Anda di halaman 1dari 12

Tugas Pengganti Praktikum

Kimia Organik Dasar

ALKOHOL DAN FENOL

NUR AZIZAH IBRAHIM

H041191072

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Halaman Pengesahan

ALKOHOL DAN FENOL

Nur Azizah Ibrahim

H041191072

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Makassar, 31 Maret 2020


Asisten

ALPIAN
NIM : H311 16 023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alkohol merupakan kelompok senyawa organik yang cukup populer dan

rumus molekulnya secara umum dapat dituliskan sebagai R-OH, dengan R adalah

gugus alkil, dan gugus hidroksil, sedangkan OH sebagai gugus fungsi. Kata

alkohol segera mengingatkan pada etanol, yang sangat banyak kita jumpai dalam

kehidupan sehari-hari yaitu senyawa yang bersifat memabukkan yang terdapat

dalam anggur dan bir. Namun, etanol hanyalah salah satu dari keluarga senyawa

organik yang disebut alkohol yang terdapat di alam. Alkohol alami meliputi 2-

feniletanol yaitu senyawa yang menyebabkan bau memabukkan dari bunga

mawar, kolesterol yaitu alkohol yang bercita rasa enak yang menimbulkan rasa

suka-benci bagi orang yang mengkonsumsinya , sukrosa yaitu gula untuk

memenuhi rasa manis, dan banyak lagi (Hart, 2003).

Adapun fenol yang mempunyai struktur yang serupa dengan alkohol, tetapi

gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik, atau gugus alkohol yang

melekat dengan gugus benzena, sehingga dikatakan fenol adalah senyawa

aromatik yang memiliki gugus aril, yaitu benzena yang kehilangan 1 atom H,

yaitu C6H5. Dengan Ar (sebagai aril) maka rumus fenol dapat dituliskan menjadi

Ar-OH (Hart, 2003). Fenol merupakan limbah cair yang biasanya berasal dari
industri tekstil, perekat, obat, dan sebagainya. Fenol dikenal juga sebagai

monohidroksi benzena, merupakan kristal putih yang larut dalam air pada

temperatur kamar. Fenol merupakan senyawa organik yang berbau khas dan

bersifat racun serta korosih terhadap kulit (Pambayun dkk., 2013).

Baik alkohol maupun fenol telah dipakai secara luas dalam kawasan

industri, dan umumnya terdapat di alam. Etanol, dikenal dalam kehidupan sehari-

hari sebagai minuman keras, atau minuman beralkohol. Isopropil alkohol, dipakai

sebagai desinfektan atau pembasmi kuman serta digunakan juga sebagai

pendingin kulit. Metanol (metil alkohol atau alkohol kayu) merupakan komponen

utama spiritus, yang digunakan sebagai bahan bakar (Sumarlin, 2011).

Masalah pencemaran air dewasa ini dan tingginya kebutuhan akan air

bersih, perlu penanganan yang serius dalam pengolahannya. Salah satu limbah

berbahaya bagi makhluk hidup dan lingkungannya adalah senyawa organik seperti

fenol. Dalam konsentrasi tertentu keberadaan senyawa ini dapat menyebabkan

gangguan fisiologis senyawa ini juga memberi efek yang berbahaya bagi manusia

(Slamet dkk., 2006). Berdasarkan uraian di atas dilakukan percobaan mengenai

alkohol dan fenol untuk mengidentifikasi beberapa sifat fisika dan sifat kimia dari

alkohol dan fenol berdasarkan reaksi kimia.


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu mempelajari beberapa sifat fisika

dan kimia dari alkohol dan fenol dan membedakan antara alkohol primer,

sekunder, dan tersier.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:

a. mengetahui kelarutan alkohol dan fenol dalam air dan n-Heksana

b. membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier

c. mengetahui reaksi alkohol dan fenol dengan larutan Na2CO3, NaHCO3, dan

FeCl3.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip pada percobaan ialah menentukan kelarutan alkohol dan fenol

dengan air dan n-Heksana, mereaksikan alkohol primer, sekunder, dan tersier,

serta fenol dengan pereaksi Lucas. Mereaksikan alkohol dan fenol dengan Na 2CO3

dan NaHCO3, serta FeCl3.

