Anda di halaman 1dari 5

Jenis-jenis Gangguan Kepribadian

1. Gangguan Kepribadian Skizotipal


Gangguan kepribadian skizotipal atau gangguan skizotipal adalah gangguan
kejiwaan yang dicirikan dengan kecemasan sosial, sikap paranoid, dan bahkan
kepercayaan terhadap sesuatu yang nggak masuk akal. Orang dengan gangguan
ini nggak nyaman membangun hubungan dengan orang lain, terutama karena
mereka berpikir bahwa hubungan dekat dengan orang lain punya dampak buruk.
Jadinya, orang dengan gangguan kepribadian skizotipal memilih menghindari
hubungan dekat. Gaya bicara yang aneh dan cara berpakaian yang nyentrik
sering jadi tanda-tanda dalam gangguan ini. Orang dengan gangguan
kepribadian skizotipal mungkin responnya akan aneh kalo diajak ngobrol, nggak
merespon, atau bahkan malah menjawab dengan cara ngomong sendiri. Orang
dengan gangguan kepribadian skizotipal biasanya cuma punya sedikit teman,
dan biasanya itu karena keinginannya sendiri. Ini karena orang dengan skizotipal
ini biasanya nggak memandang hubungan sebagai sesuatu yang penting. Orang
dengan gangguan kepribadian skizotipal cenderung percaya banget dengan hal-
hal paranormal dan takhayul. Gangguan kepribadian skizotipal biasanya cuma
terjadi 3% dari populasi, dan seringnya terjadi pada laki-laki.

Ciri – ciri orang dengan gangguan skizotipal :

 sulit membuat hubungan dekat dengan orang lain.


 berpikir dan mengekspresikan diri dengan cara yang dianggap aneh,
menggunakan kata-kata atau kalimat yang nggak wajar.
 berkelakuan yang dianggap aneh atau nyentik.
 merasa bisa membaca pikiran orang, dan ngerasa punya indera keenam.
 merasa gugup dan tegang kalo orang lain nggak sepaham dengannya.
 gugup dan parno dengan orang lain di situasi sosial. Kayak kelas, sekolah,
atau tempat ramai lain.

2. Gangguan Kepribadian Paranoid
Gangguan Kepribadian Paranoid adalah gangguan kejiwaan yang ciri khasnya
adalah sikap parno, curigaan, dan nggak percaya sama semua orang. Individu
dengan gangguan kepribadian ini biasanya sensitif, gampang tersinggung, dan
menghubungkan segala sesuatunya dengan kemungkinan yang menakutkan.
Orang dengan gangguan kepribadian paranoid selalu mengamati keadaan
sekitar. Mereka berpikir bahwa mereka sedang dalam bahaya, selalu mencari
tanda-tanda kemunculan bahaya tersebut, dan nggak percaya kalau dikasih tau
bahwa bahaya itu nggak ada. Orang dengan gangguan ini selalu meminta
perlindungan dan curigaan dan secara emosi hampir selalu terkekang.
Kemampuan mereka dalam menciptakan hubungan emosional dengan orang lain
sudah hampir nggak ada, menyebabkan mereka sendiri merasa terasing selama
hidupnya. Orang dengan gangguan paranoid pun suka mendendam, curigaan,
tersinggungan, dan sering merasa bahwa apa-apa yang terjadi selalu ditujukan
untuknya. Klien dengan gangguan ini pun bisa juga terkomplikasi dengan
gangguan kepribadian lain.

Ciri – ciri orang dengan gangguan paranoid :

 Kepekaan berlebihan terhadap penolakan dan kegagalan.

 Cenderung mendendam, menolak memaafkan penghinaan, luka hati, atau


masalah kecil.

 Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan


pengalaman dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang netral sebagai
bentuk penghinaan.

 Rasa bermusuhan dan ngotot menuntut hak pribadi tanpa memperhatikan


situasi yang ada.

 Kecurigaan berulang tanpa dasar tentang kesetiaan pasangannya.

 Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang


bermanifestsasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri.

 Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak


substantif terhadap suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri sendiri maupun
pada dunia.

