Anda di halaman 1dari 4

Journal Summary

Procrastination, Deadlines and Performance:


Self-Control by Precommitment
Dan Ariely & Klaus Wertenbroch

Summarized by: Andi Fikri Zaidan 12010119410060


Aulia Vidya Almadana 12010119420118
Ahmad Rizqi Winarso 12010119410018
Binawan Luhung 12010119410051

Procrastination dalam Bahasa latin: ‘Pro’ (forward) dan ‘Crastinus’ (besok),


artinya menghindari tugas sama sekali atau menundanya ke waktu yang tidak
ditentukan. Menurut Senecal (2005) seseorang mungkin ingin menyelesaikan tugas
tetapi gagal dalam melakukannya di dalam kerangka waktu yang diharapkan.
Sehingga secara strategis, seseorang mencoba untuk mengekang hal tersebut dengan
menggunakan deadline yang terlalu memaksakan diri sendiri namun deadline tersebut
tidak selalu efektif untuk meningkatkan performa pekerjaan.

Self-Control Problem akan muncul ketika preferensi tidak konsisten dengan


waktu atau konteks (Ainslie, 1975; Loewenstein, 1996). Salah satu contohnya adalah
permasalahan dieters pada menu Crème Brulee. Sebelum pergi ke restoran tidak
berencana mengkonsumsi Crème Brulee [Y], kita memesan Crème Brulee ketika
memesan dessert [X], lebih memilih tidak memakannya ketika setelah selesai makan
[Y]. Permasalahannya adalah bukan pada memakan Crème Brulee benar atau salah,
namun memesannya tidak konsisten dengan preferensi pembuat keputusan sebelum
dan sesudah peristiwa. Individu memiliki preferensi [X] pada suatu waktu atau
dibawah suatu kondisi dan memiliki preferensi yang berbeda [Y] disuatu waktu yang
lain.
Tiga pertanyaan yang diangkat tentang procrastination, self-control, dan
performance yaitu:
1. Apakah orang memaksakan tenggat waktu dalam tugas-tugas dimana
penundaan dapat menghambat pekerjaan?
2. Apakah orang dibenarkan dalam menetapkan deadline pada diri sendiri?
Dengan kata lain, apakah hal tersebut dapat meningkatkan performa kerja?
3. Apakah seseorang daa menyusun deadline secara optimal untuk
mengoptimalkan perkembangan performa kerja?

Study I: The Free-Choice / No-Choice Study


1. No-Choice
a. Diberikan tenggat waktu yang ditentukan.
b. Penetapan yang merata pada masing-masing kertas (di setiap sepertiga
waktu kursus).
c. Deadline untuk tiga makalah.
2. Free-Choice
a. Diberikan arahan untuk menentukan tenggat waktu masing-masing.

Procedure of the Study I


1. Siswa harus menyerahkan makalah mereka paling lambat tidak lebih
dari kuliah terakhir;
2. Siswa harus mengumumkan tenggat waktu untuk pengajuan
sebelumnya untuk kuliah kedua;
3. Tanggal sudah final tidak bisa dirubah;
4. Tanggal akan mengikat, apabila ada keterlambatan akan menyebabkan
penalti 1% di nilai keseluruhan.

Expected Behavior
1. Pada free-choice, ketiga makalah diajukan pada hari terakhir yang
memungkinkan;
2. Penentuan deadline yang pendek diharapkan siswa dapat meluangkan
waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan makalah, fleksibel dalam mengatur
beban kerja dan berpeluang untuk lebih memahami topik sebelum mengerjakan
makalah.

Results
1. Hanya 27% dari total keseluruhan siswa yang memilih untuk
mengumpulkan tiga makalah pada hari terakhir kelas;
2. Siswa tersebut bersedia untuk memaksakan deadline untuk mengatasi
penundaan bahkan ketika deadline ini costly;
3. Nilai dari ‘no-choice’ lebih tinggi dibandingkan dengan ‘free-choice’.

Study II: The Proofreading Study


Performa pada deadline pribadi lebih rendah daripada performa dari penetapan
deadline eksternal. Performa kedua hal tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
deadline yang tertunda secara maksimal.

Details and Initial Results of the Study


1. Proofreading study adalah dimana partisipan diberi tugas untuk
menemukan grammatical error di dalam makalah yang diberikan, tetapi mereka
akan diberi penalty dalam hal keterlambatan dalam penyerahan makalah.
2. Tenggat waktu yang merata, deadline yang ditentukan diri sendiri,
penyerahan makalah di hari terakhir.
3. Diprediksi hasilnya bahwa penemuan grammatical error lebih tinggi
disaat ditentukan tenggat waktu yang merata, diikuti oleh deadline pribadi dan
penyerahan makalah di hari terakhir menjadi performa yang paling rendah.

Results
Ketika batasan tenggat waktu ditingkatkan, hasilnya performa meningkat serta
lebih banyak waktu yang dicurahkan pada pekerjaan.
Conclusion
Partisipan di dalam penelitian Ariely memahami nilai dari mengikat diri sendiri
untuk mengatasi procrastination, bahkan ketika menemui hambatan kuat untuk
membuat deadline di hari-hari terakhir. Partisipan juga paham akan problem
procrastination, tetapi sebagian besar dari mereka tidak menentukan deadline yang
mengikat mereka secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai