SKRIPSI
OLEH :
213116024
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dewasa, ditandai dengan kematangan fisik, kognitif, sosial dan emosional yang
cepat untuk mempersiapkan diri menjadi laki-laki dewasa dan wanita dewasa.
Batasan pada remaja sulit ditetapkan, namun periode ini biasanya digambarkan
Tahapan remaja diawali dengan remaja awal (usia 12-14 tahun) selama
periode ini, yang dikenal dengan pra-remaja usia muda sering kali terombang-
ambing diantara hasrat untuk mandiri dan kepercayaan dari keluarga mereka
serta kepolosan, rasa senang bermain, dan kebutuhan untuk terus mendapatkan
pertengahan, yang dapat mencengangkan keluarga. Masa remaja akhir (usia 18-
20 tahun) remaja di masa remaja akhir mulai menghadapi isu maturase setiap
hari. Mereka menjauh dari individu,tempat dan segala hal yang familier bagi
bahwa remaja menghadapi banyak keputusan sulit selama usia belasan tahun
terkait masa depan dan dunia orang dewasa. Menurut teori Piagnet dimana
mengenai masa depan dan memiliki rencana lebih banyak dari minat dan
aktivitas, menerima hubungan dekat dengan lawan jenis, pernikahan, karier dan
Pri19 \l 1033 ]
seperti makanan, air, oksigen, nutrisi, aktivitas, istirahat dan tidur adalah
kebutuhan dasar yang terdapat di lingkungan hidup anak dan remaja (Gunarsa,
Istirahat dan tidur mutlak dibutuhkan oleh setiap orang untuk dapat menjaga
status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu, orang yang kelelahan
juga membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan kondisi tubuh. Istirahat
merupakan keadaan rileks dan tenang tanpa ada tekanan emosional. Jadi,
istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur dan tidak melakukan
berbagai kegemaran yang lain dapat juga disebut sebagai beristirahat. Manfaat
tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,
Secara fisiologis yang terjadi saat tidur adalah adanya regenerasi sel dan
perbaikan jaringan. Tubuh akan bekerja memperbaiki otot, organ, sel yang rusak
dan akan menghasilkan lebih banyak hormon saat tidur. Tidur merupakan
[ CITATION Wid10 \l 1033 ] Indikator terpenuhinya waktu tidur adalah kondisi tubuh
saat bangun tidur. Jika merasa segar setelah bangun tidur, maka tidur sudah
cukup. Tetapi jika badan masih merasa lemah ketika bangun tidur, maka tidur
masih kurang. Karena hal itu penting untuk memenuhi kebutuhan tidur [ CITATION
Zei19 \l 1033 ]
Pola tidur pada usia remaja tentu berbeda dengan anak-anak. Sebagian
besar remaja memerlukan 8 sampai 10 jam waktu untuk tidur setiap malam
untuk mencegah keletihan yang tidak perlu dan kerentanan terhadap infeksi.
Perubahan pola tidur biasanya terjadi pada anak remaja. Anak-anak yang
tadinya bangun tidur lebih awal kini mulai tidur lama di pagi hari dan kadang-
kadang tidur siang. Alasan tidur siang tidak sepenuhnya dipahami tetapi mungkin
itu merupakan hasil dari kematangan fisik dan pengurangan tidur di waktu
malam sekitar 20% tidur pada usia ini berupa tidur REM[ CITATION Koz16 \l 1033 ]
memiliki komponen subjektif dan objektif. Aspek-aspek dari kualitas tidur yaitu
durasi tidur (lamanya waktu tidur), Gangguan saat tidur seperti pencahayaan dan
kebisingan, Latensi (waktu dari mulai berangkat tidur hingga tertidur), Efisiensi
tidur (waktu yang dihabiskan di tempat tidur selama seseorang tertidur)[ CITATION
Umm17 \l 1033 ]
Prevalensi kualitas tidur yaitu jumlah rata-rata waktu tidur orang Amerika
telah menurun sekitar 20%. Menurut pedoman durasi tidur yang disarankan oleh
National Sleep Foundation kondisi kurang tidur yang didefinisikan sebagai <8
jam untuk remaja, dialami oleh 45% dari usia 11-17 tahun. Saat ini diperkirakan
50-70 juta warga Amerika menderita gangguan tidur yang mempengaruhi fungsi
sehari hari dan kesehatan. Survei epidemiologi mengindikasi bahwa 15-35% dari
sesekali mendaptkan tidur yang buruk dan hampir 10% yang mengalami
insomnia kronis. Mereka membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk tertidur,
dan 2 kali terbangun di malam hari selama lebih dari 15 menit atau satu kali
bangun selama lebih dari 30 menit. Masalah tersebutr terjadi setidaknya 3 kali
Prevalensi kualitas tidur buruk di Indonesia yaitu durasi tidur < dari 5 jam,
gangguan tidur di Indonesia adalah 10% dari jumlah penduduk dan jumlah
populasi atau sekitar 28 juta orang yang mengalami gangguan tidur. Mereka
mengalami gangguan tidur karena terbangun tengah malam atau pagi dan
terbangun karena ingin ke toilet, serta gangguan aktivitas di siang hari. Latensi
tidur tidak dapat tertidur dalam waktu 30 menit dan efisiensi kebiasaan tidur
<65%. Di Jawa Barat kualitas tidur yang buruk yaitu durasi tidur yang < dari 5
jam, gangguan tidur yang dialami biasanya tidak bisa tertidur, sering terbangun
pada malam hari atau ketidakmampuan untuk kembali tidur setelah terbangun.
Waktu yang dibutuhkan seseorang untuk tertidur yaitu > 60 menit dan waktu
yang dihabiskan ditempat tidur yaitu sekitar <65% [ CITATION Sak18 \l 1033 ]
emosional. Orang mudah marah, kecewa, sedih, serta tidak bergairah lemah,
letih, dan lesu (Prasadja , 2009 dalam Lakshono 2018) Faktor yang
waktu tidur dan waktu bangun tidur yang teratur setiap hari untuk mencegah
stress, tetapi hindari aktivitas fisik yang berlebihan 2 jam sebelum tidur. Buat
music yang lembut, mandi air hangat atau melakukan beberapa aktivitas yang
tenang. Apabila tidak dapat tertidur lakukan beberapa aktivitas yang membuat
Kualitas tidur yang baik akan membuat remaja sehat. Orang yang tidur
normal mempunyai pola tidur yang dapat dipredisikan sebagai arsitektur tidur
atau pola yang menjelaskan pembagian tidur, REM dan non-REM. Tidur yang
cukup tanpa interupsi atau terbangun dari lingkungan faktor internal, seperti cara
Santi 2015 )
Tetapi ada saja remaja yang mengalami kualitas tidur yang buruk
Penggunaan gadget dikalangan remaja saat ini sudah menjadi faktor yang tidak
dapat dihindarkan karena dalam era globalisasi ini, anak-anak lebih banyak
menggunakan waktunya untuk bermain gadget dibandingkan dengan
melakukan kegiatan fisik bersama teman [ CITATION Suj18 \l 1033 ]. Pada tahun
2018 terjadi peningkatan jumlah pengguna gadget 2,9 miliyar orang di dunia.
Pada tahun 2020 jumlah pengguna gadget sebanyak 3 ,5 miliyar orang di dunia
dengan akses internet sebesar 36,0% dari semua kalangan. Kalangan pelajar
diantaranya dari siswa sekolah, terutama yang berusia kurang dari 17 tahun
jarak dan perbedaan waktu, sebagai media social yang memperbanyak teman
segalanya tidak peduli apapun yang ada di sekitarnya.[ CITATION Isw14 \l 1033 ]
buruk bagi kesehatan seperti sulit berkonsentrasi dalam belajar, obesitas karena
tidak teraturnya jadwal makan akibat keasikan bermain gadget, kesehatan mata
rumah di malam hari, chatting dengan teman di media social pada malam hari,
bahwa alat-alat seperti gadget tersebut bila dipakai dekat dengan waktu tidur
tidur yang buruk dapat mengarah pada obesitas, diabetes dan depresi.
Penggunaan layar yang lebih lama, terutama di tempat tidur, jelas terkait dengan
tidur yang lebih buruk dan lebih sebentar. Sebuah kajian dari 20 studi dari empat
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Keswara (2019), pada 119 responden
diletakan didekat tempat tidur, dalam keadaan aktif dapat berdering atau
akan bersiaga untuk menerima stimulus dari luar yang berupa suara,
cahaya, dan getaran dari gadget , selanjutnya otak mengirimkan sinyal tersebut
8-18 tahun menghabiskan rata-rata 7 jam per hari menggunakan gadget atau
media lainnya seperti menonton televisi, computer, telepon dan bermain video
game. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan gadget akan berdampak pada
Februari 2020, di SMA Negeri 1 Cimahi, SMA Negeri 2 Cimahi, dan SMA Negeri
jumlah keseluruhan di SMA Negeri 1 Cimahi yaitu 1.084 yang terdiri dari 451
siswa dan 633 siswi. SMA Negeri 2 Cimahi yaitu 1.183 yang terdiri dari 521
siswa dan 662 siswi. SMA Negeri 5 Cimahi yaitu 1.183 yang terdiri dari 492
dalam sehari > dari 2 jam mencapai lima orang dan durasi penggunaan < 2 jam
mencapai 5 orang. Durasi tidur >5 jam sebanyak enam responden dan durasi
malam hari untuk mencari tugas, membuka media social, chatting dan bermain
malam atau pagi dan 2 responden sering terbangun karena ingin ke toilet. 6
responden mengalami kualitas tidur yang baik karena pola tidur yang sesuai
yaitu sekitar 8-10 jam. Waktu yang dibutuhkan untuk memulai tertidur sebanyak
empat responden <15 menit dan tidak dapat tertidur dalam waktu >30 menit
dalam sehari > dari 2 jam mencapai tujuh orang dan durasi penggunaan < 2 jam
mencapai tiga orang. Durasi tidur >5 jam sebanyak dua responden dan durasi
tidur karena terbangun ditengah malam atau pagi dan 3 responden sering
terbangun karena ingin ke toilet. 2 responden mengalami kualitas tidur yang baik
karena pola tidur yang sesuai yaitu sekitar 8-10 jam. Waktu yang dibutuhkan
untuk memulai tertidur sebanyak 4 responden <15 menit dan tidak dapat tertidur
dalam waktu >30 menit sebanyak 6 responden itu terjadi >3 kali dalam
jam di tempat tidur. Hasil wawancara dengan salah satu guru BK yang ada di
walau sebentar.
dalam sehari > dari 2 jam mencapai enam orang dan durasi penggunaan < 2 jam
mencapai empat orang. Durasi tidur >5 jam sebanyak empat responden dan
gangguan tidur karena terbangun ditengah malam atau pagi dan 4 responden
yang baik karena pola tidur yang sesuai yaitu sekitar 8-10 jam. Waktu yang
dibutuhkan untuk memulai tertidur sebanyak 5 responden <15 menit dan tidak
dapat tertidur dalam waktu >30 menit sebanyak 5 responden itu terjadi >3 kali
Hasil perbandingan dari 3 SMA yang ada di kota Cimahi maka dapat
Cimahi karena jumlah responden yang mengalami kualitas tidur yang buruk
karena gadget lebih banyak. Berdasarkan fenomena dan data-data tersebut
Gadget dengan Kualitas Tidur Pada Remaja di SMA Negeri 2 Cimahi Tahun
2020
B. Rumusan Masalah
waktu untuk tidur. Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah dalam
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan pengetahuan
kepada siswa-siswi mengenai fungsi dan manfaat dari kualitas tidur yang