BMI = (BB) / [(TB) x (TB)]

Contoh : Misalkan berat badan Mama 58 kg, dengan tinggi


badan 160cm. Berarti cara menghitungnya adalah 58 : (1,6m x 1,6m)
= 22,66 Setelah mengetahui BMI dengan panduan dari Institute of
Medicine (IOM) bias menentukan keadaan underweight, normal, atau
malah overweight

No IMT Kenaikan BB (Kg)


Sebelum Jumlah (Kg)
I II III
hamil

18
1 < 18,5 1,5-2,0 4,5-6,5 6,5-9,5 12,5-18,0
2 18,5-25 1,5-2,0 4,0-6,0 6,0-8,0 11,5-16,0
3 >25-29 1,0-1,5 2,5-4,0 3,5-6,0 7,0-11,5
4 >29 0,5-1,0 2,0-4,0 3,5-5,0 6,0-10,0

1. Kenaikan BB saat hamil memiliki tiga definisi


a) Total weight gain
Yaitu berat sesaat setelah melahirkan atau pada akhir kehamilan
dikurangi dengan berat sebelum hamil (final weight minus initial
weight). BB awal dapat diketahui melalui dua cara yaitu pengukuran
BB sebelum hamil dan pengukuran BB saat pemeriksaan pertama.
BB akhir dapat diketahui melalui dua cara yaitu pengukuran saat
melahirkan dan pengukuran saat pengukuran terakhir.
b) Net weight gain (berat total dikurangi berat bayi lahir )
c) Rate per week
Merupakan kenaikan berat pada periode tertentu dibagi dengan
durasi periode tersebut dalam minggu. (IOM, 1990) ,Kenaikan BB saat
hamil merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan outcome
kelahiran. Semakin besar kenaikan BB saat hamil maka akan semakin
besar berat bayi saat lahir dan meningkatnya status kesehatan bayi
yang dilahirkan.
2. Komponen Kenaikan BB
Komponen kenaikan BB terbagi menjadi dua yaitu produk
konsepsi yang terdiri dari fetus, plasenta dan cairan amnion dan
pengembangan jaringan maternal. Pada umumnya fetus memiliki 25%
dari total kenaikan berat badan,
plasenta 5% dan cairan amnion 6% (Hytten, 1980 dalam IOM, 1990).

Plasenta merupakan organ hasil dari konsepsi. Plasenta berasal dari


kata placenta yang memiliki arti kue. Plasenta merupakan organ yang
hanya ada saat kehamilan. Berat plasenta saat minggu ke 14 adalah 66
g, pada minggu ke 18 seberat 110 g dan saat minggu ke 20 berat
plasenta mencapai 141 gr. Plasenta terdiri dari 88% air, 11 % protein
dan 1% lemak

19
3. Rekomendasi kenaikan BB

Hitung PG (Percentage Gain) = % kenaikan BB ideal Perhitungan


antara pengukuran 1 dan pengukuran 2 yaitu IGL (Ideal Gain Last) :
menurut minggu dilakukan pengukuran kedua

IGF (Ideal Gain First) : menurut minggu dilakukan pengukuran


pertama ,Cara mendapatkan IGL dan IGF :
a) Tentukan posisi IG (IGL dan IGF)

Perkiraan kenaikan BB selama hamil

0-10 minggu = 0,065 kg/minggu = IG1


11-20 minggu = 0,335 kg/minggu = IG2
21-30 minggu = 0,450 kg/minggu = IG3
31-40 minggu = 0,355 kg/minggu = IG4
Total = 11,85 kg

Hitung nilai IG (IGL dan IGF)

IG1 = (mg kehamilan)(0,065)

IG2 = (mg kehamilan - 10) (0,335kg) + (0,65)

IG3 = (mg kehamilan – 20)(0,45kg) + (3,35 kg) + (0,65 kg)

IG4 = (mg kehamilan – 30) (0,335kg) + (4,5kg) + (3,35)


+ (0,65kg)

b. Umur
Usia mempengaruhi rekomendasi kenaikan BB saat hamil.
Kehamilan di bawah umur dalam hal ini remaja memiliki perbedaan

20
rekomendasi kenaikan BB pada ibu hamil dengan usia yang lebih tua.
Usia remaja khususnya
Rekomendasi yang ditujukan untuk kelompok ini adalah mecapai
batas atas dari rentang rekomendasi berdasarkan IMT. Ibu dengan usia
di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun memiliki risiko kehamilan dan
persalinan (Manuaba, 1993).
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan dari
ibu yang masih remaja cenderung memiliki berat lahir yang lebih
rendah dibandingkan dengan ibu hamil dengan usia yang lebih
tua. Maka dari itu, risiko kelahiran BBLR akan lebih besar pada usia
yang lebih muda khususnya pada kelompok usia remaja (IOM, 2009).
Usia yang lebih muda dimana gynecological age kurang dari dua
setelah menarche juga memiliki risiko kenaikan BB saat hamil yang
kurang. Pada masa ini organ reproduksi belum siap untuk masa
kehamilan (Brown, 2004). Selain usia muda usia tua juga
mempengaruhi kehamilan. Semakin bertambahnya usia maka risiko
kelahiran seperti keguguran, kelahiran prematur dan BBLR akan
semakin meningkat. Selain itu risiko komplikasi kehamilan seperti
hipertensi, diabetes dan placenta previa juga meningkat. (William dan
Worthington-Roberts, 1993). Pada beberapa penilitan yang terangkum
dalam Guidelines of Gestational
Weight Gain (IOM, 2009) menyatakan bahwa ibu hamil dengan usia
lebih dari 35 tahun cenderung kelebihan BB saat sebelum hamil dan
memiliki kenaikan BB yang tidak adekuat dibandingkan dengan ibu
hamil dengan usia lebih muda.
B. Anemia gizi akibat defisiensi asam folat
1. Defisiensi asam folat
Defisiensi asam folat terjadi jika kadar asam folat di bawah
normal, yaitu folat serum < 3 ng/ml dan folat eritrosit < 130 ng/mL
(Mayes,2007).
Defisiensi folat ini dapat terjadi karena akibat langsung dari
kurangnya konsumsi harian, absorbsi yang buruk dari folat yang

21
dimakan serta peningkatan penggunaan, dapat pula disebabkan oleh
kondisi liver patologis dan gangguan metabolisme folat oleh karena
defek genetik atau interaksi obat (Scaglione, 2014).
Kurangnya konsumsi harian dapat terjadi pada bayi dan anak-anak
serta orang tua. Malabsorbsi dari asam folat dapat terjadi pada
tropical sprue, blind loop syndrome, stetorrhea, malabsorbsi folat
kongenital, reseksi jejunum, dan penyakit Crohn. Peningkatan
kebutuhan asam folat dapat terjadi pada kehamilan, laktasi
prematuritas, anemia hemolitik, keganasan, inflamasi kronik,
hipertiroidisme. Defisiensi enzim bawaan yang merupakan defek
genetik dapat berupa defisiensi enzim dihidrofolat reduktase, dan
5-metil THF transferase (Tangkilisan, 2002).
2. Peran asam folat dalam kehamilan
Asam folat dibutuhkan selama masa kehamilan. Asam folat
sangat dianjurkan untuk semua wanita, terutama yang sedang
mengikuti program hamil. Pada pasien yang ingin hamil, perlu
dilakukan edukasi prekonsepsi mengenai konsumsi asam folat
selama kehamilan. Suplementasi asam folat perikonsepsi dapat
menurunkan angka terjadinya neural tube defects (Goetzl, 2017).
Hubungan antara defisiensi folat dan kejadian NTD telah
dihipotesiskan sejak tahun 1965. Sebuah penelitian acak terkontrol
dilakukan oleh British Medical Research Council dan menemukan
bahwa perempuan dengan riwayat kehamilan NTD dan
mengkonsumsi 4000 mikrogram asam folat perharinya mengalami
penurunan rekurensi hingga 70%. Setahun kemudian penelitian di
Hungaria menemukan penurunan risiko rekurensi NTD hingga 100%
pada wanita yang mengkonsumsi suplemen vitamin yang mengandung
8000 mikrogram asam folat setiap harinya (Crider, 2011).
Metabolisme folat mempengaruhi fungsi ovarium implantasi,
embriogenesis, dan seluruh proses kehamilan. Selain efeknya yang
dapat dibuktikan pada insidensi NTD, hubungan lain ditemukan antara
penurunan kadar asam folat dan peningkatan konsentrasi homosistein,

22
aborsi spontan rekuren, dan komplikasi kehamilan lainnya (Thaler,
2014; Criders, 2011).
Secara umum kebutuhan asam folat pada wanita hamil meningkat
dari normal. Kebutuhan asam folat pada wanita usia subur dan ibu
hamil sekitar 400-600 mikrogram per hari (0,4-0,6 mcg/hari). Asam
folat sangat berperan penting pada fase awal pembentukan janin, yaitu
pada fase pembentukan sistem saraf pusat. Pada pasien yang ingin
hamil, perlu dilakukan edukasi prekonsepsi mengenai konsumsi asam
folat selama kehamilan. Suplementasi asam folat perikonsepsi
dapatmenurunkan angka kejadian anemia dalam kehamilan,
menurukan resiko untuk terjadinya preeklamsia bagi ibu dan
menurunkan angka terjadinya neural tube defects (Goetzl, 2017)
3. Penyebab defisiensi asam folat
a. Diet yang indekuat: bayi dan anak-anak, orang tua, pemanasan,
kemiskinan
b. Malabsorpsi: tropical spue, blind loop, syndrome, steatorrhea,
malabsorpsi folat hemolitik, keganasan, inflamasi kronik,
hipertiroidisme.
c. Obat-obatan: feniton, primidon, fenobarbital, kontrasepsi oral,
methotrexate
d. Defisiensi enzyme bawaan: dihidrofolat reduktase 5 menit THF
transferase
e. Lain-lain: alkoholisme, penyakit hati
4. Tanda dan Gejala asam folat
Tanda anemia megaloblastik berupa glositis (lidah pucat, licin),
stomatitis angularis, diare/konstipasi, aneksia, icterus ringan,
sterilisasi, neuropati perifer, bilateral, pigmentasi melalui pada kulit.
Kegagalan penutupan neural tube dapat terjadi di daerah kranial dan
spinalis mengakibatkan anensefalus, meningokel, ensefalokel, spina
bifida, dan hidrosefalus.

23
5. Komplikasi/ Dampak asam folat pada ibu dan janin
a. Ibu
1) berisiko mengalami persalinan prematur, plasenta lepas
sebelum waktunya (solusio plasentae) dan keguguran
2) ibu berisiko mengalami Infeksi sekunder, pendarahan,
serta kematian ibu ketika melahirkan
b. Janin
1) Gangguan perkembangan sistem saraf yaitu otak dan tulang
belakang janin.
2) Kematiaan janin dalam rahim
3) Gangguan perkembangan pusat kecerdasan (gangguan belajar).
4) Anensefali (Tidak sempurnanya pertumbuhan tengkorak kepala
dan otak)
5) Jika janin lahir berisiko Spina Bifida cacat tulang belakang /
ruas tulang gagal bertaut
6) Kerusakan jaringan syaraf (NTDs / kerusakan tabung syaraf)

BAB III

24
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pada tahap pengkajian meliputi Nama, jenis kelamin,


usia/tanggal lahir, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat.

B. Riwayat Keperawatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

1. Keluhan Utama

Keluhan utama pada ibu hamil dengan gangguan


nutrisi asam folat ( defisiensi asam folat ) yaitu mengeluh
mudah letih, lesu, lemas, pusing, mudah mengantuk, dan
tidak bertenaga terutama setelah beraktifitas .

2. Kronologi keluhan

a) Factor pencetus :
Penyebab terjadinya defisiensi asam folat adalah
karna ibu hamil mengalami mual dan muntah, tidak
mengkonsumsi makanan yang kaya asam folat, dan
ibu hamil juga tidak ada nafsu makan, namun
intake asam folat pada ibu hamil yang tidak ada
peningkatan dari sebelum hamil
b) Timbulnya keluhan :
Mulai dari trimester 1, pada saat ibu mengalami mual
muntah atau (hyperemesis) sampai trimester 2 tidak
nafsu makan, dan tidak mengkonsumsi zat besi
(tablet fe)

c) Upaya mengatasi :

25
1. Nutrisi
 Kaya asam folat
 Nutrisi vitamin C
 Konsumsi tablet fe sesuai dosis
b. Riwayat kesehatan masa lalu
1. Riwayat melahirkan
Apakah Ibu mengalami perdarahan selama persalinan.
2. Riwayat dirawat di Rumah sakit
Apakah ibu mengalami penurunan pada HB
Riwayat pemakaian obat
3. Riwayat pemakaian obat atau suplemen perlu ditanyakan
untuk mengetahui apakah ibu pernah mengkomsumsinya
sesuai resep dokter atau tidak serta mengetahui efek samping
dari penggunaanya
c. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat ini ditanyakan untuk mengetahui apakah ada keluarga
yang mengalami gangguan nutrisi saat hamil serta mengkaji pola
kebiasaan keluarga dalam mengkomsumsi makanan.
d. Riwayat kehamilan sekarang
- ANC
Apakah klien melakukan kunjungan Antenatal ke bidan atau
dokter atau tenaga kesehatan lainnya
- Frekuensi kunjungan
Frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama kehamilan atau
idealnya 8 kali selama kehamilan
- Pertambahan berat badan selama kehamilan
Apakah klien mengkonsumsi tablet fe, apakah nutrisi klien
sesuai dengan yang dianjurkan dokter, bidan atau tenaga medis
lainnya

e. Riwayat persalinan

26
Persalinan yang perlu dikaji pada ibu hamil sebelumnya
seperti perdarahan ketika bersalin, persalinan prematur, berat
badan bayi rendah (BBLR) serta indikasi kelahiran bayi akibat
kekurangan nutrisi lainnya

f. Riwayat haid/status ginekologi


Biasanya akan mengalami nyeri hebat pada saat
menstruasi dan terjadi gangguan siklus menstruasi.
g. Riwayat obstetri
Biasanya wanita yang memiliki gangguan defisiensi
asam folat dapat tetap memiliki anak namun risiko anak mengalami
kecacatan tabung saraf (Neural Tube Defects ) ,kelahiran premature,
Spina Bifida ( kelainan tulang belakang ), Anencephaly ( kelainan
terbentuknya otak ) lebih besar.
h. Data keluarga berencana
Riwayat pemakaiaan kontrasepsi oral dapat menganggu
pembentukkan struktur tubuh janin.

C. Pengkajiaan Fisik
1. Pemeriksaan fisik umum

a. Keadaan umum : lelah, letih, lesu, pucat

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tekanan darah : Normalnya 120/80 MmHg

d. Nadi : Normalnya 60-90/Menit

e. Frekuensi nafas : Normalnya 15-24x/Menit

f. Suhu tubuh : 37,5 derajat celcius

g. Tinggi badan : Normalnya > 150 cm

h. Berat badan ibu hamil : 57 kg

27
ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan dari
sebelum kehamilan sampai bulan kelahiran. Karena kesehatan dan
pertumbuhan janin dipengaruhi oleh kenaikan berat badan ibu.

i. Lingkar lengan atas

LILA normal yaitu 23,5 cm jika ibu hamil memiliki LILA


kurang dari 23,5 cm maka dianggap status gizi kurang dan
mengalami Kekurangan Energi Kronis

Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu


No Tahun Jenis Penolong Jenis Keadaan Masalah
Kelamin Persalinan bayi waktu kehamilan
lahir
1 2014 Pr Bidan Caesar Prematur Neural
Tube Defect
2
3

Pengalaman menyusui : ya / tidak Berapa lama : Normalnya 0-6 bulan


asi ekslusif

Riwayat Ginekologi :Tidak ada


Masalah Ginekologi : Tidak ada
Riwayat KB :Ada ( Pil KB )

Riwayat Kehamilan saat ini


HPHT : 17 januari 2019 Taksiran Partus : 24 Oktober
2019
BB Sebelum Hamil : 58 kg TD Sebelum hamil : 110/20
mmHg

TD BB/TB TFU Letak/presentasi DJJ Usia Keluhan Data


Janin Gestasi lain

28
100/ 80 57/158 28 1/3 diatas simfisis
mmHg pubis dibawah <90 12 Fatique
umbilikalis dpm minggu

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI

Status Obstretik: G2 P1 A0
Keadaan umum : Normal Kesadaran: Compos mentis BB/TB: 57 kg /158
cm
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 100/80 mmHg; Nadi : 87x/menit Suhu:
37,40c
Pernafasan : 20.x/menit
Kepala - Leher
Kepala : Tidak terdapat massa,, normo cepalis dan tidak ada
perubahan kontur
wajah : Tampak pucat, tambah letih, tampak lesu
Mata : Ekstra okuler dan konjungtiva anemis
Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung dan tanda
hipoksia
Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada peradangan pharing
Gusi : Epulis
Lidah : lidah tampak pucat, licin
Telinga : Membran timpani utuh dan terdapat serumen
Leher : Tidak terdapat pembengkakan KGB dan thyroid
Masalah Khusus : Tidak ada
Dada
Jantung : Ictus cordis teraba halus
Paru : Ekspansi paru simetris
Payudara : Tidak terdapat benjolan dan tidak terdapat striae

29
Puting Susu : Putting susu menonjol
Penyaluran ASI :-
Masalah Khusus : Tidak ada
Abdomen : Warna kulit sama dengan yang lainnya
Uterus
Tinggi fundus uterus: 28 cm Kontraksi : ya/tidak
Leopold I :
Pemeriksa berdiri di samping kanan ibu, kedua tangan meraba dan
mengumpulkan bagian fundus. Apakah teraba bulat/lenting/keras. jika
teraba bulat dan tidak melenting itu adalah bokong
Leopold II :
kedua tangan berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu. Ketika meriksa
sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri dan rasakan
bagian apa yang ada disebelah tangan kanan
Leopold III :
Tangan fundus menahan fundus uteri, tangan kanan meraba bagian yang
bulat, melenting, keras itu adalah bagian kepala
Leopold VI:
Pemeriksa menghadap kaki ibu, kedua tangan meraba bagian janin yang
ada dibawah. Jika Kedua tangan konvergen berarti bagian terendah belum
masuk ke dalam pintu atas panggul. Jika kedua tangan divergen berarti
bagian terendah sudah masuk pintu atas panggul .
Pigmentasi:
Linea nigra : Tidak ada
Striae : Tidak
Fungsi pencernaan : Malabsorpsi penyerapan
Masalah Khusus : -
Perineum dan genital
Vagina : Varises: ya/tidak
Kebersihan : Bersih
Keputihaan : Terdapat keputihan berwarna bening
Jenis/warna : Kehitaman

30
Konsistensi :-
Bau : Khas
Hemorrhoid : Tidak ada Derajat : - Lokasi
Berapa lama nyeri : ya/tidak

Ekstremitas
Ekstremitas Atas:
Kuku : terlihat pucat/tidak
Edema: ya/tidak, lokasi
Kesemutan/baal
Eksremitas Bawah:
Edema: ya/tidak, lokasi
Varises, ya/tidak, lokasi ...............................................
Reflek patela: +/- Jika ada: + 1/+2/+3
Masalah Khusus: Tidak ada
Eliminasi
Urin : Kebiasaan BAK 3-4 kali/hari
BAB : Kebiasaan BAB 1 kali/hari
Masalah khusus : Tidak ada
Istirahat dan Kenyamanan
Pola Tidur : Kebiasaan tidur, lama 7-8 jam, frekwensi…….
Pola tidur saat ini : Seperti saat sebelum hamil
Keluhan ketidaknyamanan: ya/tidak, lokasi : Abdomen
Sifat ................... Intensitas,....................
Mobilisasi dan latihan
Tingkat mobilisasi : Tidak terganggu
Latihan/senam : Tidak ada
Masalah Khusus : Tidak ada

Nutrisi dan cairan

31
Asupan nutrisi : Asam folat .....nafsu makan:
baik/kurang/tidak ada
Asupan Cairan : < 300-450 ml Cukup/kurang
Masalah Khusus : Defisiensi asam folat
Keadaan Mental :
Adaptasi psikologi : Normal
Penerimaan terhadap kehamilan : Menerima
Masalah khusus : Tidak ada
Pola hidup yang meningkatkan resiko kehamilan : kurangnya
pengetahuaan tentang nutrisi makanan yang dibutuhkan saat kehamilan

Hasil Pemeriksaan Penunjang:


Kadar asam folat Jumlah Presentasi
Rendah 13 72,2
Tinggi 5 38,9
Jumlah 18 100
Hemoglobin Normal Rendah
>10,5 <10,5

RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN

Masalah : Pada ibu hamil mengalami defisiensi asam folat karena


tidak ada peningkatan komsumsi asam folat saat sebelum dengan sesudah
hamil sehingga menyebabkan kekurangan asam folat pada data kadar asam
folat di pemeriksaan penunjang < 13 dan kadar hb < 10,5 serta
malabsorpsi
Nutrisi baik Nutrisi buruk

Penampilan Kesadaran, Kelelahan hingga


umum responsive, tidak tertarik
bersemangat dan mengerjakan
memiliki kelemahan apapun, apatis ,
yang baik kaheksia (sangat
kurus), mudah lelah

32
dan terlihat lemah

Otot Terbentuk dengan Lumpuh layu, tonus


baik, keras, tonus buruk, tidak
yang baik, sejumlah terbentuk, nyeri,
lemak di bawah penampilan
kulit “wasted” (massa
otot mengecil)

kontrol sistem Dapat memusatkan Tidak fokus, mudah


saraf pusat perhatiaan dengan marah,
baik, tidak mudah kebinggungan, rasa
tersinggung, tampak terbakar dan di
tenang, refleks tusuk-tusuk pada
normal dan tangan dan kaki,
stabilitas fisiologis hilangnya rasa dan
vibrasi , kelemahan,
nyeri pada otot,
menurunnya atau
refleks pergelangan
kaki dan lutut

Fungsi Selera makan dan Anoreksia, tidak


Gastrointestinal pencenaan yang dapat menelan
baik, buang air makanan, konstipasi
besar normal, tidak atau diare dan
ada organ atau pembesaran hati
massa yang teraba atau limpa

Fungsi Denyut jantung dan Denyut jantung


Kardiovaskuler ritme yang normal, cepat, pembesaran
tidak ada murmur jantung, ritme
dan tekanan darah abnormal dan
normal sesuai usia tekanan darah
meningkat

33
Rambut Mengkilat, lembut, Bervolume tipis,
kuat, tidak mudah tidak bersinar,
patah dan kulit mudah patah,kering,
kepala sehat jarang , beruban dan
mudah bercabang

Kulit ( Umum ) Halus, sedikit Kasar, kering,


lembab dan warna mengelupas,
yang wajah sama berpigmen,
dengan anggota teriritasi, mudah
tubuh memar dan petekie

Muka dan leher Kesamaan warna Mengelupas,


kulit, halus, bengkak, kulit pipi
berwarna dan bawah mata
kemerahan, terlihat gelap, kulit
sehat, tidak ada berjerawat atau
pembesaran kelenjar terdapat benjolan di
tiroid dan bibir tidak sekitar hidung dan
pecah-pecah mulut, pembesaran
tiroid, bibir
bengkak, lesi atau
fisura di sudut bibir

Rongga Mulut Membran mukosa Gusi rapuh, mudah


dan gusi berwarna berdarah,
kemerahan, tidak mengalami
ada pembengkakan peradangan, lidah
atau perdarahan bengkak, berwarna
pada gusi, lidah merah terang serta
berwarna merah terdapat luka, gigi
muda serta gigi karies dan
bersih dan tidak berlubang
berlubang

Mata Terang, jernih, tidak Membrane mata

34
nyeri di ujung pucat, terdapat titik
kelopak mata, bitot,sudut kelopak
membran lembab, mata merah dan
tidak ada pembuluh berfisura, kornea
darah yang terlihat keruh dan sclera
atau gumpalan biru
jaringan (titik bitot )
pada sclera dan
tidak ada lingkaran
hitam di bawah
mata

Ekstremitas Tidak terdapat nyeri Edema, nyeri dan


dan tidak ada rasa seperti di
bengkak tusuk-tusuk

Tulang Tidak ada Tungkai berbentuk


malformasi O atau X,
deformitas dada
pada diafragma, iga
benjol (khas pada
riketsia), scapula
menonjol

D. Diagnosa Keperawatan
1. Kesiapan peningkatan nutrisi
2. Kesiapan peningktatan pengetahuan
3. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
4. Risiko defisit nutrisi
5. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ketidakadekuatan
sumber daya pengetahuaan

35
36
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA SLKI SIKI RASIONAL

Kesiapan peningkatan nutrisi Setelah dilakukan asuhan SIKI : Edukasi Nutrisi


keperawatan selama…x24
Gejala dan tanda Mayor
diharapkan:
Subjektif 1. Periksa status gizi, 1. Monitor status gizi dan
SLKI: status nutrisi
status alergi, program pemenuhan kebutuhan
1. Mengekspresikan
Ditingkatkan ke level… diet, kebutuhan dan gizi yang di perlukan
keinginan untuk meningkatkan
nutrisi Dipertahankan pada level… kemampuaan sesuai dengan AKG
pemenuhan
Objektif 1. Menurun
kebutuhan gizi
1. Makan teratur dan 2. Cukup menurun 2. Indentifikasi 2. Edukasi pengetahuaan
adekuat kemampuaan dan tentang nutrisi dan
3. Sedang
waktu yang tepat mengukur pemahaman
Gejala dan Tanda Minor
4. Cukup meningkat menerima informasi tentang nutrisi
Subjektif 3. Berikan kesempatan 3. Pemahaman serta
5. Meningkat
bertanya keingintahuaan tentang
1. Mengekspresikan
Dengan kriteria hasil: manajemen nutrisi yang
pengetahuaan tentang pilihan
makanan dan cairan yang sehat 1. Porsi makan yang di adekuat
4. Jelaskan pada pasien 4. Memanajemen asupan
2. Mengikuti standar
37
asupan nutrisi yang tepat habiskan 1/2/3/4/5 dan keluarga alergi dan kebutuhan nutrisi
makanan, makanan sesuai dengan
Objektif 2. Kekuatan otot
yang harus dihindari, peningkatan berat
mengunyah 1/2/3/4/5
1. Penyiapan dan kebutuhan jumlah badan menurut IOM
penyimpanan makanan dan 3. Pengetahuan tetang kalori, jenis makanan
minuman yang aman pemilihan makanan yang yang dibutuhkan
sehat 1/2/3/4/5
2. Sikap terhadap makanan pasien

dan minuman sesuai dengan 4. Penyiapan dan


tujuaan kesehatan penyimpanan makanan yang 5. Demonstrasi cara 5. Monitoring posisi
aman 1/2/3/4/5 mengatur posisi saat duduk saat makan
makan memudahkan
5. Verbalisasi
gastrointestinal
keinginan untuk
mencerna lebih baik
meningkatkan nutrisi
1/2/3/4/5 6. Ajarkan pasien/ 6. Asupan kalori setiap
keluarga memonitor trisemester pada ibu
6. Sikap terhadap
asupan kalori dan selalu meningkat,
makan/minum sesuai dengan
makanan sehingga monitoring
tujuan kesehatan 1/23/4/5
dan edukasi dalam
7. Kekuatan otot memajemen kalori dan

38
menelan 1/2/3/4/5 nutrisi sangat
diperlukan
7. Ajarkan pasien dan 7. Monitoring status
keluarga memantau nutrisi pada ibu hamil
kondisi kekurangan sehingga dapat
nutrisi menghindari stillbirth,
BBLR, Neural tube
Defect dan gangguan
lainnya

Kesiapan peningktatan
pengetahuan
SLKI : Edukasi kesehatan

Setelah dilakukan asuhan


1. Identifikasi kesiapan

39
Gejalah dan tanda mayor keperawatan selama…x24 dan kemampuan 1. Kesiapan pasien dan
diharapkan: menerima informasi keantusiasan dalam
Subjektif
menerima informasi
SLKI: tingkat pengetahuan
1. Mengungkapkan minat dapat membantu dalam
dalam belajar Ditingkatkan ke level… pengurangan risiko yang
2. Menjelaskan akan terjadi
Dipertahankan pada level…
pengetahuan tentang
suatu topik 1. Menurun
2. Identifikasi faktor-
3. Menggambarkan 2. Cukup menurun
faktor yang dapat 2. Peningkatan motivasi
pengalaman sebelumnya 3. Sedang
meningkatkan dan dapat mengurangi
yang sesuai dengan 4. Cukup meningkat
menurunkan motivasi terjadinya kesalahan
topik 5. Meningkat
perilaku hidup bersih atau penurunan
Objektif Dengan kriteria hasil:
dan sehat motivasi dalam
1. Perilaku sesuai dengan 1. Perilaku sesuai meminum obat
pengetahuan anjuran 1/2/3/4/5
2. Verbalisasi minat
3. Berikan kesempatan
dalam belajar 3. Menambah
untuk bertanya
1/2/3/4/5 pengetahuaan serta
3. Kemampuan dalam wawasan terhadap hal-
menjelaskan
hal yang akan dilakukan

40
pengetahuan tentang
suatu topic 1/2/3/4/5 4. Kebiasaan melakukan
4. Ajarkan perilaku hidup
4. Kemampuan hidup sehat dan bersih
menggambarkan bersih dan sehat
dapat menghindari dari
pengalaman penyakit,infeksi , virus
sebelumnya yang
ataupun bakteri jenis
sesuai dengan topik
lainnya
1/2/3/4/5
5. Perilaku sesuai 5. Pemaparan informasi
dengan pengetahuan 5. Jelaskan faktor resiko yang tepat dan sesuai
1/2/3/4/5 yang dapat sangat mempengaruhi
mempengaruhi faktor kesehatan
kesehatan

6. Pelayanan pendidikan
6. Jadwalkan pendidikan
kesehatan yang
kesehatan sesuai
terjadwal dapat
kesepakatan
membuat waktu lebih
efektif dan terstruktur

41
7. Materi dan media dapat
7. Sediakan materi dan
menjadi faktor
media pendidikan
pendukung dalam
kesehatan
melakukan pendidikan

Kesiapan Peningkatan kesehatan

Manajemen Kesehatan
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama…x24 SIKI : Promosi dukungan
diharapkan: Keluarga
Gejalah dan tanda mayor
SLKI : Manajemen 1. Identifikasi sumber 1. Monitoring
Subjektif
Kesehatan daya fisik, emosional kemampuaan finansial
1. Mengekspresikan tidak pendidikan keluarga dan budaya tentang
Ditingkatkan ke level…
adanya hambatan yang nutrisi pada keluarga
bearti dalam Dipertahankan pada level… 2. Sediakan lingkungan 2. Lingkungan yang
mengitegrasikan yang nyaman nyaman dapat
1. Menurun
program yang di mengurangi stressor
2. Cukup menurun
tepatkan untuk 3. Diskusikan anggota 3. Edukasi kebutuhan
3. Sedang
mengatasi masalah keluarga yang akan
4. Cukup meningkat asupan nurisi dan
kesehatan

42
2. Menggambarkan 5. Meningkat dilibatkan dalam pemantauaan asupan
berkurangnya faktor Dengan kriteria hasil: perawatan nutrisi serta perawatan
resiko terjadinya maslah pasien melalui anggota
1. Melakukan tindakan
kesehatan keluarga terdekatnya
untuk mengurangi
Objektif 4. Manajemen perawatan
faktor resiko 4. Diskusikan jenis
1. Tidak di temunya 2. Menerapkan sesuai indikasi dan
perawatan di rumah
adanya gejalah masalah program perawatan kontraindikasi yang di
kesehatan atau penyakit 3. Aktifitas hidup alami ibu hamil
yang tidak terduga sehari-hari efektip 5. Monitoring pemahaman
5. Jelaskan kepada
memenuhi tujuan keluarga dan libatkan
keluarga tentang
kesehatan dalam proses perawatan
perawatan dan
dan pengobatan
pengobatan yang di
6. Komunikasi asertif
jalani pasien
diperlukan untuk
6. Anjurkan keluarga
memanajemen
bersikap asertif
membina hubungan
saling percaya antara
ibu hamil dan keluarga
7. Pemahaman dalam

43
7. Anjurkan memanajem stressor
meningkatkan aspek dari situasi yang dialami
positif dari situasi
yang dialami pasien

44
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nutrisi merupakan proses pengambilan dan penggunaan zat


gizi oleh tubuh. Proses ini mencakup 3 tahap, yaitu tahap
memasukkan makanan atau minuman ke dalam tubuh, tahap
pemecahan makanan atau minimum menjadi unsur gizi, dan tahap
pendistribusian zat gizi tersebut melalui sirkulasi darah ke seluruh
tubuh, dimana makanan tersebut disajikan bahan bakar untuk berbagai
keperluan tubuh. Pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi, perlu
asupan nutrisi yang mengandung cukup nutrien: vitamin, mineral,
protein, karbohidrat, lemak dan air (Sutandyo 2007).

B. Saran
Dalam membuat tindakan asuhan keperawatan yang
menangani defisiensi asam folat perawat dapat menjadikan maklah
ini sebagai bahan tambahan referensi pengetahuaan, ini
dimohonkan untuk dosen dan para pembaca saran terhadap materi
perkuliahan manajemen nutrisi defisiensi asam folat

45
DAFTAR PUSTAKA

Elsevier. Keperawatan Maternitas I Edisi 8 2013. Indonesia. Salemba


Medika.
Elsevier. Keperawatan Maternitas II Edisi 8 2013. Indonesia. Salemba
Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017. Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia cetakan II (SDKI). Jakarta Selatan. Dewan Pengurus
Pusat Persatuaan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI 2019. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia cetakan II (SLKI). Jakarta Selatan. Dewan Pengurus
Pusat Persatuaan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia cetakan II (SDKI). Jakarta Selatan. Dewan Pengurus
Pusat Persatuaan Perawat Nasional Indonesia.

46
47

Anda mungkin juga menyukai