OLEH :
Kadek Meinawati (1807531013)
I Wayan Darmawan (1807531033)
1). Likuiditas sebagai bentuk penjelasan berapa lama waktu yang diperlukan untuk
menguraikan aktiva agar terealisasi atau menjadi kas atau kewajiban yang dapat dibayar.
Selain itu, likuiditas juga membantu para pemegang saham untuk menghitung dividen di
masa depan atas pembelian kembali saham.
3). Fleksibilitas keuangan mengukur seberapa efektif perusahaan untuk mengubah jumlah
dan waktu arus kas sehingga dapat memenuhi kebutuhan ynag tak terduga.hal ini akan
mempengaruhi bagaimana perusahaan menghadapi masa-masa buruk perusahaan terkait
penggunaan aktiva untuk melunasi hutang pada waktu tertentu.
c. Keterbatasan-Keterbatasan Neraca.
Ada beberapa hal yang menjadikan neraca memiliki keterbatasan tertentu, antara lain
sebagai berikut.
1). Informasi yang dilaporkan memiliki sifat reliabilitas yang tinggi karena melaporakan
aktiva dan kewajiban dalam biaya historis, namun tidak melaporkan informasi yang
relevan saat ini.
2). Dalam melaporkan pos di neraca, beberapa hal harus dipertimbangkan dan diestimasi
terlebih dahulu, seperti piutang yang dapat tertagih, masa manfaat aktiva dan juga
informasi lainnya.
3). Mengabaikan pos-pos yang memiliki nilai keuangan bagi perusahaan namun tidak bisa
dicatat secara objektif. Misalkan karyawan dalam perusahaan.
d. Klasifikasi Neraca
Dalam neraca, terdapat pos-pos laporan keuangan yang harus dilaporakan dengan
pengelompokan sesuai kategori masing-masing. Adapun klasifikasinya dapat dijabarkan
sebagai berikut.
1. Aktiva Lancar
Aktiva lancar (current assets) merupakan kas atau aktiva lainnya yang dapat
dikonversikan menjadi kas, baik itu dijual atau dipergunakan dalam satu tahun atau satu
periode operasi, yaitu waktu untuk mengakuisisi aktiva melalui penjualan. Adapun lima
pos penting yang disajikan aktiva lancar dengan dasar penilaian yaitu kas dan ekuivalen kas
menggunakan nilai wajar, investasi jangka pendek menggunakan nilai wajar pada
umumnya, piutang menggunakan estimasi jumlah yang tertagih, persediaan menggunakan
harga pasar yang lebih rendah, dan beban dibayar dimuka menggunakan harga perolehan.
Secara umum ada aturan yang digunakan untuk menentukan pos-pos aktiva lancar. Jika
suatu aktiva akan diubah menjadi kas atau untuk pembayaran kewajiban lancar dalam
satu tahun, yang mana yang lebih panjang, maka itu yang digunakan sebagai aktiva
lancar. Namun, hal ini tidak berlaku untuk investasi dalam saham biasa yang jika dipegang
dalam jangka waktu yang lama, maka investasi tersebut tidak termasuk aktiva lancar.
a). Kas
Kas merupakan sejumlah uang yang tersedia untuk memenuhi permintaan dalam
suatu institusi. Sedangkan ekuivalen kas merupakan investasi jangka pendek yang jatuh
tempo selama 3 bulan atau kurang. Sebuah perusahaan diharuskan untuk
menyampaikan seberapa besar kas yang ada dengan klasifikasinya masing-masing.
Selain itu, penggunaan kas juga harus dicantumkan jika untuk pelunasan piutang lancar.
Adapun contoh laporan kas sebagai berikut.
Kas dan penggunaan untuk aktiva lancar
Sekuritas utang yang dipegang hingga jatuh tempo ( held to maturity securities )
merupakan sekuritas utang perusahaan yang memiliki nilai positif dan dipegang
hingga jatuh tempo.
Sekuritas perdagangan ( trading securities ) merupakan sekuritas utang dan ekuitas
yang ada, dibeli dan dijual kembali untuk memperoleh keuntungan.
Sekuritas yang tersedia untuk dijual (available for sale securitis ) merupakan
sekuritas yang bukan termasuk sekuritas utang yang dipegang hingga ajatuh tempo
dan sekurtas perdagangan.
c). Piutang
Untuk pencatatan persediaan, dasar penilaian dan metode penetapan harga harus
dijelaskan.
Beban dibayar dimuka termasuk aktiva lancar dikarenakan adanya kas yang
keluar untuk suatu manfaat yang akan kita terima dalam satu periode akuntansi.
Aktiva tidak lancar merupakan pos-pos yang bukan termasuk aktiva. Ada beberapa
bagian yang temasuk aktiva tidak lancar, antara lain sebagai berikut.
Aktiva tak berwujud tidak berbentuk fisik dan bukan termasuk instrumen
keuangan. Aktiva tak berwujud meliputi hak paten, hak merk, nama dagang, hak cipta
dan nama pelanggan. Penilaian terhadap aktiva tak berwujud didasarkan atas penurunan
nilai yang terjadi. Aktiva tak berwujud dapat menjadi sumber ekonomi yg signifikan,
namun proses analis yang sulit dilakukan membuat nilai keuangannya diabaikan.