3. Gangguan Kepribadian Skizoid


Gangguan kepribadian skizoid adalah sebuah gangguan kejiwaan yang ciri
utamanya adalah males berhubungan dengan orang lain. Ciri khas skizoid adalah
selain nggak mau berhubungan dengan siapapun, dia juga penuh rahasia,
dingin, dan apatis sama orang lain. Orang yang memiliki gangguan skizoid tidak
mampu menciptakan hubungan yang intim dengan orang lain. Skizoid juga
masih berhubungan dengan skizotipal (yang udah kita omongin tadi) dan
skizofrenia. Mirip tapi tidak sama. Tapi, beberapa penelitian menyebut bahwa
faktor genetik antara skizoid, skizotipal, dan skizofrenia punya kemiripan.
Makanya, gangguan kepribadian skizoid disebut juga dengan gangguan
spektrum skizofrenia. Seseorang dengan gangguan skizoid akan memberikan
dampak negatif, entah pada dirinya sendiri atau ke orang lain. Perlu dilihat juga
kualitas hubungannya dengan orang lain, status sosialnya, dan bagaimana
kesejahteraannya.

Ciri-ciri Gangguan Kepribadian Skizoid :

 Tidak tertarik membentuk hubungan akrab sama orang lain, termasuk


keluarga.

 Merasa bahwa orang lain hanya mengganggu.


 Lebih suka tenggelam dalam khayalan.

 Memilih hidup tanpa gangguan orang lain.

 Susah dibahagiakan.

 Kurang tertarik dengan hubungan intim dan seks.

 Dingin sama orang lain.

 Sulit mengekspresikan perasaan.

 Minim selera humor.

 Terlihat tidak punya motivasi dan tujuan hidup.

 Tidak bereaksi ketika dipuji ataupun dikritik orang lain.

4. Gangguan Kepribadian Antisosial/Dissosial


Gangguan kepribadian antisosial, atau dikenal juga dengan gangguan kepribadian disosial dan
sosiopat, adalah sebuah gangguan kepribadian yang dicirikan dengan perilaku melawan atau
melanggar hak-hak milik orang lain. Paling sering kelihatan di gangguan kepribadian ini adalah
moralnya yang tak terlihat, punya sejarah berbuat kriminal, pernah melanggar hukum, serta perilaku
yang agresif.

Orang dengan gangguan kepribadian antisosial memiliki ciri-ciri:

 Membahayakan diri sendiri dalam situasi penuh resiko, seringkali tanpa


mempertimbangkan. akibatnya untuk diri maupun orang lain.
 Melakukan tindakan berbahaya dan seringkali ilegal.
 Melakukan tindakan yang buat orang lain nggak menyenangkan.
 Sangat mudah bosan, bertindak tanpa berpikir.
 Berperilaku agresif dan sering berkelahi.
 Melakukan apapun untuk mendapat yang diinginkan, seringkali dengan cara yang kasar.
 Punya catatan kriminal.
 Tidak merasa bersalah setelah menyakiti orang lain.
 Percaya pada yang terkuatlah yang akan berkuasa.
 Bakatnya sudah terlihat sejak sebelum 15 tahun.
5. Gangguan Kepribadian Borderline (Ambang)
Gangguan kepribadian borderline atauBorderline personality disorder (BPD), atau dikenal juga
dengan gangguan kepribadian emosional tidak stabil, adalah sebuah gangguan kepribadian dengan
pola perilaku nggak normal dengan hubungan yang kurang stabil dengan orang lain, emosi yang
mudah naik turun, dan kurangnya pengendalian diri. Ciri utama orang borderline adalah emosinya
yang cepat sekali berubah, dari senang riang gembira kayak selalu senyum, tertawa, berubah jadi
nangis dan ngelempar barang-barang.
Orang dengan gangguan borderline punya rasa ketakutan diabaikan yang besar. Terus juga sering
melakukan perilaku yang mengancam nyawa, sering merasa kosong, dan kadang membahayakan
orang lain. Orang yang mengalami gangguan kepribadian borderline ini bahkan moodnya bisa
berubah pada kejadian yang biasa aja.
Orang dengan gangguan kepribadian borderline juga beresiko minum-minum alkohol, depresi, dan
makan berlebih. Borderline meningkatkan kemungkinan berperilaku membahayakan diri sendiri, dan
10% dari pemilik gangguan ini berakhir bunuh diri.

Orang dengan gangguan borderline punya ciri-ciri:

 takut ditinggalkan atau diabaikan, dan melakukan apapun biar itu tidak terjadi.
 emosi yang kuat namun naik turun dengan drastis karena perkara sepele. Jam 8 ceria
bahagia, jam 8 lewat 5 sudah menangis.
 seperti tidak punya pendirian, perilaku berubah total tergantung dia lagi sama siapa.
 sulit membangun dan mempertahankan hubungan.
 bertindak tanpa berpikir, dan sering kali tindakannya berbahaya. misalnya makan. berlebih,
atau ngebut di jalanan sempit.
 punya keinginan bunuh diri atau melukai diri.
 merasa sendiri dan kosong.
 gampang sekali marah, dan jika marah tidak bisa dikontrol.

Jika sedang stres, pemilik gangguan borderline cenderung merasakan:

 perasaan paranoid.
 berhalusinasi, kayak mendengar atau melihat sesuatu tapi orang lain tidak dengar/lihat.
 mati rasa atau sering melakukan sesuatu sambil melamun.
 sering lupa kalau dia habis melakukan sesuatu.
6. Gangguan Kepribadian Histrionik
Gangguan Kepribadian Histrionik adalah gangguan kepribadian yang dicirikan oleh tindakan mencari
perhatian yang berlebih. Gangguan kepribadian ini mulai muncul di fase dewasa awal. Termasuk
dalam gangguan kepribadian ini adalah perilaku menggoda yang nggak pantes, dan kebutuhan
berlebih untuk diterima orang lain. Orang histrionik sendiri punya karakter ceria, lebay, antusias, dan
genit.
Gangguan kepribadian histrionik terjadi empat kali lebih sering pada perempuan. Untuk
presentasinya, sekitar 2-3% dari populasi. Meski demikian, hanya 10% dari pemilik gangguan
histrionik yang kemudian menjalani penanganan medis. Karakter utama dari gangguan ini adalah
keinginan untuk jadi pusat perhatian. Mereka berpenampilan yang mencolok dan seringkali nggak
pantes, berlebihan dalam berperilaku dan menunjukkan emosi, dan haus stimulasi seksual. Orang
dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukkan perilaku yang provokatif secara seksual.
Mereka juga menunjukkan emosi dengan cara meniru-niru tokoh, entah itu tokoh betulan atau
tokoh film, dan juga mereka gampang dipengaruhi orang lain. Karakter lain yang juga muncul adalah
sifat egois, merasa bahwa semesta berputar untuk dirinya, selalu ingin dipuji, dan dalam memenuhi
kebutuhan mereka berani memanipulasi orang lain.

Orang dengan gangguan kepribadian histrionik punya ciri-ciri :


 merasa tidak nyaman jika tidak diperhatikan.
 merasa ingin selalu menjadi “sumber hiburan” orang lain.
 Genit.
 bersikap provokatif untuk memastikan dirinya jadi pusat perhatian.
 terkenal drama dan over acting.
 kalau melakukan apa-apa selalu khawatir pendapat orang lain.
 gampang dipengaruhi.
 bersikap intim bahkan pada teman biasa.
 punya gaya bicara yang meniru-niru tokoh nyata atau tokoh dalam film.
 menggunakan fisiknya untuk menarik perhatian.
7. Gangguan Kepribadian Narsisistik
Gangguan kepribadian narsisistik dicirikan dengan pola perilaku yang menganggap dirinya paling
penting, kebutuhan dipuji yang berlebihan, dan tidak mampu memahami perasaan orang lain. Orang
yang memiliki gangguan narsisistik seringkali menghabiskan waktu memikirkan gimana caranya
mendapatkan kekuasaan atau kesuksesan, atau memikirkan tentang penampilan mereka. Orang
narsisistik sering juga memanfaatkan orang-orang di sekitar untuk keuntungan mereka sendiri.
Perilaku semacam ini udah muncul di fase dewasa awal, dan terjadi di berbagai macam situasi.

Ciri-ciri orang narsisistik di antaranya:

 percaya bahwa dia punya sesuatu yang spesial, unik, beda, pokoknya lebih baik dari orang
lain
 punya self-esteem  yang rapuh, menghargai dirinya berdasarkan seberapa besar orang
menyukainya
 marah jika orang di sekitar cuek dan nggak ngasih apa yang dia inginkan
 iri dengan kesuksesan orang lain
 meletakkan kebutuhan mereka di atas kebutuhan orang lain, dan ingin orang lain
memakluminya
 biasanya sudah terkenal egois
 punya kebiasaan memanfaatkan orang lain

Anda mungkin juga menyukai