Anda di halaman 1dari 11

“ Untuk Kalangan Sendiri “

Hand OuT

Imunisasi
Pada Bayi & Anak

By :
Alwin Widhiyanto

STIKes HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN


GENGGONG – PROBOLINGGO

1
“ Untuk Kalangan Sendiri “

IMUNISASI

Dewasa ini angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak
balita cukup tinggi, dimana hal ini disebabkan oleh berbagai factor
yang salah satu penyebabnya adalah penyakit menular. Padahal
penyakit ini sebagian dapat dicegah dengan pemberian kekebalan
terhadap bayi dan anak. Dengan demikian sebagai petugas
kesehatan dalam usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian tersebut diatas sangat perlu mengetahui dan terampil
dalam pemberian immunisasi dalam upaya mencegah suatu penyakit
tertentu.

Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada


bayi dan anak terhadap penyakit tertentu, sedangkan Vaksin adalah
kuman atau racun kuman yang dimasukkan kedalam tubuh bayi /
anak yang disebut Antigen. Dalam tubuh antigen akan bereaksi
dengan antibody sehingga akan terjadi kekebalan. Juga ada vaksin
yang dapat langsung menjadi racun terhadap kuman yang disebut
Anti Toksin.

Bila ada antigen yang masuk kedalam tubuh, maka tubuh akan
berusaha menolaknya dengan membuat zat anti berupa anti bodi
dan zat anti terhadap kuman yang disebut anti toksin. Reaksi tubuh
pertama kali terhadap antigen berlangsung lamban dan lemah
sehingga anti body yang terbentuk hanya sedikit. Untuk
memperbanyak maka harus dilakukan immunisasi ulang.

Ada dua jenis kekebalan yang bekerja dalam tubuh bayi / anak :
1. Kekebalan Aktif
Kekebalan Aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu
penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.
Kekebalan aktif dapat dibagi dalam 2 jenis :
a. Kekebalan aktif alamiah, dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami /
sembuh dari suatu penyakit, misalnya anak yang telah menderita campak setelah sembuh tidak
akan terserang campak lagi karena tubuhnya telah membuat zat penolak terhadap penyakit
tersebut.
b. Kekebalan aktif buatan, yaitu kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin
( immunisasi ), misalnya anak diberi vaksinasi BCG, DPT dan Polio dan lainnya.

2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri tetapi kekebalan tersebut
diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolak, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan
lama.
Kekebalan pasif ini dapat terjadi dengan 2 cara :
a. Kekebalan pasif alamiah atau kekebalan pasif bawaan , yaitu kekebalan yang diperoleh bayi
sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama ( kira-kira hanya sekitar 5 bulan
setelah mendapat suntikan zat penolak. Misalnya Difteri, Morbili dan Tetanus.
2
“ Untuk Kalangan Sendiri “

b. Kekebalan Pasif buatan, dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat
penolak. Misalnya pemberian vaksinasi ATS ( Anti Tetanus Serum ).

Jenis Vaksin
Jenis vaksin yang digunakan di Indonesia banyak macamnya akan tetapi pada dasarnya vaksin dibuat
dari :
a. Vaksin dari Kuman hidup yang dilemahkan seperti :
1. Virus campak dalam vaksin campak
2. Virus polio dalam jenis sabin pada vaksin polio
3. Kuman TBC dalam vaksin BCG
b. Vaksin dari kuman yang dimatikan seperti
1. Bakteri Pertusis dalam DPT
2. Virus Polio jenis Salk dalam vaksin Polio
c. Vaksin dari Racun / toksin kuman yang dilemahkan
1. Racun kuman seperti Toxoid (TT), DiptheriaToxoid dalam DPT
d. Vaksin yang terbuat dari Protein Khusus kuman
1. Vaksin yang dibuat dari protein seperti Hepatitis B

Tujuan dari pemberian immunisasi adalah :


a. Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu
b. Apabila terjadi penyakit, tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat
menimbulkan cacat atau kematian.

Untuk mempergunakan vaksin, beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :
a. Persyaratan Pemberian Vaksin
1. Pada bayi dan anak yang sehat ( Indikasi )
2. Pada bayi yang sedang sakit ( Kontra Indikasi )
- Sakit keras
- Dalam masa tunas suatu penyakit
- Defisiensi Immunologi
3. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa berlakunya
4. Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat
5. Mengetahui jadwal vaksinasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang telah diterima
6. Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
7. Memperhatikan dosis yang akan diberikan
b. Cara Pengambilan Vaksin dan Penyuntikannya
Pengambilan vaksin harus hati – hati dengan cara sebagai berikut :
1. Bagian tengah tutup botol metal dibuka sehingga kelihatan karet
2. Tutup karet didesinfeksi dengan desinfektan
3. Ambil jarum yang steril dengan spuitnya untuk mengusap vaksin kedalam spuit
4. Kulit yang akan disuntik didesinfektan, kemudian dibersihkan dengan kapas air hangat baru
dilakukan penyuntikan
Pada pelaksanaan immunisasi masih sering meletakkan jarum pada tutup karet botol yang terus
digunakan untuk menghisap vaksin dari dalam botol . Tetapi dengan cara demikian akan lebih
mempermudah terjadinya pencemaran bakteri melalui jarum tadi. Oleh karena itu hendaknya setiap
penyuntikan digunakan dengan jarum yang baru.
Untuk vaksin yang kering setelah dilarutkan harus seluruhnya digunakan, bila ada tersisa tidak
boleh disimpan lagi ( dibuang ).

3
“ Untuk Kalangan Sendiri “

c. Proses Terjadinya Reaksi Pada Tubuh Bayi dan Anak setelah Immunisasi
Reaksi yang kemungkinan terjadi sesudah immunisasi adalah :
1. Reaksi Lokal
Biasanya terlihat pada tempat penyuntikan misalnya terjadinya pembengkakan yang kadang –
kadang disertai demam, agak sakit.
2. Reaksi Umum
Dapat terjadi kejang – kejang, shock, dll
Pada keadaan pertama ( reaksi local ) ibu harus tidak perlu panic sebab panas akan sembuh
dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh bayi . tetapi pada keadaan kedua ( reaksi umum)
sebaiknya ibu konsultasi pada dokter / bidan.
Ada 6 macam penyakit yang dapat dicegah sesuai dengan program immunisasi yaitu : TBC,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio dan Campak

Macam – macam vaksin adalah sebagai berikut :


a. Vaksin BCG
Tujuan dari pemberian vaksin BCG adalah untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit
Tuberkulosis / TBC. Vaksin BCG mengandung kuman Bacillus Calmette Guerin. Sebelum
menyuntikkan vaksin ini bibit penyakit / kuman hidup yang sudah dilemahkan . Sebelum
menyuntikkan vaksin ini harus dilarutkan terlebih dahulu dengan 4 cc pelarut / NaCl 0,9 %. Vaksin
yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam.

Jadwal pemberian vaksin BCG adalah sebagai berikut :


1. Bayi umur 0 – 11 bulan, tetapi sebaiknya diberikan pada umur 0 – 2 bulan dengan dosis
0,05 cc.
2. Vaksinasi ulang pada umur anak 5 tahun
Imunisasi yang diberikan pada usia diatas 2 bulan harus dilakukan tes Mantouk terlebih dahulu,
untuk mengetahui apakah anak sudah terjangkit penyakit TBC atau tidak. Apabila hasilnya (+) tidak
perlu diberikan immunisasi.
Kekebalan yang diperoleh anak tidak mutlak 100 %, jadi kemungkinan anak akan menderita
penyakit TBC ringan, akan tetapi terhindar dari TBC berat, TBC Tulang dan TBC selaput otak.
Efek samping pemberian vaksin ini pada dasarnya tidak ada tetapi reaksi secara normal akan
timbul selama 2 minggu, seperti pembengkakan kecil, merah, pada tempat penyuntikan yang
kemudian akan menjadi abses kecil dengan garis tengah 10 mm. Luka ini akan sembuh sendiri dan
meninggalkan jaringan parut ( Scar ) bergaris tengah 3 – 7 mm.
Reaksi yang lebih cepat jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap Tuberculosis,sehingga
akan terjadi pembengkakan yang lebih cepat.
Adapun kontra indikasi pemberian vaksin BCG ini adalah anak yang sakit kulit / infeksi kulit
ditempat penyuntikan, anak yang telah terjangkit penyakit TBC atau anak yang menunjukkan
mantouk Positif (+).
Persiapan alat untuk pemberian Immunisasi BCG adalah :
1. Ampul
2. Pelarut (NaCl 0,9 % )
3. Gergaji Mapul
4. Semprit untuk BCG + Jarum
5. Kapas lembab dan Plastik

Cara Pemberian Immunisasi


Sebelum memberikan suntikan kepada bayi / anak harus dijelaskan kepada ibunya, mengapa
diberikan immunisasi dan jelaskan hal – hal yang mungkin timbul setelah imunisasi, tertama pada
tempat penyuntikan.

4
“ Untuk Kalangan Sendiri “

1. Cara Mempersiapkan Vaksin


a. Membuka Ampul
Sebelum vaksin dibuka ampul diketuk – ketuk dahulu supaya semua vaksin turun kedasar
ampul , kemudian ampul digergaji dengan cara :
 Peganglah ampul antar ibu jari dan jari tengah
 Jaro telunjuk menekan ujung leher ampul
 Ambilah gergaji ampul dan gergaji lehernya sampai ampul terlepas secara melingkar
 Bersihkan leher ampul dengan kapas yang telah dibasahi dengan air panas dengan
tujuan untuk menghilangkan serbuk gelas yang masuk kedalam vaksin
 Lilitkan plastic pada leher ampul denganerat untuk mencegah masuknya udara secara
tiba – tiba kedalam ampul waktu dipotong
 Pertahankan ampul vaksin pada lehernya dengan hati – hati keluarkan dari lilitan dan
selanjunya dilarutkan.
b. Cara Melarutkan Vaksin
Zat pelarut diisap dengan spuit 10 cc sebanyak 4 cc dan kemudian dimasukkan kedalam ampul
vaksin BCG tunggu sebentar sampai semua serbuk larut, kemudian digoyang – goyang sampai
vaksin ini larut secara merata.
c. Mengatur Posisi Bayi
 Bayi dipangku ibunya, pakaian bayi yang menutupi lengan kanan atas dibuka.
 Tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan atas ( Inertio Musculus Deltoideus )
 Isilah semprit dengan vaksin BCG sebanyak 0,05 cc
d. Cara Mengisi Spuit
 Sediakan semprit dengan jarum 0,05 ccuntuk vaksin BCG
 Masukkan jarum kedalam ampul yang telah dibuka
 Pada waktu mengisap vaksin dilebihkan sedikit ( satu dosis ) agar pada waktu membuang
gelembung udara jumlah vaksin tetap satu dosis.
2. Cara Penyuntikan BCG
a. Bersihkan lengan dengan kapas yang dibasahi air matang
b. Peganglah lengan kanan anak dengan tangan kiri sehingga tangan kita berada dibawah lengan
anak. Lingkarkan jari – jari anda dan kulit lengan atas meregang.
c. Pegang semprit dengan tangan kanan dengan lobang jarum mengahadap keatas.
d. Letakkan jarum dan semprit hamper sejajar dengan lengan anak
e. Masukkan ujung jarum kedalam kulit usahakan sedikit mungkin melukai kulit
 Pertahankan jarum sejajar dengan lengan anak dan lobang tetap mengahadap keatas,
sehingga hanya bagian atas jarum saja yang masuk kedalam kulit.
 Jangan menekan jarum terlalu lama dan jangan meregangkan ujung jarum terlalu menukik.
f. Letakkan ibu jari tangan kiri anda diatas ujung barel
g. Pegang pangkal barel antara jari telunjuk dan jari tengah dan doronglah pinston dengan ibu jari
tangan kanan anda
h. Setelah vaksin habis jarumnya dicabut
i. Bila vaksinasi BCG tepat maka akan timbul benjolan dikulit yang mendatar dengan kulit
kelihatan pucat dan pori – pori jelas
3. Hal – hal yang harus diperhatikan untuk vaksin BCG
a. Pelarut yang akan digunakan harus pada suhu 0 – 8 derajad celcius
b. Suntikkan didalam kulit ( Intra Cutan )
c. Satu jarum dan semprit untuk setiap suntikan
d. Sisa vaksin BCG yang sudah dilarutkan dan tidak digunakan harus dibuang

b. Vaksin DPT ( Difteri, Pertusis, Tetanus ).


Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk memberi kekebalan aktif yang bersamaan terhadap
penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus
Vaksin Pertusis terbuat dari kuman Bordetella Pertusis yang telah dimatikan, dikemas dengan
vaksin difteria dan tetanus

Vaksin tetanus dikenal 2 macam vaksin yaitu :


5
“ Untuk Kalangan Sendiri “

1. Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif adalah toxoid tetanus. kuman tetanus yang
telah dilemahkan ada 3 macam :
a. Kemasan tunggal ( TT)
b. Kemasan dengan vaksin Difteri ( DT )
c. Kemasan dengan vaksin Difteri dan tetanus Pertusis ( DPT)
2. Kuman yang telah dimatikan yang digunakan untuk imunisasi pasif yaitu ATS – Anti
Tetanus Serum
Jadwal Pemberiannya sebagai berikut :
1. Pada Bayi umur antara 2 – 11 bulan sebanyak 3 kali suntikan dengan selang 4 minggu
secara IM ( Intramuskuler) atau Sub Cutan (SC)
2. Imunisasi ulang lainnya diberikan setelah umur 1,5 – 2 tahun
3. Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5 – 6 tahun ( kelas satu SD )
4. Diulang lagi pada umur 10 tahun ( menjelang tamat SD )
Anak yang telah mendapat DPT pada waktu bayi diberikan DT satu kali saja dengan dosis 0,5 cc
dengan cara intra muskuler, dan yang tidak mendapat DPT pada waktu bayi diberikan DT sebanyak
2 kali dengan interval 4 minggu dengan dosis 0,5 cc secara intra muskuler. Apabila hal ini
meragukan tentang vaksinasi yang didapat pada waktu bayi maka tetap diberikan 2 kali suntikkan.
Bila bayi mempunyai riwayat kejang sebaiknya DPT diganti DTdengancara pemberian yang sama
dengan DPT
Reaksi yang mungkin terjadi setelah pemberian immunisasi adalah demam ringan,
pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan selama 1 – 2 hari, kadang-kadang rekasi
yang lebih berat seperti demam tinggi dan kejang. Hal ini biasanya disebabkan oleh unsure
pertusisnya.
Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi DPT adalah :
1. Vaksin Difteri 80 – 95 %
2. Vaksin Pertusis 50 – 60 %
3. Vaksin Tetanus 90 – 95 %
Kontra indikasi pada pemberian DPT ini adalah bila anak sedang sakit parah, riwayat kejang bila
demam, panas tinggi yang lebih dari 38 derajad Celcius , Penyakit gangguan kekebalan ( Defisiensi
immunologic )
Untuk pemberian vaksinasi DPT yang dipersiapkan sebagai berikut :
1. Menyiapkan Vaksin DPT
a. Sebelum membuka vaksin lihatlah terlebih dahulu labelnya
b. Kocok terlebih dahulu flakonnya sehingga endapan tercampur
2. Cara Mengisi Semprit DPT
a. Buka tutup metal dengan menggunakan gergaji ampul
b. Usaplah karet penutup flakon dengan kapas basah
c. Ambil spuit 2 cc
d. Pasanglah jarum DPT ke semprit
e. Isaplah udara kedalam spuit sebanyak 0,6 cc
f. Tusukkan jarum ke dalam flakon melalui tutup karet
g. Masukkan udara kedalam flakon dan isaplah vaksin sebanyak 0,6 cc kedalam semprit
h. Cabut jarum dari flakon, semprit ditegak luruskan keatas untuk melihat gelembung
udara, apabila ada gelembung ketuklah pelan – pelan supaya gelembung naik keatas ,
lalu dorong piston sampai ukuran 0,5 cc
i. Gunakan satu semprit dan satu jarum untuk setiap satu suntikan
3. Mengatur Posisi Bayi
a. Bayi dipangku oleh ibunya
b. Tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga kepala, bahu dan memegang sisi luar
tangan kiri bayi
c. Tangan bayi melingkar ke badan ibu
d. Tangan ibu memegang kaki bayi dengan kuat
4. Cara Penyuntikan
a. Tempat yang paling baik untuk suntikan adalah di bagian paha sebelah luar
b. Letakkan ibu jari dan telunjuk pada posisi yang akan disuntik

6
“ Untuk Kalangan Sendiri “

c. Peganglah otot paha diantara jari-jari telunjuk dan ibu jari


d. Bersihkan lokasi suntikan dengan kapas basah
e. Tusukkan jarum tegak lurus kebawah melalui kulit antara jari anda sampai kedalam otot
f. Tarik piston sedikit untuk meyakinkan bahwa jarum tidak mengenai pembuluh darah
g. Dorong pangkal piston dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin
h. Cabut jarumnya

5. Hal – hal yang perlu diperhatikan


a. Pemberian tiga kali dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara IM
b. Vaksin yang digunakan jangan sampai beku
c. Sisa vaksin yang sudah dibuka harus dibuang

c. Vaksin Polio
Tujuan pemberian vaksin polio adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
poliomeilitis
Vaksin polio terdapat 2 kemasan:
1. Vaksin yang mengandung virus polio yang sudah dimatikan (vaksin Salk) yang cara
pemberiannya dengan suntikan
2. Vaksin yang mengadntung virus polio yang masih hidup yang telah dilemahkan (Virus
sabin) cara pemberiannya melalui oral / mulut dalam bentuk cairan dan pil.

Jadwal pemberian vaksinasi Polio :


1. Pada bayi umur 2 – 11 bulan diberi sebanyak 3 kali pemberian dengan dosis 2 tetes dengan
interval 4 minggu
2. Pemberian ulangan pada umur 1,5 – 2 tahun
3. Menjelang umur 5 tahun
4. Pada umur 10 tahun

Biasanya pemberian vaksin polio diberikan secara bersama – sama dengan vaksin DPT akan tetapi
pemberiannya dg interval 2 jam. Kekebalan yg diperoleh dr vaksinasi Polio sebesar 45 – 100 %.
Reaksi yang timbul biasanya hampir tidak ada, kalaupun ada hanya berak –berak ringan. Efek
samping hamper tidak ada bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak. Kontra indikasi
pemberian vaksin polio adalah anak dengan diare berat,anak sakit parah dan anak penderita
defesiensi kekebalan.
Hal – hal harus dilakukan pada pemberian immunisasi polio :
1. Menyiapkan vaksin polio
a. Bukalah tutup metal dan tutup karet
b. Pasanglah pipet plastic pada flakon
c. Vaksin polio siap diberikan
2. Mengatur posisi bayi dan cara pemberian vaksin
a. Ibu disuruh menelentangkan bayinya diatas pangkuannya dan memegang erat – erat
b. Mulut anak dibuka dengan menggunakan 2 jari sambil menekan kedua pipi anak sehingga
mulut terbuka
c. Teteskan vaksin polio langsung dari pipet ke dalam mulut anak sebanyak 2 tetes
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan
a. Dosis 2 tetes sebanyak 3 kali pemberian dengan selang selama 4 minggu
b. Buanglah sisa vaksin yang telah dipakai dilapangan

d. Vaksin Campak
Tujuan pemberian vaksin campak adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
campak. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang sudah dilemahkan. VAksin campak
yang digunakan di Indonesia dapat diperoleh dalam kemasan kering tunggal atau dikombinasikan
7
“ Untuk Kalangan Sendiri “

dengan vaksin gondongan / mumps dan rubella ( Campak Jerman ), di Amerika dikenal dengan
nama MMR (Measles, Mumps, Rubella)

Jadwal pemberian vaksin campak adalah umur 9 – 11 bulan dengan satu kali pemberian dengan
dosis 0,5 cc dengan suntikan Sub Cutan. Apabila pemberian vaksin campak kurang dari 9 bulan
harus diulang pada umur 15 bulan.

Kekebalan yang diperoleh pada pemberian vaksinasi campak sekitar 96 – 99 % . Sedangkan


reaksi yang timbul tidak ada, mungkin hanya demam ringan dan nampak sedikit bercak merah pada
pipi, dibawah telinga pada hari ke 7 – 8 setelah penyuntikan, mungkin juga terjadi pembengkakan
pada tempat penyuntikan.
Efek samping sangat jarang mungkin terjadi kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari 10
sampai 12 setelah penyuntikan. Dapat terjadi radang otak ( Ensefalitis / Ensepalopati ) dalam 30
hari setelah penyuntikan tetapi kejadian ini jarang terjadi ( 1 : 1 000 000 orang ).
Kontra indikasi pada pemberian vaksinasi campak adalah anak yang sakit parah, menderita TBC
tanpa pengobatan, defisiensi gizi dalam derajad berat , defisiensi kekebalan, demam yang lebih 38
derajad celcius,Anak yang mempunyai riwayat kejang diberikan dengan pengawasan dokter
Hal – hal yang perlu dilakukan pada pemberian Vaksinasi Campak adalah :
1. cara melarutkan vaksin Campak
a.Cek label flakon vaksin berapa cc yang dibutuhkan
b.Ambillah semprit 5 cc dan jarum oplos yang steril
c.Semprit dan jarumnya hanya digunakan untuk oplos vaksin bukan untuk menyuntik
d.Buka ampul / flakon pelarut yang diperlukan
e.Sedot pelarut kedalam semprit
f.Bersihkan tutup flakon dengan kapas basah dan masukkan pelarut dalam vaksin
campak
g. Kocoklah sampai vaksin benar – benar telah bercampur
2. Mengatur posisi Bayi
a. Dudukkan bayi dipangkuan ibunya
b. Lengan kanan bayi dilipat diketiak ibunya
c. Ibu menpang kepala bayi
d.Tangan kiri memegang tangan kiri bayi
3. Mengisi Semprit
a. Ambil semprit 1 cc yang telah sedia dengan jarumnya ukuran no. 23 gunakan jarum
yang sama untuk mengisi semprit dan menyuntikan anak
b. Bersihkan tutup karet flakon yang akan digunakan dengan kapas basah
c. Isap 0,6 cc vaksin kedalam semprit
d. Semprit ditegak luruskan keatas untuk melihat gelembung udara apabila ada
e. Gelembung udara diketok – ketok pelan sehingga gelembung naik keatas, lalu dorong
piston agar udara keluar. Vaksin segera disuntikkan kepada anak
4. Cara Penyuntikan vaksin campak
a. Tempat yang akan disuntikan adalah 1/3 bagian lengan atas
b. Ambil sedikit kapas yang telah dibasahi air bersih dan bersihkan tempat penyuntikan
c. Jepitlah lengan yang akan disuntik dengan jari – jari tangan kiri
d. Masukkan jarum kedalam kulit dengan sudut kira – kira 30º terhadap lengan, jangan
menusukkan jarum terlalu dalam dan control jarumnya dengan cara menarik pinstonnya
untuk meyakinkan jarum tidak mengenai pembuluh darah. Bila ada darah maka
jarumnya dicabut dan dipindahkan ketempat lain.
e. Tekan pinstonnya perlahan – lahan sebanyak 0,5 cc
f. Cabut jarum dan usaplah bekas suntikan dengan kapas basah

e. Vaksin HEPATITIS B
8
“ Untuk Kalangan Sendiri “

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis yang
kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis tiga kali.
Waktu pemberan imunisasi hepatitis B pada umur 0 – 11 bulan. Cara pemberian imunisasi hepatitis
ini adalah Intra Muskular.

f. Vaksin MMR ( MEASLES, MUMPS and RUBELLA )


Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau mencegah terjadinya penyakit
campak (measles), gondong, parotis epidemika (mumps) dan rubella (campak Jerman). Dalam
imunisasi MMR iniantigen yang dipakai adalah virus campak strain Edmonson yang dilemahkan,
virus rubella strain RA 27/3 dan virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan pada bayi usia dibawah 1
tahun karena dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibody maternal yang masih ada. Khusus
pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4 –
6 bulan atau 9 – 11 bulan dan boster dapat dilakukan MMR pada usia 15 – 18 bulan.

g. Vaksin TIPHUS ABDOMINALIS


Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tifus abdominalis, dalam
persediaannya khususnya di Indonesia terdapat tiga jenis vksin tifus abdominalis diantaranya
kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan (vivotif, berna) dan antigen capsular Vi
poliysaccharide (Typhim Vi, Pasteur Meriux). Pada vaksin kuman yang dimatikan dapat diberikan
untuk bayi 6 – 12 bulan adalah 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan 2 – 12 tahun 0,5 ml, pada imunisasi
awal dapat diberikan sebanyak 2 kali dengan interval empat minggu kemudian penguat setelah satu
tahun kemudian. Pada vaksin kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk capsul enteric
coated sebelum makan pada hari 1,2,5 pada anak diatas usia 6 tahun dan pada antigen capsular
diberikan pada usia diatas dua tahun dan dapat diulang tiap 3 tahun.

h. Vaksin VARICELLA
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit varicella (cacar air).
Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan. Pemberian
vaksin varicella dapat diberikan suntikan tunggal pada usia 12 tahun didaerah tropic dan bila diatas
usia 13 tahun dapat diberikan dua kali suntikan dengan interval 4 – 8 minggu.

i. Vaksin HEPATITIS A
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A, pemberian
iimunisasi ini dapat diberikan pada usia diatas dua tahun. Untuk imunisasi awal dengan
menggunakan vaksin Havrix (isinya virus hepatitis A strain HM175 yang inactive) dengan 2 suntikan
dengan interval 4 minggu dan booster pada enam bulan kemudian dan apabila menggunakan
vaksin MSD dapat dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0,6 dan 12 bulan.

j. Vaksin HiB ( HAEMOPHILUS INFLUENZAE TIPE B )


Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini
adalah bentuk polisakarida murbi ( PRP : Purified Capsular Polysacharide ) kuman H. Influenzae
tipe b. antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein – protein lain seperti toksoid
tetanus (PRP-T), toksoid dipteri (PRP-D) atau PRPCR50) atau dengan kuman menongokokus
(PRP-OMPC). Pada pemberian imunisasi awal dengan PRP-T dilakukan dengan tiga suntikan
dengan interval 2 bulan kemudian vaksin PRP OMPCdilakukan dengan 2 suntikan dengan interval 2
bulan kemudian bosternya dapat diberikan pada usia 18 bulan. ( Ismoedijanto, 2002 ).

RANTAI DINGIN ( COLD CAIN )

9
“ Untuk Kalangan Sendiri “

Merupakan cara menjaga agar vaksin dapat digunakan baik atau tidak rusak sehingga mempunyai
kemampuan atau efek kekebalan pada penerimaannya, akan tetapi apabila vaksin diluar
temperature yang dianjurkan maka akan mengurangi potensi kekebalannya. Dibawah ini potensi
vaksin dalam temperature.

VAKSIN 0 – 8 Derajad Celsius 35 – 37 Derajad Celcius


DT 3 – 7 tahun 6 Minggu
Pertusis 18 – 24 Bulan Dibawah 50 % dalam 1 minggu
BCG
 Kristal 1 Tahun Dibawah 20% dalam 3 – 14 Hari
 Cair Dipakai dalam 1 kali kerja Dipakai dalam 1 kali kerja
Campak
 Kristal 2 Tahun 1 minggu
 Cair Dipakai dalam satu kali kerja Dipakai dalam 1 kali kerja
Polio 6 – 12 bulan 1 – 3 hari

PEMBERIAN IMUNISASI

JENIS PEMBERIAN IMUNISASI


IMUNISASI 1 2 3 4
BCG X
HEPATITIS B X X X
DPT X X X
POLIO X X X X
CAMPAK X

Jadwal imunisasi ( standar nasional )

Umur Jenis imunisasi


2 Bulan BCG, DPT 1, Polio 1
3 Bulan Hepatitis B 1, DPT 2, Polio 2
4 Bulan Hepatitis B 2, DPT 3, Polio 3
5 Bulan Hepatitis B 3, Polio 4
9 Bulan Campak

10
“ Untuk Kalangan Sendiri “

” Hidup hanya sekali, maka sekali hidup pergunakan dengan berarti


”.....

11

Anda mungkin juga menyukai