Anda di halaman 1dari 5

KASUS PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DIKABUPATEN

PONOROGO

Mohammad Choris Firis Nanda1, Muhammad Rijalun Nasikhin2

Program studi ilmu pemerintahan

mohammadchoris@gmail.com

ABTRAK

Fenomena Perceraian yang terjadi pada saat ini sudah menjadi hal yang umum dalam
masyarakat. Pada kenyataannya akhir-akhir ini sering kita mendengar banyak sekali kasus
perceraian yang dilakukan oleh seseorang yang berpendidikan, salah satunya kalangan
Pegawai Negeri Sipil yang melakukan perceraian. Pegawai Negeri Sipil adalah unsur
Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang harus menjadi teladan yang baik
bagi masyarakat dalam tingkah laku, tindakan dan ketaatan kepada peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk dapat melaksanakan kewajibannya. Oleh karena itu, Pegawai
Negeri Sipil wajib memberikan contoh yang baik bagi bawahannya dan menjadi teladan
sebagai warga negara yang baik dalam masyarakat termasuk dalam menyelenggarakan
kehidupan keluarga. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah ingin mengetahui apa faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian pada keluarga Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan bagaimana dampak setelah terjadinya perceraian pada keluarga Pegawai Negeri Sipil
(PNS) terhadap fungsi keluarga. Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah kualitatif
deskriptif dengan teknik pengambilan data yaitu dengan observasi dan wawancara.
Berdasarkan penelitian penyebab perceraian Pegawai Negeri Sipil karena kekerasan dalam
rumah tangga, perselingkuhan dan ikut campur tangan orang tua. Sedangkan dampak
perceraian mempengaruhi jalannya proses fungsi keluarga terutama fungsi sosialisasi, fungsi
ekonomi, fungsi proteksi dan juga fungsi afeksi

Kata kunci: Pegawai Negeri Sipil, Perceraian


I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu Negara Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun


dengan tingkat perceraian yang cukup 1983 dan Peraturan Pemerintah Nomor 45
tinggi. Faktor perceraian disebabkan Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan
banyak hal, mulai dari selingkuh, Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil
ketidakharmonisan, sampai pada faktor (PNS) adalah salah satu upaya negara
ekonomi. Menurut Dirjen Badan Peradilan untuk mengatur perkawinan dan
Agama (BPA) Mahkamah Agung RI, H perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil. Bagi
Wahyu Widiana, berdasarkan hasil Pegawai Negeri Sipil yang tidak
rekapitulasi dari 33 Pengadilan Tinggi melaksanakan peraturan tersebut maka
Agama (PTA) seIndonesia sejak tahun akan ada sanksi, mulai dari sanksi
2005–2011 angka perceraian di Indonesia administrasi hingga pada pemecatan
naik drastis hingga 70 % pertahun. Jika sebagai Pegawai Negeri Sipil. Salah satu
pada tahun 2005 angka perceraian hanya ketentuan yang ditetapkan adalah untuk
55. 509 kasus, maka pada tahun 2011 melakukan perkawinan dan perceraian
menjadi 320.000 perkara. Pegawai Negeri Sipil harus memperoleh
izin terlebih dahulu dari pejabat yang
Kabupaten ponorogo dengan penduduk bersangkutan.
mayoritas Islam pun ternyata tidak luput
dari kasus perceraian yang terus meningkat
dengan terutama yang bekerja sebagai II. METODE PENELITIAN
buruh migran ada sekitar 80 persen,
Dalam mengungkap fenomena yang terjadi
sisanya 20 persen ada PNS dan umum.
pada kausus perceraian PNS kabupaten
tahun 2019 ada 27 kasus perceraian.
Ponorogo. penulis menggunakan metode
Terdiri dari 20 kasus yang disetujui, satu
penelitian kualitatif dengan menggunakan
kasus ditolak, satu kasus dicabut serta lima
pendekatan deskriptif.. Prosedur dari
kasus yang masih dilakukan mediasi..
penelitian ini sudah masuk dalam kategori
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 penelitian kualitatif dengan ciri-ciri
Tahun 1990 disebutkan bahwa, Pegawai sebagai berikut:(1) Ciri latar belakang
Negeri Sipil wajib memberikan contoh alamiah,(2) Manusia sebagai alat
yang baik bagi bawahannya dan menjadi instrumen,(3) Metode kualitatif,(4)
teladan sebagai warga negara yang baik Analisis data secara induktif,(5) Teori dari
dalam masyarakat termasuk dalam dasar, (6) Bersifat deskriptif atau apa
menyelenggarakan kehidupan keluarga. adanya, (7)Hasil Peneltian dipentingkan
Selanjutnya dalam penjelasan umum dan disepakati bersama.3
Peraturan Pemerintah tersebut, disebutkan
Untuk lokasi penelitian dilakukan di
bahwa Pegawai Negeri Sipil adalah unsur
Kantor Pengadialan Agama Ponorogo
Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi
Data yang diperoleh dari beberapa lokasi
Masyarakat yang harus menjadi teladan
penelitian teresebut kemudian dianalisis
yang baik bagi masyarakat dalam tingkah
dan disajikan dalam bentuk deskripsi atau
laku, tindakan dan ketaatan kepada
katakata.
peraturan perundangundangan yang
berlaku.
Loflan dan Lofland dalam (Moleong, bebas iramanya (Moleong, 2009:
2000:112) menyebutkan bahwa sumber 191). Pertanyaan yang diajukan
data utama dalam sebuah penelitian tidak terpaku pada lembar
terutama dalam penelitian kualitatif wawancara dan hal yang
adalah kata-kata dan tindakan. Data ditanyakan sudah keluar dari
pendukung lain sebagai data tambahan masalah penelitian.
adalah data berupa foto, dan c. Studi kepustakaan
dokumentasi lainnya. Dalam penelitian Suatu teknik pengumpulan data
ini sebagai sumber utama dalam yang didapatkan dengan cara
mencari data adalah (1) Wawancara, membaca serta mempelajari dari
(2) Observasi, (3) Studi kepustakaan berbagai refrensi yang
berhubungan dengan judul
a. Observasi penelitian.
Observasi yang dilakukan di sini d. HASIL PEMBAHASAN
yakni dengan cara datang ke kantor
pengadilan agama. Untuk Perceraian merupakan terputusnya
mengetahui informasi yang ada. keluarga karena salah satu atau kedua
b. Wawancara pasangan memutuskan untuk saling
Wawancara atau kuisioner lisan meninggalkan sehingga mereka
merupakan teknik pengumpulan berhenti melakukan kewajibannya
data dengan cara mengadakan sebagai suami istri. Perceraian tidaklah
komunikasi langsung dengan nara begitu saja terjadi tanpa melalui
sumber data mengenai rentetan prosedur hukum melalui
permasalahan yang dihadapinya lembaga peradilan, baik melalui
secara lisan (Arikunto, 2002: 132). pengadilan agama bagi yang beragama
Wawancara disini dilakukan Islam, maupun pengadilan negeri bagi
dengan cara tersruktur dan yang beragama selain Islam.
wawancara tak tersruktur.
Wawancara terstruktur adalah Ada dua macam perceraian yaitu
wawancara yang pewawancaranya antara lain Cerai Talak, yaitu cerai
menetapkan sendiri masalah dan khusus bagi yang beragama Islam, di
pertanyaan-pertanyaan (Moleong, mana suami (pemohon) mengajukan
2009: 190). Pertanyaan yang akan permohonan kepada pengadilan agama
diajukan peneliti pada penari jathil untuk memperoleh izin menjatuhkan
berkaitan dengan kesenian tari talak kepada istri. Cerai Gugat, yaitu
Jathilan. Kemudian wawancara gugatan cerai yang diajukan oleh istri
pada seniman pakar kesenian Reog (penggugat) terhadap suami (tergugat)
berkaitan dengan kesenian Reog kepada Pengadilan Agama dan berlaku
khususnya tari Jathilan. pula pengajuan gugatan terhadap
Wawancara tak tersruktur ini suami oleh istri yang selain agama
sangat berbeda dari wawancara Islam di Pengadilan Negeri.4
tersruktur dalam hal waktu Kabupaten ponorogo dengan penduduk
bertanya dan cara memberikan mayoritas Islam pun ternyata tidak
respons, yaitu jenis ini jauh lebih luput dari kasus perceraian yang terus
meningkat dengan terutama yang Perempuan merupakan pihak
bekerja sebagai buruh migran ada paling rentan mengalami
sekitar 80 persen, sisanya 20 persen kekerasan. Kekerasan Dalam
ada PNS dan umum. tahun 2019 ada Rumah Tangga (KDRT) yang
27 kasus perceraian. Terdiri dari 20 dimaksudkan oleh penulis adalah
kasus yang disetujui, satu kasus kekerasan yang terjadi pada
ditolak, satu kasus dicabut serta lima seorang istri yang dilakukan oleh
kasus yang masih dilakukan mediasi. suaminya baik berupa menyakiti
secara fisik, seksual, mental,
Table 1.1 masalah dalam rumah tangga yang
menyebabkan terjadinya perceraian pada PNS termasuk ancaman dari tindakan,
pemaksaan atau perampasan
NO
Masalah dalam Subjek penelitian kebebasan. Penyebab utama
Rumah Tangga 1 2 3 4
1. terjadinya Kekerasan Dalam
kekerasan dalam √
rumah tangga Rumah Tangga (KDRT) adalah
2.
perselihkuhan √ karena kondisi sosial budaya kita
3.
campur tangan √ √ yang cenderung menempatkan
keluarga (orang kaum perempuan dibagian yang
tua) lemah salah. Seperti yang
sumber:data primer yang diolah dikemukakan oleh G.Triadi
(2005:55) sebagai berikut :
Gambaran pada tabel 1.1 dapat
1. Budaya patriaki yang
disampaikan bahwa faktor yang
mendudukkan laki-laki sebagai
menyebabkan terjadinya perceraian
makhluk superior dan perempuan
pada keluarga Pegawai Negeri Sipil
sebagai makhluk imperior.
(PNS) yaitu adanya faktor Kekerasan
2. Pemahaman yang keliru tentang
Dalam Rumah Tangga (KDRT), faktor
ajaran agama sehingga
perselingkuhan dan faktor adanya
menganggap laki-laki boleh
campur tangan orangtua yang menjadi
menguasai perempuan.
penyebab retaknya rumah tangga
3. Perilaku anak laki-laki yang
subjek peneliti.
hidup bersama ayah yang suka
Akan tetapi data yang penulis peroleh memukul, biasanya akan meniru
dari Pengadilan Agama kabupaten perilaku ayahnya.
ponorogo keempat subjek penelitian B. Perselingkuhan membuat
bercerai karena tidak adanya perasaan kecewa, marah, sakit hati,
keharmonisan dalam rumah tangga menghilangkan kepercayaan,
seperti perselisihan dan pertengkaran depresi dan bahkan tindakan bunuh
yang terjadi dalam rumah tangga diri dari pasangan. Bagi pelaku
mereka. perselingkuhan menimbulkan
guilty feeling dan sanksi moral dari
A. Kekerasan Dalam Rumah lingkungan. Kondisi demikian
Tangga (KDRT) Kekerasan Dalam akhirnya mendorong terjadinya
Rumah Tangga (KDRT) atau rumah tangga yang semakin tidak
Violence yaitu dapat berupa harmonis sehingga dorongan untuk
serangan fisik maupun psikis. bercerai semakin besar. Salah satu
Prinsip dalam pertukaran sosial bahwa orangtua atau keluarga yang
yang dijelaskan oleh Homans, yaitu ikut campur yang ditunjukkan
makin dirugikan seseorang dalam dengan tuntutan yang berlebihan
berhubungan dengan orang lain, akan menimbulkan perasaan tidak
maka makin besar kemungkinan sabar, tidak ada toleransi, dan rasa
orang tersebut akan ingin mendominasi, sehingga
mengembangkan emosi. Karena mendorong terjadinya
seorang istri tidak lagi pertengkaran.
mendapatkan respon balik yang
positif, tidak menerima imbalan
seperti yang diinginkannya, merasa
kesetiaannya tidak mendapat
ganjaran yang seharusnya ia terima
dari pasangan tetapi justru
mendapatkan penghianatan yang
berulang kali sehingga membuat
istri memutuskan untuk berpisah.
C. campur Tangan Keluarga
Campur tangan dari orangtua atau
keluarga merupakan salah satu
faktor yang dapat mendorong
terjadinya perceraian. Campur
tangan orang tua ataupun keluarga
dalam urusan rumah tangga
seorang anak akan sangat
berpengaruh keutuhan rumah
tangga tersebut. Campur tangan
terjadi karena keluarga sebagian
atau seluruhnya bertanggung jawab
untuk menanggung pasangan yang
menikah tersebut.
Secara khusus, campur tangan
tersebut akan meningkatkan
konflik karena pasangan menolak
berbagai saran dan petunjuk dari
orangtua. Campur tangan juga
semakin besar, apabila salah satu
pasangan tersebut lebih banyak
melibatkan waktunya terhadap
keluarga dengan demikian
terjadinya intervensi lebih besar
dan hal ini akan mengurangi rasa
kepercayaan dari masing-masing
pasangan. Levinger menjelaskan

Anda mungkin juga menyukai