Jenis dari pos ini sangat bervariasi. Adapun contohnya yaitu beban dibayar
dimuka jangka panjang, biaya pensiunan dibayar dimuka, piutang tidak lancar, aktiva
dalam dana khusus, pajak penghasilan yang ditangguhkan, properti yang dipegang untuk
dijual dan kas atau sekuritas yang dibatasi.
3. Kewajiban
Selain aktiva, kewajiban juga memiliki penggolongan sebagai berikut.
a). Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar merupakan kewajiban yang perhitungan likuidasinya melalui
penggunaan aktiva lancar atau penciptaan kewajiban lancar lainnya. Adapun konsep
yang digunakan antara lain :
Utang yang berasal dari akuisisi barang dan jasa adalah utang usaha, utang pajak,
utang gaji dan utang lain-lain.
Penagihan yang dilakukan diawal sebelum dikirimkannya barang atau diberikannya
jasa seperti pendapatan sewa diterima dimuka dan juga pendapatan langganan.
Penglikuidasian kewajiban akan dilakukan dalam periode operasi seperti obligasi
jangka panjang dan kewajiban jangka pendek dari pembelian peralatan.
Adapun pos-pos yang termasuk kedalam utang lancar antara lain wesel dagang dan
nondagang, utang usaha, uang muka dari pelanggaan, dan bagian lancar utang jangka
panjang yang jatuh tempo. Kelebihan antara total aktiva lancar yang lebih besar dengan
kewajiban lancar disebut modal kerja yang kadang-kadang disebut modal kerja bersih.
Modal lancar sendiri jarang diungkapkan dalam neraca. Modal inilah yang dijadikan
indicator penentu kinerja suatu perusahaan.
4. Ekuitas Pemilik
Ekuitas pemilik atau serimg disebut dengan ekuitas pemegang saham merupaka salah
satu bagian neraca yang memerlukan perhatian khusus. Hal ini dikarenakan memiliki
keterkaitan dengan ekuitas undang-undang pemilik harus ada perjanjian modal saham yang
berdasarkan kesepatan. Adapun bagian-bagian dari ekuitas pemegang saham antara lain :
Modal saham merupakan nilai pari yang ditetapkan atas berapa besar saham yang
diterbitkan.
Modal disetor tambahan merupakan lebihnya jumlah pembayaran terhadap nilai pari
yang diberikan.
Laba ditahan merupakan laba perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemegang
saham.
untuk nilai pari saham yang diotorisasi didasarkan atas seberapa modal saham yang
disetorkan. Modal yang disetorkan biasanya disajikan dalam jumlah, namun bersifat lebih
informatif. Laba ditahan sendiri dibedakan antara diapropriasi dan setiap jumlah yang
dibatasi.
5. Format Neraca
Neraca sebagai laporan keuangan memiliki beberapa jenis format untuk penyajian
informasi yang akurat, yaitu dengan format akun dan format laporan. Format akun ( account
form ) memiliki bentuk penyajian dengan bagian aktiva terletak disebelah kiri lembar dan
bagian kewajiban dan ekuitas terletak di sebelah kanan lembar. Namun format ini memiliki
kelemahan berupa diperlukannya kertas yang lebih lebar untuk menampilkan semua
informasi. Untuk format laporan ( report form ) menyajikan informasi dengan bagian aktiva
dibagian atas lembar dan bagian kewajiban dan ekuitas terletak dibagian bawah kertas.
Bentuk ini lebih maksimal dalam menampilkan informasi laporan keuangan.
Laporan arus kas merupakan jenis laporan keuangan yang menyajikan informasi
bagaimana kas masuk dan keluar atau sumber dan penggunaan kas dalam sattu periode
akuntansi. Dari sekian jenis laporan keuangan, laporan arus kas memiliki informasi yang
jelas bagaimana pengalokasian kas untuk kegiatan transaksi yang dilakukan.
Tujuan utama penyajian laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi yang
relevan mengenai bagaimana penggunaan dan penerimaan kas disegala jenis kegiatan dalam
suatu institusi. Dalam laporan arus kas harus menyajikan informasi yang terkait dengan
aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan dan kenaikan atau penurunan kas
yang terjadi dalam satu periode. Semua informasi ini sangatlah penting untuk perusahaan
kedepannya. Para investor dan kreditur dapat mengetahui bagaimana pengelolaans sumber
daya perusahaan yang paling likuid. Selain itu, dengan menggunakan dasar kas, para individu
dapat menghitung berapa besar pajak untuk dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak.
Namun dari semua informasi, ada beberapa yang termasuk ke dalam transaksi non-kas,
seperti penerbitan saham biasa untuk membeli aktiva, mengkonversi obligasi menjadi
saham biasa, penerbitan surat utang untuk membeli aktiva dan pertukaran aktiva jangka
panjang. Pelaporannya pun ditempatkan dibagian yang terpisah, yaitu bagian paling bawah
setelah saldo kas akhir periode.
Kieso E. Donald, Jerry J. Weygant, Terry D. Warfield, Akuntansi Intermediete Jilid 1. 2007,
Erlangga - Jakarta