Anda di halaman 1dari 19

1.

Materi SEL
Sel merupakan unit structural terkecil dari organisme hidup. Sel di kelilingi
oleh selaput/membrane sel yang di dalamnya terdapat cairan (protoplasma) atau
matriks, dan bentuk-bentuk subselular, organel sel, yang juga dikelilingi membran.
Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan inti sel (nucleus), Di dalam
inti sel terdapat plasma inti atau nukleoplasma.
Secara struktural, sel merupakan satuan terkecil mahluk hidup yang dapat
melaksanakan kehidupan, yang merupakan unit terkecil penyusun mahluk hidup.
Secara fungsional, sel berfungsi untu menjalankan fungsi kehidupan
(menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunya berfungsi), kemudian
membentuk organisme. Sel berkembang biak dengan cara membelah diri (secara
mitosis). Selain itu sel juga mengandung materi genetik, yaitu materi penentu
sifat-sifat mahluk hidup, maka sifat mahluk hidup dapat diwariskan kepada
keturunannya. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA
sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut.
Selain itu, semua sel memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam
pembuatan protein yang akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi
kimia dalam sel tersebut.
STRUKTUR SEL
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur
berbeda: sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan
berdasarkan posisi DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada eukariota
terselubung membran organel yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan
prokariota tidak memiliki nukleus.
SEL PROKARIOTIK
Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'), tidak
ada membran yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah tempat
DNA terkonsentrasi di sitoplasma disebut nukleoid. Kebanyakan prokariota
merupakan organisme uniseluler dengan sel berukuran kecil (berdiameter 0,7–2,0
µm dan volumenya sekitar 1 µm3) serta umumnya terdiri dari selubung sel,
membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur lain.
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran selnya. Jika
selubung tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat
atau kompleks karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu disebut sebagai
dinding sel.
Kebanyakan bakteri memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan
peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang memiliki selubung sel dari protein.
Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea berbahan protein, walaupun ada
juga yang berbahan peptidoglikan. Selubung sel prokariota mencegah sel pecah
akibat tekanan osmotik pada lingkungan yang memiliki konsentrasi lebih rendah
daripada isi sel. Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di luar selubung
selnya. Banyak jenis bakteri memiliki lapisan di luar dinding sel yang disebut
kapsul yang membantu sel bakteri melekat pada permukaan benda dan sel lain.
Kapsul juga dapat membantu sel bakteri menghindar dari sel kekebalan tubuh
manusia jenis tertentu. Selain itu, sejumlah bakteri melekat pada permukaan benda
dan sel lain dengan benang protein yang disebut pilus (jamak:pili) dan fimbria
(jamak: fimbriae). Banyak jenis bakteri bergerak menggunakan flagelum
(jamak: flagela) yang melekat pada dinding selnya dan berputar seperti motor.
Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar yang
terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga memiliki
bahan genetic tambahan yang disebut plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar.
Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan oleh sel untuk pertumbuhan meskipun
sering kali plasmid membawa gen tertentu yang memberikan keuntungan
tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi
terhadap antibiotik.
Prokariota juga memiliki sejumlah protein struktural yang disebut sitoskeleton,
yang
pada mulanya dianggap hanya ada pada eukariota. Protein skeleton tersebut
meregulasi pembelahan sel dan berperan menentukan bentuk sel.
SEL EUKARIOTIK
Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan
karyon) memiliki nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 µm,
sepuluh kali lebih besar daripada bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di
antara nukleus dan membrane sel. Sitoplasma ini terdiri dari medium semicair
yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel dengan bentuk
dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokariota.
Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula
yang dibatasi oleh dua membran, misalnya nukleus. Selain nukleus, sejumlah
organel lain dimiliki hampir semua sel eukariota, yaitu (1)
mitokondria, tempat sebagian besar metabolisme energi sel terjadi; (2) retikulum
endoplasma, suatu jaringan membran tempat sintesis glikoprotein dan lipid; (3)
badan golgi, yang mengarahkan hasil sintesis sel ke tempat tujuannya; serta (4)
peroksisom, tempat perombakan asam lemak dan asam amino. Lisosom, yang
menguraikan komponen sel yang rusak dan benda asing yang dimasukkan oleh sel,
ditemukan pada sel hewan, tetapi tidak pada sel tumbuhan. Kloroplas, tempat
terjadinya fotosintesis, hanya ditemukan pada sel-sel tertentu
daun tumbuhan dan sejumlah organisme uniseluler. Baik sel tumbuhan maupun
sejumlah eukariota uniseluler memiliki satu atau lebih vakuola, yaitu organel
tempat menyimpan nutrien dan limbah serta tempat terjadinya sejumlah reaksi
penguraian. Jaringan protein serat sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan
mengendalikan pergerakan struktur di dalam sel eukariota. Sentriol, yang hanya
ditemukan pada sel hewan di dekat nukleus, juga terbuat dari sitoskeleton.
Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain, mengelilingi sel
tumbuhan dan membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga memiliki dinding sel,
namun komposisinya berbeda dari dinding sel bakteri maupun tumbuhan. Di
antara dinding sel tumbuhan yang bersebelahan terdapat saluran yang disebut
plasmodesmata.
2. Klasifikasi, Deskripsi, dan contoh gambar Sel dari sel hewan dan tumbuhan
beserta gambarnya
Jawab:
a. Manihot Esculenta

Manihot esculenta adalah perdu tahunan tropika dan subtropika dari


suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil
karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang. Akar
tunggang dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi
umbi akar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2–3 cm
dan panjang 50–80 cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya
berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan
meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan
keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat
meracun bagi manusia.[butuh rujukan]
Manihot Esculenta dapat diklasifikasikan ke dalam filum berikut dan
sub-filum berdasarkan karakteristik tertentu mereka.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta Crantz
b. Allium Cepa

 Klasifikasi bawang merah


Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super divisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Lilidae
Ordo : Lililales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa L. Var. Aggregatum
Perakaran pada bawang merah ini memiliki perakaran yang dangkal
dan juga bercabang memencar, dengan kedalam mencapai 15-30 cm didalam
tanah serta tumbuh di sekitar umbi bawang merah.
Batang bawang merah memiliki batang sejati disebut diskus, yang
memiliki bentuk hampir menyerupai cakram, tipis dan juga pendek sebagai
tempat melekatnya akar dan juga mata tunas. Sedangkan bagian atas pada
diskus ini terdapat batang semu yang tersusun atas pelepah – pelepah daun
dan batang semu yang berada didalam tanah dan juga berguna untuk menjadi
umbi lapis.
c. Hydrilla verticilata

Hydrilla adalah genus dari tumbuhan air, biasanya diperlakukan


sebagai mengandung hanya satu spesies, Hydrilla verticillata, meskipun
beberapa ahli botani membaginya menjadi beberapa spesies. Hydrilla adalah
asli dari perairan dingin dan hangat dari Dunia Lama di Asia, Eropa, Afrika
dan Australia, dengan distribusi yang tersebar dan jarang; di Eropa, Hydrilla
dilaporkan ada di Irlandia, Britania Raya, Jerman, dan negara-negara Baltik,
dan di Australia di Wilayah Utara, Queensland, dan New South Wales.
Batang tumbuh hingga panjang 1–2 m. Daun diatur dalam whorl
sejumlah 2-8 di sekitar batang, setiap daun masing-masing panjangnya 5–20
mm dan lebarnya 0,7–2 mm, dengan gerigi kecil di sepanjang tepi daun;
pelepah daun seringkali kemerahan jika segar. Hydrilla adalah berumah
satu/monoecious (kadang-kadang berumah dua/dioecious), dengan bunga
jantan dan betina diproduksi secara terpisah pada tumbuhan tunggal; bunga-
bunganya kecil, dengan tiga kelopak dan tiga mahkota, mahkota panjangnya
3–5 mm, transparan dengan garis-garis merah. Hydrilla bereproduksi terutama
secara vegetatif dengan fragmentasi dan dengan rimpang dan turion
(overwintering), dan bunga jarang terlihat.[2][4][5][6] Mereka memiliki ruang
udara untuk menjaga mereka tetap tegak. Hydrilla memiliki resistensi yang
tinggi terhadap salinitas dibandingkan dengan banyak tumbuhan air tawar
terkait lainnya. Klasifikasi dari H.verticillata
Kingdom :Plantae
(tidak termasuk): Angiospermae
(tidak termasuk): Monocots
Ordo :Alismatales
Famili :Hydrocharitaceae
Subfamili :Hydrilloideae
Genus :Hydrilla
Rich.
Spesies :H. verticillata
d. Alamanda Catarica
Allamanda cathartica adalah tanaman hias yang umum disebut sebagai
bunga alamanda dan juga sering disebut sebagai bunga terompet emas, bunga
lonceng kuning, atau bunga buttercup.[2] Bunga alamanda berasal dari daerah
Amerika Tengah dan Selatan dan banyak ditemukan di Brasil di mana bunga
ini umum digunakan sebagai hiasan karena bentuknya yang indah.
Tanaman alamanda termasuk dalam golongan perdu berkayu dengan
tinggi yang dapat mencapai 2 meter. Tanaman ini bersifat evergreen (hijau
sepanjang tahun). Batangnya yang sudah tua akan berwarna cokelat karena
pembentukan kayu, sementara tunas mudanya berwarna hijau. Daunnya
memiliki bentuk yang melancip di ujung dengan permukaan yang kasar
dengan panjang 6 hingga 16 cm. Selain itu daun alamanda pada umumnya
berkumpul sebanyak tiga atau empat helai. Bunga alamanda berwarna kuning
dan berbentuk seperti terompet dengan ukuran diameter 5-7.5 cm. Tanaman
ini memiliki bunga yang harum. Berikut klasifikasi alamanda catarica:
Kingdom : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apocynales
Famili : Apocynaceae
Genus : Allamanda
Spesies : Allamanda cathartica
e. Ephitelium rongga mulut

Klasifikasi Jaringan Epitel


Adapun klasifikasi jaringan epitel yang diantaranya yaitu:
1. Jaringan Epitel Selapis
a. Epitel Selapis Pipih
Terdiri dari satu saja dan sel berbentuk pipih, dilihat dari permukaan, sel-sel ini
terlihat seperti lantai ubin namun dengan batas yang tidak teratur. Epitelium ini
umumnya berfungsi sebagai jalan pertukaran zat dari luar ke dalam tubuh dan
sebaliknya. Contoh: Epitel pada pembuluh darah kapiler dan dinding alveolus.
b. Epitel Selapis Kubus
Terdiri dari satu lapis sel dan sel berbentuk seperti kubus, dari permukaan sel-
sel itu terlihat seperti sarang lebah atau berbentuk poligonal, jaringan epitel
kubus selapis berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung. Contoh: epitel
pada permukaan ovarium, kelenjar dan kelenjar tiroid.
c. Epitel Selapis Silindris
Terdiri dari satu lapis sel dan selnya berbentuk silindirs “torak”, terlihat seperti
epitelium kubus, namun potongan tegak lurus terlihat lebih tinggi, sel epitel
silindris ini ada yang memiliki silia pada permukaannya, seperti yang terdapat
pada oviduk. Contoh: epitel pada lambung, jonjot usus, kantung empedu,
saluran pernapasan bagian atas.
2. Epitel Berlapis
a. Epitel Berlapis Semu
Epitelium ini sebenarnya terdiri atas selapis sel epitelium, tetapi tinggi dari sel
epitelium tersebut memiliki tinggi yang tidak sama, sehingga terlihat seperti
beberapa lapis sel. Sel epitelium berlapis semu terdapat pada trakea.
b. Epitel Berlapis Gepeng
Sebenarnya tidak semuanya berbentuk gepeng, yang berbentuk gepeng hanya
pada sel sebelah atas. Sel pada lapisan terbawah dapat berbentuk silindris.
Contoh: epitel pada vagina.
c. Epitel Berlapis Kubus
Epitalelium ini jarang ditemukan pada tubuh. Contoh: epitel pada saluran
keluar kelenjar, berfungsi dalam sekresi dan arbsorbsi.
d. Epitel Berlapis Silindris
Epitelium ini jarang ditemukan, paling banyak terdiri dari 2 lapisan saja,
berfungsi sebagai tempat sekresi, arbsorbsi, sebagai poelindung gerakan zat
melewati permukaan dan sebagai saluran ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar
susu. Contoh: epitel pada konjungtiva palpebra.
3. Epitel Batang Bersilia
Epitel ini berbentuk seperti epitel silindris selapis, memiliki bulu-bulu
getar/silia, terletaj di dinding rongga hidung, berfungsi sebagai penghasil
mucus “lendir” untuk menangkap benda asing yang masuk dengan getaran silia
menghalau benda asing yang masuk melekat pada mucus. Epitel batang
bersilia juga terletaj pada trakea.
4. Epitel Transisional
Pada epitel ini, strukturnya mirip epitek berlapis gepeng, pada lapisan atas
terdapat lapisan sel yang berbentuk payung “sel payung”. Sel payung dalam
keadaan regang akan memipih, misalnya dalam keadaan slauran terisi penuh.
Contoh: epitel pada ureter.
f. Darah katak

Katak atau ini memiliki bentuk sangat beragam dan juga bervariasi
tergantung denga varietesnya. Secara umumnya bentuk katak ini memiliki
kaki empat, berukuran pendek, leher tidak jelas, tidak memiliki ekor, mata
besar bulat berwarna kecoklatan hingga kehitaman, dan juga memiliki mulut
relatif besar.
Memiliki tungkai belakang panjang dibandingkan dengan tungkai
bagian depan, selain itu tungkai bagian depan terdiri dari 4 bagian jari
sedagkan bagian belakang memiliki 5 bagian jari. Bagian kulit pada katak ini
sangat bervariasi dan juga beragam mulai dari warna kecoklatan bintik –
bintik, kehijauan muda, kemerahan dan juga warna kombinasi lainnya.
Sedangkan ukuran badan pada katak ini juga sangat beragam
berdasarkan varietesnya, salah satunya di Indonesia katak ini memiliki ukuran
mencapai 10 mm hingga 280 mm sedangkan katak yang berada di pulau
sumatra mencapai 20 hingga 300 mm. Berikut klasifikasi Katak:
Kingdom : Chordata
Kelas : Amphibia
Sub kelas : Anaumorpha
Sub ordo : Diplasiocoela
Ordo : Ranidae
Spesies : Rana catesbeina Shaw, Rana Pipiens Linn dan juga
lainnya tergantung dengan varietesnya
g. Protozoa

Secara umum protozoa adalah adalah organisme seluler yang bersifat


eukariotik dengan tidak memiliki dinding sel dan heterotrof serta dapat
bergerak (motil). Protozoa dapat bergerak dengan menggunakan alat geraknya,
yaitu pseudopodia (kaki semu), silia (rambut getar), atau flagela (bulu
cambuk). Dalam kajian evolusi, Protozoa diduga merupakan cikal bakal
organisme hewan yang sangat kompleks. Protozoa terdiri dari sekitar 65 ribu
jenis yang sudah dikenali. Protozoa diklasifikasi berdasarkan alat geraknya
yang terdapat empat filum Protozoa. Macam-Macam Klasifikasi Protozoa
adalah sebagai berikut…
1. Ciliata (Ciliophora/Infusoria), jenis protozoa yang bergerak dengan
menggunakan silia (rambut getar). Contoh protozoa jenis Ciliata adalah
Paramecium sp
2. Rhizopoda (Sarcodina), jenis protozoa yang bergerak dengan pseudopodia
(kaki semu). Contoh protozoa jenis Rhizopoda adalah Amoeba sp
3. Sporozoa (Apicomplexa), jenis protozoa yang tidak memiliki alat gerak.
Contoh protozoa jenis Sporozoa adalah Plasmodium sp.
4. Flagellata (Mastigophora), jenis protozoa yang bergerak dengan flagela
(bulu cambuk). Contoh jenis flagellata adalah Trypanosoma sp.

3. Materi Protozoa
Protozoa berasal dari kata Proto dan zoion yang artinya hewan pertama. Protozoa
hanya memiliki satu sel, sudah terlihat jelas inti sel (satu atau lebih) dan juga tidak
memiliki organ atau jaringan. Beberapa protozoa biasanya hidup di air tawar, air
payau, air laut, dan tanah. Cara hidup protozoa ada yang hidup bebas dan parasit
terhadap hewan lain.
1. Ciri-Ciri Umum
Ciri-ciri umum hewan yang tergolong Filum Protozoa dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Tubuh terdiri dari satu sel, hidup berkoloni, ukuran tubuhnya beberapa mikron
sampai beberapa milimeter dan umumnya bersifat mikroskopis.
b. Cara bergeraknya ada yang menggunakan : flagela, silia, atau pseudopodia,
dan bahkan ada yang tidak memiliki alat gerak.
c. Tidak memiliki klorofil, kecuali Euglena
d. Memiliki bentuk umum yang tetap kecuali Rhizopoda.
2. Struktur Tubuh
Protozoa merupakan hewan bersel satu dan memiliki bentuk yang bermacam-
macam, ada yang tetap dan tidak tetap. Pada protozoa yang berbentuk tetap ini
dikarenakan karena telah memiliki pelliculus (kulit) dan ada beberapa yang
memiliki cangkang kapur. Hewan fillum ini sebagian besar memiliki sitoplasma
yang tidak berwarna. Namun pada Stentor coereleus berwarna biru dan
Blepharisma laterilia berwarna merah atau merah muda.Sitoplasma dibagi menjadi
dua bagian, yaitu Ectoplasma dan Endoplasma. Ectoplasma terletak pada bagian
pinggir, sementara endoplasma pada bagian sentral yang lebih padat dan
bergranula. Umumnya pada protozoa hanya memiliki satu nukleus, tetapi ada juga
yang lebih. Seperti pada Arcella vulgaris atau Opalina ranarum. Secara umum
ciliata mempunyai dua tipe nukleus dan umumnya bulat tetapi ada juga yang
berbentuk oval, misalnya pada Paramecium. Balantidium coli
contoh spesies yang memiliki bentuk nukleus seperti ginjal. Bentuk monilitiform
terdapat pada Spirostonum. Pada prinsipnya nukleus memiliki struktur vasikula
dan granular. Terdapat dua vakuola pada protozoa, yaitu vakuola makanan dan
vakuola stasionari. Pada vakuola stasionari terdapat cairan-cairan kristal, butiran-
butiran minyak, dan materi lainnya yang ada pada protozoa. Sementara itu vakuola
makanan dan vakuola kontraktil hanya terdapat pada protozoa air tawar, tetapi
tidak terdapat pada protozoa yang hidup parasit dan hidup di air laut. Vakuola
kontraktil berfungsi sebagai alat eksresi dan juga mengatur tekanan osmotik tubuh.
Mitokondria pada protozoa terdapat pada bagian pernapasan secara aerobik.
Sebagian besar mitokondria memiliki tubulus pada bagian dalamnya. Mitokondria
berkaitan dengan penggunaan energi pada alat gerak dan vakuola kontraktil. Pada
sebagian besar protozoa sedikitnya terbungkus oleh membran dan mempunyai
sedikit granula seluas permukaanya. Membran memiliki peranan yang sangat
penting dalam sistem pengangkutan enzim, sehingga metabolisme menjadi lebih
efisien. Sebagian besar spesies, membran juga dilapisi oleh lapisan lain sehingga
terbentuk kulit ( pelliculus), maka protozoa tersebut memiliki bentuk tubuh tetap.
3. Alat gerak
Protozoa memiliki alat gerak yang bermacam-macam yaitu pseupodia,
flagella, silia dan bahkan tidak memiliki alat gerak. Pseupodia dibentuk dari
bagian ektoplasma, lalu endoplasma akan mengikuti. Flagella adalah ciri khas alat
gerak kelas Mastigospora. Sementara Silia merupakan ciri khas dari kelas Ciliata.
4. Klasifikasi sel
Macam-Macam Klasifikasi Protozoa adalah sebagai berikut…
5. Ciliata (Ciliophora/Infusoria), jenis protozoa yang bergerak dengan
menggunakan silia (rambut getar). Contoh protozoa jenis Ciliata adalah
Paramecium sp
6. Rhizopoda (Sarcodina), jenis protozoa yang bergerak dengan pseudopodia
(kaki semu). Contoh protozoa jenis Rhizopoda adalah Amoeba sp
7. Sporozoa (Apicomplexa), jenis protozoa yang tidak memiliki alat gerak.
Contoh protozoa jenis Sporozoa adalah Plasmodium sp.
8. Flagellata (Mastigophora), jenis protozoa yang bergerak dengan flagela
(bulu cambuk). Contoh jenis flagellata adalah Trypanosoma sp.
5. Perbedaan Paramecium, Euglena, dan Amoeba beserta klasifikasi dan
gambarnya.
Jawab :
a. Paramecium
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran
sekitar 50-350ɰm. Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot).
Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil
(Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan
inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan
metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium bereproduksi secara
aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan
konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan
terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan
cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel.
Paramecium dapat diklasifikasikan ke dalam filum berikut dan sub-filum
berdasarkan karakteristik tertentu mereka.
Domain : Eukaryota
Kingdom : Chromalveolata
Superfilum : Alveolata
Filum : Ciliophora
Kelas : Oligohymenophorea
Ordo : Peniculida
Famili : Parameciidae
Genus : Paramecium

