“REFORMING KATALITIK”
OLEH:
Natanael Christian H
061840411417
KELAS: 4 EGB
DOSEN PENGAJAR:
ZUROHAINA, S.T., M.T.
BAB I
PENDAHULUAN
5. Hydrocracking parafin
CH3
C10H22 +H2 = = = = H3C - (CH2)3 - CH3 + H3C - CH2 - CH - CH3
6. Desulfurisasi
H4C4S - H2 = = = = = C4H10 + H2S
Reaksi dehidrogenasi naftena terjadi sangat cepat dan reaksi isomerisasi parafin dan
dehidro-isomerisasi naftena juga berlaangsung cepat, dengan demikian reaksi-reaksi tersebut
sangat menonjol, sedangkan reaksi-reaksi yang lambat seperti siklisasi dan hydrocracking
menjadi penting terutama pada kondisi-kondisi yang keras seperti space velocity yang rendah,
tekanan tinggi dan suhu tinggi. Reaksi hydrocracking sebagaimana juga reaksi-reaksi
dehidrogenasi dan isomerisasi biasanya tidak diinginkan karena akan menyebabkan deposit
karbon (kokas), penurunan produk hidrogen dan yield produk cair rendah, dengan umpan
yang kaya parafin dapat dilakukan hydorcracking secara besar-besaran. Tekanan yang rendah
dapat mendorong reaksi-reaksi dehidrogenasi dan siklisasi, tetapi pada kondisi yang sedang
dapat menekan terjadinya reaksi hydrocrackingg. Operasi pada 900 psi akan menyebabkan
sekitar dua kali lebih banyak terjadi hydrocracking seperti terjadi pada tekanan 500 psi.
Meskipun hidrogen lebih banyak dihasilkan pada tekanan rendah (200psig), tekanan
parsiel hidrogen relatif lebih rendah yang memberi kemungkinan kecenderungan terjadinya
reaksi hydrocracking yang menghasilkan kokas. Ditinjau dari cara meregenerasi katalis maka
reforming katalis diklasifikasikan menjadi proses sinambung, semi regeneratif dan siklus.
Pertumbuhan yang cepat terhadap pemakaian reforming katalis dalam industri minyak bumi
terjadi pada kurun waktu 1953 -1959. Namun mulai tahun 1970-an seiring dengan perbaikan
terhadap angka oktan bensin menjadi RON 98, maka katalis pun mengalami perubahan tidak
lagi hanya berbasis platina tetapi juga mengandung renium (katalis UOP R-16 dan R-20).
Pada saat ini kenaikan yang pesat dari produksi reforming katalis disebabkan karena adanya
pemakaian umpan baru selain daripada virgin naphta, yaitu light naphta dari Timur Tengah.
Didalam straight-run naphtha pada umumnya masih banyak impurities yang dapat meracuni
katalis. Agar tidak meracuni katalis, maka terlebih dahulu dilakukan hydrotreating terhadap
naphtha tersebut. Hydrotreating adalah proses penghilangan impurities seperti senyawa
sulfur, nitrogen dan arsenik melalui proses hidrogenasi. Hidrogen yang digunakan untuk
keperluan treating ini berasal dari reforming unit itu sendiri.
Gambar 1 : Product
from Thermal
Reforming and from
Catalytic Reforming
Di dalam
reaksi catalyitc
reforming kemungkinan terjadinya olefin sangat kecil sekali, hal ini disebabkan oleh adanya
reaksi hidrogenasi olefin, yang mana secara cepat begitu olefin terbentuk langsung
dijenuhkan menjadi paraffin. Hal ini dapat dipahami lebih dalam lagi dengan melihat gambar
1 yang menunjukkan perbedaan hasil reforming secara thermal dan catalytic. Kelihatan dari
sini bahwa senyawa aromat lebih banyak dihasilkan pada catalytic reforming dan olefin
hanya ada pada hasil thermal reforming. Di dalam catalyic reforming, hidrogen dihasilkan
sebagai hasil samping. Sebagian dari hidrogen yang dihasilkan disirkulasikan kembali untuk
menjaga tekanan didalam reactor dan mencegah terjadinya pembentukan coke. Disamping itu
hidrogen ini banyak dimanfaatkan untuk proses yang lain seperti hydrotreating,
hydrocracking dan isomerization plant, bahkan tidak sedikit yang digunakan untuk keperluan
industri petrokimia. Meskipun reaksi isomerisasi juga kemungkinan terjadi, namun tidak
banyak mempengaruhi kenaikan angka oktan karena jumlahnya relatif kecil.
