NIM : 18106080019
Penemuan animalculus di alam, menimbulkan rasa ingin tahu mengenai asal usulnya.
Menurut teori abiogenesis, animalculus timbul dengan sendirinya dari bahanbahan mati.
Tokoh yang gigih mempertahankan teori abiogenesis diantaranya adalah John Needham
(1713-1781), beliau melakukan percobaan dengan daging yang dimasak dan mengamati
bahwa terdapat mikroorganisme pada awal percobaan dan berkesimpulan bahwa jasad-jasad
tersebut berasal dari daging. Doktrin abiogenesis dianut sampai jaman Renaissance, semakin
lama doktrin tersebut menjadi tidak terbukti.
Percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur juga banyak membuktikan bahwa teori
abiogenesis tidak mungkin, tetapi tetap tidak dapat menjawab asal usul animalculus. Pasteur
melakukan percobaan dengan merancang alat berupa labu yang dilengkapi dengan tabung
panjang berbentuk leher angsa. Ia mempersiapkan larutan nutrisi berupa cairan kaldu
kemudian memasukannya ke dalam labu, yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu.
Setelah itu dibiarkan beberapa lama dan udara tanpa perlakuaan apapun dan tanpa disaring
dibiarkannya keluar masuk labu tersebut. Penemuan Louis Pasteur yang penting adalah (1)
Udara mengandung mikrobia yang pembagiannya tidak merata, (2) Cara pembebasan cairan
dan bahanbahan dari mikrobia, yang sekarang dikenal sebagai pasteurisasi dan sterilisasi.
Pasteurisasi adalah cara untuk mematikan beberapa jenis mikroba tertentu dengan
menggunakan uap air panas, suhunya kurang lebih 62˚C. Sterilisasi adalah cara untuk
mematikan mikroba dengan pemanasan dan tekanan tinggi, cara ini merupakan penemuan
bersama ahli yang lain.
Pada tahun 1837, C. Latour, Th. Schwanndon, dan F. Kutzing secara terpisah
menemukan bahwa pada zat gula yang mengalami fermentasi alkohol selalu dijumpai adanya
khamir, sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan gula menjadi alkohol dan CO2
merupakan fungsi fisiologis dari sel khamir tersebut. Teori biologis ini ditentang oleh J.
Berzelius, J. Liebig, dan F. Wahler. Mereka berpendapat bahwa fermentasi dan pembusukan
merupakan reaksi kimia biasa. Hal ini dapat dibuktikan pada tahun 1812 telah berhasil
disintesis senyawa organik urea dari senyawa anorganik. Pasteur banyak meneliti tentang
proses fermentasi (1875-1876).
Pada tahun 1897, Buchner mampu membuktikan gagasan Bernard, yaitu pada saat
menggerus sel khamir dengan pasir dan ditambahkan sejumlah besar gula, terlihat dari
campuran tersebut dibebaskan CO2 dan sedikit alkohol. Penemuan tersebut membuka jalan
ke perkembangan biokimia modern. Pada akhirnya dapat diketahui bahwa pembentukan
alkohol dari gula oleh khamir, merupakan hasil urutan beberapa reaksi kimia, yang
masingmasing dikatalisir oleh biokatalisator spesifik atau dikenal sebagai enzim.
NIM : 18106080019
Dapat dianggap bahwa penemuan alat-alat optik yang pertama adalah sudah
merupakan pangkal penemuan dari mikroskop. Penggunaan sifat-sifat optik suatu permukaan
yang melengkung sudah dilakukan oleh Euclid (3000SM), Ptolemy (127-151), dan oleh
Alhazanpada awal abad ke-11, tetapi pemakaian praktis alat pembesaran optik belum
dilakukan. Baru pada abad ke-16, Leonardo da Vinci dan Maurolyco mempergunakan lensa
untuk melihat benda-benda yang kecil.
Kakak beradik pembuat kaca mata bangsa Belanda yang bernama Zachary dan
Francis Jansen pada tahun 1590 menemukan pemakaian dua buah lensa cembung dalam
sebuah tabung. Penemuan ini dianggap sebagai prototip dari mikroskop.
Menurut sejarah orang yang pertama kali berpikir untuk membuat alat yang bernama
mikroskop ini adalah Zacharias Janssen. Janssen sendiri sehari-harinya adalah seorang yang
kerjanya membuat kacamata. Dibantu oleh Hans Janssen mereka mambuat mikroskop
pertama kali pada tahun 1590. Mikroskop pertama yang dibuat pada saat itu mampu melihat
perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran asli.
Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia),
untuk membuat alat yang sama. Bahkan Galileo mengklaim dririnya sebagai pencipta
pertamanya yang telah membuat alat ini pada tahun 1610.
Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609 dan mikroskop yang
dibuatnya diberi nama yang sama dengan penemunya, yaitu mikroskop Galileo. Mikroskop
jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang
dirakit dari lensa optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal
ini disebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya.
Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Untuk
itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di bawah 200 nanometer.
Di Eropa, mikroskop sudah dikenal sejak abad ke-17 dan digunakan untuk melihat
binatang-binatang sejenis mikroba. Menariknya, orang Jepang senang menggunakannya
untuk mengamati serangga berukuran kecil, dan hasilnya berupa buku-buku berisi pemerian
tentang serangga secara mendetail.
Belakangan diketahui bahwa ternyata panjang gelombang dari sumber cahaya yang
digunakan untuk pencahayaan berpengaruh pada daya resolusi yang lebih tinggi. Diketahui
bahwa daya resolusi tidak dapat lebih pendek dari panjang gelombang cahaya yang
digunakan untuk pengamatan. Penggunaan cahaya dengan panjang gelombang pendek seperti
sinar biru atau ultra violet dapat memberikan sedikit perbaikan, kemudian ditambah dengan
pemanfaatan zat-zat yang mempunyai indeks bias tinggi (seperti minyak), resolusi dapat
ditingkatkan hingga di atas 100 nanometer (nm). Hal ini belum memuaskan peneliti pada
masa itu, sehingga pencarian akan mode baru akan mikroskop terus dilakukan.
Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam
suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya,
dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan
juga bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin
terdapat elektron seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya.
Dengan mikroskop elektron yang mempunyai perbesaran lebih dari 10.000x, kita
dapat melihat objek mikroskop dengan lebih detail. Perkembangan mikroskop ini mendorong
berbagai penemuan di bidang biologi, seperti penemuan sel, bakteri, dan partikel mikroskopis
yang akan dipelajari berikut yaitu virus. Penemuan virus melalui perjalanan panjang dan
melibatkan penelitian dari banyak ilmuwan.