b. Euglena
Euglena adalah genus dari organisme bersel tunggal pada ordo protozoa.
Euglena memiliki karakteristik seperti hewan dan tumbuhan serta masuk ke
dalam divisi dari ganggang Euglenophyta. Contoh spesies dari Euglena adalah
E. acusformis, E. gracilis, E. granulata, E. minima, E. mutabilis, E. oblonga, E.
abtusa, dan E. velata.
Bagian tubuh euglena terdiri dari stigma, vakuola kontraktil, dan cambuk
atau flagela. Stigma adalah bagian pada tubuh Euglena yang berupa titik,
bagian ini biasanya disebut dengan istilah titik mata. Euglena dapat berubah
bentuk menjadi memanjang, hal ini terjadi karena dinding selnya tidak
"berdinding kaku". Euglena memiliki ukuran sangat kecil yaitu panjangnya
0,05mm.
Euglena dapat diklasifikasikan ke dalam filum berikut dan sub-filum
berdasarkan karakteristik tertentu mereka.
Domain : Eukaryota
Kingdom : Excavata
(tidak termasuk):Discoba
Filum :Euglenozoa
Kelas :Euglenoidea
Ordo :Euglenales
Famili :Euglenaceae
Genus :Euglena

c. Amoeba
Ameba adalah genus yang dimiliki protozoa yang merupakan eukariota
uniseluler (organisme dengan organel sel membran-terikat). Ameba namanya
berasal dari kata Yunani amoibe yang berarti perubahan.
Sebuah ameba dapat memiliki lebih dari dua inti dalam sel. Mirip dengan
protozoa lain, mereproduksi secara vegetatif baik oleh mitosis atau sitokinesis.
Di bawah divisi kuat dari ameba, porsi yang berisi inti selamat, sedangkan
bagian tanpa inti mati. Ketika organisme terkena lingkungan mematikan,
ternyata menjadi bentuk aktif, yang dikenal sebagai kista ameba. Ini terus tetap
dalam bentuk kista sampai bertemu kondisi lingkungan normal.
Amoeba dapat diklasifikasikan ke dalam filum berikut dan sub-filum
berdasarkan karakteristik tertentu mereka.
Domain : Eukaryota
(tidak termasuk): Unikonta
Kingdom : Amoebozoa
Subfilum :Lobosa
Kelas :Tubulinea
Subkelas :Sarcodina
Ordo :Tubulinida
Famili :Amoebidae
Genus :Amoeba

6. Cara membuat preparat yang akan diamati


1. Manihot esculenta
a. Buatlah potongan melintang empulur batang ubi kayu setipis mungkin
b. Letakkan potongan kecil trsebut pada gelas objek dan jaga jangan sampai
terjadi lipatan atau kerutan
c. Tambahkan satu atau dua tets ar, keemudian tutuplah dengan gelas
penutup
d. Amatilah dibawah mikroskop dengan pembesaran palig lemah (10X)
kemudian gambar beberapa sel.
2. Allium Cepa
a. Potonglah siung bawang merah segar
b. Ambillah salah satu lapisan siung yang berdaging. Kemudian patahkanlah
lapisan trsebut, seehingga bagian yang cekung tampak adanya epidermis
tipis
c. Dengan mnggunakan pinset, jepitlah jpitlah epidermis tersebut dan
lepaskan dari umbinya dngan perlahan-lahan
d. Letakkan potongan kecil epidermis pada gelas objek dan jaga jangan
sampai lipatan atau kerutan
e. Tambahkan satu atau dua tetes air, keemudian tutuplah dengan gelas
penutup
f. Amatilah dibawah mikroskop dengan pembesaran paling lemah (10X)
kemudian gambar beberapa sel.dan bagian-bagiannya
g. Teteskan satu tetes zat Yodium disalah satu tepi gelas penutup dan isaplah
dengan kertas penghisap pada sisi yang brlawanan, kemudian amati dngan
pembesaran yang lebih besar (40X) sehingga terlihat jelas bagian-
bagiannya.
h. Gambarlah sel tersebut dengan bagian-bagian yang bisa anda kenali
3. Sel daun Hydrilla verticilla
a. Ambil selembar daun yang muda (atau daun pada pucuk) Hydrilla
verticillata yang telah disiapkan, kemudian letakkan diatas kaca objek
dalam posisi bentangan membujur yang rata lalu tetsi dengan air
b. Tutup daun tersebut dngan kaca penutup dengan hati-hati jangan sampai
terbentuk gelembung udara
c. Amati sel tumbuhan dibawah mikroskop
d. Perhatikan bentuk sel dan bagian-bagiannya sperti butir-butir kloroplas-
kloroplas dan vakuola pada sitoplasma sel.
e. Gambarlah sel lengkap dengn bagian-bagian yang anda kenali
4. Sel Epitel
a. Dengan menggunakan ujung tumpul skalpel atau ujung jari atau sebuah
tusuk gigi, keruklah eepitel pada bagian dalam dinding pipi anda
b. Tebarkan epitel yang anda peroleh kedalam setetes air pada kaca objek
c. Tutup sediaan tersbut dengan kaca penutup
d. Teteskan militen biru secar hati-hati pada salah satu tepi gelas penutup
5. Darah katak dan darah manusia
a.
6. Pengamatan sel protozoa
a. Sediakan kaca objek dengan kaca penutup yang telah dibersihkan
b. Teeteskan air rendaman jerami ke atas kaca pbjek kemudian tutup dngan
kaca penutup. Jangan tekan karena sel protozoa akan hancur
c. Amati dibawah mikroskop
1. Gambar sel protozoa dan tuliskan bagian-bagiannya
2. Protozoa yang anda amati, termasuk dalam klas apa?
3. Cocokkan protozoa yang anda amati dengan gambar terlmpir, trmasuk
jenis apa

Anda mungkin juga menyukai