Gambar 2 : Simplified
Regeneration of Reactor
Berbagai unit
yang digunakan dalam
catalytic reforming
process ada yang
menggunakan tekanan
tinggi dan ada juga yang
menggunakan tekanan
rendah.
Gambar 2 menunjukkan unit yang beroperasi pada tekanan tinggi, unit ini relatif murah tetapi
kurang fleksibel dibandingkan dengan yang bertekanan rendah. Keterbatasan unit ini ialah
angka oktan dan jumlah hasilnya rendah.Proses yang menggunakan tekanan tinggi
diantaranya termasuk platforming, catforming, houdriforming, salvaforming dan Sinclair-
Baker Process. Katalis yang digunakan adalah platinum, catalyst deposit biasanya sedikit.
Proses lain yang meregenerasi katalis dan sementara operasi tetap berjalan
diantaranya adalah ultraforming dan powerforming yang menggunakan katalis platinum (Pt),
fluid hydroforming dan hydroforming menggunakan katalis molybdena on alumina (Mo
dalam Al2O3), thermoforming menggunakan katalis chromia on alumina (Cr dalam Al 2O3)
dan hyperforming menggunakan katalis molybdate on alumina (Mo dalam Al2O3). Berbagai
macam proses yang dikembangkan oleh beberapa perusahaan diantaranya adalah seperti yang
terlihat dalam table 1.
Reactor berupa bejana berbentuk silinder yang di dalamnya berisi katalis. Uap
mengalir melalui setiap reactor dan kontak dengan katalis kemudian bereaksi sebagaimana
yang diinginkan. Karena reaksinya menyerap panas, maka setiap akan memasuki reactor
dipanasi terlebih dahulu di dalam reheater. Aliran meninggalkan dasar gas separator menuju
ke fractionator untuk dipisahkan komponen-komponennya.Reformat adalah produk yang
digunakan sebagai komponen untuk pencampuran premium dan aviation gasoline. Gas
meninggalkan separator menuju ke H2S absorber untuk dihilangkan H2S yang terkandung di
dalam hidrogen. Sebagian dari hidrogen yang dihasilkan disirkulasikan kembali ke proses
dengan maksud untuk menghindari terbentuknya coke dalam katalis. Suhu reaksi di dalam
reactor sekitar 850 - 950oF dan tekanan sekitar 200 - 700 psig.
Regenerasi katalis yang dilakukan ketika keaktifan katalis turun hingga dibawah batas
yang telah ditetapkan. Meskipun keaktifan katalis dapat dipulihkan dengan cara regenerasi,
namun lama-kelamaan katalis akan mengalami degradasi, dan meskipun dapat diregenerasi
tetapi hasilnya akan berada di bawah batas ekonomis. Oleh karena itu katalis yang demikian
harus diganti dengan yang baru.Proses dengan cara konvensional ini, untuk melakukan
regenerasi harus menghentikan operasi. Dewasa ini banyak dilakukan inovasi terhadap proses
yang dapat dioperasikan secara kontinyu dan tanpa menghentikan proses sewaktu regenerasi.
Mendidih antara 30 °C dan 200 °C. Ini terdiri dari campuran kompleks molekul
hidrokarbon pada umumnya memiliki antara 5 dan 12 atom karbon. Ini biasanya merupakan
15-30% dari minyak mentah berat.
Nafta adalah cairan aromatic tak berwarna coklat kemerahan yang mudah menguap,
sangat mirip dengan besin
2.4 Flowsheet
Kemudian hasil bottom produk dari kolom stabilizer akan dialirkan menuju ke
reboiler untuk pemanasan sehingga menghasilkan vapor yang dapat digunakan kembali
sebagai sebagai uap/vapor untuk kolom stabilizer. Dan menghasilkan juga reformate.
( produk akhir dari proses Reforming Catalitic ).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai sifat
fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan
kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah. Setelah minyak mentah
mengalami proses distilasi. Fraksi-Fraksi minyak bumi tersebut selanjutnya diolah dengan
proses-proses selanjutnya, seperti proses reforming, polimerisasi, treating, dan blending
Reforming adalah suatu proses peningkatan mutu bensin dengan merubah bentuk struktur dari
rantai karbon lurus menjadi bercabang, dengan menggunakan katalis
3.2 Saran
Penulis menyadari banyaknya kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu kriktik, saran dan bimbingan sangat diperlukan untuk menyempurnakan makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA