Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, menyatakan bahwa pembangunan
keluarga dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang
hidup dalam lingkungan yang sehat. Selain lingkungan yang sehat, masih
menurut peraturan pemerintah tersebut, kondisi kesehatan dari tiap anggota
keluarga sendiri juga merupakan salah satu syarat dari keluarga yang
berkualitas. Sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari masyarakat, keluarga
memiliki peran signifikan dalam status kesehatan. Keluarga berperan terhadap
optimalisasi pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotanya
melalui pemenuhan kebutuhan gizi dan menjamin kesehatan anggota keluarga.
Di dalam komponen keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok rentan. Hal ini
terkait dengan fase kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan fase tumbuh
kembang pada anak. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan
ibu dan anak menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia
(Kemenkes RI, 2018).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang memiliki pengaruh
kuat terhadap perkembangan individu (Kelen dkk., 2016). Ibu dan anak
merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan karena ibu dan anak merupakan kelompok
rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum sehingga
penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak
penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2018). Keberhasilan upaya kesehatan
ibu dan anak dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) (Kemenkes, 2018). Menurut laporan World Health
Organization (WHO) tahun 2014, Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai
289.000 jiwa (WHO, 2014). Sedangkan AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi,
yaitu AKI mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, dan AKB
24 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2017. Meskipun keduanya sudah
mengalami penurunan dari tahun 2012, namun masih jauh dari target SDGs
2030 yaitu untuk AKI 70 per 100.000 kelahiran hidup dan untuk AKN 12 per 1000
kelahiran hidup serta untuk AKABa 25 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2017).
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pemerintah
memfokuskan kebijakan pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 pada
penguatan upaya kesehatan dasar (primary health care) berkualitas yang salah
satunya dilakukan melalui pendekatan keluarga yang dikenal dengan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Hal ini tertuang dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK). Dalam menjangkau keluarga, tenaga kesehatan tidak hanya
mengandalkan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang ada
sebagaimana selama ini dilaksanakan, melainkan juga langsung berkunjung ke
keluarga. Program ini dilaksanakan dengan menegakkan 3 pilar utama; yaitu
penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan
dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan
upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat (PMK No.39
tahun 2016).
Dalam PIS – PK telah ditetapkan dua belas indikator utama sebagai
penanda status kesehatan sebuah keluarga yang meliputi keluarga mengikuti
program Keluarga Berencana, Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan,
bayi mendapat imunisasi dasar lengkap, bayi mendapat air susu ibu (ASI)
eksklusif, balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan, penderita tuberkulosis
paru mendapatkan pengobatan sesuai standar, penderita hipertensi melakukan
pengobatan secara teratur, penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan
dan tidak ditelantarkan, anggota keluarga tidak ada yang merokok, keluarga
sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), keluarga
mempunyai akses sarana air bersih, keluarga mempunyai akses atau
menggunakan jamban. Keadaan masing-masing indikator, mencerminkan kondisi
PHBS dari keluarga yang bersangkutan. Pemerintah Daerah dapat menetapkan
indikator tambahan selain indikator utama sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
daerah (PMK No.39 tahun 2016).
Kebidanan komunitas merupakan bentuk-bentuk pelayanan kebidanan
yang dilakukan diluar bagian atau pelayanan berkelanjutan yang diberikan di
rumah sakit dengan menekankan kepada aspek-aspek psikososial budaya yang
ada di masyarakat. Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung
jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan dan nasehat selama hamil, masa persalinan dan masa nifas,
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi, persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan
tindakankegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling
dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada
keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal
dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan
perempuan, kesehatan seksual, atau kesehatan reproduksi, dan asuhan anak
(Maita dkk., 2015). Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk menyusun
laporan pendahuluan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komunitas di Dusun
Krajan, Desa Kasembon, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang”.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan ini diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan Asuhan Kebidanan Komunitas secara komprehensif
dengan memperhatikan budaya setempat dalam tatanan komunitas
melalui pendekatan menejemen kebidanan serta sebagai penggerak dan
pemberdaya masyarakat dalam peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak,
kesehatan reproduksi dan keluarga berencana dengan memanfaatkan
potensi dan sumberdaya yang tersedia.
Diharapkan Mahasiswa Profesi Bidan Mampu:
1. Mengenal wilayah kerja praktik kebidanan di komunitas.
2. Mengumpulkan data beberapa keluarga yang telah ditentukan dengan
cara survey keluarga sesuai dengan format pengkajian komunitas
3. Mengolah data, menganalisa, dan menyajikan hasil pendataan yang
dikumpulkan khususnya data kesehatan ibu dan anak, data keluarga
berencana dan data tentang kesehatan repoduksi serta remaja.
4. Mengidentifikasi masalah kebidanan dan kebutuhan pelayanan
kebidanan di masyarakat.
5. Menyampaikan masalah kesehatan ibu dan anak, permasalahan
tentang KB dan kesehatan reproduksi kepada masyarakat.
6. Menyusun rencana bersama dengan melibatkan masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan khususnya menyangkut aspek
kesehatan ibu dan anak, KB, kesehatan reproduksi dan remaja.
7. Melakukan KIE dengan sasaran wanita usia subur, keluarga, dan
masyarakat dalam pemberian asuhan kebidanan.
8. Melaksanakan implementasi bersama masyarakat untuk
memecahkan masalah yang disepakati bersama Antara lain:
1) Penyuluhan kesehatan khususnya masalah kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana dan remaja
2) Memberikan asuhan pelayanan kebidanan
3) Membina kesehatan reproduksi PUS dan WUS
4) Konseling persiapan perencanaan keluarga, persiapan menjadi
orang tua dan pengasuh anak
5) Memonitoring dan mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah
dilakukan selama 3 minggu.

1.3 Manfaat
 Bagi Penulis
Sebagai pengalaman belajar dalam melaksanakan praktik asuhan
kebidanan komunitas.
 Bagi Masyarakat
Keluarga merasakan manfaat berupa mendapatkan pelayanan
kesehatan secara komprehensif.
 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dan pelayanan kebidanan komunitas.

1.4 Sasaran
Keluarga di RT 8 dan 9, RW 2, Dusun Krajan, Desa Kasembon, Kecamatan
Bululawang, Kabupaten Malang.

1.5 Ruang Lingkup


Memberikan Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga meliputi:
1. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu, remaja dan lansia,
2. Melakukan pemantauan kesehatan ibu seperti kesehatan ibu hamil
melalui pemeriksaan Antenatal Care (ANC), pelayanan Keluarga
Berencana, dan kesehatan reproduksi pada PUS
3. Melakukan pemantauan kesehatan anak seperti melakukan
pengawasan tumbuh kembang bayi dan anak balita termasuk
imunisasi di posyandu
4. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan kebidanan
komunitas.

Anda mungkin juga menyukai