1.4 Manfaat Percobaan

Dengan melakukan praktikum ini diharapkan praktikan bisa mengetahui sifat

fisika dan kimia dari alkohol dan fenol serta membedakan antara alkohol primer,

sekunder, dan tersier.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Alkohol dan Fenol

Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Memiliki struktur yang serupa

dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi

alkohol adalah gugus hidroksil, -OH. Alkohol digolongkan ke dalam primer (1°),

sekunder (2°), tersier (3°), bergantung pada satu, dua atau tiga gugus organik yang

berhubungan dengan atom karbon yang membawa gugus hidroksil. Nama umum

untuk alkohol diturunkan dari gugus alkol yang melekat pada –OH dan kemudian

ditambahkan kata alkohol. Dalam sistem IUPAC, akhiran-ol menunjukan adanya

gugus hidroksil (Hart, 1983).

Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul-molekulnya

sehingga titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkil halida atau eter

yang bobot molekulnya sebanding. Karena kemampuan membentuk ikatan

hidrogen ini maka kelarutan alkohol dibandingkan alkil halida yang sebanding

juga lebih besar. Alkohol berbobot molekul rendah larut di air (Wardiyah, 2016).

Fenol adalah asam yang lebih kuat daripada alkohol terutama karena ion

fenoksidanya distabilkan oleh resonansi. Muatan negatif pada ion alkoksida

terkonsentrasi pada atom oksigen, tetapi muatan negatif pada ion fenoksida dapat

didelokalisasi pada posisi cincin orto dan para melalui resonansi. Oleh karena itu
fenoksida terstabilkan dengan cara ini, maka kesetimbangan untuk

pembentukannya lebih disukai dibandingkan pada ion alkoksida. Jadi, fenol

merupakan asam yang lebih kuat daripada alcohol (Hart dkk., 2003).

2.2 Sifat-sifat Kimia dan Fisika dari Alkohol dan Fenol

a. Sifat Kimia dan Fisika Alkohol

Sifat kimia dan fisika dari alkohol adalah (Sari, 2010) :

 Sebagian gugus alkohol larut dalam air, tetapihanya alkoholdengan struktur

yang kecil saja/berat molekul ringan

 Baik alkohol maupun fenol tidak larutdalam n-heksan

 Jika diberi reagen Lucas, alkohol primer--> tidak terjadi pemisahan fase,

alkohol sekunder -> terjadi pemisahan fase jika dipanaskan, alkohol tersier ->

terjadi pemisahan fase tanpa pemanasan.

 Jika diuji asam kromat, alkohol primer -> asam karboksilat, alkohol sekuner ->

keton dan alkohol tersier -> tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat

 Alkohol tidak dapat bereaksi dengan FeCl3

 Keasaman alkohol lebih rendah dibandingkan fenol

b. Sifat Kimia dan Fisika dari Fenol

Sifat kimia dan fisika dari Fenol adalah (Sari, 2010) :

 Kelarutan fenol dalam air akan berkurang jika gugus nonpolar terikat pada

cincin aromatik

 Baik alkohol maupun fenol tidak larut dalam n-heksan

 Jika diberi reagen lucas, tidak terjadi reaksi


 Fenol tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat

 Fenol bereaksi dengan FeCl3 dan memberikan warna merah-ungu

 Keasaman fenol lebih tinggi dari alcohol

2.3 Cara membedakan Alkohol dengan Fenol

2.3.1 Alat dan Bahan yang digunakan dalam membedakan Alkohol dan

Fenol

a. Alat yang digunakan:

 Tabung reaksi, rak tabung, dan pipet tetes

 Gelas ukur 10 ml dan gelas piala 50 mL

b. Bahan yang digunakan:

 Alkohol (primer, sekunder, tersier)

 Pereaksi Lukas

 Kromat anhidrat

 n-Heksana

 HCl 0,1N

 Indikator pp

 Fenol

 NaHCO3

 H2SO4

2.3.2 Prosedur Kerja dalam membedakan Alkohol dan Fenol

a. Kelarutan dalam air dan n-heksana


1. Siapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering

2. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 0,5 ml air (1) dan n-heksana (2)

3. Kedalam tabung reaksi (1) dan (2) tambahkan metanol (± 10 tetes )

4. Kocok dan perhatikan kelarutannya ( catat)

5. Kerjakan seperti 1 s/d 4 dengan menggunakan alkohol yang lain

6. Kerjakan seperti diatas dengan menggunakan fenol

b. Membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier dengan cara Lucas

1. Siapkan 3 buah tabung reaksi

2. Masing-masing tabung diisi dengan 1 ml reagen Lucas

3. Tabung (1) ditambahkan alkohol primer, tabung (2) dengan alcohol sekunder,

tabung (3) dengan alkohol tersier.

4. Kocok dan biarkan selama 3- 5 menit (pada temperatur kamar)

5. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat.

6. Kerjakan seperti di atas dengan menggunakan fenol

c. Beberapa reaksi alkohol dan fenol

1. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

 Siapkan 4 buah tabung reaksi

 Tabung reaksi diisi masing-masing 1 ml dengan: (1) butil alkohol,

(2) isoprofilalkohol, (3) fenol, dan (4) asam asetat (sebagai

pembanding).

 Selanjutnya masing masing tabung reaksi ditambah dengan

Na2CO3 0,5 ml.


 Kocok dan biarkan selama 3-5 menit, perhatikan perubahan dan

catat

 Kerjakan seperti 1 s/d 4 ( ganti Na2CO3 dengan NaHCO3)

2. Reaksi dengan FeCl3

 Siapkan 4 tabung reaksi

 Tabung reaksi diisi masing-masing 1 ml dengan: (1) metanol , (2) etanol , 2-

butanol dan tabung (4) fenol

 Selanjutnya masing-masing tabung reaksi ditambahkan beberapa

tetes dengan FeCl3, catat perubahan yang terjadi


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Alkohol dan fenol memiliki kemiripan dalam sifat kimia maupun sifat fisika,

hal ini didasarkan pada kelarutannya dalam air yang bersifat polar, dan

kelarutannya dalam n-Heksana yang bersifat nonpolar.

b. Alkohol tersier lebih cepat bereaksi dibandingkan dengan alkohol sekunder,

dan alkohol primer bereaksi lebih lambat dibandingkan dengan alkohol

sekunder.

3.2 Saran

Makalah ini disusun sebagai tugas pengganti Praktikum Alkohol Fenol. Saran

saya, sebaiknya makalah ini dijadikan referensi bagi penulisan selanjutnya, serta

bagi semua pihak agar tetap menjaga kesehatan ditengah pandemi COVID-19 ini.
DAFTAR PUSTAKA

Hart, H. Craine, L.E. dan Hart, D.J., 2003, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.

Hart, H., 1983, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.

Pambayun, G.S. Yulianto, R.Y. Rachimoellah, M. Putri, E.M., 2013, Pembuatan


Karbon Aktif Dari Arang Tempurung Kelapa Dengan Aktivator ZnCl3 dan
Na2CO3 Sebagai Adsoben Untuk Mengurangi Kadar Fenol Dalam Air
Limbah, Jurnal Teknik Pomits, 2(1): 116.

Sari, 2010, Laporan Praktikum Kimia Organik, Institut Tekhnologi


Bandung, Bandung.

Slamet. Bismo, S. Arbianti, R. Sari, Z., 2006, Penyisihan Fenol Dengan


Kombinasi Proses Adsorpsi dan Fotokatalisis Menggunakan Karbon Aktif
dan TiO2, Jurnal Teknologi, 4(1): 303.

Sumarlin, L., dkk., 2011, Penghambatan Enzim Pemecah Protein (Papain) Oleh
Ekstrak Rokok, Minuman Beralkohol Dan Kopi Secara In Vitro, Valensi,
2(3), 449-458.

Wardiyah., 2016, Kimia Organik, Pusdik SDM Kesehatan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai